Anda di halaman 1dari 16

Abortus Imminens

Disusun oleh : Selo Adinhar 07310251 Pembimbing : Dr.H. Muslich Perangin-angin,Sp.OG

PENDAHULUAN
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.

Definisi
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.

Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi: Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami. Induced abortion : pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:

Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.

Therapeutic abortion. Eugenic abortion. Elective abortion.

Klasifikasi Abortus
Abortus spontanea, dibedakan sebagai berikut : Abortus imminens, Abortus insipiens, Abortus inkompletus, Abortus kompletus, Missed Abortion, Abortus Habitualis, Abortus Infeksiosus, Blighted Ovum.

Abortus Imminens

Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. Diagnosis abortus imminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih terutup, besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif.

A. Etiologi
1. 2.

3.
4. 5. 6. 7.

Faktor Genetik Faktor Anatomik Faktor Autoimun Faktor Infeksi Faktor Lingkungan Faktor Hormonal Faktor Hematologik

B. Gambaran Klinis
Terlambat

minggu. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus.

haid atau amenorhea kurang dari 20

Pemeriksaan Ginekologi :

Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

C. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 - 14 minggu villi korealis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan > 14 minggu umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas.

D. Pemeriksaan penunjang
1. 2. 3.

Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion

E. Penanganan
1. a. b. c. PenilaianAwal Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan penilaian dari : Keadaan umum pasien Tandatanda syok Bila syok disertai dengan masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam kavum pelvis (kemungkinan kehamilan ektopik yang terganggu) Tandatanda infeksi atau sepsis (demam tinggi, secret berbau vaginam, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang porsio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).

d.

2. Penanganan Spesifik Abortus imminens 1) Tirah baring, merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. 2) Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual. 3) Bila perdarahan : a) Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi . b) Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola). c) Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan gynekologi

Abortus Provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. 1. Abortus Provokatus Medisinalis / Artificialis / Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. 2. Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal).

KESIMPULAN

Abortus imminens merupakan tingkat permulaan yang mengancam terjadinya abortus, ditandai oleh adanya perdarahan pervaginam, dengan ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan, sehingga kehamilan masih dapat dipertahankan. Etiologi abortus dapat disebabkan oleh faktor genetik, kelainan kongenital uterus, autoimun, defek fase luteal, infeksi, hematologik, dan lingkungan. Prognosis untuk abortus imminens masih baik karena janin dalam kandungan masih dapat dipertahankan, hal ini dinilai dari kadar hormon hCG dengan melakukan tes hCG urin. Komplikasi dari abortus dapat berupa perdarahan, perforasi, syok, dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai