Anda di halaman 1dari 18

Peran Sistem Tubuh dalam Pengaturan Nutrisi a.

Peran sistem saraf dalam pengaturan nutrisi tubuh: Di dalam sistem saraf, terdapat bagian yang disebut medulla oblongata. Medulla oblongata merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, pelebaran

dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, muntah dan pusat pernapasan. Selain itu, sistem saraf juga merupakan pengontrolan utama ketika ada rangsang. b. Peran sistem endokrin dalam pengaturan nutrisi tubuh: Pada intinya, terdapat dua bagian pada sistem endokrin yang sangat berpengaruh pada sistem pencernaan, yakni hipotalamus. Pada hipotalamus, diatur rasa lapar dan kenyang. Rasa lapar dan kenyang inilah yang nantinya berhubungan dengan pengaturan nutrisi di dalam tubuh. c. Peran sistem muskuloskeletal dalam pengaturan nutrisi tubuh: Terdapat bagian pada sistem musculoskeletal yang membantu pengaturan nutrisi tubuh, yakni otot polos. Otot polos adalah otot yang ditemukan pada dinding organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Sifat kerja otot polos yang involunter (tidak sadar) juga membantu tubuh pada saat pencernaan makanan. d. Peran sistem kardiovaskular dalam pengaturan nutrisi tubuh: Sistem kardiovaskuler sangat berperan dalam pengaturan nutrisi tubuh. Fungsi utama sitem kardiovaskuler adalah memenuhi kebutuhan system kapiler dan mikrosirkulasi. Komponen darah akan membawa oksigen,glukosa,asam amino,asam lemak,hormon,dan elektrolit ke sel dan kemudian mengangkut karbondioksida,urea,asam laktat,dan sisa metabolisme lainnya dari sel tersebut. Nutrien adalah subtansi dalam makanan yang dipakai tubuh untuk bertumbuh,bertahan dan memperbaiki diri. e. Peran sistem perkemihan dalam pengaturan nutrisi tubuh: Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urin.

Pada proses pembentukan urin terdapat beberapa proses yang berperan dalam pengaturan nutrisi di dalam tubuh, yakni proses filtrasi dan reabsorpsi. Pada proses liltrasi terjadi penyerapan darah dimana yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring tersebut ditampung oleh capsula bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dan kemudian diteruskan ke tubulus ginjal. Selain itu, pengaturan nutrisi tubuh juga terjadi pada proses reabsorbsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif di tubulus proximal. Kemudian pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan ini terjadi secara aktif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

Gambaran Hubungan Berbagai Sitem Tubuh dengan Pengaturan Nutrisi


Sistem Pencernaan Sekresi enzim dan hormone-hormon pencernaan Gerakan mengunyah dan persitaltik usus

Refleks sistem saraf simpatisparasimpatis

Sistem endokrin

Glukosa

As. Amino

As.lemak + gliserol

Sirkulasi darah dan limfe

Sel seluruh tubuh Proses metabolisme Sistem endokrin

ATP dan energi panas,Protein, CO2, H20 a. Proses Metabolisme Karbohidrat, dan Lemak

Pengaruh Insulin dan Glukagon dalam Peningkatan dan Penurun Glukosa Darah

b. Gambaran Organ-organ yang Berperan dalam Metabolisme Tubuh

Berbagai Gangguan/Penyakit yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi Tubuh a. Diabetes Melitus

Penyebab : Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relative atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.. Umumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas. Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk sel. Masalah nutrisi : Terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah Jenis dan Prinsip Diet : Diet DM/Diet seimbang Menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) standar yang dianjurkan adalah hidangan dengan komposisi yang seimbang pada persentase karbohidrat, protein, dan lemak, yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan menurut pertumbuhan dan kegiatan jasmani untuk mempertahankan berat badan idaman. Jumlah kandungan kolestrol <300 mg/hari dan kandungan serat 25 gram/hari, khususnya serta larut. Tujuan intervensi diet/gizi adalah untuk mengatur kadar glukosa dan lemak darah, mendapatkan dan mepertahanlan berat badan normal/ideal dan menghasilkan status gizi yang adekuat. Terapi nutrisi untuk mengendalikan glukosa darah pada pasien-pasien DM seperti Makan secara teratur (3 kali makanan pokok dan 3 kali cemilan/hari dengan waktu kurang lebih sama setiap hari), Makan makanan dengan jumlah kalori yang memadai untuk memungkinkan pertumbuhan yang normal, Batasi asupan lemak dan kolesterol, Batasi asupan gula sederhana termasuk gula pasir, gula aren, madu, sirup jagung, dan mungkin pula fruktosa, Meningkatkan asupan serat serta hingga 25 gram/hari, Pengendalian berat badan, Olahraga teratur

b. Displimedia Penyebab : Displipidemia merupakan keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL-kolestrol dan/atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL-kolesterol. LDLkolesterol sering disebut sebagai kolesterol jahat yang berasal dari dalam hati dan melepaskannya pada dinding pembuluh darah, keadaan ini menimbulkan pembentukan plak atau timbunan kolesterol pada dinding-dalam pembuluh darah yang dinamakan atheroma dan menyebabkan aterosklerosis. HDL-kolesterol sebaliknya dianggap sebagai kolesterol yang baik karena jenis ini mengangkut kolesterol yang tercecer pada dinding pembuluh darah kembali ke dalam hati sehingga mencegah pembentukan ateroma. Profil lemak yang normal adalah sebagai berikut: (1) kadar kolesterol darah dibawah 200 mg/ dl, (2) kadar kolesterol LDL dibawah 150 mg/dl, (3) kadar kolesterol HDL diatas 35 mg/dl, dan kadar trigliserida dibawah 200 mg/dl. Hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah rasio kolesterol LDL dan kolesterol HDL yang kurang dari 3,5 Faktor genetik, konsumsi makanan, dan pola hidup ikut berperan dalam terjadinya dislipidemia. Kurang lebih kemungkinan 1/500 orang memiliki kecenderungan untuk mempunyai kadar trigliserida darah yang tinggi. Pola pewarisan ini ada pada kekerabatan tingkat pertama (anak, saudara kandung, dan orang tua). Konsumsi makanan tinggi lemak juga meningkatkan kadar LDL dan trigliserida darah. Peningkatan dapat pula dipacu oleh merokok atau konsumsi obatobatan tertentu (misalnya: pil komtrasepsi dan obat steroid). Diabetes juga meningkatkan kadar trigliserida darah. Obesitas dan kurang aktivitas fisik juga secara konsisten dihubungkan dengan kemungkinan dyslipidemia Masalah Nutrisi yang terganggu : terdapat peningkatan kolesterol dalam darah Jenis dan Prinsip Diet: Rendah Kolestrol Lemak Terbatas (RKLT) Prinsip Diet seperti diet rendah kolesterol dianjurkan pengurangan asupan kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Pada Dislipidemia tanpa diabetes anjurkan asupan kolesterol kurang dari 300 mg/hari, sementara penderita Dislipidemia yang berawal dari penyakit Diabetes Melitus harus membatasi asupan kolesterolnya di bawah 200 mg/hari, diet tinggi seratkhususnya serat

solubelsangat dianjurkan, Olahraga, khususnya yang meningkatkan endurance (olahraga dengan intensitas minimal dan durasi yang lama seperti berenang perlahan-lahan)

c. Obesitas Penyebab : obesitas adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan ideal karena adanya penumpukan lemak di tubuhnya. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori terlalu banyak. Terjadinya obesitas melibatkan factor genetic, kerusakan pada hipotalamus bagian ventromedial yang mengatur merintangi nafsu makan, maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan. Selain itu juga karena pola makan yang berlebihan, kurang gerak/olahraga, dan pengaruh emosional yakni orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Pengaruh obat-obatan seperti steroid an antidepresi menyebabkan seseorang menjadi bertambah berat badannya. Masalah nutrisi : Terdapat penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh sehingga timbul kelebihan berat badan. Obesitas ini akan dapat memicu berbagai penyakit seperti penyakit jantung coroner, hipertensi dan lain-lain. Jenis dan Prinsip Diet: Rendah Kalori Gizi Seimbang Dalam melaksanakan diet rendah kalori, pengeluaran energi harus lebih tinggi daripada asupan agar berat badan dapat menurun. Salah satu cara untuk menentukan preskripsi energi adalah dengan menghitung kebutuhan energi setiap hari (menurut persamaan Harris-Benedict) dan kemudian menguranginya sebanyak 500-700 kalori. Dalam menerapkan diet rendah kalori, kita harus ingat bahwa penurunan jumlah kalori dalam makanan tidak selalu identik dengan pengurangan jumlah makanan tetapi lebih banyak berhubungan dengan manipulasi jenis-jenis makanannya, sementara proporsi nutrien penting lainnya seperti protein, lemak esensial, vitamin, mineral, dan air harus tetap seimbang (sesuai dengan kebutuhan pasien). Perubahan gaya hidup serta mengubah komposisi lemak dalam makanan dan meningkatkan aktivitas sehari-hari

memperlihatkan kemungkinan yang lebih besar bagi pasien untuk dapat mengubah simpanan lemak tubuhnya secara permanen.

d. Hipertensi Penyebab : Hipertensi merupakan suatu kondisi yang diakibatkan adanya peningkatan yang persisten dari tekanan pembuluh darah arteri yakni tekanan diastolik diatas 95 mmHg, sedangkan tekanan darah yang normal umumnya tekanan sistolik tidak melebihi 140 mmHg dan diastolik tidak melebih 90 mmHg. Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Hipertensi esensial atau primer Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. 2. Hipertensi sekunder/li> Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Masalah Nutrisi : terdapat gangguan pemenuhan nutrisi sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah Jenis dan Prinsip Diet: Diet Rendah Garam (DRG) Jenis Diet Rendah Garam (DRG) bertujuan dalam membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi.

Prinsip diet yang berhubungan dengan pencegahan hipertensi mencakup upaya mempertahankan berat badan yang ideal/normal menurut tinggi badan, rasio pinggang-panggul (pi-pa)< 1,0 untuk laki-laki, < 0,8 untuk wanita, asupan kalsium per hari menurut RDA : 800 mg/hari untuk lakilaki dan 1000 mg/hari untuk wanita (lihat catatan 1 di bawah), asupan kalium yang memadai, pengurangan konsumsi natrium, dan olahraga aerobik secara teratur.

e. Gagal Ginjal Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat disebabkan oleh:
o

hipovolemia (volume darah yang kurang), misalnya karena perdarahan yang hebat.

Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare, berkeringat banyak dan demam.

o o

Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan. Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan pengeluaran cairan berlebihan berupa urin.

Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah ginjal.

Penyebab renal di mana kerusakan terjadi pada ginjal.


o

Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.

o o

Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal. Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga menyebabkan serat otot yang rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena trauma atau luka bakar yang hebat.

Multiple myeloma.

Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus eritematosus sistemik, Wegener's granulomatosis, danGoodpasture syndrome.

Penyebab postrenal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu.


o

Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.

Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.

o o

Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter. Batu ginjal.

Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain:

Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan menyebabkan nefropati diabetikum.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis), misalnya karena penyakit lupus atau pasca infeksi.

Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista multipel. Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang bersifat toksik terhadap ginjal.

Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis) menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi rusak (iskemia).

Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat. Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai macam keganasan pada ginjal.

Masalah Nutrisi Saat organ ginjal terganggu, ia tak lagi menjalani fungsinya dengan baik. Penyakit ginjal menyebabkan terjadinya gangguan pembuangan kelebihan zat gizi yang diperoleh dari makanan.

Jumlah air seniyang dikeluarkan sedikit sehingga sampah yang seharusnya dibuang, akhirnya menumpuk dalam darah, terutama urea (yang berasal dari pemecahan protein tubuh). Kadar ureum darah (BUN) dan kreatinin meningkat, dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan, hilang nafsu makan, mual dan muntah. Jenis dan Prinsip Diet - Gagal Ginjal Akut Jenis Diet : Diet rendah Protein (DRP) Diet Rendah Garam (DRG) Tujuan Diet 1. 2. 3. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air di dalam tubuh

Prinsip Diet Asupan kalori diajurkan sebesar 30-40 kal/kgBB/hari Pembatasan protein bisa sampai 0,5-0,6 gm/kgBB/hari. Dan pembatasan cairan kurang lebih 400ml/hari. Asupan kalium harus dibatasi hingga < 3000 mg/hari (lihat tabel 2.15); jika diberikan preparat diuretik, kadar kalium dapat tetap normal. Pembatasan kalium mungkin diperlukan tetapi dengan terapi diuretik yang agresif, kadar kalium dapat dikendalikan tanpa pembatasan dalam makanan. Asupan garam harus dibatasi hingga 2-3 g/hari. Pada pasien-pasien gagal ginjal kronis, fokus terapi gizi adalah untuk menghindari asupan elektrolit yang berlebihan dari makanan karena kadar elektrolit bisa meninggi akibat klirens renal yang menurun

f. Gagal Jantung Kongestif Penyebab : Gagal jantung kongestif (dekompensasi jantung), merupakan sindrom yang dicirikan oleh ketidakmampuan jantung dalam mempertahankan aliran darah yang memadai didalam

sirkulasi, sehingga terjadi penurunan aliran darah keginjal, retensi cairan dan natrium yang berlebihan , edama perifer dan paru dan kahirnya jantung yang keletihan serta membengkak. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaankeadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada imfark miokardium dan kardiomiopati. Masalah nutrisi : adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat penimbunan garam/air Jenis Diet : Diet Jantung (DJ) yang bertujuan yaitu memberikan makanan yang secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk, mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air. Prinsip Diet yakni terapi gizi bagi pasien-pasien gagal jantung kongestif (dekompensasi jantung) harus berfokus pada keseimbangan status cairan :Monitor status kalium jika pasien mendapatkan energi diuretik; jika perlu, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.Batasi asupan garam hingga 2-3g garam perhari (konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung). Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut :Respon pasien terhadap pengobatan Kepatuhan terhadap pembatasan natrium Intensitas/progresivitas penyakit, Batasi asupan cairan hingga 20-25 ml/kgBB/hari

g. Penyakit Hati (Sirosis hati) Penyebab : Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya. Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Selsel hati berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis mengembangkan sirosis.

Tetapi hal ini biasanya terjadi setelah sekitar 20 tahun atau lebih dari infeksi awal. Penyebab umum sirosis lainnya meliputi: Infeksi kronis virus hepatitis B; kemudian pada hepatitis autoimun sehingga sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis; penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagai contoh, sirosis bilier primer, primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu; Non-alcohol steatohepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan sirosis; kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis, Reaksi parah terhadap obat tertentu; beberapa racun dan polusi lingkungan; infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasite; gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati; beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkan penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh). Masalah nutrisi : Hati (liver) sebagaimana diketahui adalah organ di bagian kanan atas perut yang memiliki banyak fungsi, di antaranya menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosa yang dilepaskan ke dalam aliran darah; membantu proses pencernaan lemak dan protein; membuat protein yang penting bagi pembekuan darah; mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum; membantu membuang racun dari tubuh. Sehingga ketika terjadi sirosis hati atau penyakit pada hati menyebabkan metabolism makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak menjadi terganggu . Jenis dan prinsip diet :Diet Hati (DH) Diet ini bertujuan mempertahankan atau memperbarui simpanan nutrien dalam tubuh, mencegah atau mengurangi komplikasi ensefalopati hepatic, meningkatkan regenerasi jaringan hati dengan memberikan kalori dan protein dalam jumlah memadai. Prinsip Diet yakni makan sedikitnya 3 kali sehari, peningkatan asupan kalori hingga 35-40 kal/kg dengan mengkonsumsi makanan padat kalori (apabila tidak ada riwayat penyakit gula/dislipidemia), pembatasan konsumsi daging hingga sepotong kecil (25 gram) per kali makan merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi amonia yang berasal dari protein hewani.

Terutama untuk penderita ensefalopati hepatik diberikan pembatasan protein 0,6-0,7 gram/kg BB/hari, mengurangi konsumsi susu hingga maksimal gelas/hari. Penggunaan susu khusus (misalnya, Falkamin) dapat dianjurkan. Dengan demikian beban kerja hati akan dapat dikurangi dan kemungkinan perubahan asam amino aromatik menjadi senyawa yang toksik (misalnya, metionin menjadi merkaptan) pada gagal hati total dapat diperkecil, pemberian suplemen vitamin untuk memberikan 100-200% RDA, Pembatasan asupan lemak setiap hari yaitu <40 gram/hari dan pemberian suplemen vitamin larut lemak (A,D,E,K) untuk penderita penyakit hati dengan malabsorpsi lemak.

h. Penyakit Lambung Penyebab : Salah satu penyakit lambung adalah gastritis. Sakit Maag adalah sakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Dalam kondisi normal asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan yang kita makan. Namun produksi asam di lambung dapat lebih besar dari yang dibutuhkan bila pola hidup kita tidak teratur dan sehat. Penyebab gastritis adalah konsumsi alkohol atau kopi berlebihan, merokok, infeksi bakteri Helicobacter pylori, pemakaian jangka panjang atau berlebihan obat-obat pereda nyeri golongan anti inflamasi non steroid (NSAID, non-steroid anti inflammation drugs) seperti asam mefenamat, ibuprofen, atau piroksikam, stress akibat operasi besar, kecelakaan, luka bakar, atau infeksi yang parah Masalah nutrisi : kelebihan produksi asam lambung Jenis Diet : Diet Lambung (DL) Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum, yang artinya bahwa diet lambung dilakukan berdasarkan kehendak pasien. Tujuan Diet untuk Memberikan makanan adequat, tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung dan dapat menetralkan kelebihan asam lambung. Prinsip Diet

Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh berpuasa. Makanan harus mengandung cukup kalori dan protein (TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya jenuh harus dikurangi.

Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang , yang menimbulkan gas, yang bersifat asam, yang mengandung minyak/lemak secara berlebihan, yang bersifat melekat.

Makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.

i.

Osteoporosis

Penyebab : Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang yang mengakibatkan tulang keropos. Penyebabnya Keturunan Penderita osteoporosis. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah,

Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak, Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang) Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang. Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis Masalah Nutrisi : Kekurangan zat kalsium dan vitamin D sehingga tulang mudah keropos. Prinsip Diet Diet memainkan peranan yang utama dalam pencegahan osteoporosis. Berbagai uapaya kesehatan preventif berikut ini harus dilakukan untuk mengurangi resiko osteoporosis :

Meningkatkan asupan kalsium dari makanan. Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan. Jika terdapat intoleransi laktosa, pertimbangkan pemberian suplemen laktase. Jika diet tetap tidak memadai kendati sudah diberikan penyuluhan kepada pasien, berikan suplemen untuk memenuhi kebutuhan 1200-1500 kalsium perhari dan 400 IU vitamin D per hari bagi wanita.

Tingkatkan olahraga seperti renang, jalan, senam aerobik, dayung, dll Jelaskan pada pasien mengenai manfaat perubahan diet yang positif secara dini dalam kehidupannya.

