Anda di halaman 1dari 2

Ayat Bacaan II Korintus 11:1-2 . . .

. Kalau kita mendengar kata cemburu, maka kita akan menilainya sebagai sesuatu yang negatif, karena konotasi cemburu adalah iri hati. Tetapi disini dikatakan yaitu cemburu ilahi. Seandainya seorang suami tahu bahwa istrinya tertarik kepada orang lain, dan suaminya cemburu, apakah ia berdosa ? atau sebaliknya. Firman Tuhan berkata bahwa hal itu tidak berdosa karena Allah juga cemburu apabila miliknya diambil orang. Jadi cemburu disini bukan berarti iri hati, karena cemburu yang memiliki arti iri hati biasanya yaitu adanya suatu tindakan mengambil milik orang lain karena orang tersebut tidak punya. Rasul Paulus mewakili Tuhan dimana umat Tuhan termasuk kita telah ditunangkan kepada Kristus, yang pada akhirnya kita menjadi mempelai Kristus. Kalau gereja Tuhan mengalami sesuatu yang tidak baik maka Tuhan itu cemburu. Rasul Paulus berdoa untuk jemaat di efesus. Doanya memantapkan bahwa Roh Allah yang kaya dan penuh kuasa ditempatkan pada batin kita. Karena kasih Allah begitu rupa maka Dia korbankan diriNya dan RohNya ditempatkan dalam hati kita. Dalam Yakobus 4:5 dijelaskan bahwa Roh Allah yang ditempatkan dalam hati kita itu memiliki sifat cemburu dengan kata lain ada muatan kecemburuan. Ia tidak mau milikNya sekali-kali dimiliki yang lain. Kalau Tuhan cemburuan maka kita harus jaga diri kita betul-betul. Untuk itu dalam ayat sebelumnya yaitu Yakobus 4:1-4 menegaskan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Untuk itu jangan sampai Roh yang ada dalam diri kita cemburu oleh karena kita bersahabat dengan dunia. Dan jikalau kita membuat Dia cemburu maka apa yang kita minta kepada Tuhan tidak akan dikabulkan. Marilah kita turuti Roh Kudus yang mempunyai sifat cemburu itu. Kalau kita berbuat hal-hal yang membuat kita bersahabat dengan dunia, maka Ia tidak menginginkan kita menjadi terhilang, oleh karena itu mempertahankan dengan berbagai cara agar kita tetap menjadi miliknya. Allah tidak menginginkan kita mendua hati yang akan membangkitkan kecemburuan daripada Tuhan. Dan hal itu semata-mata dilakukan oleh Tuhan karena Ia sangat mengasihi kita, selain itu tidak ada kasih yang melebihi kasih Tuhan (Yakobus 4:6-8). Sebagai umat yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan mengingat supaya kita tidak mendukakan Roh Kudus dengan membangkitkan kecemburuan Tuhan, seperti yang tertulis dalam I Korintus 10:22, Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?, Apalagi kita memadamkan Roh yaitu dengan tidak menganggap bahwa Tuhan itu berkuasa atau bahkan menganggap bahwa Roh Kudus tidak ada. Dan perlu diketahui pula bahwa orang yang memadamkan Roh Kudus sama dengan ateis atau tidak percaya Tuhan (Bilangan 5:14, Keluaran 34:14, Keluaran 20:5, Ulangan 29:20, Ulangan 16:15). Berapa banyak orang merasa kaya, kuat, atau pandai dan mulai tidak menganggap Tuhan, padahal semuanya itu dari Tuhan. Tatkala kita menjadi sukses dan merasa kuat maka Tuhan akan cemburu, oleh karena itu tidak jarang orang yang baru mengalami sukses yang luar biasa tiba-tiba turun atau mengalami banyak musibah. Kalau kita ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh maka posisinya tidak tambah menurun tetapi semakin lama semakin naik dan keadaan keturunannya serba baik.

Kalau Allah cemburu pada seseorang karena perbuatannya, maka Allah akan membalasnya. Misalnya kesalahan bapaknya dibalaskan kepada keturuannya, yaitu anak-anaknya, cucu-cucunya bahkan sampai keturunan keempat (Keluaran 20:5) Begitu sebaliknya; apabila pada mulanya seseorang yang hidupnya tidak karuan/jahat dan setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka hidupnya dipulihkan bahkan keturunannya semakin lama semakin naik, sampai pada cucu-cucunya. Kalau kita sudah menjadi orang yang percaya kepada Yesus dan Roh Allah ada pada kita mempunyai sifat cemburu, maka hidup kita hendaknya berpadanan dengan firmanNya. Jikalau seseorang membuat Allah cemburu bahkan sampai akhirnya menghujat maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai penyembah berhala. Dan orang yang menyembah berhala merupakan kekejian bagi Tuhan dan hidupnya akan habis. Sebagai contoh keluarga dari pihak ayah saya yang menyembah berhala. Suatu ketika saya, kakak dan ibu saya diajak pergi ke kuburan oleh keluarga ayah untuk sembahyang sesuai adat istiadat. Pada mulanya ibu saya tidak mau tetapi sebagai seorang istri tentunya tunduk pada suami, dan selain itu ibu saya dipaksa untuk ikut sehingga akhirnya mau ikut. Setelah pulang dari kuburan satu keluarga hampir musnah karena ketika naik andong (kereta kuda), dimana kudanya lari begitu kencang seolaholah tanpa kendali sehingga terjadi kecelakaan. Tetapi saya dan kakak saya tertolong karena didekap ibu saya. Hal itu merupakan peringatan karena ibu saya mendukakan Roh. Dan saat ini semua keluarga itu sudah tidak ada lagi, tetapi puji syukur keluarga dari ibu saya masih tetap ada sampai sekarang dan hidup diberkati. Sebab kalau saya perhatikan keluarga dari pihak keluarga ibu saya telah membangun gereja mulai dari kakek, ibu kemudian saya. Apabila kita membaca dalam Efesus 3:14, maka kita akan dapat perhatikan bagaimana Allah mencintai kita. Oleh karena itu sebagai keluarga Allah biarlah kita saling mendoakan supaya diantara kita masing-masing tidak ada yang jatuh. Dibawah kolonglangit ini tidak ada nama lain yang dapat memberikan keselamatan. Selanjutnya apabila kita membaca pada Efesus 3:16, maka kita temukan kebenaran bahwa Roh Kudus menyertai kita atas dasar kasih, seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16. Dan kasih itu berakar dalam diri kita, dan kalau berakar pasti akan bertumbuh (I Korintus 6:19-20). Kita ini sudah dibeli untuk diselamatkan oleh darah Kristus, untuk itu kasih Yesus harus berakar tetapi kalau tidak berakar maka akan hilang. Kasih itu bertumbuh bahkan berbuah-buah. Tuhan itu mengasihi kita mulai dari level domba, seperti perumpamaan tentang seratus domba yang hilang satu, maka yang satu itu dicari sampai ketemu. Allah akan mengasihi domba yang telah ditemukan itu, tetapi kasih Allah hanya 1 persen, selanjutnya sepuluh dirham yang hilang dan ditemukan maka kasih Allah hanya 10 persen, dan meningkat lagi mengenai anak yang terhilang. Anak sulung sebenarnya tidak bertobat tetapi anak bungsu itu bertobat, sehingga dapat dikatakan kasih Allah itu 50 persen, lalu meningkat pada tunangan, kasih Allah kurang lebih 80 persen, tetapi Tuhan menghendaki kasih yang sepenuhnya yaitu menjadi mempelai Kristus yaitu 100 persen. Seperti sebagai seorang suami harus mengasihi istrinya 100 persen. Demikian Tuhan mengasihi kita sepenuhnya, oleh karena itu jangan membuat Dia cemburu terhadap apa yang telah kita lakukan. Kecemburuan Allah itu begitu kuat, karena dengan demikian kita dapat memahami bahwa Allah itu sangat mengasihi kita (Efesus 3:18-19). Amin.

Anda mungkin juga menyukai