A. Garis 1. Pengertian Garis Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga yang jaraknya sangat dekat dan memanjang ke dua arah. Contoh: Garis Lurus 2. Kedudukan Dua Garis a. Sejajar Garis a sejajar dengan garis b ( a // b) Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut tidak berpotongan dan jarak kedua garis selalu tetap, serta terletak pada satu bidang. Garis Melengkung
b. Berpotongan Dua buah garis lurus hanya dapat berpotongan pada satu titik. Garis a dan garis b berpotongan di titik O.
c. Berimpit Dua garis yang berimpit merupakan dua garis yang terletak pada satu garis lurus, sehingga dua garis tersebut hanya tampak satu garis lurus.Garis AB dan garis CD berimpit sehingga keduanya terletak pada satu garis.
A
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua sinar garis yang bertemu pada satu titik pangkal. O = titik sudut OA dan OB = sinar garis/titik sudut AOB = O = , nama sudut 2. Jenis-Jenis Sudut a. Sudut Lancip : Sudut yang besarnya lebih dari 00 dan kurang dari 900 (00< a0< 900 )
O A B
b. Sudut Tumpul : Sudut yang besarnya lebih dari 900 dan kurang dari 1800 (900< a0< 1800 ) c. Sudut Siku-siku : Sudut yang besarnya 900 (a0 = 900 ) d. Sudut Lurus : Sudut yang besarnya 1800 (a0 = 1800 ) e. Sudut Refleks : Sudut yang besarnya antara 1800sampai 3600 (1800 < a0 < 3600) f. Sudut Putaran Penuh : Sudut yang besarnya 3600, disebut juga dengan sudut satu putaran penuh. 3. Hubungan Antar Sudut a. Sudut berpelurus (suplemen) : Dua sudut yang jumlah sudutnya 1800 b. Sudut berpenyiku (komplemen) : Dua sudut yang jumlah sudutnya 900 c. Sudut bertolak belakang : Sudut-sudut yang bertolak-belakang mempunyai sudut yang sama d. Dua garis sejajar yang yang dipotong oleh sebuah garis akan membentuk sudutsudut: 1. Sudut-sudut sehadap (sama besar) A1 = B1 A2 = B2 A3 = B3 A4 = B4 2. Sudut bersebarangan dalam (sama besar) A3 = B2 A4 = B1 3. Sudut bersebarangan luar (sama besar) A1 = B4 A2 = B3 1800 A3 + B1 = 180
0
A1 A2 A4 A3 B1 B2 B3 B4
Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat : a. Perbandingan sisi yang bersesuaian sama besar, yaitu : AC bersesuaian dengan PR = AB bersesuaian dengan PQ = BC bersesuaian dengan QR = Jadi,
b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu : Perhatikan segitiga berikut ! dan sebangun, maka :
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh rumus : AB2 = BD x BC AC2 = CD x CB AD2 = BD x CD KONGRUENSI Dua segitiga yang kongruen Secara geometris dua segitiga konsruen adalah dua segitiga yang saling menutpi dengan tepat. Sifat dua segitiga kongruen : a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. b. Sudut yang bersesuaian sama besar. Syarat dua segitiga kongruen adalah sebagai berikut : a. Tiga sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sisi, sisi) AB = PQ (sisi) AC = PR (sisi) BC = QR (sisi)
b .
Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi) AB = PQ (sisi) BC = QR (sisi) Satu sisi api dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)
c AC = RP (sisi)
3. HUKUM ARCHIMEDES Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia dikenal sebagai ahli fisika, matematika, optika dan astronomi sehingga dijuluki sebagai Bapak Eksperimen. Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan : FA = .V.g Keterangan : FA = gaya ke atas (N) V = volume benda yang tercelup (m3) = massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi (N/kg) Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya = 0 dan benda melayang . PRAKTIKUM : 1. Alat dan Bahan Alat : 1. Gelas 6 Buah, 2. Sendok, Bahan : 1. Telur mentah dan Telur matang, 2. Air, 3. Gula, 4. Garam.
2. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
2. Gelas A air tawar, gelas B air garam dan gelas C air gula, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan telur airnya tidak tumpah. 3. Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas A yang berisi air mineral kemudian amati yang terjadi pada gelas A. 4. Setelah itu dalam gelas B yaitu air garam, telur mentah dan matang sama-sama dimasukkan. Amati keadaan yang terjadi pada gelas B telur tersebut. 5. Pada gelas C yaitu air gula, telur mentah dan matang sama-sama dimasukkan. Amati keadaan yang terjadi pada gelas C tersebut. 6. Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang kita perlukan dan inginkan. 3. Kesimpulan Percobaan gelas A (air mineral) Telur mentah = tenggelam Telur mentah = tenggelam Telur matang = tenggelam Telur matang = tenggelam Percobaan Gelas B (air mineral + garam) Telur mentah = mengapung Telur matang = mengapung Percobaan Gelas C (air mineral + gula putih)
A. Benda tenggelam karena massa jenis telur > massa jenis air. Jika berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (FA). b, rata-rata > f W > Fa B. Benda melayang karena massa jenis telur = massa jenis air. Jika berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atau benda tersebut dalam keadaan setimbang. b, rata-rata = f W = Fa C. Benda terapung karena massa jenis telur < massa jenis air. jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA). b, rata-rata < f W < Fa Dari percobaan diatas garam berfungsi untuk memperbesar massa jenis air dengan begitu semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis airnya.
SCREEN SHOOT :
NAMA KELOMPOK 1. Ni Luh Niki Crystallini, NPM: 10.1517 2. Ni Putu Eny Yanti, NPM: 10.1518