Hal 68 77 Sidarta1
Hal 68 77 Sidarta1
Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 69
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)
chain. Ada berbagai model dalam menangani EPQ ) atau disebut Economic Manufacturing
masalah persediaan, diantaranya adalah : Quantity ( EMQ ). Adapun asumsi dari model EPQ
a. Model Economic Order Quantity ( EOQ ) adalah :
Masalah utama persediaan bahan baku adalah 1). Laju permintaan diketahui, konstan dan kontinyu
menentukan berapa jumlah pemesanan yang 2). Laju produksi diketahui, konstan dan kontinyu
ekonomis ( Economic Order Quantity/EOQ ) yang 3). Seluruh ukuran lot ditambahkan ke dalam
akan menjawab persoalan berapa jumlah bahan persediaan secara bertahap
baku dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga 4). Tidak ada stockout
dapat meminimalkan ordering cost dan holding cost. 5). Struktur ongkosnya tetap, yaitu :
Model klasik EOQ ini memakai asumsi sebagai a. ongkos set-up sama, tidak tergantung dari
berikut : ukuran lot
1). Hanya satu item produk yang diperhitungkan b. ongkos simpan merupakan fungsi linear
2). Kebutuhan setiap periode diketahui berdasarkan pada rata-rata persediaan
3). Barang yang dipesan selalu tersedia di pasar c. ongkos produksi terdiri dari ongkos tenaga
4). Lead time bersifat konstan kerja langsung, ongkos bahan baku dan
5). Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman ongkos overhead pabrik
dan langsung dapat digunakan 6). Gudang, kapasitas produksi dan modal dapat
6). Tidak ada back order karena kehabisan memenuhi seluruh permintaan
persediaan Diskripsi model persediaan EPQ ini dapat
7). Tidak ada diskon untuk pembelian dengan lot ditunjukkan dalam gambar 1. Dalam gambar ini
besar menunjukkan produksi dimulai pada saat = 0 dan
Tujuan dari model ini adalah untuk menentukan selesai pada saat tp. Selama tp hingga t1 tidak
jumlah ekonomis setiap kali pemesanan ( EOQ ) terjadi produksi dan persediaan dihabiskan. Pada
sehingga meminimalkan biaya total persediaan. saat t1, dimulai produk baru dan jika tidak ada
b. Model Economic Production Quantity ( EPQ ) permintaan selama waktu tp, maka persediaan akan
Pengembangan dari masalah bahan baku adalah meningkat dengan laju p. Mengingat adanya
persediaan bahan baku berupa komponen yang permintaan sebesar d, persediaan jadi meningkat
diproduksi sendiri dan dipakai sendiri sebagai sub- sebesar (p-d) dimana p lebih besar daripada d.
komponen produk jadi oleh suatu perusahaan Tingkat persediaan akan menjadi maksimum dan
(Nasution.AH,1999). Laju permintaan produk ini produksi dihentikan, yaitu sebesar (p-d)t dan tp =
diasumsikan lebih rendah dari jumlah produksi Q/p. Karena rentang tingkat persediaan antara
komponen, sehingga menghasilkan keputusan minimum nol dan maksimum Q(p-d)/p, maka besar
berapa jumlah lot yang harus diproduksi sehingga rata-rata persediaan sebesar Q(p-d)/2p. Total
meminimasi biaya total persediaan. Model ini dikenal Inventory Cost merupakan penjumlahan antara set-
dengan nama Economic Los Zise ( ELS ) atau up cost dengan holding cost.
disebut juga dengan Economic Production Quantity (
Quantity
p
d
p-d
0 tp t1
Waktu
Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 71
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)
Fungsi & Proses Proses Inti Target
Supply chain Operations Reference membagi produksi, dan pengiriman. Plant mencakup proses
proses-proses supply chain menjadi lima proses inti, menaksir kebutuhan distribusi, perencanaan dan
yaitu plant, source, make, deliver, dan return, dapat pengendalian persediaan, perencanaan produksi,
dilihat dalam gambar 3. perencanaan material, perencanaan kapasitas, dan
Plant, merupakan proses yang menyeimbangkan melakukan penyesuaian supply chain plant dengan
permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan financial plant
terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan,
.
Plan
Return Return
Manufaktur
Source, yaitu proses pengadaan barang maupun pengetesan kualitas, mengelola barang setengah
jasa untuk memenuhi permintaan. Proses yang jadi, memelihara fasilitas produksi, dll.
tercakup meliputi penjadwalan pengiriman dari Deliver, yang merupakan proses untuk memenuhi
supplier, menerima, mengecek, dan memberikan permintaan terhadap barang maupun jasa. Biasanya
otorisasi pembayaran untuk barang yang dikirim meliputi order management, transportasi, dan
supplier, memilih suplier, mengevaluasi kinerja distribusi. Proses yang terlibat diantaranya adalah
supplier,dll. Jadi proses bisa berbeda tergantung menangani pesanan dari pelanggan, memilih
pada apakah barang yang dibeli termasuk stoked, perusahaan jasa pengiriman, menangani kegiatan
make-to-order, atau engineer-to-order products. pergudangan produk jadi, dan mengirim tagihan ke
Make, yaitu proses untuk mentransformasi bahan pelanggan.
baku/komponen menjadi produk yang diinginkan Return, yaitu proses pengembalian atau menerima
pelanggan.Kegiatan make atau produksi dapat pengembalian produk karena berbagai alasan
dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target Kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi
stok ( make-to-stock ), atas dasar pesanan ( make- produk, meminta otorisasi engembalian cacat,
to-order ), atau engineer-to-order. Proses yang penjadwalan pengembalian, dan melakukan
terlibat disini adalah penjadwalan produksi, pengembalian. Post-delivery-customer support juga
melakukan kegiatan produksi dan melakukan merupakan bagian dari proses return.
Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan 73
Model Performance Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor )
(Sidarto)
berkepentingan terhadap kinerja pengiriman, Perusahaan-perusahaan yang besar atau yang
keterlambatan dan kerusakan saat proses tergolong dalam best in class memiliki kinerja supply
pengiriman menjadi perhatian sangat penting bagi chain yang secara signifikan lebih bagus
pelanggan sehingga delivery performance adalah dibandingkan dengan perusahaan rata-rata. Metrik
metrik yang customer-facing. Sebaliknya pelanggan kinerja supply chain pada suatu perusahaan yang
tidak perlu repot memonitor jumlah persediaan yang akan diukur beserta penjelasannya dapat dilihat
dimiliki pelanggan, tetapi secara internal perusahaan dalam tabel 2. Langkah selanjutnya kemampuan dari
sangat berkepentingan untuk memiliki jumlah perusahaan yang akan diukur dibandingkan dengan
persediaan yang cukup dan tidak berlebihan, perusahaan rata-rata, dan apabila perusahaan yang
sehingga inventory days of supply yang merupakan diukur hasilnya lebih besar dari perusahaan rata-
ukuran tingkat persediaan, merupakan metrik yang rata, maka perusahaan tersebut termasuk
internal-facing. perusanaan best in class.
Perusahaan-perusahaan yang besar atau yang 7. Beberapa Contoh Perhitungan Metrik Kinerja
tergolong dalam best in class memiliki kinerja supply Suppy Chain.
chain yang secara signifikan lebih bagus
dibandingkan dengan perusahaan rata-rata. Metrik Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut
kinerja supply chain pada suatu perusahaan yang akan didefinisikan beberapa metrik yang akan diukur
akan diukur beserta penjelasannya dapat dilihat diantaranya :
dalam tabel 2. Langkah selanjutnya kemampuan dari a. Inventory days of supply
perusahaan yang akan diukur dibandingkan dengan Metrik ini mengukur kecukupan persediaan dengan
perusahaan rata-rata, dan apabila perusahaan yang satuan waktu (hari). Jadi inventory days of supply
diukur hasilnya lebih besar dari perusahaan rata-rata, adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu
maka perusahaan tersebut termasuk perusanaan perusahaan bisa bertahan dengan jumlah
best in class. persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan
lebih lanjut). Metrik ini berada pada klasifikasi asset.
Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 75
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)
Account
Payable
Purchasing Inventory
Account
Receivable
DAFTAR PUSTAKA
Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance 77
Of Aktivity ( Poa ) dan Supply Chain Operations Reference ( Scor ) (Sidarto)