Anjurkan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan makan protein yang berlebihan, kebiasaan ini dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine. Nutrisi Terapeutik

Evaluasi kecukupan kalsium dari vitamin D dalam diet. Tingkatkan asupan kalsium hingga 800 mg/hari pada laki-laki dan 1200-1500 mg/hari pada wanita.

Berikan suplemen kalsium jika asupan dari makanan tidak memadai Pemberian suplemen vitamin D atau berjemur di bawah sinar matahari selama 10 menit/hari akan membantu mempertahankan simpanan vitamin D.

j. Penyakit Gout/ Asam Urat Penyebab : Penyakit Gout (pirai) merupakan sindrome klinis dengan gambaran khas peradangan sendi yang akut. Peradangan ini disebabkan oleh reaksi jaringan sendi terhadap pembentukan kristal urat yang bentuknya menyerupai jarum. Penyakit gout berhubungan dengan gangguan metabolisme purin yang menimbulkan hiperurisemia jika kadar asam urat dalam darah melebihi 7,5mg/dl. Namun, hiperurisemia atau keadaan meningginya asam urat dalam darah sendiri tidak selalu disertai penyakit Gout. Pada penyakit Gout atau hiperurisemia kadang-kadang dapat terjadi pembentukan kristal urat dalam ginjal. Kristal ini akan larut dalam urine yangbersifat alkalis. Masalah Nutrisi : Kadar asam urat berlebihan dalam darah dapat menyebabkan penimbunan kristal asam urat sehingga konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi atau bahkan dikurangi Jenis Diet : Rendah Purin Tujuan Diet 1. Mengurangi pembentukan asam urat.

2.

Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam

batas normal. Prinsip Diet

Diet penyakit Gout dan hiperurisemia merupakan diet rendah purin dengan cara menghindari atau membatasi jenis-jenis makanan yang tinggi purin. Jumlah purin yang dikonsumsi perhari pada jenis diet ini adalah 120-150 mg sementara asupan purin dalam diet yang normal dapat mencapai 1000 mg per hari atau lebih. Senyawa urat dapat dihasilkan tubuh dalam metabolisme purin dan diekskresikan keluar lewat ginjal.

Karena asam urat lebih mudah larut dalam urine yang alkalis, diet rendah purin harus lebih banyak mengandung karbohidrat dan lebih sedikit lemak dengan jumlah cairan yang memadai untuk membantu pengeluaran kelebihan asam urat.

Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan akan menimbulkan asidosis (karena pembentukan keton bodies yang terdiri atas asam asetoasetat, asam -hidroksibutirat dan aseton) yang membuat urine menjadi lebih asam sehingga menyulitkan ekskresi asam urat.

k. Pre dan Post Operasi Diet Pre operasi : Jika terdapat makanan atau cairan di perut selama operasi, dapat menyebabkan muntah sementara di bawah anestesi.atau mempersulit operasi dan menyebabkan infeksi atau menyebabkan operasi dibatalkan. Janganlah makan makanan berat selama 8 12 ja, dan makanlah salad atau sup unuk makanan terakhir sebelum operasi. Prof Kehlet justru merekomendasikan pasien untuk diberi makanan yang kaya karbohidrat seperti kentang dan pasta sampai 6 jam sebelum operasi, serta minuman berenergi tinggi sampai 2 jam sebelum operasi. Diet Pasca operasi adalah makanan yang boleh diberikan pada seseorang setelah menjalani operasi dengan harapan dapat kembali seperti semula. Syarat makananya : tinggi kalori, tinggi protein, cukup mineral, mudah dicerna. Tujuan pemberian diet untuk memenuhi kebutuhan kalori, mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh, mempercepat proses penyembuhan luka dan menambah berat badan.

Daftar Pustaka: Hartono, A. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed.2. (Terj. dr. Brahm U. Pendit). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai