Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

Penyakit menular seksual atau sexually transmitted diseases (STD) adalah suatu gangguan / penyakit dari satu orang ke orang lain melalui kotak atau hubungan seksual baik secara genito genital, oro-genital, atau ano-genital.1 kuman infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus dan parasite. STD menyebabkan infeksi saluran reproduksi yang harus dianggap serius, bila tidak di obati secara tepat infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian 9 STD disebabkan oleh banyak mikroorganisme patogen dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di sebagian besar dunia.2,3 kegagalan dalam mendiagnosis dan mengobati STD dalam tahap awal akan menyebabkan komplikasi serius dan gejala sisa seperti infertil, kehamilan ektopik, kanker anogenital, kematian dini, serta infeksi neonatal dan bayi. 3,4 Insidens STD mengalami peningkatan yang cukup cepat. Peningkatan insidens STD dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut : Perubahan demografi, fasilitas kesehatan yang tersedia kurang memadai, pendidikan kesehatan dan pendidikan seksual kurang tersebar luas, kontrol STD yang belum dapat berjalan baik serta adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat terutama dalam bidang agama dan moral. Peningkatan kasus STD dari waktu ke waktu akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada masa yang akan datang apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif
1

Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, herpes genitalis, dan infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Dalam semua masyarakat, STD merupakan penyakit yang paling sering dari semua infeksi. (Kasper, 2005). Di Indonesia setiap tahun mengalami

peningkatan, penelitian yang dilakukan Saifuddin. A.B, STD paling banyak yang dijumpai di Indonesia adalah IGNS (36,66%) 6. Sementara di Aceh pada peneitian yang di lakukan Aulia M, di dapatkan kasus STD pada tahun 2008- 2010 berjumlah 113 kasus.7 STD merupakan penyebab utama infertilitas, terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% wanita dengan infeksi klamidia yang tidak diobati mengembangkan gejala penyakit radang panggul. Pasca-infeksi kerusakan tuba bertanggung jawab untuk 30% sampai 40% kasus infertilitas perempuan. Selain itu, wanita yang pernah menderita penyakit radang panggul adalah 6 sampai 10 kali lebih mungkin untuk mengembangkan ektopik (tuba) kehamilan dibandingkan dengan mereka yang tidak, dan 40% sampai 50% dari kehamilan ektopik dapat dikaitkan dengan penyakit radang panggul sebelumnya. Infeksi dengan jenis tertentu dari human papillomavirus dapat mengarah pada perkembangan kanker kelamin, kanker serviks terutama pada wanita.11 Infeksi menular seksual yang tidak diobati berhubungan dengan infeksi kongenital dan perinatal pada neonatus, terutama di daerah di mana tingkat infeksi tetap tinggi. Pada wanita hamil dengan sifilis awal yang tidak diobati, 25% dari kehamilan menyebabkan bayi lahir mati dan 14% kematian neonatal - sebuah kematian perinatal secara keseluruhan sekitar 40%. prevalensi Sifilis pada ibu hamil di Afrika, misalnya, berkisar antara 4% sampai 15%. Sampai dengan 35% dari kehamilan di antara perempuan dengan hasil infeksi gonokokal diobati di aborsi spontan dan kelahiran prematur, dan sampai dengan 10% kematian perinatal. Dengan tidak adanya profilaksis, 30% sampai 50% dari bayi yang lahir dari ibu dengan gonore tidak diobati dan sampai 30% dari bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi klamidia yang tidak diobati akan mengembangkan infeksi mata serius (Oftalmia neonatorum), yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati dini. Diperkirakan, di seluruh dunia, antara 1000 dan 4000 bayi yang baru lahir menjadi buta setiap tahun karena kondisi ini.11

Anda mungkin juga menyukai