RABAT-- Pemberitaan media Barat yang bias terhadap dunia Islam mulai mendapat
perhatian para menteri informasi dari negara-negara Islam yang tergabung dalam
OKI. Guna mengatasi masalah itu, Konferensi Menteri Informasi Islam ke-8 yang
digelar di Rabat, Maroko, berencana meluncurkan stasiun televisi satelit Islam.
Televisi satelit Islam itu akan menjadi corong dunia Islam. Konferensi Menteri
Informasi Islam ke-8 yang telah dibuka pada Selasa (26/1) itu dihadiri 57 negara
anggota OKI. Menteri Komunikasi dan Juru Bicara Pemerintah Maroko, Khalid
Naciri, menegaskan, konferensi itu bertujuan untuk membahas peran media di dunia
Islam.
Seperti diberitakan Peninsula, Al-Kuwari yang memimpin delegasi Qatar akan turut
memperjuangkan berdirinya stasiun televisi milik dunia Islam. Selain membahas
rencana peluncuran stasiun televisi satelit Islam, Konferensi Menteri Informasi ke-8
itu juga membahas masalah Palestina.
Terkait nasib Palestina, Menteri Informasi Malaysia, Datuk Ahmad Shabery Cheek,
mengusulkan agar OKI melatih rakyat Palestina tentang konsep Citizen Journalism.
Selain melatih mereka tentang jurnalistik, Malaysia pun menyarankan agar warga
Palestina dibekali dengan peralatan media yang canggih.
Malaysia berharap dengan cara itu, warga Gaza dapat melaporkan kondisi mereka
kepada dunia luar. Sehingga, dunia Islam dan internasional bisa mengetahui
perkembangan dan keadaan yang dihadapi warga Gaza. Ahmad Shabery yang
memimpin lima anggota delegasi menegaskan, gagasan itu dilontarkan Malaysia
untuk menghindari kesimpangsiuran informasi seperti yang terjadi saat Gaza
dibombardir Zionis Israel.
Sejumlah agenda penting lainnya yang akan dibahas dalam konferensi itu, antara lain,
peningkatan kualitas atau restrukturisasi Kantor Berita Islam Internasional atau
International Islamic News Agency (IINA) yang bermarkas di Jeddah, Arab Saudi.
Selain itu, konferensi juga mengagendakan pembahasan mengenai Persatuan
Penyiaran Islam Internasional (ISBU).
Kedua lembaga tersebut diharapkan bisa lebih berperan dalam menyiarkan informasi
yang dapat bermanfaat bagi kepentingan umat Islam di seluruh dunia. Konferensi ini
juga akan membahas peningkatan peran Global Digital Solidarity Fund. Konferensi
Menteri Informasi Islam ke-8 itu yang bertepatan dengan ulang tahun ke-40 OKI juga
mengagendakan pembahasan kode etik sebagai petunjuk bagi media di negara-negara
anggota OKI. Kode etik yang akan dibahas dalam pertemuan ini tetap menjaga nilai-
nilai dan kepentingan negara-negara anggota.
Konferensi Menteri Informasi Islam ke-8 itu dibuka Sekjen OKI, Professor
Ekmeleddin Ihsanoglu. Pihaknya berharap agar negara-negara Muslim bekerja sama
dalam bidang informasi. hri/peninsula/iina/bernama