Anda di halaman 1dari 5

KONSTITUSI

1. Pengertian konstitusi Konstitusi secara literal berasal dari bahasa prancis Constituir, yang berarti membentuk. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah Grondwet, yang juga berarti undang-undang dasar. Di Jerman dikenal dengan istilah Grundgesetz, yang juga berarti undang-undang dasar. Istilah konstitusi menurut Chairil Anwar adalah fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai fundamentalnya. Sementara menurut Sri Soemantri, konstitusi berarti suatu naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara. E.C.S. Wade mengatakan bahwa yang dimaksud dengan konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan tersebut. Dalam terminologi Fiqh siyasah, istilah konstitusi dikenal dengan dustur yang berarti kumpulan kaidah yang mengatur dasar dan hubungan kerjasama antar sesama anggota masyarakat dalam sebuah negara, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dari berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar hubungan kerjasama antar negara dan masyarakat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam perkembangannya, ada beberapa pendapat yang membedakan antara konstitusi dengan undang-undang dasar. Seperti yang dikemukakan oleh Herman Heller bahwa konstitusi lebih luas daripada undang-undang dasar. Konstitusi tidak hanya bersifat Yuridis melainkan juga bersifat sosiologis dan politis. (A. Ubaidillah dkk, 2003: 90). Selain Herman Heller, Carl Schmitt berpendapat bahwa Konstitusi mempunyai empat bagian pengertian diantaranya dalam arti absolut, relatif, positif dan ideal. Dari kedua pendapat ahli tersebut menunjukkan bahwa konstitusi mempunyai pengertian yang dinamis sejalan dengan perkembangan sejarah. Salah

satu contohnya dalah menyamakan pengertian konstitusi dengan undang-undang dasar.

2. Sejarah lahirnya konstitusi Konstitusi di Negara Indonesia ini salah satunya adalah UUD 1945. Dalam sejarahnya UUD 45 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh BPUPKI. Badan ini kemudian menyiapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45). Latar belakang terbentukanya Konstitusi (UUD 45) bermula dari janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Singkat cerita setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan antara lain menetapkan dan mengesahkan UUD 45, memilih Presiden dan Wakil Presiden, dll. Dengan terpilihnya Presiden dan Wakilnya atas dasar UUD45 itu, maka secara formal Indonesia sempurna menjadi sebuah Negara.

3. Tujuan dan fungsi Konstitusi Adanya Konstitusi tentu saja bukan tanpa maksud. Pasti ada tujuan dibalik dibuatnya konstitusi tersebut, antara lain: a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik; b. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri; c. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. (A. Ubaidillah dkk, 2003: 92). Selain tujuan, konstitusi juga memiliki fungsi bagi sebuah negara, antara lain: a. Untuk membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya itu tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya; b. Untuk memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap berikutnya;

c. Untuk dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya baik penguasa maupun yang dikuasai (sebagai landasan struktural).

4. Pentingnya konstitusi Setiap negara memiliki Konstitusi yang mengatur segala sesuatunya. Oleh karena itu konstitusi sangat penting bagi sebuah negara. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa konstitusi dalam sebuah negara memiliki fungsi sebagai pembatas kekuasaan para penguasa dan sebagai landasan pelaksanaan negara. Maka akan sebuah negara akan menjadi sanat kacau apabila tidak memiliki konstitusi. Dari berbagai pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi dalam suatu negara antara lain: a. Merupakan suatu keniscayaan, dengan adanya konsitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan b. Menjamin hak-hak asasi warga negara sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah. c. Menjadi barometer kehidupan berbangsa dan bernegara d. Memberikan pedoman dan arahan bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara

5. Prinsip-Prinsip Konstitusi Demokratis Secara umum, konstitusi yang dapat dikatakan demokratis mengandung prinsipprinsip dasar demokrasi, yaitu: a. Menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan b. Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas c. Pematasan pemerintahan d. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara.

6. Perubahan konstitusi di indonesia / amandemen Dalam sistem ketatanegaraan modern, paling tidak ada dua sistem yang berkembang dalam perubahan konstitusi yaitu renewel (pembaharuan) dianut di negara-negara

Eropa Kontinental dan amandement (perubahan) seperti dianut di negara-negara Anglo-Saxon. Lalu bagaimana dengan UUD 1945? Jika diamati, dalam Undang-Undang 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara perubahan UUD, yaitu pasal 37 yang menyebutkan: 1) Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR harus hadir 2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota yang hadir Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945 yang diberlakukan di Indonesia, telah mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya sejak diproklamirkannya kemerdekaan Negara Indonesia, yakni dengan rincian sebagai berikut: 1) Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949); 2) Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember1949-17 Agustus 1950); 3) Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959); 4) Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999); 5) Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000); 6) Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9 Nopember 20001); 7) Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahan I, II dan III (9 Nopember 2001-10 Agustus 2002); 8) Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahan I, II, III dan IV (10 Agustus 2002). (A. Ubaidillah dkk, 2003: 102).

Daftar pustaka: Sumber : A. Ubaidillah dkk. 2003.Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah

Suprapto dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA.Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai