Anda di halaman 1dari 30

Mindmap

Tujuan

Data Pengamatan

Analisa Percobaan

Analisa Hasil

Analisa Kesalahan

Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan

Kesimpulan

Untuk mengetahui jumlah klor yang dibutuhkan untuk air baku dengan kualitas tertentu sehingga tercapai titik breakpoint chlorination (BPC).

Alat

Buret 25 ml Pipet 5 ml, 1 ml Kertas pH Bulb

Bahan

Kaporit Asam asetat pekat Kalium iodida hablur Larutan Na2S2O3 0,087 N Indikator kanji

Jumlah Titran Na2S2O3 (mL)


Blanko Botol 1 (0,5 mL Kaporit) Botol 2 (1 mL Kaporit) Botol 3 (1,5 mL Kaporit) 0.45 0,59 0,59 1,50

Botol 4 (2 mL Kaporit)
Botol 5 (2,5 mL Kaporit) Botol 6 (3 mL Kaporit) Botol 7 (3,5 mL Kaporit)

0,08 + 1,02 = 1,10


0,63 + 1,00 = 1,63 1,47 + 1,01 = 2,48 1,90 + 0,85 = 2,75

Sampel yang digunakan:


Air hujan dari talang rumah di daerah Kukusan Teknik, Beji, Depok. Pengambilan dilakukan dengan cara ditampung di ember yang diletakkan di bawah talang air dan kemudian dipindahkan ke dalam botol plastik berukuran 1,5 L yang telah dijenuhkan terlebih dahulu. Keadaan fisik sampel air hujan adalah keruh, berwarna kehijauan dengan adanya kotoran yang kemungkinan merupakan kontaminan yang berasal dari talang.

Tunggu 30 menit
0,5 mL 1,0 mL 1,5 mL 2,0 mL 2,5 mL 3,0 mL 3,5 mL

Sampel masing-masing 50 mL disiapkan pada 7 buah botol winkler, diberikan label untuk menandakan volume kaporit yang akan diberikan.

Diberikan kaporit, masing-masing sesuai volume yang tertera, dihomogenkan.


5 mL asam asetat, hingga pH 3-4 (cek dengan kertas pH). Masing-masing ditambahkan 1 gr KI. Titrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga warna biru tepat hilang

0,5 mL

1,0 mL1,5 mL 2,0 mL 2,5 mL 3,0 mL 3,5 mL Kuning berlebih Kuning seulas

Titrasi dengan Na2S2O3 0,087 N hingga warna kuning seulas.

Akan terdapat sampel yang memiliki kuning berlebih, sisanya hanya kuning seulas. Jika telah kuning seulas 3 tetes amilum hingga muncul warna biru

Catat total volume titran Na2S2O3 yang digunakan

Reaksi Kimia Penambahan Kaporit Ca(OCl)2 + 2 H2O 2 HOCl + Ca(OH)2


(kaporit) (asam hipoklorit)

HOCl + H2O H3O+ + OCl(ion hipoklorit)

OCl- Cl- + O
(ion klorida)

Reaksi KI dengan Hipoklorit


OCl- + 2 KI + 2 CH3COOH I2 + 2 CH3COOK + Cl- + 2 H2O

Reaksi Proses Titrasi Na2S2O3 + I2 NaI +Na2S4O6

50 mL air suling pada botol winkler diberikan perlakuan yang sama hingga pemberian 1 gr KI, lalu diberikan tiga tetes amilum

Jika warna biru tidak muncul

Titrasi dengan Iodin 0,0282 N hingga biru tepat muncul

Jika warna biru muncul

Catat volume titran Na2S2O3 yang digunakan

Titrasi dengan titran Na2S2O3 0,087 N, hingga biru tepat hilang

Tabel Perolehan Volume Na2S2O3 sebagai Titran


Volume Titran Na2S2O3 untuk mengurangi warna kuning berlebih (Titrasi I) (mL)

Vol. Kaporit (mL)

Volume Titran Na2S2O3 untuk menghilangkan warna biru setelah diteteskan indikator amilum (Titrasi II) (mL) 0.59 0.59 1.23 1.02 1.00 0.41 0.85

