Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2013

APLIKASI SISTEM PETROLEUM TERHADAP CEKUNGAN KUTAI


Cekungan Kutai berbatasan di sebelah utara dengan Tinggian Mangkalihat, Zona Sesar Bengalon, dan Sangkulirang. Di sebelah selatan berbatasan dengan Zona Sesar Adang yang bertindak sebagai zona sumbu cekungan sejak akhir Paleogen hingga sekarang (Moss dan Chamber, 1999). Di sebelah barat berbatasan dengan Central Kalimantan Range yang dikenal sebagai Kompleks Orogenesa Kuching, berupa metasedimen kapur yang telah terangkat dan telah terdeformasi. Di bagian timur berbatasan dengan Selat Makassar. Geologi Regional Kerangka tektonik di Kalimantan bagian timur dipengaruhi oleh perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi antara Lempeng Pasifik, Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia, serta dipengaruhi oleh tektonik regional di asia bagian tenggara (Biantoro et al., 1992). Bentukan struktur Cekungan Kutai didominasi oleh perlipatan dan pensesaran. Secara umum, sumbu perlipatan dan pensesarannya berarah timurlaut-baratdaya dan subparalel terhadap garis pantai timur pulau Kalimantan. Di daerah ini juga terdapat tiga jenis sesar, yaitu sesar naik, sesar turun dan sesar mendatar. Adapun struktur Cekungan Kutai dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur regional Kalimantan (Satyana et al., 1999) dan Cekungan Kutai Nama Plug NIM : Roni Rahman :4 : 111.110.077

Page 1

Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2013

(Van de weerd dan Armin, 1992)

Batuan dasar (basement) dari Cekungan Kutai diduga sebagai karakter benua dan samudera yang dikenal sebagai transisi mengambang (rafted transitional). Batuan dasar Cekungan Kutai berkaitan dengan segmen yang lebih awal pada periode waktu Kapur Akhir Paleosen (70 60 MA).Cekungan pada bagian timur dan tenggara Kalimantan dikontrol oleh adanya proses pergerakan lempeng kerak samudera dari arah tenggara yang mengarah ke baratlaut Kalimantan seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Perkembangan tektonik Cekungan Kutai (Hutchison, 1996)

Gambar 2 terlihat bahwa kerak samudera yang berasal dari tenggara Kalimantan mendesak massa kerak benua Schwaner ke arah baratlaut, dikarenakan massa kerak Schwaner sangat kuat maka kerak samudera mengalami patah sehingga ada yang turun ke bawah dan naik ke atas. Karena di dorong terus dari arah Irian Jaya terjadilah obduksi yang akhirnya membentuk batuan ofiolit pada pegunungan Meratus. Ketika kerak samudera mengalami tekanan dari arah tenggara sudah sampai pada titik jenuh maka kerak tersebut patah dan karena adanya arus konveksi dari bawah kerak maka terjadilah bukaan (rifting) yang kemudian terisi sedimen sehingga menyebabkan terbentuknya cekungan-cekungan yang berarah relatif utaraselatan seperti Cekungan Kutai. Kawasan daratan pesisir Delta Mahakam memiliki seri perlipatan antiklin kuat dan sinklin yang luas yang dikenal dengan nama Antiklonorium Samarinda yang merupakan hasil proses struktur pembalikan (inversi) dari cekungan Paleogen.

Gambar 3 Stratigrafi Cekungan Kutai (Satyana et al., 1999) Stratigrafi Cekungan Kutai menurut Allen dan Chamber (1998) terdiri dari dua pengelompokan utama yaitu: Seri transgresi Paleogen Zona ini dimulai dari tektonik ekstensional dan rift infill saat Eosen dan diakhiri dengan ekstensional post-rift laut dalam dan karbonat platform pada kala Oligosen Akhir. Seri regresi Neogen
Nama Plug NIM : Roni Rahman :4 : 111.110.077

Page 2

Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2013

Zona ini dimulai Miosen Akhir hingga sekarang, yang menghasilkan deltaic progradation. Sedimen regresi ini terdiri dari lapisan-lapisan sedimen klastik delta hingga paralik atau laut dangkal dengan progradasi dari barat ke arah timur dan banyak dijumpai lapisan batubara (lignit). Terdapat beberapa formasi yang di temukan dalam stratigrafi cekungan kutai yaitu 1. Formasi Pamaluan Batupasir kuarsa dengan Sisipan Batulempung, Serpih, dan Batulanau, berlapis sangat baik. Batupasir Kuarsa merupakan batuan utama, kelabu kehitaman kecoklatan, berbutir halus sedang, terpilah baik, butiran membulat membulat tanggung, padat, karbonan dan gampingan. Setempat dijumpai struktur sedimen silang siur dan perlapisan sejajar. Tebal lapisan antara 1-2 m. Batulempung dengan ketebalan rata-rata 45 cm. Serpih, kelabu kehitaman - kelabu tua, padat, dengan ketebalan sisipan antara 10 20 cm. Batugamping berwarna kelabu, pejal, berbutir sedang-kasar, setempat berlapis dan mengandung foraminifera besar. Batulanau berwarna kelabu tua-kehitaman. Tebal Formasi lebih kurang 2000 m 2. Formasi Bebuluh Batugamping Terumbu dengan Sisipan Batugamping Pasiran dan Serpih. Batugamping berwarna kelabu, padat, mengandung foraminifera besar, berbutir sedang. Setempat batugamping menghablur, terkekar tak beraturan. Serpih, kelabu kecoklatan berselingan dengan batupasir halus kelabu tua kehitaman. Tebal formasi sekitar 300 m diendapkan selaras dibawah Formasi Pulau Balang. 3. Formasi Pulau Balang Perselingan Batupasir Greywacke dan Batupasir Kuarsa SisipanBatugamping, Batulempung, Batubara dan Tuf Dasit. Batupasir Greywacke berwarna kelabu kehijauan , padat, tebal lapisan antara 50 100 cm. Batupasir Kuarsa berwarna kelabu kemerahan, setempat tufan dan gampingan, tebal lapisan antara 15 -60 cm. Batugamping berwarna coklat muda kekuningan, mengandung foraminifera besar. Batugamping ini terdapat sebagai sisipan atau lensa dalam Batupasir Kuarsa, ketebalan lapisan 10 - 40 cm. Batulempung, kelabu kehitaman, tebal lapisan 1 2 cm. Setempat berselingan dengan batubara, tebal ada yang mencapai merupakan sisipan dalam batupasir kuarsa. 4 m. Tufa dasit, putih

Nama Plug NIM

: Roni Rahman :4 : 111.110.077

Page 3

Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2013

4. Formasi Balikpapan Perselingan Batupasir dan Batulempung Sisipan Batulanau, Serpih, Batugamping dan Batubara. Batupasir Kuarsa, putih kekuningan, tebal lapisan 1 3 m, disisipi lapisan batubara, tebal 5 10 cm. Batupasir Gampingan, coklat, berstruktur sedimen lapisan sejajar dan silang siur, tebal lapisan 20 40 cm, mengandung foraminifera kecil disisipi lapisan tipis karbon. Batulempung, kelabu kehitaman, setempat mengandung sisa tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan, setempat mengandung lensa batupasir gampingan. Batulanau Gampingan, berlapis tipis, serpih kecoklatan, berlapis tipis. Batugamping Pasiran, mengandung foraminifera besar, moluska, menunjukkan umur Miosen Akhir bagian bawah - Miosen Tengah bagian atas, tebal formasi 1000 1500 m. 5. Formasi Kampung Baru. Batupasir Kuarsa dengan Sisipan Batulempung,

Serpih,Batulanau dan Lignit, pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir kuarsa, putih setempat kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi atau kongkresi, tufan atau lanauan, dan sisipan batupasir konglomeratan atau konglomerat dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung, diameter 0,5 1 cm, mudah lepas. Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak selaras terhadap Formasi Balikpapan. 6. Aluvium Kerikil, pasir dan lumpur diendapkan pada lingkungan sungai, rawa, delta, dan pantai Aplikasi Sistem Petroleoum yaitu 1. Source Rock Formasi Pamaluan menjadi batuan induk yang baik di karenakan batuan ini mempunya ukuran butir yang halus dan cocok untuk menjadi ciri-ciri batuan . Yaitu dengan jenis batuan berupa
batubara , batulempung serpih karbonan , batulempung serpih dari sedimen delta yang terbentuk pada cekungan kutai ini sendiri. Formasi Pamaluan, kandungan material organiknya cukup (1-2%), tetapi hanya terdapat di bagian utara dari Cekungan Kutai. Pada Formasi Bebulu terdapat kandungan material organik yang cukup dengan HI di atas 300. Formasi Balikpapan merupakan batuan induk yang terbaik di Cekungan Kutai karena kandungan material organiknya tinggi dengan HI lebih besar dari 400 dan matang. Formasi ini ketebalannya mencapai lebih dari 3000 m, sehingga diperkirakan mampu
Nama Plug NIM : Roni Rahman :4 : 111.110.077

Page 4

Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2013

menghasilkan hidrokarbon dalam jumlah yang cukup banyak (Hadipandoyo, et al., 2007).

2. Migration
Migrasi vertikal dari dapur Paleogen matang terjadi melalui jaringan sesar-sesar ataupun rekah rekah minor pada batuan induk menuju ke reservoar yang berumur Miosen Tengah dan Atas. Migrasi lateral dari areal dapur matang oleh reservoar lapisan kemiringan ke timur menuju trap stratigrafi ataupun struktur.

3. Resevoar
Batuan reservoar Kampung Baru batuan reservoir ditemukan terdapat pada suatu batupasir yang dikenali sebagai endapan delta miosen. Batupasir yang termasuk ke dalam karakteristik reservoar secara umum termasuk ke dalam litik arenit yang memiliki sifat matrik , butiran berukuran halus sampai menengah . Komposisi batuan disominasi umumnya oleh batupasir dengan mineral kuarsa monikristalin , kuarsa polikristalin , fragmen batuan andesit dan quartzose, dan sangat sedikit sekali akan kandungan K Feldspar dan plagioklas. Porositas permukaan pasir literanitik berkisar <5% - 25% dengan permeabilitas <10 mD 200 mD.

4. Seal Rock
Seal yang ada pada cekungan ini berasal dari serpih dan Batulanau yang mana dijumpai hampir di semua formasi yang berumur Miosen yang memiliki serpih yang sangat potensial sebagai seal.

5. Trap
Jenis perangkap didominasi oleh perangkap struktur khususnya oleh sesar. Mungkin ada Perangkap stratigrafi namun lebih sulit diidentifikasi keberadaannya bila dibandingkan dengan perangkap struktur..

Lapangan Minyak dan Gas pada Cekungan Kutai


Salah satunya adalah blok Mahakam ,Blok Mahakam merupakan blok yang telah lama berproduksi yang di kelolla oleh Total E&P Indonesie. Foto Lapangan Blok Mahakam Lapangan Sangsan Trakan yang sekarang dikelola Oleh PT Pertaamina EP Alih kelola lapangan Sangasanga Tarakan dilakukan oleh Pertamina EP seiring dengan berakhirnya kontrak TAC Pertamina-Medco Kalimantan pada 14 Oktober 2008 yang lalu. Selanjutnya pengelolaan lapangan terhitung mulai 15 Oktober 2008 dilaksanakan oleh Pertamina EP melalui Unit Bisnis
Nama Plug NIM : Roni Rahman :4 : 111.110.077

Page 5

Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2013

Pertamina EP (UBEP) Sangasanga Tarakan. Paska alih kelola, produksi lapangan tersebut menunjukkan trend peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008 produksi minyak sebesar 4.300 barel per hari. Setelah alih kelola, Pertamina EP berhasil meningkatkan produksi menjadi 5.300 barel per hari, dan kini mencapai 7.243 barel per hari.

Nama Plug NIM

: Roni Rahman :4 : 111.110.077

Page 6

Anda mungkin juga menyukai