Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Mineral Industri Mineral industri menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan umum pokok pertanbangan menjelaskan bahwa bahan galian ( mineral industri ) adalah unsur unsur kimia, mineral-mineral, bijihbijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan , yang dijabar kan dalam dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan UU Nomor 11 tahun 1967 menjelaskan bahwa mineral industri dibagi dalam tiga bagian yaitu : a. Golongsn bahan galian ysng srategis adalah 1. antrasit, semua jenis batubara, semua jenis batu bara muda 2. besi, titanium, vanadium, wolfram, churium, nikel, cobalt, mangan, timah putih, molibdenit 3. thorium, radium, uranium, zirkon, serium, bauksit, klorit 4. Minyak bumi, semua jenis titumen cavs, semua jenis yang mudah terbakar 5. Semua jenis bitumen yang mudah terbakar b. Golongan bahan galian yang vital adalah 1. Emas, Platinium, air raksa dan perak 2. Belerang, Silinium, telurium, arsin, antimon, bismut

3. Osmitun, paladium, indium, mobium, tantalium, liyium, rutenium, indium, dan logam-logam tanha yang lain 4. Magnesium, kadmium, korium, strontium, calsium 5. Tembaga, timah hitam , seng, barilium, komdian/

6. Nitrat-nitrat, phosfat, yarosit, tawas, trotsi, ilmenit, andalusit, galian batu, florit 7. Pirofillit, mika, asbes, piezo, kwarsa listrik, grafit, tanah diatome 8. Kaolin, pasir kuarsa, gips, feldfar 9. Batu permata, setengah permata, intan 10. Yodium, bsrium, khlor dan persenyawaannya c. Bahan galian golongan yang termasuk dalam golongan a dan b adalah Batu kapur, batu apung, tanah liat, batu tulis, marmerrr dan batu galian syenit Pembagian (gradasi) bahan-bahan galian dalam golongna strategis, golongan vital dan golongan yang tidak termasuk dalam golongan strategis dan vital didasarkan atas sifat galian itu sendiri, dilengkapi menurut menurut pendapat baru menrut hal ini misalnya bahan-bahan galian yang radioaktif dan bahan galian yang srategis bagi pertahanan dan pembangunan negara

BAB II PEMBAHASAN

II.1. Ganesa Pembentukan batubara Batubara ini terbentuk dengan terlebih dahulu terbentuk geologi settingnya berupa terbentuknya suatu ekungan belakang ( back deep ) berkembang pada umur Neogen, dimana terendapkan lapisan marin di atas cekungan intramontan, yang secara setempat diendapakn ketidakselarasan. Daur pengendapan marin ini berakhir dengan suatu urutan regresif yang menghasilkan daerah rawa-rawa yang luas dimana lapisan batubara yang extensif diendapkan eperti terjadi di cekungan Sumatera Seatan. Cekungan-cekungan sedimen sedimen di atas adalah hasil dari interaksi dari tumbukan antara-antara lempeng samudra terhadap daratan berkerak benua, yang selain menyebabkan penekukan dan pergeseran lateral antar lempeng, juga mengakibatkan pematahan bongkah (black faulting) yang kompleks pada pinggiran baratan benua yang diikuti oleh penurunan defferential dari blok-blok yang menghasilkan cekungan sedimen . cekungan yang penting ada tiga jenis yaitu : 1. Cekungan intramontan yang berumur Paleogen 2. Cekungan daratan muka ( foreland, back deep basin ) yang berumur Neogen 3. Cekungan delta ( continental marginal basin ) yang berumur Neogen Pada cekungan intramontan endapan terutama terdiri dari suatu hubungan terdiri dari suatu hubungan kompeks dari kipas alluvial, endapan sungai teranyam (braided river deposits), endapan danau, rawa dan klastik gunungapi serta permulaan dari ingresi marin. Suatu danau biasanya terbentuk di tengah ceekungan yang menjadi dalam di kala Oligosen, dimana serpih berwarna warni diendapkan jika lingkungan pengendapan adalah dalam keadaan reduksi seperti rawa-rawa dan paya-paya. Dalam keadaan in batubara terbentuk. Oleh Stopes menggolongkan batubara ini menjadi :

1. Vutarin dengan ciri-ciri mengkilap, batubara hitam keterdapatan dalam lapisan horisontal dengan ketebalan 3-5 m 2. Clarain dengan ciri-ciri skala kecil, silly luster, hommon microscopic constituent humic coals 3. Durain, terdapat pada bands dengna ketebalan beberapa cenntimeter. 4. Fusain, ciri-cirinya soft, friable dan black. II.2 Cara Eksplorasi Cara eksplorasi dari batubara ini pada umumnya sama dengan endapan mineral lain yaitu : 1. Memebuat peta geologi dari daerah yang diindikasikan memiliki endapan batubara tersebut 2. Membuat peta anomali dengan menggunakan berbagai alat geofisika dan dilanjutkan sampai tahap dimana endapan tersebut positif ada dan secara ekonomi memungkinkan untuk dieksploitasi 3. Melakukan eksploitasi dengan metode tranching Metode tranching sendiri dilakukan dengan mmbongkar tanah bagian atas untuk mendapatkan batu bara. Suatu hal yang memungkinkan menjadi sumber tenaga yang baik karena bara relatif tanpa pengolahan artinya langsung bisa digunakan. Penggunaan batubara sendiri dewasa ini adalah dijadikan sebagai sumber tenaga yang diprediksikan akan menjadi bahan utama pengganti dari minyak bumi. Sepeti diketahui bahwa minyak bumi di Indonesia dalam hitungan kurang dati ratusan tahun sudah akan habis, sementara cadangan batubara kita masih jauh melimpah dan akan mencapai ratusan tahun baru habis dan di berbagai daerah masih dilakukan eksplorasi untuk pencarian batubara yang positif terus ditemukan walau di beberaoa tempat masih muda. II.3. Keterdapatan di Indoneia Sebagian besar Indonesia memilki endapan batubara antara lain :

1. Cekungan Ombilin Sumatera Selatan 2. lapangan Bayah (Cimandiri Tenggara) 3. Cekungfah pasir (Kalimantan Tengah) 4. Cekungan Melawi (Kalimantan Barat) 5. Dan berbagai tempat di Indonesia walaupun dengan skala tak sebesar di tempat di atas Salah satu tempat yang bisa diketahui cadangannya yaitu di Iria Barat yaitu di cekungan Bintuni, tebalnya 1 meter dan dapat diikuti sejauh 1 kilometer tetapi dengan kemiringan minimum 20o. Batubara tersebut berkadar air sangat rendah sehingga Van Bemmelen menggolongkan ke dalam batubara Paleogen.

Referensi yang digunakan : 1. Principple of Sedimentology and Stratigrafi by Sam Boggs Jr. 1987 2. Kerangaka Sedimen Endapan Batubara Indonesia by R.P kusumawidinata dan Harjono

Anda mungkin juga menyukai