Anda di halaman 1dari 2

Anak Abon Jadi Rewel....

Informasi I Anak Abon usia 5 tahun datang ke poliklinik dengan diantar oleh ibunya dengan keluhan telinga sebelah kanan terasa nyeri. Nyeri ini dirasakan sejak 2 hari yang lalu dan semakin lama semakin bertambah berat. Anak Abon menjadi rewel dan sukar tidur karena merasa telinganya nyeri. Anak Abon juga mengeluh pada ibunya jika pendengaran telinga sebelah kanan berkurang. Keluhan ini diikuti dengan demam yang tinggi bersamaan dengan timbulnya keluhan nyeri pada telinga kanan hingga sekarang Anak Abon juga menderita sakit tenggorokan, batuk dan pilek sejak 4 hari yang lalu. Ibunya hanya memberi obat warung dan tidak dibawa ke dokter.

Otalgia adalah gejal nyeri telinga karena peradangan biasanya terdapat pada bagan luar dan tengah, gejala ini juga dapat timbul akibat keterlibtan sendi temporomandibular, gigi, atau faring.

kelainan sendi rahang atautemporomandibular joint (TMJ) disorder merupakan suatu kelainan yang meliputi sistem stomatognati yang dapat menyebabkan gangguan fungsi rahang. Kondisi ini dapat berhubungan dengan masalah pada otot-otot pengunyahan,TMJ itu sendiri, maupun kombinasi keduanya. Kondisi kelainan sendi rahang (TMJ disorder) biasanya ditandai oleh berbagai gejala seperti clicking, krepitasi, terbatasnya pembukaan mulut, rasa sakit pada otot-otot pengunyahan, rasa sakit di daerah rahang, deviasi pembukaan mulut, tinitus, rasa sakit di sekitar telinga, sampai sakit kepala. Para ahli sendiri menyatakan bahwa seseorang dapat dikatakan mengalami kelainan sendi rahang (TMJ disorder) apabila dia mengalami paling sedikit 3 gejala dari gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Penyebab dari kelainan sendi rahang (TMJ disorder) sangat kompleks dan multifaktorial. Beberapa ahli mengelompokkan penyebabnya dalam 3 kelompok: predisposing factor, initiating factor, dan perpetuating factor. Prediposing factor merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko kelainan ini. Meliputi kondisi sitemik seperti rheumatoid, kelainan metabolisme, nutrisi, hormon, infeksi, ataupun oleh berbagai kelainan oklusi seperti kehilangan banyak gigi posterior, open bite anterior, overbite lebih dari 6-7mm, dan crossbite unilateral.

Initiating factor merupakan faktor yang memicu kelainan sendi temporomandibular yang dapat disebabkan karena trauma yang berlebihan dan parafunctional habit. Trauma berlebihan pada sendi rahang (TMJ) biasanya dialami oleh orang-orang yang memiliki kebiasaan bruxism dan clenching, yang bisa juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Perpetuating factor merupakan faktor etiologis yang mengarah kepada penundaan proses penyembuhan, sehingga menyebabkankelainan sendi rahang (TMJ disorder) itu menjadi menetap. Faktor ini dapat berupa kebiasaan sehari-hari yang sifatnya parafungsional, misalnya kebiasaan memiringkan kepala saat menulis atau bekerja. Kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat membuat seseorang untuk mengulangi terus kebiasaan parafungsionalnya.

Okeson JP: Management of Temporomandibular Disorder and Occlusion By http://www.gigisehatbadansehat.com/2010/12/temporomandibular-joint-tmjdisorder.html#.UWSZKqKnqFk Factor resiko Perempuan Usia 30-50 thn Deformitas tulang rahang Pernah menderita trauma pada gigi Sebelumnya pernah menderita trauma wajah Sedang menderita maloklusi skeletal

Komplikasi kerusakan saraff wajah dan resiko tinggi tuli

Anda mungkin juga menyukai