Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Skin pada Bangunan Gedung Skin pada bangunan gedung adalah lapisan terluar yang menutupi, khususnya

lapisan terluar dari struktur bangunan gedung, bersifat struktural maupun struktural, dan berperan sebagai pemisah antara ruang dalam dan lingkungan luar bangunan gedung serta sebagai sarana proteksi terhadap ruang dalam. Fungsi Skin pada Bangunan gedung Skin pada bangunan gedung berpengaruh dalam kinerja bangunan gedung baik secara non-struktural maupun struktural, antara lain sebagai berikut: a. Fungsi non-struktural utama dari skin bangunan gedung dapat diringkas menjadi beberapa aspek berikut: Elemen keindahan Elemen Lubang Udara Elemen Konservasi energi Elemen Peredam Suara Elemen Penaungan terhadap Air Elemen Perlindungan Api b. Fungsi struktural pada skin bangunan gedung adalah sebagai: Mengirimkan beban lateral ke rangka bangunan gedung jika bukan sebagai struktur utama bangunan gedung Menyokong beban milik bangunan gedung jika sebagai struktur utama bangunan gedung Konsep dan Prinsip Skin pada Bangunan gedung Konsep dan Prinsip skin pada Bangunan Gedung yang sebaiknya dipenuhi adalah sebagai berikut: Dapat mengontrol aliran suhu udara, angina, dan uap air Dapat mengontrol pencahayaan, tenaga surya, dan radiasi lainnya Dapat mengontrol kebisingan Dapat mengontrol api dan kebakaran Dapat memberikan kekuatan dan kekokohan Tahan lama Estetis Ekonomis Elemen Dinding pada Bangunan gedung Menurut Daniel J. Lemieux, AIA dan Paul E. Totten, PE, Elemen umum dari dinding eksterior umumnya terdiri dari unsur-unsur dasar berikut: Exterior Cladding (natural atau sintetik) Panel Drainase Air Barrier System Vapor Retarder

Elemen Isolasi Elemen Struktural Pengertian Second Skin Second skin adalah fasad tunggal sederhana yang digandakan keluar atau kedalam dan dipisahkan oleh rongga udara berjarak dari 20 cm sampai dengan 2 m, sehingga menjadi pemisah antara kulit pertama dan area luar bangunan gedung. Sejarah Second skin Dimulai pada tahun 1903, Otto Wagner memenangkan sayembara untuk Kantor Pos Bank Tabungan di Wina, Austria. Bangunan tersebut menerapkan second skin dengan skylight di ruang utamanya. Di sekitar tahun 1920-an sistem second skin mulai menyebar luas dan kemudian teridentifikasi 2 kasus second skin. Kasus second skin pertama teridentifikasi di Rusia pada tahun 1928, saat Moisei Ginzburg bereksperimen dengan garis-garis second skin di blok bangunan gedung perumahan komunal Narkomfin miliknya. Kemudian kasus second skin kedua teridentifikasi saat Le Corbusieur merancang Centrosoyus ditempat yang sama, Moskow. Sekitar tahun 80-an jenis second skin mulai mendapatkan perhatian masyarakat, seperti pada kantor Leslie dan Godwin. Sedangkan di tahun 90-an dua faktor tersebut sangat mempengaruhi perkembangan second skin. (Saelens, 2002) Konsep dan Prinsip Second Skin Second skin pada umunya menyediakan tempat terlindung di dalam rongga ventilasi untuk mengatur pembayangan dan perangkat untuk siang hari seperti kerai dan kisi-kisinya. Sedangkan faktor penentu pada kriteria konsep second skin ini adalah lebar rongga dan ukuran lubang ventilasi di skin terluar. Elemen Second skin Second skin memiliki elemen-elemen yang diurutkan seperti berikut: Lapisan eksterior dengan kaca mengkilap Kaca Interior dengan glazur ganda, biasanya tidak seluruhnya mengkilap Rongga udara antara dua panel. Rongga udara tersebut bersifat alami ataupun mekanik. Lebar rongga yang diterapkan yaitu antara 20 cm sampai 2 m. Rongga aliran udara (konstruksi jendela ganda). Perangkat pembayangan matahari terintegrasi yang juga terletak di dalam rongga udara/ ventilasi. Fungsi Second skin Second skin merupakan pelapisan bangunan gedung dengan tujuan dan fungsi tertentu, beberapa fungsinya antara lain: 1. Mengurangi efek dari iklim dan meminimalisasi konsumsi energi di dalam ruangan. (Kragh, 2000) 2. Mengurangi panas yang dihasilkan pada rongga ventilasi. 3. Mengurangi tingkat perambatan suara dari lingkungan sekitar yang bising serta mengganggu. (Lee, Selkowitz, Bazjanac, Inkarojrit and Kohler, 2002) 4. Meningkatkan aspek transparansi dan tingkat pandang ke arah luar

2.1.1

bangunan gedung. 5. Mempengaruhi pencahayaan pada bangunan gedung. (Hendriksen, Srensen, Svensson and Aaqvist) 6. Sebagai media perangkat pembayangan yang ditempatkan dan telah terkombinasi dengan rongga ventilasi. 7. Mengurangi panas dengan mengandalkan pembayangan matahari yang terletak pada rongga untuk mengontrol beban surya. (Compagno, 2002) Jenis Second Skin Beberapa jenis second skin pada bangunan gedung, antara lain : Jendela berventilasi ganda (box-window) Second skin berwujudkan jendela yang digandakan kearah dalam atau luar baik dengan satu kaca maupun dengan tambahan satu jendela, sehingga berfungsi sebagai elemen pengisi dinding. Second skin yang dipartisi dengan modul pada tiap lantai Pada second skin jenis ini, rongga di dalamnya secara fisik dibatasi (horizontal dan vertikal) oleh modul dari skin pada rongga tersebut. Modul second skin ini memiliki tinggi yang terbatas pada tiap satu lantai. Second skin berventilasi ganda yang bertingkat Second skin memiliki rongga tanpa partisi secara vertikal maupun horizontal sehingga terbentuk satu volume yang besar agar tersedia jalur sirkulasi untuk pembersihan dan pemeliharaan. Second skin jenis ini memiliki kinerja akustik yang baik dan memanfaatkan ventilasi alami maupun mekanis. Second skin berventilasi ganda jenis shaft box Second skin jenis ini bertujuan untuk mendukung ventilasi alami dengan cara pemisahan skin sehingga tercipta efek peningkatan tumpukan/ cerobong dan terdapat saluran ventilasi vertikal diatur dalam rongga yang membentang di atas beberapa tingkat pada bangunan gedung. Udara disalurkan melalui outlet yang terletak di atas beberapa lantai bangunan gedung. Second skin berventilasi ganda jenis koridor yang dipartisi tiap lantai Second skin ini memiliki rongga besar dan tidak terbatas secara vertikal yang berfungsi utama untuk sirkulasi meskipun koridor secara fisik dipartisi pada masing- masing lantai (rongga terpisah antara lantai satu sama lain). Second skin berventilasi ganda bertingkat dengan kisi-kisi ventilasi alami Karakteristik second skin jenis ini sangat mirip dengan second skin berventilasi ganda bertingkat. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa skin terluar secara eksklusif tersusun dari kisi-kisi yang dapat diputar, dibandingkan dengan skin monolitik tradisional, serta tidak kedap udara. Second skin berventilasi ganda jenis koridor Jenis second skin dengan ventilasi ganda ini memiliki rongga besar untuk sirkulasi yang terpisah setiap lantainya. Meskipun koridor ini secara fisik

terpisah, rongga tersebut tidak terbatas secara horizontal.

Anda mungkin juga menyukai