Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRATIKUM MEKANIKA TANAH

Disusun Oleh :

Muhamad Afif Arindra Pratama Chaerul Umam Ragil Pambudi Resti Fitriana Irma Safitri

1103010008 1103010006 1103010012 1103010046 1103010014

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2013

KATA PENGANTAR
Syukur alkhamdulilah saya panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Praktikum Mekanika Tanah . Dalam penyusunan tugas ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tugas ini jauh dari kata sempurna, karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

PEDOMAN UNTUK PRAKTIKUM

I. Umum 1. Praktikum dilaksanakan secara rombongan. 2. Pelajari dengan baik petunjuk mengenai percobaan yang akan dilaksanakan, sehingga sudah dikuasai sebelum melaksanakan praktikum, urut-urutan pekerjaan, apa yang harus dicatat, perkiraan waktu, dan sebagainya. 3. Bekerjalah dengan hati-hati terhadap alat-alat yang digunakan. rombongan bertanggung jawab atas alat-alat yang digunakan. Setelah selesai praktikum, berishkan alat-alat tersebut, susun kembali dengan baik dan serahkan kepada petugas. Kerusakan dan kehilangan alat berat akan dibebankan kepada rombongan. Janganlah memindahkan alat-alat tanpa seizin petugas. 4. Sebelum menimbang, periksalah kemampuan / kapasitas dan ketelitian timbangan yang akan digunakan. Periksalah bahwa timbangan dalam keadaan seimbang atau membaca nol dalam keadaan tanpa beban. 5. Gunakan timbangan yang sama pada sesuatu percobaan tertentu. 6. jangan mengubah-ubah setelan pada alat-alat yang ada, seperti Thermostat pada oven, cincin beban yang terpasang, kecepetan gerak alat / mesin, dan sebagainya. Bila anda menganggap ada yang kurang tepat hubungi petugas. 7. Bekerjalah dengan teliti, misalnya tutup mangkok timbang jangan tertukar, tercecernya contoh tanah yang diperiksa, pembacaan arloji ukur yang keliru, dan sebagainya yang akan berpengaruh terhadap kesalahan hasil percobaan. Jugakebersihan dan keringnya alat berpengaruh pada hasil percobaan. 8. Biasakan mencatat hal-hal yang dilaksanakan dan hal-hal yang tejadi dan buatlah skets alatalat dan sebagainya apabila diperlukan.

PERCOBAAN I PENYELIDIKAN TANAH DENGAN ALAT SONDIR

Tujuan : Untuk menentukan JENIS (lapisan-lapisan) tanah berdasarkan tahanan ujung onus dan daya lekat tanah setiap kedalaman pada alat sondir.

Alat-alat yang digunakan : 1. Mata sondir, sebuah alat khusus yang dapat melakukan penetrasi kedalam tanah (konus biasa / tunggal dank onus ganda / bikonus) 2. Perlengkapan lain : 4 buah baja kanal dan jangkar / angker Manometer kapasitas 0-250 kg/cm Kunci inggris (kunci pas) Oli SAE 10 Tangkai / stang pemutar angker, dll

Persiapan : a. Semua alat diperiksa, dibersihkan dan ditera, kemudian dibawa ke lapangan tempat penyelidikan b. Angker dipasang pada jarak 1,00 m c. Alat sondir dipasang pada pertengahan kedua angker dan dipasang baja kanal sedemikian rupa sehingga alat sondir berdiri tegak lurus pada tanah dan dilem pada angker d. Cek instalasi, kalau perlu diberi oli

Pelaksanaan : a. Pasang konus pada ujung alat penyambung dan dijepitkan pada kamar instalasi b. Tekan pipa untuk memasukan konus sampai kedalaman 20 cm c. Penekanan batang : Apabila digunakan konus biasa, maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada perlawanan penetrasi konus (PK atau qc) Apabila digunakan bikonus, maka penetrasi ini pertama-tama mengerakan ujung konus kebawah sedalam 4 cm dan bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (PK / qc). Penekanan selanjutnya terhadap konus dan selubung (mantel) kebawah sedalam 8 cm,

bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL) atau clef (c) d. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur e. Pembacaan sondir dihentikan apabila Pembacaan pada manometer tiga kali berturut-turut menunjukan harga > 150 kg/cm Alat sondir terangkat ke atas, sedangkan penbacaan manometer belum menunjukan angka maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal/angker.

Analisis perhitungan : Hambatan Lekat : HL = (JP PK) Cf dengan : JP = Jumlah Perlawanan PK = Perlawanan Penetrasi konus Cf = Faktor koreksi / kalibrasi alat Cf = A/B dengan : A = Tahap Pembacaan = 20 cm B = Faktor alat B = Luas Konus / Luas Torak = 10 cm / 1 cm = 10 Jumlah Hambatan Lekat : JHLi = HL i = Kedalaman Lapisan yang ditinjau

Hasil Uji Sondir Proyek : Lokasi : Univ. Muhammadiyah Purwokerto Elevasi : Dikerjakan Oleh : Tanggal : Faktorkalibrasi : 2 No. titik :

Nilai Kedalaman (m) Konus Pk

Jumlah Perlawanan JP

Hambatan Pelekat HL = -

Nilai Hambatan Setempat 20 (kg/cm) 5=4x 2 4 6 8 10 18 22 34 44 50 58 70 60 80 100 100 (kg/cm) 6 = 5 2 6 12 20 30 48 70 104 148 190 248 318 378 458 558 558 JHP

Jumlah Hambatan Setempat

(kg/cm) 1 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,80 2,00 2,20 2,40 2,60 2,80 3,00 3,20 3,40 2 10 10 12 12 15 17 19 22 23 25 28 30 50 80 100 150 3 -

(kg/cm)

(kg/cm) 4=3-2 1 2 3 4 5 9 11 17 22 25 29 35 30 40 50 50

(kg/cm) 7 = 4/10 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,9 1,1 1,7 2,2 2,5 2,9 3,5 3,0 4,0 5,0 5,0

11 12 15 16 20 28 30 39 45 50 57 65 80 120 150 200

Grafik Hasil Sondir Titik

0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2

100

200

300

400

500

600

700

Nilai Konus (Kg/cm2) Hambatan Pelekat (Kg/cm)

PERCOBAAN II KADAR AIR

Maksud : Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air tanah adalah perbandingan antara berta air yang dikandung tanah dan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen. Alat : 1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105 - 110C. 2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya : a) 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram b) 0,01 gram untuk berat antara 100 gram 1000 gram c) 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram 3. Desikator. 4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat

Benda Uji : Contoh tanah (basah) yang akan diperiksa, dengan berat minimum tergantung pada ukuran terbesar dari butiran tanah : a) Tanah butiran halus, berat minimum 10 gr 25 gr b) Tanah berpasir, berat minimum 50 gr 100 gr c) Tanah berkerikil lebih banyak

Pelaksanaan : 1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya (= W1) 2. Masukan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbang, kemudian bersama tutupnya ditimbang (= W2) 3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukan dalam oven (105 - 110) selama 16 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar dengan cawan lain. 4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam desikator. Setelah dingin ditutup. 5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (= W3)

Hitungan : Kadar air w = x 100%

x 100% (kedua angka dibelakang koma)

Catatan : 1. a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan dalam oven dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang berurutan harus beratnya tidak berkurang lagi (maksimum selisih 0,1 persen) b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan organik atau mengandung gips, gunakan temperature oven sekitar 60 - 80C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara seperti tersebut pada 1.a. c. Tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat yaitu beberapa jam. 2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli, juga merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-batas konsistensi, konsolidasi dan lain sebagainya. 3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara duplo, yaitu digunakan 2 benda ujui dengan 2 cawan, yang hasilnya harus hamper sama, yang kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih haarga kedua percobaan terlalu berbeda, harus diulangi.

TABEL : HASIL PEMERIKSAAN KADAR AIR 1 No. Cawan Timbang Berat Cawan Kosong Berat Cawan + Tanah Basah W1 gram W2 gram Sampel 1.8A 9,30 31,5 Sampel 2.8B 9,76 31,85

2 3

4 5 6 7 8

Berat Cawan + Tanah Kering Berat Air Berat Tanah Kering Kadar Air Kadar Air Rata-rata

W3 gram (W2 W1) gr (W3 W1) gr x 100 %

24,92 6,58 15,62 42,13 % 42,70 %

25,18 6,67 15,42 43,26 %

PERCOBAAN III BERAT JENIS TANAH

Maksud: Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis sesuatu contoh tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan brat air Destalasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperature tertentu. Biasanya diambil untuk temperature 27,550 C.

Alat/berat : 1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup(dari gelas) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar. 2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram. 3. Air destilasi bebas udara (dalam wash bottle ) 4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 105o 110o C. 5. Desikator. 6. Termometer. 7. Cawan porselen (morter) dengan pestel ( Penumbuk berkepala karat ) Untuk menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir- butirnya sendiri. 8. Alat vacuum atau kompor.

Benda uji : Contoh tanah seberat sekitar 30 gram -40 gram yang akan digunakan Untuk pemeriksaan secara duplo (2 percobaan yang terpisah ).

Pelaksanaan : 1. Pikometer dibersihkan luar dalam dan dikeringkan , kemudian ditimbang ( = W1 ). 2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselen dengan mengunakan pastel, Kemudian dikeringkan dalam oven . Ambil tanah kering dari oven dan langsung dinginkan dalam desikator segera / langsung dimasukan dalam piknometer sebanyak kira kira 10 gram . Piknometer dengan tutupnya berisi tanah ditimbang ( = W2 ) . 3. Isikan air + 10 cc kedalaman piknometer , sehingga tanah terendam seluruhnya Dan biarkan 2 10 jam .

4. Tambahkan air destilasi sampai kira kira setengah / dua pertiga penuh. Udara yang terperangkap diantara butir butir harus dikeluarkan / dihilangkan , Yang dapat dilakukan dengan salah satu cara : a) Pikometer bersama air dan tanah dimasukan dalam bejana tertutup yang dapat yang dapat di vacuum dengan pompa vocuum ( tidak melebihi 100 mm Hg ) ,sehingga gelembung gelembung udara keluar dan air menjadi jernih . b) Piknometer direbus dengan hati hati sekitar 10 menit dengan sekali sekali piknometer dimiringkan untuk membantu keluernya udara . kemudian didinginkan . 5. Piknometer dita,bah air destilasi sampai penuh dan ditutup . Bagian luar piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu piknometer berisi tanah dan air ditimbang ( = W3 ) . Air dalam piknometer diukur suhunya dengan termometer ( = t 0 C ). 6. Piknometer dikosongkan dan dibersihkan , diisi penuh dengan air distilasi Bebas udara , ditutup, diluarnya dikeringkan dengan kain kering . Piknometer penuh air ditimbang ( = w4 ) . Hal ini dikerjakan segera setelah selesai selesoi no .5, agar suhu udara Masih sama dengan keadaan no . 5 .

