Anda di halaman 1dari 31

TINJAUAN PUSTAKA KEJANG PADA BIDANG SARAF

OLEH: MADE OKTAVIANI, S.KED IMAS RESA PALUPI, S.KED PUTU NGURAH ARYA D. S.KED NIM. 05201110101012 NIM. 07201110101019 NIM. 07201110101004

PEMBIMBING: DR. USMAN G. RANGKUTI, SP.S

LAB/SMF. ILMU PENYAKIT SARAF RSD DR. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2011

Pendahuluan
Kejang salah satu kegawat daruratan dalam

bidang saraf Prevalensi tersering ketiga setelah stroke dan demensia

Definisi
Kejang

adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat aktivitas neuron yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan.

Etiologi
Gangguan neurologis primer

Kejang demam Epilepsi idiopatik Trauma kepala Stroke Lesi berupa massa Infeksi SSP

Gangguan akibat penyakit sistemik


Hipoglikemia Hiponatremia Hipokalsemia Uremia Ensefalopati hepatic Intoksikasi obat Eklamsia

Patofisiologi
NEURON
: PUNYA POTENSIAL MEMBRAN KARENA ADA PERBEDAAN MUATAN ION-ION INTRA DAN EKSTRASELULER. ION K MUDAH MASUK INTRASEL, SEDANG Ca, Na, Cl SUKAR. INFLUKS Ca MENYEBABKAN LEPAS MUATAN LISTRIK BERLEBIHAN TIDAK TERATUR, TIDAK TERKENDALI MENJADI DASAR SERANGAN EPILEPSI

POTENSIAL DAPAT BERUBAH


1. Perubahan konsentrasi ion ekstrasel 2. Rangsangan sel sekitar 3. Perubahan membrane ok penyakit atau

genetic.

Epidemiologi
Menduduki peringkat ketiga tersering setelah

stroke dan demensia Umur 65 tahun 0,9% Umur 75 tahun 1,5 % Indonesia 1-2 juta pernah mengalami kejang

Klasifikasi Kejang
Bangkitan Epilepsi
(ILAE 1981)

Bangkitan Parsial
Bangkitan Parsial Sederhana Manifestasi motorik Manifestasi sensorik Manifestasi autonomik Manifestasi psikik Bangkitan Parsial Kompleks* Gambaran parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran Dari awal dgn gangguan kesadaran

Bangkitan Umum

Bangkitan lena (absence seizures) Bangkitan mioklonik Bangkitan klonik Bangkitan tonik Bangkitan atonik / astatik Bangkitan tonik klonik

T I D A K T E R K L A S I F I K A S I

Bangkitan umum Sekunder (tonik atau klonik)

Serangan parsial
Epilepsi parsial adalah serangan epilepsi yang

bangkit akibat lepas muatan listrik di suatu daerah korteks serebri (terdapat suatu focus di korteks serebri)

Serangan parsial sederhana


Dengan gejala motorik

Fokus epileptic biasanya terdapat di girus presentralis lobus frontalis (pusat motorik). Dimulai dari ibu jari, meluas ke seluruh tangan, lengan, muka dan tungkai. Kadang-kadang berhenti pada satu sisi. Tetapi bila rangsangan sangat kuat dapat meluas ke lengan/tungkai yang lain sehingga menjadi kejang umum. Disebut sebagai Jackson motoric epilepsi. Dengan gejala somatosensorik atau sensorik khusus
Focus epileptic terdapat di girus post sentralis lobus parietalis. Penderita merasa kesemutan di daerah ibu jari, lengan, muka dan tungkai, tanpa kejang motoris yang dapat meluas ke sisi yang laen. Disebut sebagai Jackson sensoris epilepsi.
Dengan gejala autonom Dengan gejala psikis

Serangan parsial komplek


Termasuk ke dalam kelompok ini adalah epilepsi parsial yang disertai dengan gangguan kesadaran. Tanda-tanda yang menonjol terutama adalah gejala psikis atau automatisme. Disebut juga sebagai epilepsy psikomotor. Pada epilepsi jenis ini meskipun terdapat gangguan kesadaran penderita masih dapat melakukan gerakan-gerakan otomatis seperti mengunyah, menguap dan lain-lain. Setelah serangan berakhir penderita lupa apa yang telah dilakukan.

Serangan umum tonik klonik sekunder


Serangan parsial yang menjadi serangan umum tonik klonik.

Serangan umum
Pada kelompok ini gambaran klinik dan atau

perubahan EEG menunjukkan bahwa dari awalnya cetusan epileptic melibatkan kedua hemisfer dengan serentak dan tidak ada petunjuk adanya suatu focus epileptic di kortek serebri.

Absen (Petit Mal)

Pada epilepsy jenis ini tidak terdapat kejang. Epilepsi ini

ditandai oleh terjadinya gangguan kesadaran dalam waktu singkat (6-10 detik), sehingga penderita tidak sampai jatuh. Penderita berhenti dari aktivitas yang dilakukan, seakan melamun kemudian melakukan aktivitas kembali. Serangan kadang-kadang dapat 10-20 kali dalam sehari. Epilepsi petit mal banyak terdapat pada anak-anak awal usia sekolah.

