Anda di halaman 1dari 5

terncipta konsep supply chain management.

bahwa perusahaan haruslah bertanggung jawab


Secara umum kegiatan-kegiatan yang terkait terhadap seluruh rangkaian proses mulai dari
dalam supply chain management pada perusahaan perencanaan produk, peramalan kebutuhan,
manufactur adalah : pengadaan material, produksi, pengendalian
a. Kegiatan merancang produk baru ( product persediaan, penyimpanan, distribusi ke distributor
development ) center, wholesaler, pedagang kecil, retailer,
b. Kegiatan mendapatkan bahan baku ( pelayanan pada pelanggan, proses pembayaran,
procurement ) dan sampai pada konsumen akhir. Untuk mengatur
c. Kegiatan merencanakan produksi dan aliran material / produk, informasi dari seluruh
persediaan ( planning & control ) aktifitas perusahaan diperlukan suatu konsep yang
d. Kegiatan melakukan produksi ( production ) disebut dengan supply chain management.
e. Kegiatan melakukan pengiriman/distribusi ( Watanabe.R.(2001) dalam tulisannya mengenai
distribution ) Supply Chain Management konsep dan teknologi,
Kelima klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam mengemukakan bahwa Supply Chain Managemen
bentuk pembagian atau devisi pada perusahaan adalah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan
manufaktur yang sering disebut fungtional division. produktivitas total perusahaan dalam rantai supply
Selain daripada itu dalam perusahaan manufaktur melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas
pada umumnya memiliki bagian pengembangan bahan. Djohar.S.,dkk (2003) melakukan penelitian
produk, bagian pembelian atau bagian pengadaan, dengan judul Building a Competitive Advantage on
bagian produksi, bagian perencanaan produksi yang CPO Through Supply Chain Management : A Case
sering disebut dengan bagian production planning Study in PT. Eka Dura Indonesia, Astra Agro Lestari,
and inventory control ( PPIC), dan bagian pengiriman Riau. Penelitian ini bertujuan untuk memetakkan
atau distribusi barang jadi. permasalahan supply chain CPO yang selama ini
Mengelola supply chain didaklah mudah karena dilalui PT. EDI khususnya berkaitan dengan
akan melibatkan banyak pihak di dalam maupun keunggulan nilai dan produktivitas. Penelitian ini juga
diluar perusahaan ditambah lagi dengan berbagai bertujuan untuk membangun model simulasi SCM
ketidakpastian yang ada di sepanjang supply chain sebagai strategic tool dalam mengembangkan
serta semakin tingginya persaingan di pasar. Ketidak strategi mencapai keunggulan kompetitif. Studi ini
pastian yang pertama adalah ketidakpastian membatasi ruang lingkupnya dengan berfokus pada
permintaan atau pesanan, ketidakpastian yang kedua SCM mulai dari kebun, kontraktor angkutan, pabrik,
adalah ketidakpastian dari supplier yang berupa lead tangki timbun CPO, dan konsumen industri. Wardani.
time pengiriman, harga bahan baku atau komponen, (2004), melakukan penelitian yang berjudul
ketidakpastian kualitas, dan yang ketiga adalah Economic Manufacturing Quantity gabungan antara
ketidakpastian internal yang bisa diakibatkan oleh pemasok dengan produsen untuk produk yang dijual
kerusakan mesin, kinerja mesin yang kurang dengan garansi, penelitian ini mengemukakan bahwa
sempurna, ketidakhadiran tenaga kerja, waktu dengan manajemen rantai pasok ( supply chain
maupun kualitas produk. management ) kerja-sama antara pemasok dan
Persediaan di sepanjang supply chain memiliki produsen dirancang agar menguntungkan kedua
implikasi yang besar terhadap kinerja finansial suatu belah pihak sehingga ukuran produksi dari pemasok
perusahaan, karena jumlah uang yang tertanam dan ukuran pemesan dari produsen harus
dalam bentuk persediaan biasanya sangat besar memperhatikan kepentingan bersama atau
sehingga persediaan merupakan asset terpenting meminimalkan total ongkos gabungan secara utuh.
yang dimiliki supply chain. Persediaan muncul di Gunasekaran, dkk.(2001) melakukan studi untuk
beberapa tempat dengan berbagai bentuk dan fungsi mengukur dan membuat matrik kinerja supply chain
di sepanjang supply chain. Tugas dari supply chain melalui survei literatur. Hasil penelitian ini menyajikan
adalah membentuk aliran material yang tepat dalam daftar matrik kunci kinerja dan kerangka kerja pada
arti tidak terlalu dini atau tidak terlambat tingkat strategis taktis dan operasional.
kedatangannya, dan jumlahnya sesuai dengan
kebutuhan. Pengertian dasar Supply Chain Management
Penelitian-penelitian dan tulisan-tulisan tentang
supply chain management akhir-akhir ini sangat Seperti yang kita ketahui bahwa untuk
banyak dilakukan karena secara nyata supply chain meningkatkan produktivitas total, pelaku bisnis harus
management merupakan pertimbangan strategis dapat menyediakan produk yang murah, berkualitas,
untuk mencapai keunggulan kompetitif. dan cepat. Untuk melaksanakan ketiga konsep
Zabidi.Y.(2001) dalam tulisan utamanya mengenai tersebut kegiatan internal perusahaan harus dibenahi
Supply Chain Management, teknik terbaru dalam ditambah dengan peran serta semua pihak mulai dari
mengelola aliran material/produk dan informasi supplier yang mengolah bahan baku, pabrik yang
dalam memenangkan persaingan mengemukakan mengubah bahan baku menjadi produk jadi,

Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 69
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)
chain. Ada berbagai model dalam menangani EPQ ) atau disebut Economic Manufacturing
masalah persediaan, diantaranya adalah : Quantity ( EMQ ). Adapun asumsi dari model EPQ
a. Model Economic Order Quantity ( EOQ ) adalah :
Masalah utama persediaan bahan baku adalah 1). Laju permintaan diketahui, konstan dan kontinyu
menentukan berapa jumlah pemesanan yang 2). Laju produksi diketahui, konstan dan kontinyu
ekonomis ( Economic Order Quantity/EOQ ) yang 3). Seluruh ukuran lot ditambahkan ke dalam
akan menjawab persoalan berapa jumlah bahan persediaan secara bertahap
baku dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga 4). Tidak ada stockout
dapat meminimalkan ordering cost dan holding cost. 5). Struktur ongkosnya tetap, yaitu :
Model klasik EOQ ini memakai asumsi sebagai a. ongkos set-up sama, tidak tergantung dari
berikut : ukuran lot
1). Hanya satu item produk yang diperhitungkan b. ongkos simpan merupakan fungsi linear
2). Kebutuhan setiap periode diketahui berdasarkan pada rata-rata persediaan
3). Barang yang dipesan selalu tersedia di pasar c. ongkos produksi terdiri dari ongkos tenaga
4). Lead time bersifat konstan kerja langsung, ongkos bahan baku dan
5). Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman ongkos overhead pabrik
dan langsung dapat digunakan 6). Gudang, kapasitas produksi dan modal dapat
6). Tidak ada back order karena kehabisan memenuhi seluruh permintaan
persediaan Diskripsi model persediaan EPQ ini dapat
7). Tidak ada diskon untuk pembelian dengan lot ditunjukkan dalam gambar 1. Dalam gambar ini
besar menunjukkan produksi dimulai pada saat = 0 dan
Tujuan dari model ini adalah untuk menentukan selesai pada saat tp. Selama tp hingga t1 tidak
jumlah ekonomis setiap kali pemesanan ( EOQ ) terjadi produksi dan persediaan dihabiskan. Pada
sehingga meminimalkan biaya total persediaan. saat t1, dimulai produk baru dan jika tidak ada
b. Model Economic Production Quantity ( EPQ ) permintaan selama waktu tp, maka persediaan akan
Pengembangan dari masalah bahan baku adalah meningkat dengan laju p. Mengingat adanya
persediaan bahan baku berupa komponen yang permintaan sebesar d, persediaan jadi meningkat
diproduksi sendiri dan dipakai sendiri sebagai sub- sebesar (p-d) dimana p lebih besar daripada d.
komponen produk jadi oleh suatu perusahaan Tingkat persediaan akan menjadi maksimum dan
(Nasution.AH,1999). Laju permintaan produk ini produksi dihentikan, yaitu sebesar (p-d)t dan tp =
diasumsikan lebih rendah dari jumlah produksi Q/p. Karena rentang tingkat persediaan antara
komponen, sehingga menghasilkan keputusan minimum nol dan maksimum Q(p-d)/p, maka besar
berapa jumlah lot yang harus diproduksi sehingga rata-rata persediaan sebesar Q(p-d)/2p. Total
meminimasi biaya total persediaan. Model ini dikenal Inventory Cost merupakan penjumlahan antara set-
dengan nama Economic Los Zise ( ELS ) atau up cost dengan holding cost.
disebut juga dengan Economic Production Quantity (

Quantity
p
d
p-d

0 tp t1
Waktu

Gambar 1. Diskripsi model persediaan EPQ

Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 71
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)
Fungsi & Proses Proses Inti Target

Tugas & Fungsi Sub-proses Sub-proses Target

Tugas & Fungsi Aktivitas Aktivitas Target

Gambar 2. Dekomposisi proses dalam pengembangan sistem pengukuran kerja supply


chain berdasarkan proses.( sumber : Chan & Li, 2003 )

Supply chain Operations Reference membagi produksi, dan pengiriman. Plant mencakup proses
proses-proses supply chain menjadi lima proses inti, menaksir kebutuhan distribusi, perencanaan dan
yaitu plant, source, make, deliver, dan return, dapat pengendalian persediaan, perencanaan produksi,
dilihat dalam gambar 3. perencanaan material, perencanaan kapasitas, dan
Plant, merupakan proses yang menyeimbangkan melakukan penyesuaian supply chain plant dengan
permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan financial plant
terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan,
.

Plan

Source Make Deliver

Return Return
Manufaktur

Gambar 3. Lima proses inti supply chain pada model SCOP

Source, yaitu proses pengadaan barang maupun pengetesan kualitas, mengelola barang setengah
jasa untuk memenuhi permintaan. Proses yang jadi, memelihara fasilitas produksi, dll.
tercakup meliputi penjadwalan pengiriman dari Deliver, yang merupakan proses untuk memenuhi
supplier, menerima, mengecek, dan memberikan permintaan terhadap barang maupun jasa. Biasanya
otorisasi pembayaran untuk barang yang dikirim meliputi order management, transportasi, dan
supplier, memilih suplier, mengevaluasi kinerja distribusi. Proses yang terlibat diantaranya adalah
supplier,dll. Jadi proses bisa berbeda tergantung menangani pesanan dari pelanggan, memilih
pada apakah barang yang dibeli termasuk stoked, perusahaan jasa pengiriman, menangani kegiatan
make-to-order, atau engineer-to-order products. pergudangan produk jadi, dan mengirim tagihan ke
Make, yaitu proses untuk mentransformasi bahan pelanggan.
baku/komponen menjadi produk yang diinginkan Return, yaitu proses pengembalian atau menerima
pelanggan.Kegiatan make atau produksi dapat pengembalian produk karena berbagai alasan
dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target Kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi
stok ( make-to-stock ), atas dasar pesanan ( make- produk, meminta otorisasi engembalian cacat,
to-order ), atau engineer-to-order. Proses yang penjadwalan pengembalian, dan melakukan
terlibat disini adalah penjadwalan produksi, pengembalian. Post-delivery-customer support juga
melakukan kegiatan produksi dan melakukan merupakan bagian dari proses return.
Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan 73
Model Performance Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor )
(Sidarto)
berkepentingan terhadap kinerja pengiriman, Perusahaan-perusahaan yang besar atau yang
keterlambatan dan kerusakan saat proses tergolong dalam best in class memiliki kinerja supply
pengiriman menjadi perhatian sangat penting bagi chain yang secara signifikan lebih bagus
pelanggan sehingga delivery performance adalah dibandingkan dengan perusahaan rata-rata. Metrik
metrik yang customer-facing. Sebaliknya pelanggan kinerja supply chain pada suatu perusahaan yang
tidak perlu repot memonitor jumlah persediaan yang akan diukur beserta penjelasannya dapat dilihat
dimiliki pelanggan, tetapi secara internal perusahaan dalam tabel 2. Langkah selanjutnya kemampuan dari
sangat berkepentingan untuk memiliki jumlah perusahaan yang akan diukur dibandingkan dengan
persediaan yang cukup dan tidak berlebihan, perusahaan rata-rata, dan apabila perusahaan yang
sehingga inventory days of supply yang merupakan diukur hasilnya lebih besar dari perusahaan rata-
ukuran tingkat persediaan, merupakan metrik yang rata, maka perusahaan tersebut termasuk
internal-facing. perusanaan best in class.

Tabel 1. Performance Metriks Level 1

Performance Attribute Customen-Facing Internal-Facing


Reliabilit Responsiven Flexibility Cost Assets
y ees
Delivery performance x
Fill rate x
Perfect order fulfillment x
Order fulfillment lead time x
S-Chain response time x
Production flexibility x
S-chain management cost x
Cost of goods sold x
Value-added productivity x
Waranty cost or return x
processing cost
Cash-to-cash cycle time x
Inventory days cycle time x
Asset turns x

Sumber : Supply Chain Council

Perusahaan-perusahaan yang besar atau yang 7. Beberapa Contoh Perhitungan Metrik Kinerja
tergolong dalam best in class memiliki kinerja supply Suppy Chain.
chain yang secara signifikan lebih bagus
dibandingkan dengan perusahaan rata-rata. Metrik Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut
kinerja supply chain pada suatu perusahaan yang akan didefinisikan beberapa metrik yang akan diukur
akan diukur beserta penjelasannya dapat dilihat diantaranya :
dalam tabel 2. Langkah selanjutnya kemampuan dari a. Inventory days of supply
perusahaan yang akan diukur dibandingkan dengan Metrik ini mengukur kecukupan persediaan dengan
perusahaan rata-rata, dan apabila perusahaan yang satuan waktu (hari). Jadi inventory days of supply
diukur hasilnya lebih besar dari perusahaan rata-rata, adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu
maka perusahaan tersebut termasuk perusanaan perusahaan bisa bertahan dengan jumlah
best in class. persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan
lebih lanjut). Metrik ini berada pada klasifikasi asset.

Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 75
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)
Account
Payable

Purchasing Inventory

Manufac Cost of Sales Cash-to-cash cycle


turing time

Sales & Sales


Distribution

Account
Receivable

Gambar 4. Sumber data untuk perhitungan cash-to-cash cycle time

KESIMPULAN Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol.1 April


2003.
Konsep SCM merupakan mekanisme untuk Hanam.R,1996, Computer Integrated Manufacturing:
meningkatkan produktivitas total perusa haan dalam from consepts to relisation,
rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi, dan Addison-Wesley, England.
aliran bahan. SCM akan menjadi keharusan bagi Nasution.A.H.,1999, Perencanaan dan Pengendalian
setiap perusahaan yang ingin bertahan dan Produksi, Candimas Metropole, Jakarta.
memenangkan persaingan pasar. Sheikh. K.,2002, Manufacturng Resource Planning (
Seiring dengan menyebarnya konsep-konsep MRP II ), with introduction to ERP, SCM, and
SCM di dunia industri, baik jasa maupun manufaktur, CRM, McGrow-Hill.
konsep-konsep yang lebih canggih yang merupakan Punjawan.IN.,2005, Supply Chain
pengembangan dari SCM akan bermunculan. Management, Guna Widya, Surabaya
Untuk mengetahui apakah kinerja SCM dalam Watanabe.R.,2001, Supply Chain Management
suatu perusahaan dapat dilakukan sesuai dengan Konsep dan Teknologi, Jurnal Usahawan No. 02
yang diharapkan, banyak model pengukuran kinerja Th XXX Pebruari, Ban dung.
dari pada SCM yang dapat dilakukan, diantaranya Zabidi.Y.,2001, Supply Chain Managemen :
adalah model preverence of activity (POA), yang Teknik Terbaru dalam Mengelola Aliran
mengukur ; cost, time, capasity, capability, Material/produk dan Informasi dalam
productivity, utibility, outcome, dan model supply memenangkan Persaingan, Jurnal Usahawan
chain operations reference (SCOR), yang mengukur ; No.02 Th XXX Februari 2001, Bandung.
reliability, responsivenees, flecibility, cost and asset,
dan membagi supply chain menjadi lima proses inti,
yaitu ; plant, source, make, deliver, and return.

DAFTAR PUSTAKA

Djohar. S., Tanjung.H., Cahyadi. ER., 2003, Building


a Competitive Advantage on CPO Through
Supply Chain Managemen, A Case Stady in
PT. Eka Dura Indonesia, Astra Agro Lestari,

Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 77
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)

Anda mungkin juga menyukai