1. Berat jenis butir butir tanah pada suhu t0 C adalah

2. Berat jenis tanah pada temperatur 27 , 5 0 C adalah :

Catatan : 1. Piknometer 50 cc digunakan untuk butir - butir tanah yang lewat saringan no.4 digunakan piknometer yang lebih besar ( missal 100 cc ) . Jika tanah berupa campuran antara butir butir kasar ( tar tanah saringan no. 4 ) dan butir butir halus , butir butir tersebut harus dipisahkan denga saringan no. 4. Kemudian masing masing dikerjakan tersendiri, kemudian harga berat jenis tanah diambil rata rata dari keduanya . Pada percobaan penentuan gradasi butir butir dengan cara pengendapan ( cara pipet atau hydrometer ) , berat jenis butir butir ditentukan dari butir butir yang lolos saringan no . 10 .

2. Sebagai pengganti air destilasi sering digunakan kerosene yang sifat membasahkan butir butir lebih baik. 3. Contoh tanah basah dapat juga digunakandan langsung dimasukkan piknometer , asal diketahui kadar airnya. 4. Secara praktis , pengaruh temperatur tidak terlalu besar dan pengaruh yang besar terhadap kesalahan hasilnya adalah bersihnya udara yang terperangkap antara butir butir dan udara yang larut dalam air ,sehingga pembarsihan udara ini harus sebaik baiknya. 5. Pekerjaan penentuan berat jenis sesuatu tanah harus dilakukan secara duplo , yaitu dilakukan 2 kali yang terpisah. Hasil kedua percobaan harus tidak banyak berbeda dan dirata ratakan. Jika selisihnya banyak berbeda harus diulang .

DAFTAR BERAT JENIS AIR Temperatur ( t C ) 20 21 22 23 24 25 26 27 27,5 28 29 Berat Jenis 0,9982 0,9980 0,9978 0,9976 0,9973 0,9971 0,9968 0,9965 0,9964 0,9963 0,9960 Temperatur ( tC) 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Berat Jenis 0,9957 0,9954 0,9951 0,9947 0,9944 0,9941 0,9937 0,9934 0,9930 0,9926 0,9922

Harga diantaranya dapat diinterpolasi lurus.

PENENTUAN BERAT JENIS TANAH Proyek No.contoh No. Bor : .................. : .................. : .................. Tanggal Petugas : .............. :

Kedalamam : ..................

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nomor piknometer

(gram) 8A

(Gram) 8B 20,96 30,37 72,16 66,54 36o 9,41 5,62 3,79 2,48 2,05

Berat piknometer kosong Berat pikno + tanah kering Berat pikno + tanah + air Berat pikno + air Temperatur to C A = W2 W1 B = W3 W4 C=AB Berat jenis y = A/C Rata-rata C1

W1 gram W2 gram W3 gram W4 gram

20,65 32,43 74,19 69,73 35o 11,78 4,46 7,32 1,61

12

2,04

T = 35,50

0,9939

PERCOBAAN IV BATAS CAIR TANAH

Maksud : Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas cair tanah, batas cair tanah sesuatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair kepada plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa dengan alat sargrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2mm ( seperti yang diuraikan dibawah ), menutup sepanjang 12,7mm oleh 35 pukulan.

Alat : 1. Alat batas cair Casagrande 2. Alata pemberut ( grooving tool ) 3. Cawan porselen ( mortar ) 4. Pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet atau dibungkus karet. 5. Spatel 6. Saringan no 40 7. Air distilasi dalam botol cuci ( wash botlle ) 8. Alat-alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaan no.1 )

Benda uji : Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425mm (yang tertahan oleh saringan no. 40 ) Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh tanah mengandung buti-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu udara ( atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60 derajat )secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah yang digerus dalam mortar dengan pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no. 40. Bagian yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

Penyiapan alat : 1. Periksa alat casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam keadaan dan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga mangkok goyang, dan mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembarut mempunyai ukuran-ukuran yang benar. 2. Periksa bahwa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1cm. gunakan pegangan alat pembarut sebagai pengukur.bila tidak benar perbaiki setelan.

Pelaksanaan : 1. Taruhlah contoh tanah ( sebanyak 100gram ) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15cc 20cc. aduk,tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spartel. Bila perlu tambahlah air secara bertahap, tambah air lagi, dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar-benar merata. 2. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30 40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut kedalam mangkok gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah bagian terdalam akan terdapat 1cm. jika ada lebihan, kembalikan lebihan tersebut kemangkuk porselen. 3. Dengan alat pembarut, buatlah alur yang lurus pada garis tengah mangkoksearah dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau tergesernya tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit lebih dalam. 4. a. segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh padaalasnya dengan kecepatan dua putaran per detik, sampai kedua bagian tanah bertemu sepanjang kira-kira 12,7mm (1/2). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut. b. pada percobaan pertama, jumlah pukulan yang diperlukan antara 30-40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali,berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok casagrande ke cawan porselen,tambahkan sedikit demi sedikt air dan aduklah seperti tadi sampai merata. c. cucilah mangkok casagrande dengan air,kemudian keringkan dengan lap kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada no. 2 sampai dengan no. 4

5. ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut (lihat percobaan no.1 ) 6. ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok. 7. Ulangi pekerjaaan pada nomor-nomor 2,3,4.a,5 dan 6 sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 pukulan masing-masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari keadaan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.

Hitungan : Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai ordinat (dalam persen dengan skala biasa) Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang diperoleh. Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis vertical 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat.