Serangan tonik klonik

fase tonik : semua lengan dan tungkai ekstensi, penderita tampak mengejan sehingga wajahnya merah. Kemudian penderita menahan nafas (apnea) selama 30 detik, pada akhir fase ini terjadi sianosis, tekanan darah meningkat, pupil melebar, refleks cahaya negative, reflek patologis positif. Kadang-kadang ngompol karena kontraksi tonik involunter. Fase klonik : terjadi kejang ritmik, penderita bernafas kembali, kadang-kadang lidah tergigit, sehingga ludah bercampur darah. Pada fase ini wajah menjadi normal kembali, tekanan darah menurun, tanda gejala vital normal. Fase post iktal : setelah kejang penderita tertidur. Waktu penderita bangun mula-mula mengalami disorientasi, tetapi beberapa menit setelahnya menjadi normal kembali dan dapat berjalan seperti biasa

Serangan tonik
Berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas

atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.

Serangan klonik

Kejang Klonik dapat berbentuk fokal,

unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Kejang klonik fokal berlangsung 1 3 detik, terlokalisasi , tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.

Serangan mioklonik
Banyak terdapat pada anak-anak. Saat

serangan terjadi gangguan kesadaran sebentar, disertai gerakan involunter yang aneh dari sekelompok otot, terutama pada tubuh bagian atas (bahu dan lengan) yang disebut myoclonic jerking.

Serangan atonik

Secara mendadak, kehilangan tonus otot. Hal

ini dapat mengenai beberapa bagian tubuh ataupun pada seluruh otot badan, misalnya tiba-tiba kepalanya terkulai karena kehilangan tonus otot leher, atau secara tibatiba kepalanya terkulai karena kehilangan tonus otot tubuh.

Klasifikasi Epilepsi dan Sindroma Epilepsi (ILLAE 1989)

Berkaitan dengan lokasi kelainanny (localized related)


Idiopatik (primer) Simtomatik (sekunder) Kriptogenik

Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi berurutan sesuai dengan peningkatan usia
Idiopatik (primer) Kriptogenik atau simtomatik sesuai dengan peningkatan usia (sindrom west, syndrome lennox-gasraut, epilepsi lena mioklonik dan epilepsi mioklonik-astatik) Simtomatik

Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal dan umum
Bangkitan umum dan fokal Tanpa gambaran tegas fokal atau umum

Sindrom khusus : bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu.


Kejang demam Status epileptikus yang hanya timbul sekali (isolated) Bangkitan yang hanya terjadi karena alkohaol, obat-obatan, eklamsi atau hiperglikemik non ketotik. Epilepsi refrektorik

Menurut asal patologi dan neuronal


Kejang epileptik
Disebabkan oleh hipersinkronisasi saraf kortikal Tidak dapat diprovokasi Terdapat kelainan pada EEG

Kejang non-epileptik
Berawal dari subkortikal Biasanya tidak terdapat kelainan pada EEG Dapat diprovokasi oleh suatu stimulus

Diagnosis
Bedakan kejang atau bukan
Keadaan Onset Lama serangan Kesadaran Sianosis Gerakan ekstremitas Stereotipik serangan Lidah tergigit atau luka lain Gerakan abnormal bola mata Fleksi pasif ekstremitas Kejang Tiba-tiba Detik/menit Sering terganggu Sering Sinkron Selalu Sering Selalu Gerakan tetap ada Menyerupai kejang Mungkin gradual Beberapa menit Jarang terganggu Jarang Asinkron Jarang Sangat jarang Jarang Gerakan hilang

Dapat diprovokasi
Tahanan terhadap gerakan pasif Bingung pasca serangan Iktal EEG abnormal Pasca iktal EEG abnormal

Jarang
Jarang Hampir selalu Selalu Selalu

Hampir selalu
Selalu Tidak pernah Hampir tidak pernah Jarang

Anamnesis

Bentuk/pola kejang Lama kejang Frekuensi kejang Gejala/tanda sebelum, saat dan setelah kejang Faktor pencetus kejang Umur pada saat pertama kali kejang (awitan/onset) Ada/tidaknya penyakit penyerta yang diderita sekarang Riwayat kehamilan, persalinan, perkembangan bayi dan anak Riwayat terapi kejang Riwayat epilepsy, tumor, kejang demam dalam keluarga

Untuk mencari faktor pencetus:


Demam Kurang tidur Kecemasan berlebih Siklus menstruasi

Hiperventilasi
Cahaya berkelip/ televisi/ video-game

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum Pemeriksaan neurologi
Kesadaran secara kualitatif dan kuantitatif dan perilaku Mencari tanda-tanda meningeal signs Reaksi postural Spinal reflex Nervus cranial Pemeriksaan sensoris Mencari defisit neurologi fokal/global

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium lengkap Cairan LCS EEG CT Scan

Penatalaksanaan

0 - 5 menit: - Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik - Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan oksigen - Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan neurologi secara cepat - Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi

5 10 menit:
- Pemasangan akses intarvena - Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit - Pemberian diazepam 0,2 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rectal 0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu dua kali setelah 5 10 menit.. - Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.

10 15 menit

- Cenderung menjadi status konvulsivus - Berikan fenitoin 15 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9% - Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 10 mg/kgbb sampai maksimum dosis 30 mg/kgbb. 30 menit - Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg dengan interval 10 15 menit. - Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah, elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda -tanda depresi pernafasan. - Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.

Obat-obat OAE
OAE Bangkitan fokal + Bangkitan Umum Sekunder + Bangkitan Tonik klonik + Bangkitan Lena Bangkitan Mioklonik Phenytoin

Carbamazepi ne
Valproat acid Phenobarbital Gabapentin Lamotrigine

+
+ + + +

+
+ + + +

+
+ + + +

+ 0 0 +

+ + -

Topiramate
Zonisamide Levetiraceta m Oxcarbazepin e

+
+ + +

+
+ + +

+
+ + +

+ + -

+
+ + -

Terima kasihhhh

Anda mungkin juga menyukai