0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5

0 0 0 0.08 0.63 1.47 1.9

Perhitungan konsentrasi klor aktif:

dimana:
A = mL titran Na2S2O3 pada sampel (termasuk penambahan titran untuk menghilangkan kuning berlebih) B = mL titran Na2S2O3 untuk blanko (bisa positif atau negatif) N = Normalitas larutan titran Na2S2O3, pada praktikum ini normalitas larutan titran natrium tiosulfat yang digunakan adalah 0,087 N V = Volume sampel (mL) = 50 mL fp = faktor pengencer (dalam praktikum ini sampel tidak diencerkan, maka dari itu fp dapat diabaikan dari perhitungan)

Botol No.

Vol. Kaporit (mL)

Jumlah Titran Na2S2O3 (mL)

Konsentrasi Klor Aktif (mg Cl2/L)

1 2

0.5 1.0

0.45 0,59

8.64 8.64

3 4 5 6 7

1.5 2.0 2.5 3.0 3.5

0,59 1,50 1,10 1,63 2,48

48.12 40.09 72.79 99.97 125.23

Grafik Konsentrasi Klor Aktif Terhadap Volume Kaporit untuk Penentuan BPC 140
Klor Aktif (mg Cl2/L) 120 100 80 60 40 20 0 0.0 8.64 8.64 1.0 48.12 40.09 Titik BPC 4.0 72.79 99.97 125.23

2.0 3.0 Klor yang dibubuhkan (mL)

Waktu Tunggu (menit)

Konsentrasi Klor Aktif (mg Cl2/L)

70.94

30
120

40.09
22.82

Grafik Logaritma Hubungan Waktu terhadap Konsentrasi Klor Aktif


Konsentrasi Klor Aktif (mg Cl2/L) 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 1 10 100 Waktu tunggu (menit) 1000

Berdasarkan Permenkes No. 492 tahun 2010, mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum, sampel air hujan dari talang rumah yang digunakan pada percobaan ini dengan konsentrasi klorin bebas ketika BPC sebesar 40,09 mg Cl2/L berada sangat jauh dari baku mutu air minum yang seharusnya, yaitu maksimum 5 mg/L. Berdasarkan PP RI No. 82 tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sampel air yang diuji juga tidak memenuhi air kelas 1 sebagai air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut dengan batas maksimum 6 mg/L.

Air sampel tidak layak untuk digunakan sebagai sumber air bersih atau pun dikonsumsi sebagai air minum.

Tingginya klor aktif dalam sampel menandakan bahwa jumlah mikroorganisme dan kadar zat organik sangat tinggi.

Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari daerah aliran yang dilalui oleh air hujan sebelum sampai ke tempat menampung air hujan, mengingat sampel merupakan air hujan yang berasal dari talang.

Analisa Kesalahan
Kesalahan dalam penanganan sampel, mengingat khlor tidaklah stabil

Kesalahan dalam menimbang 1 gram KI

Kesalahan saat titrasi, berupa kesalahan dalam pembacaan alat atau jumlah titran yang diberikan berlebih sehingga mempengaruhi hasil percobaan

Tidak adanya standar pasti mengenai warna kuning seulas yang diinginkan untuk proses titrasi

Data khlor aktif di bidang teknik lingkungan adalah sebagai penentuan jumlah penambahan kaporit sebagai desinfektan.

Modul Praktikum Laboratorium Lingkungan. 2009. Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Program Studi Teknik Lingkungan. Depok: Universitas Indonesia. Sawyer, Clair N. Perry L. McCarty. Gene F.Parklin. Chemistry for Environmental Engineering and Science, Fifth Edition. Mc Graw Hill. Reynolds, Tom D. Paul A. Richards. Unit Operations and Process in Environmental Engineering, Second Edition. PWS Publishing Company.

Ka Anita: Kelebihan dan kekurangan klorinasi? Ka Tatika: Berapa dosis yg akan diberikan dan di mana? Grafik dosis vs waktu Ka Ingen: waktu tunggu dlm pengolahan seperti apa? Bgmn proses homogenisasinya? Ka Thanti: apa hubungan dgn parameter lain?

Anda mungkin juga menyukai