Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ASKEP JIWA

GANGGUAN AUTIS NAMA : ASEP AMRIANTO KELAS : IIB NIM : 2011044 POLTEKKES PROVINSI BENGKULU

Definisi Gangguan autistic ditandai dengan anak menarik kedalam dirinya sendiri serta kedalam dunia fantasi yang diciptakannya.Aktipitas dan minatnya terbatas, bahkan diangap agak aneh. Ganguan ini jaran terjadi, tetapi terjadi 4 hinga 5 kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Awitan gejala awal terjadi sebelum usia 3 tahun. Bersifat kronis dan sering kali berlangsung sampai dewasa.

Faktor predisposisi Fisiologis Genetik: resiko gangguan autistic meningkat pada saudara kandung individu yang mengalami gangguan tersebut(APA,1994). Factor neurologis: masalah perkembangan tertentu, seperti infeksi neurologis pascanatal, rubella congenital, fenilketonuria dan sindrom x- rapuh Psikososial Teori psikodinamik: Mahler dan rekan (1975) mengatakan bahwa anak autistic hanya mencapai fase perkembangan prasimbiosis. Anak tadak berhasil mencapai hubungan simbiosis dengan, atau pun tidak berhasil membedakan diri dari ibunya. Perkembangan ego terhambat ;anak tidak berkomunikasi atau membina hubungan. Teori dinamika keluarga: dalam teori ini, orang tua dari anak autistic digambarkan sebagai orang yang penyendiri dan pengambil jarak, serta memiliki ikatan emosional dengan anak

Simtomatologi (data subjektif dan objektif) 1. Kegagalan membina hubungan interpersonal, ditandai dengan tidak member responsterhadap orang, kurang kontak mata dan repon wajah, tidak acuh atau aversi terhadap kasih saying dan kontak fisik. 2. Hambatan dalam berkomunikasi di tandai dengan tidak bisa bicara, susunan kalimat tidak sempurna, penggunaan kata-kata tidak tepat. 3. Sangat tertarik pada objek yang bergerak(kipas angin, kereta). Menaruh minat khusus pada music, bermain air, kancing, atau bagian-bagian tubuh. 4. Memaksa tampa alasan agar melakukan rutinitas yang sama sedetail mungkin. 5. Mengalami distress yang nyata karena perubahan sepele pada lingkungan. 6. Gerakan tubuh yang khas (mis. Menjalin tangan, berputar-putar, menggerakkan seluruh tubuh secara kompleks).

Diagnose dan Intervensi keperawatan Resiko perilaku mencederai diri Tujuan: Klien tidak akan membahayakan diri sendiri Intervensi: Lindungi anak pada saat perilaku menciderai diri sendiri, seperti untuk kepala atau perilaku histeris lainnya. Sebuah helm dapat digunakan untuk melindungi kepala dari benturan, bantal yang sesuai untuk melindungi ekstremitas dari cidera selama gerakan histeris dilakukan. Lakukan kontak satu-satu dengan anak. Tawarkan kehadiran anda kepada anak selama terjadi peningkatan ansietas.

Hambatan interaksi social Tujuan: klien akan menunjukkan kepercayaan pada seorang pemberi asuhan(terlihat dari respon wajah, dan kontak mata) Intervensi: Lakukan hubungan satu-satu dengan anak. Interaksi staf-klien yang konsisten meningkatkan terbinanya rasa percaya. Beri anak objek yang dikenalnya. Benda tersebut memberikan rasa aman ketika anak merasa distress Tunjukkan sikap yang hangat, penuh dukungan, dan siap sediasaat klien berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Lakukan interaksi perlahan-lahan. Jangan memaksa interaksi. Mulai dengan penguatan positif untuk kontak mata. Secara bertahap perkenalkan sentuhan, senyuman, pelukan. Dukung klien hadir bersama ketika ia berusaha keras untuk berhubungan dengan oranglain dalam lingkungannya. Kreteria hasil; Klien mulai berinteraksi dengan oranglain Klien menggunakan kontak mata, respon wajah, perilaku nonverbal lainnya dalam interaksi dengan oranglain Klien tidak menarik diri dari kotak fisik.

Hambatan komunikasi verbal Tujuan : Klien akan membina rasa percaya dengan seorang pemberi asuhan. Klien akan memiliki cara untuk mengomunikasikan kebutuhan dan keinginan kepada staf pada saat perawatan akan berakhir. Intervensi: Pertahankan secara konsisten penugasan staf selama perawatan. Antisipasi dan penuhi kebutuhan klien sampai pola komunikasi yang memuaskan terbina. Gunakan teknik validasi dan klrifikasi untuk membaca isi kode pola komunikasi. Kreteria hasil: Klien mampu berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang lain. Pesan nonverbal klien sama dengan verbalisasi.

Anda mungkin juga menyukai