Anda di halaman 1dari 6

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 [Calibri 9]

Nama NIM Kompetensi Dasar/KD

: Kartika Fitri Annisa : I0211037 : III [tiga]

RAGAM ARSITEKTUR DI INDONESIA [PEMETAAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR] [Tema, Calibri 12] - (Uji Kompetensi/UK -III)

BANGUNAN VILLA ISOLA BANDUNG: KEMONUMENTALANNYA YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU
PENGANTAR Villa Isola dibangun dengan gaya Art Deco yang tampak pada desain yang melengkung-lengkung. Tidak hanya bangunannya, namun dari desain taman hingga desain bangunan membentuk suatu kesatuan komposisi yang kuat yang d susun dari massa berbentuk bundar. Hal ini membuat villa isola menjadi karya yang monumental dari jamannya hingga saat ini. ARSITEKTUR ART DECO Art Deco adalah sebuah gaya arsitektur yang berkembang sekitar tahun 20an-30an, dimana gaya ini sangat memperhatikan detail ornamentasi bangunan. Art Deco banyak digunakan oleh arsitek Belanda di Indonesia pada masa penjajahan yang akhir disekitar tahun 30-40an tersebut dengan memasukkan banyak dekorasi dari seni Art Deco yang merupakan kumpulan dari berbagai seni ornamen dari seluruh dunia yang diadaptasi menjadi gaya arsitektur ornamentatif Art Deco. Sebagai gaya yang mengedepankan ornamen, fasad bangunan menjadi sangat penting, dimana waktu itu berkembang arsitektur modern sebagai panduan sistem struktur yang didukung oleh elemen dekorasi dari Art Deco. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern. Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal. Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakterkarakter teknologi yang menggambarkan kecepatan dicerminkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag. Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme yang termasuk gaya Art Deco. PEMBAHASAN: VILLA ISOLA

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 [Calibri 9]

Villa Isola atau Bumi Siliwangi adalah bangunan rumah tinggal yang terletak di kawasan pinggiran utara Kota Bandung. Setelah pernah menjadi bagian dari Hotel Savoy Homann, sekarang gedung ini dipakai Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya arsitektur Art Deco yang banyak dijumpai di Bandung. Villa Isola dibangun pada tahun 1933, milik seorang hartawan Belanda bernama Dominique Willem Berretty. Bangunan ini dirancang oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker (seorang arsitek terkenal yang bisa dikatakan sebagai orang yang mengarsiteki kota Bandung karena beliaulah yang merancang banyak bangunan landmark di kota Bandung). Pada masanya desain tersebut betulbetul merupakan puncak dari modernitas. Bangunan rumah tinggal ini merupakan simbol kemewahan dan gemerlap modernitas saat itu, dan juga mengisaratkan kehidupan yang cepat dan canggih. Pada jaman tersebut adalah puncak dari gaya Art Deco yang ada di Indonesia. Sebagian besar bangunan yang dibangun pada masa itu menggunakan gaya Arsitektur Art Deco. Dengan ciri terdapat banyak ornamen-ornamen tradisional atau bentuk dari kecanggihan masa itu. Seperti halnya pada bangunan Villa Isola, bangunan ini bergaya Art Deco karena bangunan mencerminkan penggunaan teknologi yang canggih pada saat itu, yang dapat dilihat dari bentuk lengkungan- lengkungan dinding Villa Isola.

Gambar 1. Villa Isola tampak dari selatan terlihat dinding Villa Issola Bandung yang melengkung-lengkung yang dapat dilihat dari fasadnya.

Villa Isola menjadi sebuah bangunan yang monumental pada saat itu. Pengertian monumental dalam arsitektur monumental, yaitu sifat perancangan tertinggi yang dapat dicapai perancang agar dapat membangkitkan kenangan atau kesan yang tidak mudah terlupakan. Seorang arsitek bernama Ruskin dalam bukunya Speaking Architecturally mengatakan, sebuah karya arsitektur yang baik memiliki kesatuan, komposisi, keseimbangan asimetris, dan ritme. Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama adalah bentuknya yang tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan fungsi sama (rumah tinggal).

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 [Calibri 9]

Pada bangunan Villa Ishola akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan, membentuk kesatuan dan komposisi yang kuat. Denah bangunan dan bentuk bangunan yang dibagi secara simetris menambah penyusunan komposisi yang kuat.

Gambar 2. Villa Isola tampak dari samping.

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 [Calibri 9]

Gambar 3. Denah Villa Isola dari lantai 1 hingga lantai 3 yang dibagi oleh garis imajiner sehingga bangun terbagi menjadi dua dan ternyata bangunan berbentuk simetris. Tampak juga bentuk lengkung-lengkung pada denah yang mencerminkan penerapan gaya Art Deco.

Dalam meletakkan massa Villa Isola, arsitek menggunakan sumbu imajiner utara-selatan dengan arah utara menghadap Gunung Tangkuban Perahu dan arah selatan menghadap Kota Bandung. Penggunaan sumbu utara-selatan dengan berorientasi pada sesuatu yang sakral (gunung atau laut) merupakan orientasi kosmis masyarakat di Pulau Jawa.

Gambar 4. Foto Villa Issola Bandung dari udara. Dapat dilihat bagaimana sistem peletakan massa dan elemen pendukung bangunan yang disusun menjadi sebuah komposisi yang kuat. Terlihat juga bahwa penggunaan bentuk dan pengembangannya berasal dari pusat bangunan yang juga berbentuk bulat.

Villa Isola terletak di antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda. Taman di bagian selatan lebih rendah daripada taman di bagian utara. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini terdapat jalur yang merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris. Mendekati bagian utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran yang titik pusatnya berada pada bangunan. Hal serupa juga diterapkan pada taman bagian selatan. Pengolahan bentuk anak tangga setengah lingkaran berpusat pada bangunan Villa Isola. Pengolahan taman dengan menggunakan bentuk melingkar yang berpusat pada bangunan yang juga bersifat simetris dan berbentuk melingkar, menjadikan bangunan menyatu dengan lahan di sekitarnya.

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 [Calibri 9]

Gambar 5. Taman Utara Villa Isola yang berbentuk tangga-tangga karena menyesuaikan bentuk tapak.

Gambar 6. Taman bagian selatan Villa Isola yang berpusat dari bangunan dan membentuk bangunan. Menghadirkan tampilan komposisi yang kuat dan monumental.

Fasad bangunan Villa Isola diperkaya dengan garis-garis lengkung horizontal. Hal ini merupakan cermin dari gaya arsitektur Art Deco yang diterapkan oleh arsitek. Keindahan ornamen berupa garis garis molding akan lebih terlihat dengan adanya efek bayangan matahari yang merupakan kecerdikan arsitek-arsitek masa lampau dalam mengeksploitasi sinar matahari tropis. Pengolahan lahan, taman, dan elemen-elemennya turut mendukung keunikan Villa Isola terutama dari segi bentuk. Semuanya itu menyuarakan satu bentuk: bundar. Hal inilah yang membuat Villa Isola menjadi sebuah karya yang monumental, perpaduan tiap komponen bergabung menjadi satu menjadi sebuah komposisi yang kuat dengan bentuk bulat hasil penerapan gaya Art Deco dan pengolahan tapak serta lingkungan yang menyesuaikan bangunan membuat karya pada bangunan ini menjadi tak terlupakan.

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 [Calibri 9]

Gambar 7. Villa Isola yang terkena bayangan membuat tiap elemen-elemen dalam bangunan semakin indah.

KESIMPULAN Suatu karya dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental, apabila menimbulkan kesan yang mendalam pada orang banyak terhadap karya itu sendiri, seperti pada Villa Isola yang mampu mengolah bangunan dan lingkungan dengan baik. Bangunan dan lingkungan menyatu membentuk komposisi kuat yang mampu memberi kesan mendalam kepada setiap orang yang melihatnya. Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Art_Deco- diakses pada 3 November 2012 http://www.indotravelers.com/bandung/heritage/villa-isola.html - diakses 3 November 2012 http://djawatempodoeloe.multiply.com/photos/album/31/Rahasia-Villa-IsolaBandung-?&show_interstitial=1&u=%2Fphotos%2Falbum diakses 3 November 2012 http://2.bp.blogspot.com/_AYmTbSXAtw4/TSWIfGBb3II/AAAAAAAAAEs/J53O_ 34Jbec/s1600/isola-bandung.jpg - diakses pada 8 November 2012 http://us.images.detik.com/content/2008/12/30/501/isola05.jpg - diakses pada 8 November 2012 http://2.bp.blogspot.com/6Moe6hwBhdI/Tj9JdpVtMnI/AAAAAAAAAHY/V8lMxAXjujY/s1600/Villa_isola_1.j pg - diakses pada 8 November 2012

Anda mungkin juga menyukai