Anda di halaman 1dari 10

Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti Dengan

Metode Elektrik Endang Sri Wahyuni*, Dina Dewi S L I**, Fendi Eka Mustofa*** ABSTRAK Nyamuk Aedes aegpyti merupakan vektor dari penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pemberantasan nyamuk dengan menggunakan insektisida sintesis menyebabkan efek toksik pada manusia sehingga diperlukan insektisida alternatif yang lebih aman bagi lingkungan. Salah satu cara adalah menggunakan daun cengkeh (Syzygium aromaticum). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris menggunakan post test only control group design.Pengulangan dilakukan 4 kali pada 24 interval waktu yaitu jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-24. Sampel yang digunakan adalah 25 ekor nyamuk Aedes aegypti dewasa pada tiap perlakuan. Konsentrasi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang digunakan 10%, 15%, 20%, kontrol negatif (aquadest) dan kontrol positif (d-alethrin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas insektisida 100% dicapai oleh konsentrasi ekstrak 20% pada jam ke-6 dan konsentrasi 15% pada jam ke-24, sedangkan konsentrasi ekstrak 10% efektivitasnya mencapai 84% pada jam ke-24. Hasil uji Anova menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok perlakuan (p<0.05). Hasil Uji Korelasi Pearson menunjukkan bahwa lama waktu pengamatan dengan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) memiliki korelasi yang sangat kuat, sedangkan efektivitas insektisida dengan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) memiliki korelasi yang sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak 20% memiliki efektivitas paling besar sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti. Kata kunci : Syzygium aromaticum, Aedes aegypti, insektisida. ABSTRACT Aedes aegypti mosquitoes are the vector of Dengue Haemoraghic Fever. Eradication of mosquitoes by using sinthetic insecticides can cause toxicity in humans. therefore, we need alternative insecticides that are save for environtment. One way is by using clove leaf (Syzygium aromaticum) ethanol extract. The purpose of this study is to determine the efectivity of insecticide of clove leaf (syzygium aromaticum) ethanol extract againts Aedes aegypti. This study was experimental laboratory using the method of post test only group design. Repeatition performed four times at 24-hour time interval there was 1st, the 2nd, 3rd, 4th, 6th, and 24th hour. The samples used were 25 adult Aedes aegypti for each treatment. Concentration of extract that is used for clove leaf (Syzygium aromaticum) were 10%, 15%, 20%, a negative control (aquadest) and a positive control (d-alethrin). The result showed that the efectivity of insecticide to reach 100% by the extract concentration 20% at the 6 th and extract concentration 15% at the 24th hour while 10% of its efectivity extract reached 84% at the 24th hour. Anova test results showed a significantly difference among group (p<0.05). Pearson correlation test results showed that the long-time observation with concentrations of clove leaf (Syzygium aromaticum) ethanol extract has a very strong correlation, while the effectivity of the insecticide of clove leaf (Syzygium aromaticum) ethanol extract to the concentration of clove leaf (Syzygium aromaticum) ethanol extract has a moderate correlation. The conclution from this study was the extract concentration of 20% as the greatest effectivity insecticide agains Aedes aegypti. Keywords : Syzygium aromaticum, Aedes aegypti, Insecticide *Dosen Laboratorium Faal FKUB **Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan FKUB ***Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan FKUB

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya diperantarai oleh nyamuk, salah satunya yaitu Aedes aegypti. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue yang

Penanggulangan

penyakit

DBD

disadari masih bertumpu pada pengendalian vektor dan pemutusan siklus hidupnya.

Beberapa contoh pengendalian vektor yang telah diterapkan di masyarakat yaitu 3M (menguras bak air, menutup tempat yang potensial menjadi sarang nyamuk, dan

mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air), abate dan pengasapan atau foging. Cara cara tersebut masih kurang maksimal karena secara factual kasus

ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (Mandriani, 2009). Pada tahun 2010, terdapat 879 kasus DBD di kota Malang, dan korban meninggal sebanyak lima orang. Kasus tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 408 kasus. Sementara tahun 2011 turun menjadi 163 kasus dengan satu orang meninggal. Walaupun kasus DBD sudah menurun, DBD harus tetap diwaspadai

serangan penyakit masih mengikuti pola lama yaitu setiap awal musim hujan terjadu

ledakan populasi vektor meningkat dan kasus serangan DBD juga meningkat. Fenomena itu terjadi karena upaya tersebut belum

dilakukan secara sistematis, serentak, dan berkelanjutan. Sehingga penggunaan

karena 57 kelurahan di kota malang positif dinyatakan daerah endemik (Kumoro, 2012). Sehingga modifikasi lingkungan sesuai

insektisida secara tepat merupakan cara yang dapat digunakan sebagai pengendali vektor (Supartha, 2008). Insektisida sintetis saat ini dirasa telah digunakan secara berlebihan. Penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan efek negatif bagi tubuh. Senyawa pestitisida jenis Organoklorin dikurangi kini dan penggunaanya dibatasi. mulai

dengan model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale dalam hal ini

pengendalian nyamuk dengan penggunaan insektisida merupakan usaha untuk

mencegah penyebaran penyakit tersebut. Model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale (1820-1910)

Penghentian

menjelaskan bahwa lingkungan merupakan aspek yang sangat penting dalam kesehatan. Model ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologi, dan lingkungan sosial (Hidayat, 2009). Ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) diharapkan dapat digunakan untuk

pemakaian ini disebabkan oleh efek samping yang ditimbulkan, antara lain : bersifat karsinogenik, merusak sel-sel liver

(hepatotoksik), merusak sistem saraf dan sistem reproduksi, sukar terurai oleh faktorfaktor lingkungan dan bersifat persisten. Dalam beberapa laporan disebutkan bahwa malathion yang merupakan bahan aktif racun organofosfat, dalam jangka panjang dapat menyebabkan keracunan (Hamdani, 2004). Efek samping penggunaan insektisida sintetis

memodifikasi lingkungan fisik yaitu sebagai pengendali vektor.

dapat dihindari dengan suatu usaha guna mendapatkan insektisida alternatif yang lebih efektif dalam daya rusaknya, cepat dan mudah terdegradasi, dan mempunyai

dapat

merusak

mukosa

kulit pada

nyamuk, kutikula saluran sedangkan

menyebabkan nyamuk pernafasan dan

kerusakan

mengganggu nyamuk,

pada

dampak yang kecil terhadap lingkungan. Salah satu insektisida alternatif yang

Flavonoid menyebabkan vasokonstriksi yang berlebihan sehingga permeabilitas rongga badan pada nyamuk Aedes aegypti menjadi rusak dan hemolimfe tidak dapat didistribusi secara Sempurna. (Nurdjannah, 2004) Metode elektrik dipilih karena tidak menimbulkan asap dan debu serta cepat dinetralisir lingkungan dibandingkan dengan metode semprot. Untuk menindak lanjuti informasi tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian efektivitas ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Aedes aegypti dengan metode elektrik.

berpotensi dalam mengendalikan populasi serangga adalah insektisida botani yang berasal dari senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan (Schmutterer, 2005). Indonesia merupakan negara agraris, sehingga mempunyai banyak jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan salah satunya adalah cengkeh. Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang sejak lama digunakan dalam industri rokok kretek, makanan, minuman dan obat-obatan. Penggunaan cengkeh untuk keperluan lain diantaranya sebagai bahan anestesi untuk ikan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Cengkeh

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian true control ini merupakan penelitian

mempunyai komponen eugenol dalam jumlah besar (70-80%) yang mempunyai sifat

eksperimental laboratoris dengan rancangan eksperimental group design-post yaitu test-only rancangan design

sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Pemisahan kandungan kimia dari serbuk bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh menunjukan bahwa serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung saponin, tannin,

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan efek beberapa

konsentrasi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan metode elektrik. Ekstrak daun cengkeh dilakukan di laboraturium farmakologi FKUB yang

alkaloid, glikosida dan flavonoid, sedangkan tangkai bunga cengkeh mengandung

saponin, tannin, glikosida dan flavonoid (Ferdinanti, 2001). Dengan terdapatnya beberapa

diperoleh dari proses evaporasi. Proses ekstraksinya dilakukan berdasarkan tata cara pelaksanaan ekstraksi menggunakan etanol 96% sebagai pelarutnya. Sampel yang digunakan dalam

kandungan aktif dalam daun cengkeh yang diperkirakan memiliki aktivitas sebagai

larvasida, diantaranya Eugenol, Saponin dan Flavonoid. Senyawa Eugenol dan Saponin

penelitian ini adalah larva Instar IV Aedes

aegypti Desease Surabaya

yang

diperoleh

dari

Tropical Airlangga dirawat di

Gabus dinyatakan bersih jika warna sudah benar-benar putih dan wewangian sudah tidak dapat tercium lagi. Proses terakhir sinar adalah matahari pengeringan sampai dibawah atau

Center yang

Universitas kemudian

Laboratorium

Parasitologi

FKUB

hingga

dewasa kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Dalam penelitian ini digunakan 5 sangkar, masing masing sangkar berisi 25 nyamuk (WHO, 2006). Sehingga jumlah total nyamuk Aedes aegypti yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 25 nyamuk x 5 kelompok coba x 4 kali pengulangan = 500 nyamuk. Terdapat 5 macam perlakuan pada penelitian ini, yaitu perlakuan dengan

kering

dengan menggunakan inkubator selama 30 menit untuk memastikan tidak ada aquadest yang tersisa dalam gabus steril. Gabus kemudian direndam pada larutan ekstrak sesuai konsentrasi yang telah ditentukan dan ditunggu sampai ekstrak terserap ke dalam gabus kurang lebih 15 menit. Gabus yang sudah mengandung ekstrak siap digunakan 3. Perlakuan Masing-masing dalam alat gabus dimasukan obat ke

menggunakan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% disertai perlakuan sebagai kontrol

negatif (aquadest) dan kontrol positif (dalethrin/HIT).

pemanas

nyamuk

elektrik, kemudian dimasukkan ke dalam Prosedur Penelitian 1. Pembuatan konsentrasi larutan uji Konsentrasi didapatkan dengan larutan dengan ekstrak cara hingga etanol masing-masing sangkar. Jumlah nyamuk yang mati pada setiap perlakuan dihitung setelah obat nyamuk elektrik menyala pada jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3, jam ke-4, jam ke-5, jam ke-6 dan jam ke-24. Penelitian ini dilakukan dengan

diencerkan didapatkan dengan

aquadest yang

konsentrasi

diinginkan

menggunakan rumus pengenceran: M1 x V1 = M2 x V2. 2. Pembuatan gabus mat steril Gabus obat nyamuk yang mengandung d-aletrin 0.01 Ig/l dipasang pemanas dan obat

pengulangan sebanyak 4 kali untuk setiap konsentrasi perlakuan. 4. Pengumpulan data Data hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dimasukkan dalam tabel dan diklasifikasikan menurut perlakuan,

dipanaskan

dengan

nyamuk elektrik hingga warna gabus berubah menjadi putih. Proses ini

jumlah nyamuk yang mati, dan waktu pengulangan. Dari tabel tersebut,

membutuhkan waktu sekitar 24 jam. Kemudian gabus direndam dengan

hasilnya akan dianalisis dan dimasukkan dalam perhitungan statistik 5. Analisis data Data yang diperoleh dari hasil

alkohol 70% selama 2 x 24 jam. Setelah proses sterilisasi menggunakan alkohol 70% selesai, dilakukan perendaman

pengamatan adalah jumlah nyamuk yang mati untuk setiap perlakuan setiap jam

dengan aquadest steril selama 12 jam.

pengamatan. akan diolah

Data

kematian

nyamuk

bahwa

rata

rata

persentasi

efektifitas

dengan

menggunakan

insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti antar dua kelompok atau lebih berbeda secara signifikan. Nilai signifikansi diatas menunjukkan bahwa ada konsentrasi pada ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang memiliki efek berbeda dengan kontrol positif maupun kontrol negatif

formula Abbot menjadi data efektivitas insektisida yang disajikan dalam bentuk tabel. adalah Analisis uji data yang digunakan dengan

oneway-ANOVA

menggunakan program SPSS 17 HASIL PENELITIAN Efektivitas Insektisida ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) nyamuk Aedes aegypti. terhadap

atau

antar

kelompok

perlakuan analisis

sendiri. oneway

Dengan

menggunakan

ANOVA hanya dapat menyimpulkan adanya perbedaan persentase efektivitas insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti antar dua kelompok atau lebih, tetapi tetap tidak

pada beberapa

konsentrasi dan interval waktu dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Rerata Efektifitas Jam ke 1 Kontrol (+)
100%0.000 100%0.000

Kontrol (-)

Kons 10 %
5%2.000 10%2.309

Kons 15%
12%3.266 22%2.309

Kons 20%
17%2.000 32%2.309

diketahui perlakuan mana yang berbeda antar kelompok satu dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan uji post hoc test

0%0.000 0%0.000

Jam ke 2 Jam ke 3 Jam ke 4 Jam ke 5 Jam ke 6 Jam ke 24

100%0.000

0%0.000

16%3.266

36%3.266

51%3.830

100%0.000

0%0.000

26%2.309

53%2.000

70%2.309

100%0.000

0%0.000

33%2.000

74%2.309

90%2.309

100%0.000

0%0.000

44%3.266

93%2.000

100%0.000

100%0.000

0%0.000

84%5.657

100%0.000

100%0.000

Uji

statistik

yang

pertama

adalah

uji

normalitas Kolmogorov Smirnov. Hasil uji ini menunjukan bahwa data efektivitas Untuk uji ini

120 100 80 60 40 20 0
jam ke jam ke jam ke jam ke jam ke jam ke jam ke 1 2 3 4 5 6 24

insektisida memiliki distribusi data yang normal yaitu sebesar p = 0,200 (p > 0,05). Uji statistik yang kedua Hasil adalah uji antara

Efektifitas

mengetahui konsentrasi

besarnya hubungan Waktu ekstak etanol daun

homogenitas

Levene.

cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap efektifitas insektisida bagi nyamuk Aedes aegypti ,maka digunakan uji korelasi

menunjukan bahwa data potensi insektisida pada kelompok perlakuan memiliki varians yang relatif homogen yaitu sebesar p = 0.492 (p > 0,05). Selanjutnya dilakukan uji analisis ragam atau Uji oneway ANOVA. Pada analisis uji oneway ANOVA didapatkan nilai p=0,000 (signifikansi p<0,05) sehingga analisis awal didapatkan

Pearson. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa lama waktu pengamatan (r=1,000, p=0,000) dan konsentrasi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) (r=429, P=0,000) mempunyai hubungan

(Korelasi) yang signifikan (p<0,05, Ho ditolak)

dengan efektivitas insektisida daun cengkeh (Syzygium aromaticum), dengan arah

negatif) menunjukkan bahwa konsentrasi 10%, 15%, dan 20% pada jam ke-1 sampai jam ke-24 menunjukkan hasil yang berbeda signifikan, hal ini menunjukkan bahwa ketiga

korelasi positif. PEMBAHASAN Hasil dari analisis uji oneway ANOVA didapatkan nilai p=0,000 (signifikansi p<0,05) sehingga analisis awal didapatkan bahwa rata rata persentasi efektifitas insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti antar dua kelompok signifikan. atau Nilai lebih berbeda secara diatas

konsentrasi tersebut tidak menyerupai kontrol negatif, sedangkan pada lampiran 6 dan diperjelas pada tabel 5.4, konsentrasi 15% pada jam ke-24 menunjukkan hasil yang tidak berbeda signfikan dengan kontrol positif dan konsentrasi 20% pada jam ke-6 dan jam ke24 juga menunjukkan angka yang tidak berbeda signifikan pula dengan kontrol

signifikansi

menunjukkan bahwa ada konsentrasi pada ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang memiliki efek berbeda dengan kontrol positif maupun kontrol negatif atau antar kelompok perlakuan analisis sendiri. oneway

positif. Sehingga konsentrasi 15% pada jam ke-24 dan konsentrasi 20% pada jam ke-6 dan jam ke-24 efektivitasnya sama dengan kontrol positif. Oleh karena itu, dapat daun

dikatakan

bahwa

ekstrak

etanol

Dengan

menggunakan

cengkeh (Syzygium aromaticum) ini memiliki efek sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti. Keefektifan konsentrasi 20% yang sudah dapat membunuh semua nyamuk pada jam ke 6 menunjukkan paling efektif bahwa dalam

ANOVA hanya dapat menyimpulkan adanya perbedaan persentase efektivitas insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti antar dua kelompok atau lebih, tetapi tetap tidak diketahui perlakuan mana yang berbeda antar kelompok satu dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan uji post hoc test. Berdasarkan hasil uji analisis Post Hoc Test diketahui bahwa ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) pada konsentrasi 20% lebih efektif daripada

konsentrasi

yang

membunuh nyamuk dengan waktu yang singkat adalah konsentrasi 20%. Hasil dari uji korelasi Pearson dapat diketahui bahwa lama waktu pengamatan (r=1,000, p=0,000) dan konsentrasi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) (r=0,429, P=0,000) mempunyai hubungan (Korelasi) yang signifikan (p<0,05, Ho ditolak) dengan efektivitas insektisida daun cengkeh (Syzygium aromaticum), dengan arah

konsentrasi 15% dan 10%. hal ini diduga karena tersebut perbedaan adanya yang pada perbedaan menyebabkan efek konsentrasi terjadinya tiap

insektisida

korelasi positif. Artinya adanya peningkatan konsentrasi esktrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) dan lama waktu pengamatan akan meningkatkan efektivitas insektisida dari daun cengkeh (Syzygium

konsentrasi ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang diujikan

terhadap nyamuk Aedes aegypti. Terlihat pada tabel 5.3 (post hoc test dengan kontrol

aromaticum)

terhadap

nyamuk

Aedes

penelitian ini, diharapkan data hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi

aegypti. Demikian pula sebaliknya semakin rendah konsentrasi esktrak etanol daun cengkeh cepatnya (Syzygium waktu aromaticum) pengamatan dan akan

penelitian sejenis dalam bidang kesehatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

menurunkan efektivitas insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti. Efektivitas insektisida dengan konsentrasi insektisida memiliki

sebagai berikut : Ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang diberikan melalui metode elektrik mempunyai efek insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dimana : 1. Konsentrasi 20% ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum)

korelasi yang signifikan (sangat kuat) hal ini terlihat dari nilai r=1,000 dengan kriteria sangat kuat yaitu antara 0,800 sampai dengan 1,000, sedangkan pada efektivitas insektisida dengan waktu pengamatan

memiliki korelasi yang signifikan (sedang) dapat dilihat nilai r=0,429 yaitu tergolong dalam korelasi sedang yaitu antara rentang 0,400 sampai dengan 0,599.

mempunyai efektivitas sebagai insektisida yang paling besar terhadap nyamuk

Aedes aegypti. 2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol

KETERBATASAN PENELITIAN Terdapat beberapa keterbatasan

daun cengkeh (Syzygium aromaticum) maka sebagai semakin tinggi efektivitasnya nyamuk

penelitian yang perlu diperhatikan lagi apabila akan dilakukan penelitian yang sejenis. oleh

insektisida

terhadap

Aedes aegypti 3. Semakin lama waktu pengamatan maka semakin tinggi efektivitas ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Keterbatasan

tersebut

dipengaruhi

kondisi nyamuk yang berbeda-beda saat dilakukan penelitian dan juga beberapa faktor eksternal lain yang tidak dapat dikontrol seperti suhu, kelembaban udara, dan

intensitas cahaya. Akan tetapi penelitian pada tiap pengulangan dibuat pada kondisi yang relatif sama. Penelitian Uji efektifitas ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap nyamuk Aedes aegypti ini dilakukan untuk memberikan alternatif pemakaian pemakaian insektisida alami

SARAN Mengingat masih banyaknya

kelemahan dan keterbatasan yang penulis hadapi dalam melakukan penelitian ini, maka dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut: 1. Mempertimbangkan kondisi nyamuk yang digunakan dalam penelitian seperti

untuk mengendalikan Aedes aegypti yang berperan sebagai vektor penyebab Dengue Hemoragic Fever (DHF) dan penyakit lain. Walaupun terdapat keterbatasan dalam

mengetahui umur nyamuk agar hasil penelitian lebih akurat.

2. Uji toksisitas ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum) pada hewan coba untuk mengetahui kadar yang berbahaya dalam penggunaannya pada manusia 3. Memperhatikan kondisi lingkungan seperti pengaruh suhu, kelembaban, dan

7. Djojosumarto, P, 2008, Pestisida Dan Aplikasinya, PT Agromedia Pustaka,

Jakarta, hal.12-19. 8. Dworkin, Barry.2002. DEET Repellents Must Be Used With Care.

http://www.safe2use.com/ca-ipm/02-0620b.htm. 2012) 9. Effendie, Benny. 2004. Lotion Anti (diaksestanggal29 Agustus

intensitas cahaya terhadap efektivitasnya sebagai insektisida

DAFTAR PUSTAKA 1. Anomyous.2002. James Town Vector Control Departement.http://www.mosqito .com/vector control/Aedes.htm. (diakses tanggal 26 Agustus 2012) 2. Anonymous. 2001. Waspadai Demam berdarah. http://www.sp.com/news/2001

Nyamuk.

http://www.farmasinet.com

/pio/lengkap.php?id=71. (diaksestanggal28 Agustus 2012) 10. Ferdinanti, E, 2001. Uji aktivitas

antibakteri obat kumur minyak cengkeh ( Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry ) asal bunga, tangkai bunga, dan daun cengkeh terhadap bakteri. Skripsi S1 jurusan farmasi. Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta 11. Gandahusada, Pribadi, W. S., Ilahude, HD., dan 2003. Parasitologi

/06/24/kesehatan/KS01/Ks01.htm-gkchacedsimiliarpages. (diakses tanggal 28 Agustus 2012) 3. Ardiant, 2009, Penggolongan Pestisida, (Online), (http://ardiant181.wordpress.com/2009/01 /01/penggolongan-pestisida/, tanggal 22 oktober 2012) 4. Asmadi, 2008. Konsep Dasar diakses

Kedokteran. FKUI, Jakarta,hal. 221. 12. Hadinegoro, Sri Rejeki H, Hindra Irawan Satari. 2000. Demam Berdarah Dengue, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 13. Hendrawati, AR, 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum Sanctum Linn. ) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test ( BST ). (Online), (http://eprints.undip.ac.id/8087/1/Anindita _Rosenda_Eka_Hendrawati.pdf, diakses tanggal 22 November 2012) 14. Hidayat, A. Aziz Alimul .2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik

Keperawatan, EGC, Jakarta. Hal 110112. 5. Chemica, B. 2004.Abate 1G-Larvasida Butiran. http://www.bratacochemica.co.id. (diaksestanggal25 Agustus 2012) 6. Crouse B. 1995. Backyard Mosquito Management 17-29: Practise that do not Poison You or The Environment,

American Mosquito Control Assosiation : Washington DC 2004.

http://www.mosquito.org/mosquito.html. (diaksestanggal28 Agustus 2012)

Analisis Data.Jakarta :SalembaMedika

15. Hidayat, AA, 2009. Pengantar Dasar Konsep Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. 16. Hidayat, C., Santoso, L. & Suwasono, H, 2012. Pengaruh pH Air Perindukan dan Pra

22. Kluwer

Academic

Publishers,

2012.

Medical Entomology, The Netherlands, USA. hal.54 23. Krisnantyo, Dengue, 2012. Demam Berdarah (Online),

Terhadap Perkembangan Dewasa,

Pertumbuhan Aedes aegypti

(http://krisnantyo.blogspot.com/p/demamberdarah-dengue.html, diakses tanggal 10 November 2012) 24. Kristina, 2004. Demam Berdarah Dengue, (Online), (http://www.litbang.depkes.go.id/index.ht

(Online),

(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11 9974749.pdf, Desember 2012) 17. Irawati, Indiani Retno, Dyah. 2009. diakses tanggal 03

m, diakses tanggal 22 November 2012) 25. Kumoro, Rahayu. 2012. 57 Kelurahan di Kota Malang 13 Positif Maret Endemik 2012. DBD.

Pelaksanaan Abatisasi Kaitannya Dengan Kepadatan Larva Nyamuk Aedes (Vektor Dbd). (online)

Kompas,

(Online),

Http://Www.Fkm.Undip.Ac.Id/Data/Index. Php?Action=4&Idx=214(DiaksesTanggal 28 Desember 2012) 18. Iwan handoko. 2002. Ayo kita cegah demam berdarah.

(http://57.Kelurahan.di.Kota.Malang. Positif.Endemik.DBD.htm), oktober 2012). 26. Kurnia, aegypti, 2012. Siklus Hidup Aedes (Online), diakses 1

http://www.satumed.com/index.html/boca h/balita/0,56,0/. Agustus 2012) 19. Jacquin-Joly, E ; Merlin, C. 2004. Insect Olfactory Receptors =Contributions of Molecular Biology to Chemical Ecology, (Online),(http://www.science.uva.nl, diaksestanggal6 oktober 2012) 20. Kardinan, A. 2004.Tanaman Pengusir dan pembasmi Nyamuk. Agro Media Pustaka, Jakarta, Hal. 1. 21. Kasumogo, Ketahanan Pestistisida U. 2005. Kemungkinan Terhadap Indonesia. (diaksestanggal27

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/j hptunimus-gdl-andykurnia-6440-2babii.pdf, diakses tanggal 22 November 2012) 27. Lane, P. Richard, Roger W. Crosskey. 2000.Medical Insect : Insects and

arachnoids. Chapman, London 28. Mandriani Penderita Essy. Demam 2009. Karakteristik Dengue

Berdarah

(DBD) yang Mengalami Shock Syndrome (DSS) Rawat Inap Di RS Dr. Pirngadi Medan. Utara 29. Megawati, Minyak Rizky. Atsiri 2010.Analisis Bunga Mutu Skripsi. Universitas Sumatra

Aedes

aegypty di

http://kasumbogo.staff.ugm.ac. id/detailmessage.php?mesid=9. (diaksestanggal28 Agustus 2012)

Cengkeh

(Syzygiumaromaticum(L.) Meer. & Perry) Dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Dan Jawa Dengan Metode Metabolomic

Berbasis Gc-Ms. Surakarta : Skripsi tidak diterbitkan 30. Mulyani. 2010. Uji Afrodisiaka Ekstrak Etanol 70% Kuncup Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum (L.) Merr. & Perry) Terhadap Libido Tikus Jantan. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas

(online),(http://dies.unud.ac.id/wpcontent./ uploads/2008/09/makalahsuparthabaru.p df, diakses tanggal 22 agustus 2010) 37. Tjitrosoepomo. 2007. Morfologi

Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 31. Nurdjannah, Nanan. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Center Panen for Pertanian Agricultural Indonesian Postharvest

Telah disetujui oleh, Pembimbing I

Dr. dr. Endang Sri Wahyuni, MS NIP. 19521008 198003 2 002

Research and Development. 32. Siswanto, H, 2002.Kamus Populer

Kesehatan Lingkungan. EGC, Jakarta, hal.57. 33. Soemowinoto, Filsafat ilmu S, 2008. Pengantar Salemba

Keperawatan.

Medika, Jakarta. Hal 48-50 34. Staf Pengajar Parasitologi. Arthropoda. Universitas 2004. Fakultas Brawijaya,

Parasitologi Kedokteran

Malang,hal.14-16; 23. 35. Sugiharti, Feros Rachmi, 2012. Uji

Potensi Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Culex Sp. Dewasa Dengan Metode

Elektrik. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 36. Supartha Terpadu WI. 2008. Pengendalian Demam

Vektor

Virus

BerdarahDengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)

(Diptera:Culicidae). Denpasar : Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai