Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISAMPAIKAN DALAM ACARA DIKLAT PENILIK PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI HOTEL PANGERAN CITY TANGGAL 18 s.d 21 April 2010
A. PENDAHULUAN
Mengenal
kebutuhan masyarakat merupakan hal penting dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah Tanpa mengenal kebutuhan masyarakat maka progam yang dilaksanakan tidak akan tepat sasaran dan mungkin tidak akan bermanfaat bagi masyarakat Oleh karena itu perlu dikenal secara keseluruhan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam masyarakat
B. PENGERTIAN
Identifikasi
mengenali Identifikasi kebutuhan belajar berarti mengenali apa saja yang menjadi kebutuhan untuk dipelajari oleh masyarakat, kebutuhan yang riil dan saat itu dirasakan masyarakat. Identifikasi sumber belajar artinya mengenali sumber-sumber baik manusia maupun non manusia/alam yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis pembelajaran dalam masyarakat.
C. SASARAN
Pada
dasarnya sasaran identifikasi adalah semua masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan di jalur nonformal dan informal Namun pelayanan pendidikan luar sekolah tidak sama untuk semua jenis umur Perlu pengelompokkan sasaran meskipun tidak terlau ketat dari berbagai kelompok sasaran misalnya:
Kelompok
anak usia dini Kelompok remaja/pemuda Kelompok orang dewasa Kelompok wanita Kelompok pengangguran Kelompok setengah menganggur
D. KEBUTUHAN
Kebutuhan
itu menyangkut aspek biologis maupun psikologis yang berkaitan erat dengan pendidikan
KEBUTUHAN PENDIDIKAN
Kebutuhan
masyarakat itu mendorong timbulnya belajar serta menciptakan kondisi yang perlu diperhitungkan oleh para pendidik jika mau membantu masyarakat untuk belajar. Kebutuhan Pendidikan adalah Sesuatu yang harus dipelajari oleh orang itu , demi mencapai kebaikan bagi dirinya, lembaganya ataupun oleh masyarakat dan bangsa.
Kebutuhan
pendidikan merupakan kesenjangan apa yang diingini oleh seseorang , lembaga dan masyarakatnya dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Dengan kata lain kesenjangan antara aspirasi dengan kenyataan. Makin tepat petugas pendidikan dalam merumuskan aspirasinya maka makin kuat dia didorong untuk belajar
Makin
sesuai kebutuhan pendidikan dengan aspirasi seseorang, maka makin efektif belajar yang dilakukan. Salah satu kegiatan yang mendasar bagi pendidik dan tenaga kependidikan nonformal adalah keterampilan dan kepekaannya dalam membantu kelompok untuk menilai kebutuhan belajar dan menterjemahkan kebutuhan itu dalam minat belajar mereka.
Maka
dari itu kegiatan identifikasi perlu dilakukan agar program belajar yang hendak dirumuskan tepat, mantap dan sesuai sasaran. Identifikasi kebutuhan belajar adalah kegiatan pemberian orientasi untuk menimbulkan minat belajar, kegiatan pendataan serta mendokumentasikannya sehingga perencanaan program yang sesuai dengan aspirasi masyarakat bisa dirumuskan menjadi program pembelajaran,
Kebutuhan belajar masyarakat adalah kebutuhan untuk dapat : 1. Bertahan hidup ( to survive) 2. Mengembangkan dirinya secara optimal 3. Berpartisipasi dalam pemb. Masyarakat 4. Memperoleh Pekerjaan 5. Mengambil keputusan berdasarkan informasi 6. Dalam rangka belajar sepanjang hayat.
Setiap
peserta PNF perlu diidentifikasikan kebutuhan belajarnya dalam kaitannya dengan enam kategori kebutuhan tersebut. Namun setiap orang memiliki kebutuhan dan minat belajar yang berbeda, upaya kita bagaimana menggiring mereka untuk dapat menyamakannya sehingga dapat mengelompokkan kebutuhannya
untuk memperoleh nutrisi, protein, mineral dan karbohidrat, vitamin yang sesuai dengan standar kecukupan. Kebutuhan untuk memperoleh rangsangan sosial dan emosional yang memadai, intelektual bahasa, seni, kemandirian yang memadai..
manfaat dari mengikuti pendidikan kesetaraan Paket A,B,C Menjadikan warga belajar dapat mengembangkan minat dan bakatnya Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat Memiliki keterampilan hidup dan mampu melihat peluang lapangan kerja Mampu mengambil keputusan dari informasi yang diterima Lebih tertarik untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya.
Warga Belajar Setelah Pend.dasar Meningkatkan kemampuan untuk dapat hidup lebih baik. Lebih tanggap dan peduli terhadap lingkungan dan pembangunan bangsa. Meningkatkan mutu diri dan profesional dan produktivitas dalam pekerjaan Meningkatkan Iman dan Ketaqwaan pada yang Maha Kuasa.
4. LEMBAGA KURSUS
Istilah kursus merupakan terjemahan dari course dalam bahasa inggris, yang secara harfiah berarti mata pelajaran atau rangkaian mata pelajaran. Dalam PP no. 73 tahun 1991 dijelaskan bahwa kursus adalah satuan pendidikan sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga belajar.
Menurut Arta Sasmita (1985), kursus adalah sebagai mata kegiatan pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja, terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang dewasa atau remaja dalam waktu yang relatif singkat agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dari dan masyarakat.
sarana dan prasarana dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar warga belajar Sumber belajar dapat berupa pisik yaitu sarana dan prasarana, dana, dsb. Sumber belajar dalam bentuk SDM seperti Tutor, Penyelengara Program dan Dukungan orang tua, dan masyarakat setempat.
Untuk
memanfaatkan sumber belajar dapat dilakukan identifikasi /pendataan, pendekatan dan koordinasi dari berbagai unsur yang terkait . Perlu perhitungan yang mantap dan kesepakatan yang jelas dalam memakai sumber belajar jika perlu memakai akte tertulis dengan berbagai saksi.
sumber belajar dan menterjemahkannya dalam bentuk program. Maka dibutuhkan instrumen dalam bentuk format identifikasi. 2. Kemampuan dalam merencanakan program secara sistematis dan sistemik. 3. Kemampuan dalam mengembangkan program. 4. Kemampuan dalam mengelola program dengan mengoptimalkan pemanfatan orang-orang , fasilitas, sarana dan prasarana yang dibutuhkan
berdasarkan instrumen penilaian yang dirumuskannya. Keahlian yang diperlukan adalah : Menentukan prioritas kebutuhan belajar. Mensinergikan dengan kondisi sosial ekonomi dan potensi sumber daya alam
Menentukan
tempat beroperasinya kegiatan yang aman, nyaman dan representatif. Memobilisasi sumber belajar yang relevan Kemampuan bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat yang dapat menimbulkan simpati dan empati. Kemampuan mengadministrasikan, mendokumentasikan data identifikasi, rencana, pelaksanaan, pengelolaan dan kegiatan evaluasi yang berkaitan dengan program dan hasil belajar warga belajar.
Penilik
PNF merupakan suatu profesi penjaminan mutu dari pelaksanaan program pendidikan nonformal. Tugas penilik adalah melakukan pemantauan, penilaian, bimbingan, membina dan pelaporan dari berbagai kegiatan PNF di wilayah kerjanya. Penilik harus mampu membujuk, mendorong, mengumpulkan dan menyadarkan mereka akan pentingnya pendidikan.
Menurut
Keputusan Menpan no,15/KEP/ Menpan/3/2002. Penilik adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pendidikan luar sekolah yang meliputi pendidikan masyarakat, kepemudaan, PAUD, dan Keolahragaan. Adapun penilikan PLS adalah proses kegiatan pemantauan, penilaian, bimbingan, dan pelaporan penyelenggaraan PNF.
Proses
kegiatan kepenilikan itu baik dalam bentuk kelembagaan maupun kemasyarakatan seperti : Keaksaraan Fungsional Kelompok belajar usaha Pendidikan Anak usia Dini Pendidikan Kesetaraan Paket A.B,C Kelompok Usaha Pemuda Produktif
Kursus-kursus
dan bimbingan belajar Pembinaan OSIS Di sekolah Pembinaan PMR di sekolah dan Kelompok pemuda Pembinaan Pramuka,Saka Bhayangkara, Taruna Bumi, dll Pembinaan Pencinta Alam Pembinaan dan Pendirian Klp. Kesenian, KLp belajar adat istiadat, dsb.
Pembentukan
organisasi kemasyarakatan
pemuda Pembinaan kelompok olahraga prestasi, tradisional dan hobby Mendorong terbentuknya Pusat Kegiatan Belajar di Setiap Daerah pada wilayah kerjanya.
Dalam
kepenilikan ini tidak terlepas dengan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang ada di program itu yaitu dengan: Pemuka masyarakat, pemerintah daerah wilayah, pamong belajar, instruktur, TLD, Tutor, pendidik Paud, pengelola kursus, pengelola PKBM, Fasilitator, Nara Sumber Teknis,dll dalam rangka mensinergikan dan menghindari tumpang tindih dan rangkap sasaran.
E. LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI
1. Pengumpulan Data
a. Data Penduduk (Jenis kelamin, kelompok usia, pekerjaan, pendidikan) b. Data Lokasi (pantai, pegunungan, perkebunan, pertanian, peternakan) c. Data Kebutuhan Belajar (belajar pengetahuan, keterampilan, sikap) d. Data Sumber Alam yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran e. Data sumber tenaga/ahli yang terdapat dalam masyarakat
: : : : :
Pekerjaan Pendidikan
Jenis kelamin
: : : : : : : :
E. LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI (LANJUTAN) 3. Penampilan/penyajian Data Data yang sudah terkumpul dapat ditampilkan dalam beberapa bentuk diantaranya: a. Berbentuk tabel b. Diagram c. Gambar d. Grafik e. Poligon f. Dll
a.
b.
c.
Tindak lanjut Berdasarkan hasil analisis data dapat dibuat tindak lanjut program mana yang akan dilakasanakan yang paling cocok dengan kondisi dan kebutuhan belajar masyarakat yang sudah diidentifikasi dengan jalan mengajukan beberapa alternatif program misalnya program pelatihan, program magang
TEKNIK-TEKNIK IDENTIFIKASI
1. 2. 3. 4.
5.
Wawancara Observasi Kuesioner Dokumentasi (Bisa diperoleh di kantor seperti kantor lurah, puskesmas, dan di lembaga pendidikan yang ada dalam masyarakat seperti PKBM, PKK, Yandu Brainstorming disebut juga dengan curah pendapat.
TEKNIK WAWANCARA
a.
Langkah-langkah penggunaan teknik Menyiapkan daftar pertanyaan contoh dafar pertanyaan: 1) Pengetahuan apa yang ingin dipelajari - peningkatan mata pencaharian - peningkatan dalam pekerjaan - Kegiatan di masyarakat 2) Dari siapa ingin belajar - penyuluh pertanian - tukang perabotan - bengkel mobil Menjelaskan maksud wawancara
Nomor 1. 2. 3.
Kebutuhan belajar
Sumber belajar
Hambatan
TEKNIK BRAINSTORMING
a.
Deskripsi singkat
Teknik ini disebut juga dengan curah pendapat Curah pendapat adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang dan pengetahuan yang berbeda. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menentukan dan memilih berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan
b. Langkah-langkah penggunaan teknik 1) Menyusun pertanyaan tentang kebutuhan dan sumber belajar 2) Menyampaikan pertanyaan secara berurutan 3) Setiap orang mengemukakan satu pendapat 4) Semua pendapat harus diterima dan tidak boleh dikritik
meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas, pengetahuan, keterampilan dan sikap apakah yang ingin dipelajari Untuk menyelenggarakan kegiatan belajar agar kebutuhan belajar dapat dapat tercapai sumber belajar apa saja yang dapat digunakan Dalam melakukan kegiatan belajar hambatan apa yang mungkin timbul
Masing-masing
format dibuat oleh tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan PNF sesuai dengan kreasinya dan kebutuhan terhadap data yang ingin diperoleh dan kemudian didokumentasikan dengan rapi dan benar dalam rangka penjaminan mutu dari tugas penyelenggara, tutor maupun penilik PNF.