Catatan : 1. Suatu cara pendekatan untuk menentukan batas cair dapat digunakan suatu data jumlah pukulan dan kada air dan dihitung dengan rumus : LL = wN . ( N ) 0,121 LL = batas cair N = jumlah pukulan yang diperlukan untuk menutup alur pada tanah dengan kadar air Wn Rumus ini hanya pendekatan dan dapat digunakan untuk harga N antara 15 dan 35 Adukan tanah dengan air harus rata benar-benar,sehingga apabila percobaan diulangi paling sedikit 2kali, harga N yang diperoleh tidak berubah. 2. Dalam pemeriksaan batas cair tanah sebaiknya tidak digunakan tanah yang dikeringkan dalam oven karena batas cair tanah akan berubah sebaiknya tanah langsung dari lapangan. 3. Dalam percobaan ini kedua bagian tanah dalam mangkok casgrande harus bertemu karena mengalirnya tanah dan tidak karena bergesernya tanah terhadap dasar mangkok.

4. Ada dua macam alat pembarut, yaitu alat pembarut casagrande yang lebih sesuai dengan tanah kohesif, sedang alat pembarut ASTM lebih sesuai untuk tanah berpasir.

PEMERIKSAAN BATAS CAIR

Proyek

: .................

Tanggal Petugas

: .............. : ..............

No.contoh : .................. No. Bor : .................. : ..................

Kedalamam

1 2 3 4

No. cawan timbang Jumlah pukulan Berat cawan kosong Berat basah cawan + W1 gr tanah W2 gr

1 18 9,75 15,87

2 23 9,75 14,22

3 30 9,30 13,11

4 40 8,61 14,32

Berat kering

cawan

tanah W3 gr

13,84

12,90

12,40

13,26

6 7

Berat air Berat kering

A = W2 - W3 tanah B = W3 W1

2,03 4,09

1,32 3,15

0.71 3,10

1,06 4,65

8 9

Kadar air Batas cair 29 %

w=

x 100%

49,63%

41,90%

22,90%

22,79%

Ikhtisar : Batas Cair Bahasan : LL4 ( ) ( ) = 21,88 % : LL = 29 %

LL3 LL2 LL1

( ) ( ) ( )

= 22,67 % = 42,74 % = 52,61 %

Grafik Pemeriksaan Batas Cair

100 95 90 85 80 75 70 65 60 Axis Title 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 5 Axis Title 25


Kadar Air

Linear (Kadar Air)

PERCOBAAN V BATAS PLASTIS DAN INDEX PLASTISITAS

Maksud : Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis suatu tanah adalah kadar air minimum ( dinyatakan dalam persen ) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. Indexplastisitas sesuatu tanah adalah bi;angan ( dalam persen ) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya. Alat : 1. Cawan porselen. 2. Pastel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet. 3. Spatel. 4. Pelat kaca. 5. Saringan no. 40. 6. Batang kawat O 3 mm untuk ukuran pembanding. 7. Alat-alat pemeriksaan kadar air ( lihat percobaan no. 1 ).

Benda uji : Contoh tanah yng perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanayak 15 gram 20 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm ( yang tertahan saringan no. 40 ). Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu udara /atau dengan pengering dengan oven / secukupnya saja sam[ai gumpalangumpalan mudah remk untuk kemudian disaring. Pecahkan gumpalan gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengna menggunakan pastel (penumbuk/penggerus) berkepla karet/terbungkus karet sehingga menjadi butiran-butiran, tetapai butir-butir tanah tidak rusak. Bagian yang tertahan sarimgan no. 40 disingkirkan dn bagian yang lewat saringn digunakan sebagai benda uji.

Penyiapan bend uji ini sama dengan penyiapan untuks pemeriksaan batas cair dan batas plastis kedua-duanya dilakukan, persiapan dapat dilakukan bersama.

Pelaksanaan : 1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk samapi merata benr-benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari, bila ditekan jari. 2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau ellipsoida dari contoh tanah seberat sekitar 8 gram ( diameter 13 mm ). Gilinglah benda uji ini diatas pelat kac yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tanagn dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya rata. Gerakan menggiling tanah kecepatan kirakira tiap 1 detik satu gerakan maju dan mundur. 3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm ( bandingkan dengan batang kawat pembanding ) dan ternyata batang ini masih licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian ; kemudian remas seluruhnya ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen, selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter 3 mm, ternyata batangnya masih licin, ulangi lagi remas bentuk menjadi bola lagi & giling lagi, dst. Sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai diameter 3 mm ). 4. Kumpulkan tanah yng retak-retak atau terputus tersebut dan segerabkerjakan pemeriksaan kadar airnya ( lihat percobaan no. 1 ).

Hitungan : 1. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada periksaan tersebut diatas yang dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat terdekat. 2. Hitung index plastisitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya. IP = LL PL 3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa index plastisitasnya = NP ( non plastic ). 4. Jika tanahnya banyak berpasir, kerjakan pemeriksaan batas plastis lebih dulu dari pada batas cairnya. Jika batas plastinya tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa tanahnya NP. 5. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih dari batas cairnya, juga laporkan bahwa index plastisitasnya NP.

PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS

Proyek No.contoh No. Bor

: .................. : .................. : ..................

Tanggal Petugas

: .............. :

Kedalamam : ..................

1 3 4

No. cawan timbang Berat cawan kosong Berat cawan + tanah basah Berat cawan + tanah kering W1 gr W2 gr

8A 7,00 7,20

2 6,65 7,10

3 6,80 7,20

4 6,55 7,00

W3 gr

7,08

6,86

6,98

6,80

6 7 8 9

Berat air Berat tanah kering Kadar air Batas Plastis 117 %

A = W2 - W3 B = W3 W1 w= x 100%

0,12 0,08 150 %

0,24 0,21 114,29%

0,22 0,18 122,22%

0,20 0,25 80%

Ikhtisar : Batas Cair Batas plastis Index plastisitas : IP : PL : LL = 29 % = 117 % = 88 %

Ket : IP = LL PL

PERCOBAAN VI BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH

Maksud : Maksud percobaan ini meiputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan data dari suatu tanah subgreat, yang meliputi: batas susut, angka susut, susut volumematrik dan susut linesir.

Alat : 1. Cawan Porselen 2. Spatel

3. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter 4,44 dan tinggi 1,27 cm 4. Pisau perata ( straight edge) 5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, plat gelas dengan 3 paku, dan air rasa 6. Gelas ukuran 25 cc 7. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram Benda uji: Siapkan 30 gram contoh tanah yang telah di bersihkan dari butir-butir tertahan saringan no.40 ( 0,425 mm ). Jika contoh tanah dari lapangan mengandung butiran-butiran yang lebih besar dari 0,425 mm, keringakn tanah di udara, kemudian remukan dalam mortar porselen dengan menggunakan pastel dengan kepala terbungkus karet, sehingga butiran-butiran terpisah, tanpa merusak butiran-butiran. Kemudian saring dengan saringan no.40 maka bagian-bagian yang lewat saringan digunaksa sebagai benda uji Pelaksanaan: 1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai betul-betul merata dengan air destilasi secukupnya, sehingga mengisi semua pori tanah danjangan sampai ada berupa tanah plastis kadar air lebih 10 persen dari batas cair, sedangkan benda uji berupa tanah kurang plastis buatlah sehingga konsestensi tanah sedikit diatas batas cair. 2. Tentukan berat dan volume cawan susut, bersihkan cawan, kemudian timbang dan catat beratnya untuk menentukan volume cawan, taruhlah cawan dalam mangkok porselen, isi denagn air rasa sampai penuh, tekan dengan plat gelas rata diatas permukaan cawan, jaga jangan ada udara yang terperangkap, bersihkan air rasa yang melekat di luar cawan. Pindahkan air rasa pada mangkok lain dan tentukan beratnya, volum cawan sama dengan barat air rasa dibagi berat jenisnya. 3. Isilah cawan dengan cawan basah yang telah disiapkan olesi tipis bagian dalam cawan dengan vaselin atau pelumas pekat, isilah cawan dengan tanah sektar sepertiga volumenya dan taruhlah ditenahnya, pukul-pukulkan dengan hati-hati cawan pada idang datar yang dilapisi oleh beberapa lapis kertas isap atau lembar karet, sehingga tah akan mengalir mengisi sudu-sudut cawan. Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua udara bergerak ke permukaan. Tambahkan lagi tanah dan terus pukul-pukulkan, sehingga penuh sampai tepi atas. Ratakan dengan pisau

perata dan hapuslah tanah yang melekat diluar cawa, sehingga volume tanah tepat sama dengan volume cawan. 4. Tentukan berat basah dan berat kering tanah, setelah cawan terisi tanah segara timbang dan catat berat cawan berisi tanah basah, biarlah tanah mengering diudara sampai warnanya berubah tua menjadi muda, kemudian keingkan dalam oven dengan temperatus 105-110 c. Dinginkan dalam desikator, setelah dingin segera timbang dan catat beratnya 5. Tentuakan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan, kemudian celupkan dalam air rasa dalam mangkok gelas, mula-mula tempatkan mangkok gelas dalam cawan porselen, isilah mangkok dalam air rasa melimpah, kemudian tekan dengan plat gelas berpaku tiga buah diatas mangkok. Tekan lah dengan hati-hati tenah kering kedalam air rasa dengan gelas berpaku diatas mangkok, pindahkan air rasa yangtumpah dalam suatu mangkok dan entukan berat air rasa ini, volume tanah keing sama dengan barat air dibagi dengan berat jenisnya. Hitungan: 1. Batas Susut (shringkage limit) a. Batas susut dari suatu tanah adalah kadar iar maximum, diamana pengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah. b. Apabilan berat jenis tanah G diketahui, maka batas susut tanah dapat dihitug sbb:

SL= ( Dimana:

( dalam persen )

SL : Berat suatu tanah Wo : Berat benda uji setelah kering Vo : Volume benda uji setelah kering G : Berat jenis tanah

c. Apabila erat jenis tanah tidak diketahui, Maka batas susut SL, dihitung dari data yang diperoleh dari percobaan sebagai berikut: SL= w ( dalam persen ) : Kadar air tanah basah yang diisaikan pada cawan

(dalam persen)

W : Berat benda jenis basah Wo : Berat benda jenis setelah kering V : Volume benda uji basah = volume cawan

Vo : Volume benda uji setelah dikeingkan

2. Angka susut ( shringkage ratio ) a. Angka susut suatu tanah adalah angka perbandingan antara presentaseperubahan volumetanah terhadap volume kering dengan perubahan kadar air yang terjadi pada tanah (dalam persen) dan berlaku pada keadaan diatas batas susut tanah. Atau dengan rumus:

SR=

dalam % dan

w juga dalam % )

b. Besarnya SR dapat dihitung sbb: SR= 3. Susut volumetrik ( volumetric shrinkage ) a. Susut volumetrik sesuatu tanah adalah presentase pengurangan volume tanah terhadap volume kering tanah apabila tanah pada seuatu kadar air ( dalam persenm ) tertentu berkurang menjadi pada batas susut tanah.

Dengan rumus: VS= b. Besarnya VS dapat dihitug sbb: VS= ( W1 SL ) SR Dimana: W1 : Kadar air tanah pada keadaan tertentu SL : Batas susut tanah

SR : Angka susut 4. Susut lineair ( Lineair shrinkage ) a. Suatu lineair sesuatu tanah adalah persentase pengurungan ukuran suatu dimensi (panjang) tanah berkurang menjadi pada batas susut tanah. b. Besarnya susut lineair (Ls) dapat dihiting dengan rumus: Ls= 100 ( 1 5. Berat jenis tanah Dari data hasilnya pemeriksaan, yaitu angka susut dan susut volumetrik, barat jenis tanah dapat dihitung sbb:

G= Catatan: Batas susut tanah dapat pula ditentukan terhadap tanah asli kenyang air ( Undisturbed soil ), yang pelaksanaanya sbb:

1. Bentuklah dari contoh tanah asli dari lapangan menjadi benda uji yang ukurannya sekitar berdiametar 4,5 cm dan tebalnya 1,50 cm. Buatlah sudut-sudutnya menjadi bulat (tidak tajam) agar pada pengukuran volume benda uji kering dengan air rasa tidak terdapat udara yang terperangkap. 2. Taruhlah benda uji pada suatu mangkok dan biarkan beberapa waktu sampai warnanya muda. Keringkan tanah pada mangkok ini dalam oven dengan temperatur 105-110 c. Haluskan sudut-sudut benda uji dengan amplas. 3. Lanjutkan pengerigan dalam oven beberapa lama sehingga beratnya sudah konstan. Ambil dan dinginkan dalam desikator, kemudian timbang dan catat beratnya. 4. Tentukan volume benda uji kering dengan menggunakan air rasa seperti tadi ( bab pelaksanaan no.5 ). 5. Besarnya batas susut tanah dapat dihitung seperti tadi.

SR= (

PEMERIKSAAN BATAS SUSUT & FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH

Proyek No.contoh No. Bor

: .................. : .................. : ..................

Tanggal Petugas

: .............. :

Kedalamam : ..................

A. Berat jenis tanah tidak diketahui. Kadar air tanah basah Cawan susut no. Berat cawan susut Berat cawan + tanah basah Berat cawan + tanah kering Berat tanah kering Berat air Kadar air tanah B. Volume Batas Susut Volume Volume Cawan Volume Tanah Kering Persentase Susut Nama Ukuran Tinggi Diameter Volume Tinggi Diameter Volume % Cawan 8a 1,35 3,89 16,04 1,33 3,72 14,45 9,91% Cawan 8b 1,34 3,90 15,99 1,32 3,69 14,12 11,69% 8a 15,56 45,03 35,71 20,15 9,32 46,25 % 8b 14,66 44,24 34,85 20,19 9,39 46,51 %

gram gram gram = A= W=

gr gr

PERCOBAAN VI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH UNTUK TANAH DEGAN BUTIR LEBIH KECIL DARI 2 MM

Maksud : Maksud percobaan adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan no. 10 (tidak ada butir yang lebih besar dari 10 mm). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hydrometer, sedang ukuran butir butir yang tertahan sarigan no. 200 (0,075 mm) dilakukan dengan menggunakan saringan.

Alat / Bahan : 1. Hydrometer untuk mengetahui berat jenis suspense/ dapat berupa : Hydrometer dengan pembacaan skala antara -0,995 sampai +1,030 gr/cm3, misalnya hydrometer ASTM 151 H dan BS 1377. Hydrometer dengan pembacaan skala -5 sampai +60 gr/lt, misalnya hydrometer ASTM 152 H. 2. Saringan Terdiri atas 1 susunan saringan dengan tutup atas dan bawah. Nomor saringan (standar ASTM) dan ukurannya adalah sebagai berikut : No. 10 (2,00 mm) No. 20 (0,85 mm) No. 40 (0,425 mm) No. 60 (0,250 mm) No. 140 (0,106 mm) No. 200 (0,075 mm) 3. Timbangan dengan ketelitian sekurang kurangnya 0,01 gr. 4. Gelas silinder kapasitas 1000 cc, dengan diameter 2,5 = 6,35 cm, tinggi 18 = 45,7 cm dengan tanda volume 1000 cc disebelah dalam pada ketinggian 36 2 cm dari dasar. 5. Cawan porselen (mortar) dan pestel (penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet. 6. Alat pengaduk suspense. 7. Thermometer 0 - 50 C dengan ketelitian 0,5C. 8. Stop watch. 9. Bak air dengan suhu dapat diatur konstan. Alat ini terutama diperlukan bila suhu udara sangat tidak konstan. 10. Air destilasi.

11. Bahan disperse, dapat berupa sodium glass atau calgon.

Pelaksanaan : 1. Untuk tanah yang tidak mengandung butir > 2 mm, tanah lembab yang diperoleh dari lapangan dapat langsung digunakan sebagai benda uji tanpa dikeringkan. a. Ambil contoh 10 15 gr dan periksalah kadar air tanah dengan cara seperti percobaan no. 1, catat hasilnya = W. b. Apabila belum ada datanya, adakan juga percobaan penentuan berat jenis tanah = G. c. Sediakan contoh tanah yang akan diperiksa. Timbang dan catat beratnya = B0 gr. Jumlah ini sekurangnya sekitar 50 60 gr untuk tanah lanau dan sekitar 100 120 gr untuk tanah berpasir. 2. Taruh contoh tanah dalam tabung gelas kapasitas 250 cc. Tuangkan sebanyak 125 cc larutan air + reagen yang telah dipersiapkan (lihat catatan no. 1). Campur dan aduk sampai seluruh tanah tercampur dengan air. Biarkan tanah terendam 16 jam. 3. Tuangkan campuran tersebut kedalam alat pengaduk. Jangan ada butir yang tertinggal atau hilang dengan membilas air (air destilasi) dan tuangkan air bilasan ke alat. Bila perlu ditambahkan air, sehingga volumenya lebih dari separuh penuh, putarlah alat pengaduk selama 1 menit. 4. Kemudian segera pindahkan suspense ke gelas silinder pengendap. Jangan ada tanah tertinggaldengan membilas air kedalam silinder. Tambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000 cm3. 5. Disamping silinder isi suspense tersebut, sediakan gelas silinder kedua yang diisi hanya dengan air destilasiditambah reagent sehingga berupa larutan yang keduanyasama seperti yang dipakai pada silinder pertama. Apungkan hydrometer dalam silinder kedua ini selama percobaan dilaksanakan. 6. Tutup gelas suspense dengan tutup karet. Kocok suspense sekitar 60 kali dengan membolak balik selama 1 menit, sehingga butiran tanah melayang merata dalam air. Letakkan silinder bersamaan dengan menjalankan stop watch dan merupakan waktu permulaan pengendapan T = 0. 7. a. lakukan pembacaan hydrometer pada saat T = 2, 5, 30, 60, 250 dan 1440 menit dengan cara sebagai berikut : kira kira 25 detik sebelum setia pembacaan, ambil hydrometer dari silinder kedua, celupkan secara hati hati dalam suspense kedalam taksiran skala yang akan dibaca, kemudian lepaskan (jangan sampai ada goncangan), kemudian pada saatnya bacalah skala yang ditunjuk oleh puncak meniscus muka air = R1 (pembacaan belum dikoreksi).

Setelah dibaca, segera ambil hydrometer, pindahkan ke dalam silinder kedua. Dalam air disilinder kedua, bacalah skala hydrometer = R2 (koreksi pembacaan).

Catatan : Apabila digunakan dengan baik air dengan suhu konsta, taruhlah kedua silinder dalam bak air dan lakukan ini sesudah pembacaan 2 menit dan sebelum pembacaan 5 menit. 8. Setiap selesai pembacaan hydrometer, amati dan catat temperature suspense dengan mencelupkan thermometer. 9. Setelah pembacaan idrometer terakhir dilaksanakan (T = 1440 menit), tuangkan suspense keatas saringan no. 200 seluruhnya. Cucilah dengan air sampai yang mengalir dibawah disaringan menjadi jernih. 10. Pindahkan butir butir tanahyang tertinggal diatas saringan tanpa ada yang tertinggal disuatu tempat, kemudian keringkan dalam oven (dengan suhu 105 - 110C). 11. Dinginkan dan timbang serta catat berat tanah kering yang diperoleh = B1 gr. 12. Saringlah tanah dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut pada bab I no.2. 13. Timbang dan catat berat bagian tanah yang tertinggal diatas tiap saringan. Periksalah bahwa seharusnya jumlah berat masing masing bagian sama atau dekat dengan berat sebelum disaring. Hitungan A. Berat benda uji 1. Hitung berat kering seluruh tanah yang diperiksa. W = Dimana : Bo = berat basah contoh tanah w = kadar air tanah 2. Hitung berat kering bagian tanah lewat saringan no. 200. B2 = w B1 Dimana : B1 = berat tanah tertahan saringan no. 200 B. Analisa bagian butir lewat saringan no. 200 1. Hitung ukuran butir terbesar D (mm) yang ada dalam suspense pada kedalaman efektif L (cm) untuk setiap saat pembacaan T (menit) dengan rumus : D=k= Dimana : K = konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh suhu suspense dan berat jenis butir. Harga K dapat dicari pada daftar 3. L = kedalaman efektif, dimana berat jenis suspense diukur oleh hydrometer yang nilainya ditentukan oleh jenis hydrometer yang dipakai dan pembacaan hydrometer R1, Harga L (cm) dapat dicari pada daftar 2.

T = saat pembacaan dalam menit 2. Hitung persentase berat P dari butir yang lebih kecil dari D terhadap berat kering seluruh tanah yang diperiksa dengan rumus : Jika digunakan hydrometer 151 H. : P Jika digunakan hydrometer 152 H : P ( ( ) )

Dimana : R = pembacaan hydrometer terkoreksi R1 R2 G = berat jenis tanah a = angka koreksi hydrometer 152 H terhadap berat jenis butir. Harga a dapat dicari pada daftar 1 C. Analisa bagian yang tertahan saringan no. 200 1. Hitunglah jumlah berat bagian yang lewat masing masing saringan yang digunakan. Apabila berat bagian yang tertahan pada sarigan dengan nomor nomor = 10, 20, 40, 60, 140 dan 200 berurut turut masing masing adalah : b1, b2, b3, b4, b5, maka jumlah berat bagian lewat masing masing saringan adalah : Saringan No. 200 No. 140 No. 50 No. 40 No. 20 No. 10 Jumlah berat lewat saringan C6 = B2 C5 = C6 + b6 C4 = C5 + b5 C3 = C4 + b4 C2 = C3 + b3 C1 = C2 + b2

2. Hitung presentase berat lewat masing masing saringan terhadap berat kering seluruh contoh tanah yang diperiksa W. D. Grafik Gambarlah gabungan dari hasil analisa pada B dan C tersebut yang menunjukan hubungan antara ukuran butir dalam mm (sebagai absis dengan skala logaritma) dan presentase lebih kecil (sebagai ordinat). Catatan ; 1. Bahan reagent yang umum digunakan adalah : Water glass (sodium silikat, Na2Si03). Jumlah yang digunakan pada percobaan adalah sekitar 1 1,5 cc Calgon (sodium hexa meta phospite, NaPO3) yang digunakan sekitar 20cc larutan 2%. Calgon digunakan pada tanah yang bersifat basa (PH >7).

Daftar 2 terlampir untuk menentukan kedalaman efektif, hanya berlaku untuk hydrometer ASTM 151 H dan 152 H dan menggunakan silinder gelas ukur dengan luas penampang 27,8 cm2 diameter 5,95 cm. pembacaan yang digunakan adalah setelah dikoreksi menikus. Apabila digunakan hydrometer jenis lain dan gelas silinder dengan ukuran lain maka perlu dilaksanakan kalibrasi dan dibuatkan daftar tersendiri.

ANALISA SARINGAN BUTIR PASIR (SETELAH ANALISA PENGENDAPAN)

Persen Saringan No. Uk. Butir (mm) Berat tertahan saringan (gr) Berat lewat saringan (gr) Tertahan saringan ( %) 10 20 40 60 100 200 Berat butiran < 0,075 mm jumlah W =500 100 % 2,00 0,850 0,425 0,250 0,150 0,075 B1 =235,8 B2 =81,15 B3 =82,8 B4 = 28,35 B5 = 35,8 B6 = 25,3 B7 =11,3 C1 =488,7 C2 = 252,9 C3 =170,6 C4 =142,25 C5 =106,45 C6 =81,15 C7 = 0 47,10% 16,23% 16,56% 5,67% 7,16% 5,06% 2,26%

Persen lolos saringan c/W x 100 (%) 97,74% 50,58% 34,12% 28,45% 21,29% 16,23% 0%

C6 = B2 C5 = c6 + b6 C4 = c5 + b5 C3 = c4 + b4 C2 = c3 + b3 C1 = c2 + b2

Daftar 1 : Faktor koreksi a untuk hydrometer 152 H terhadap berat jenis butir tanah. Berat jenis, G 2,95 2,90 2,85 2,80 2,75 2,70 Faktor koreksi, a 0,94 0,95 0,96 0,97 0,98 0,99 Berat jenis, G 2,65 2,60 2,55 2,50 2,45 Faktor koreksi, a 1,00 1,01 1,02 1,03 1,05

Daftar 2 : Harga kedalam efektif L, yang ditentukan oleh macam hydrometer, ukuran silinder pengendapan. Untuk hydrometer 151 H :

Pembacaan hydrometer (R1 koreksi meniscus) 1,000 1,001 1,002 1,003 1,004 1,005 1,006 1,007 1,008 1,009 1,010 1,011 1,012 1,013 1,014 1,015

Kedalaman efektif L (cm

Pembacaan hydrometer (R1 koreksi meniscus)

Kedalaman efektif L (cm)

16,3 16,0 15,8 15,5 15,2 15,0 14,7 14,4 14,2 13,9 13,7 13,4 13,1 12,9 12,6 12,3

1,021 1,022 1,023 1,024 1,025 1,026 1,027 1,028 1,029 1,030 1,031 1,032 1,033 1,034 1,035 1,036

10,7 10,5 10,2 10,0 9,7 9,4 9,2 8,9 8,6 8,4 8,1 7,8 7,6 7,3 7,0 6,8

1,016 1,017 1,018 1,019 1,020 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

12,1 11,8 11,5 11,3 11,0 16,3 16,1 16,0 15,8 15,6 15,5 15,3 15,2 15,0 14,8 14,7 14,5 14,3 14,2 14,0 13,8 13,7 13,5 13,3 13,2 13,0 12,9 12,7 12,5 12,4 12,2 12,0 11,9 11,7 11,5

1,037 1,038

6,5 6,2

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

11,2 11,1 10,9 10,7 10,6 10,4 10,2 10,1 9,9 9,7 9,6 9,4 9,2 9,1 8,9 8,8 8,6 8,4 8,3 8,1 7,9 7,8 7,6 7,4 7,3 7,1 7,0 6,8 6,6 6,5

30

11,4

Daftar 3 : Harga k untuk menghitung diameter butir dengan hydrometer


Temperatur

Berat jenis butir tanah

Oc 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

2,450 0,01510 0,01511 0,01492 0,01474 0,01456 0,01438 0,01421 0,01404 0,01388 0,01378 0,01357 0,01342 0,01327 0,01312 0,01298

2,500 0,01505 0,01486 0,01467 0,01449 0,01431 0,01414 0,1397 0,01381 0,01365 0,01349 0,01334 0,01319 0,01304 0,01290 0,01276

2,550 0,01481 0,01462 0,01443 0,01425 0,01408 0,01391 0,01374 0,01358 0,01342 0,01327 0,01312 0,01297 0,01283 0,01269 0,01256

2,600 0,01457 0,01439 0,01421 0,01403 0,01386 0,01369 0,01353 0,01337 0,01321 0,01306 0,01291 0,01277 0,01264 0,01249 0,01236

2,650 0,01435 0,01417 0,01399 0,01382 0,01365 0,01348 0,01332 0,01317 0,01301 0,01286 0,01272 0,01258 0,01244 0,01230 0,01217

2,700 0,01414 0,01396 0,01378 0,01361 0,01344 0,01328 0,01312 0,01297 0,01282 0,01267 0,01253 0,01239 0,01225 0,01212 0,01199

2,750 0,01394 0,01376 0,01359 0,01342 0,01325 0,01309 0,01294 0,01279 0,01264 0,01249 0,01235 0,01221 0,01208 0,01195 0,01182

2,800 0,01374 0,01356 0,01339 0,01323 0,01307 0,01291 0,01276 0,01261 0,01246 0,01232 0,01218 0,01204 0,01191 0,01178 0,01165

2,850 0,01356 0,01335 0,01321 0,01305 0,01289 0,01273 0,01255 0,01243 0,01229 0,01215 0,01201 0,01188 0,01175 0,01162 0,01149

Grafik Distribusi Butiran


100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 10 1 0,1 0,01 0,001

Dari diagram distribusi butiran dapat dilihat :

D10 = 0,066 D30 = 0,350 D60 = 1,000

Kesimpulan : Karena Cu > 15 dan Cc diantara 1 dan 3, tanah ini bergradasi baik.

Anda mungkin juga menyukai