Anda di halaman 1dari 1

1.

Sebuah teori dapat menggantikan teori lainnya karena hakikat dari teori itu sendiri bahwa teori itu: pernyataan yang bersifat hipotetis tentang perilaku variabel yang diteorikan Suatu teori akan bertahan jika tidak ada pembuktian logis dan empiris yang membuktikan kesalahannya Teori tidak mungkin dibuktikan kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk dibuktikan salah [ilmu murni bukanlah kumpulan pernyataan kebenaran, melainkan hanya kumpulan pernyataan yang belum terbukti salah] Karena sifatnya yang hipotesis itulah kemutlakan dalam suatu teori itu tidak ada. Sehingga, pasti ada kemungkinan suatu teori itu salah sehingga muncul teori baru yang akan menggantikan teori yang lama. Suatu teori dapat bertahan asalkan sejauh itu masih belum ada yang mematahkan atau mengkoreksi teori tersebut. 2. Pengenalan kembali suatu teori bukan berarti teori tersebut seharusnya tidak diganti dari awal, hal ini dikarenakan suatu teori bisa digantikan kapan saja dengan alasan atau pernyataan logis, mungkin pada saat periode tertentu teori tersebut terpatahkan sehingga muncul teori baru, namun belum tentu teori yang baru ini akan bertahan lama seiring priode waktu yang berubah, masih ada kemungkinan teori yang baru ini terpatahkan dan kembali ke teori yang lama. Hal ini sehubungan dengan sifat teori yang juga merupakan ilmu terapan, dimana dalam penerapannya, suatu teori menyesuaikan diri dengan lingkungan. 3. Suatu teori dapat dibuang apabila teori tersebut tidak lagi sesuai dengan keadaan lingkungan pada saat sekarang (current environment) termasuk ketika suatu teori itu tidak dapat lagi menentukan sarana untuk mencapai suatu tujuan yang dinyatakan. Terutama, apabila teori itu tidak dapat lagi menjelaskan dan dijadikan dasar serta pedoman dalam menjelaskan praktek-praktek ataupun realita-realita yang terjadi pada saat sekarang ini. Sehingga, ketika suatu teori itu sudah terbukti salah, maka teori itu dapat digantikan atau dibuang.

Anda mungkin juga menyukai