Anda di halaman 1dari 22

DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA

BAB IV
BOILER / KETEL UAP
Tujuan Pembelajaran Umum
1. Menjelaskan prinsip kerja, konstruksi dasar, aplikasi dan kinerja boiler / ketel
uap
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi dasar boiler / ketel uap
2. Menjelaskan macam-macam, aplikasi dan pengembangan ketel uap
3. Menjelaskan cara menganalisa performa / kinerja ketel uap
4.1 Prinsip Kerja dan Konstruksi Dasar Ketel Uap
Boiler atau ketel uap berfungai merubah energi kimia bahan bakar menjadi
energi uap. Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam
pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke
suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan
meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk
mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus
dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan
dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui system pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas
yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung
pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Gambaran umum instalasi
boiler dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun
yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang
harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan
efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan
awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
30
Gambar IV.
Gambar IV.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 30
Gambar IV.1 Diagram Instalasi Ketel Uap (boiler)
Gambar IV.2 Konstruksi Ketel Uap (boiler)
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 30
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 31
4.2 Macam-Macam Ketel Uap
Klasifikasi ketel uap berdasarkan fungsinya:
Ketel untuk industri proses:kimia, pupuk, kertas/pulp, tekstil, makanan &
obat-obatan, industri perkebunan (gula, kopi, teh,coklat), industri rumah
tangga, dll.
Ketel untuk pembangkit : PLTU
Ketel untuk industri jasa : hotel, rumah sakit
Klasifikasi ketel uap berdasarkan tekanan kerjanya:
Ketel tekanan rendah (P < 20 bar)
Ketel tekanan sedang, (20 bar < P < 50 bar)
Ketel tekanan tinggi (50 bar < P < 200 bar)
Ketel tekanan sangat tinggi, (P > 200 bar)
Klasifikasi ketel uap berdasarkan produksi uapnya:
Ketel produksi kecil (m < 10 ton/jam)
Ketel produksi sedang, (10 < m < 50 ton/jam)
Ketel produksi besar, (50 < m < 500 ton/jam)
Ketel produksi sangat besar (m > 500 ton/jam)
Klasifikasi ketel uap menurut konstruksinya:
Ketel uap pipa api (fire tube boiler, FT boiler)
Ketel uap pipa air (water tube boiler, WT boiler)
Ketel uap
Untuk kepentingan komersial umumnya ketel uap dirancang dan dibuat dalam
bentuk paket. Disebut paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.
Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai
bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas
baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas
menghasilkan penguapan yang lebih cepat.
Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
4.2.1 Ketel Uap Pipa Api (Fire Tube Boiler)
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada
didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk
kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire
tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan
bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube
32
boilers dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua
bahan bakar.
Gambar
Gambar
4.2.2 Ketel Uap Pipa Air (Water Tube Boiler)
Pada water tube boiler,
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara
4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak
yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan
gas. Untuk water tube
dirancang secara paket.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 32
dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua
Gambar IV.3 Prinsip kerja ketel uap pipa api
Gambar IV.4 Konstruksi paket ketel uap pipa api
Ketel Uap Pipa Air (Water Tube Boiler)
water tube boiler, air umpan boiler mengalirmelalui pipa-
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga.
Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara
12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water
yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan
ater tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 32
dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua
air umpan boiler mengalirmelalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
untuk pembangkit tenaga.
yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara
water tube boilers
yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan
yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 33
Gambar IV.5 Prinsip kerja ketel uap pipa air
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
Forced, induced dan balanced draft membantu
untuk meningkatkan efisiensi pembakaran
Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air.
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Gambar IV.6 Konstruksi paket ketel uap pipa air
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 34
4.2.3 Ketel Uap dengan Fluidized Bed Combustion (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibandingkan sistim
pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan, antara lain
rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi
pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti
SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah
batubara, barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas &
limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas yang
luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui
bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak
akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya
berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi
dalam aliran udara bed tersebut disebut terfluidisasikan. Dengan kenaikan
kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang
kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed
partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida -
bed gelembung fluida/bubbling fluidized bed.
Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu
nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara
akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran
dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840
O
C hingga 950
O
C.
Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan
permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang
lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai
akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif
dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas
dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel.
Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel
dalam jalur gas.
4.2.3.1 Ketel Uap dengan Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC)
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized
Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional
biasa yangditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti telah
dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional.
Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada tingkatan
batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir,
yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan
tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam
bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk
gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke
economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke
atmosfir.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 35
4.2.3.2 Ketel Uap dengan Atmospheric Circulation Fluidized Bed Combustion
(CFBC)
Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan
melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam
pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan
aliran sirkulasi padatan.Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak
dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian
konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada
umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di
industri memerlukan lebih dari 75 100 T/jam steam.
Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan
memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih
besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan
teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC.
Gambar IV.7 Konstruksi ketel uap dengan CFBC
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 36
Gambar IV.8 Konstruksi ketel uap pipa air dengan FBC
4.2.3.3 Ketel Uap dengan Pressurizec Fluidized Bed Combustion (PFBC)
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor
memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki
bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed
sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida
dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya
lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas
pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan
kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/
combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan
efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.
37
4.3 Kinerja Ketel Uap
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan,
disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan
buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk
alasan seperti buruknya kualitas
mengakibatkan buruknya kinerja boiler. Neraca panas
mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat
efisiensi boiler dapat memba
boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan
perbaikan.
4.3.1 Neraca Panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir
energi. Diagram ini menggambarkan
masuk dari bahan bakar
dan menjadi aliran kehilangan panas
energi yang dikandung dalam aliran masingmasing.
keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang
boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar
kehilangan energi yang terjadi untuk pembangkitan
Gambar
Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihin
efisiensi energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
Kehilangan gas cerobong:
- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang
tergantung dari teknologi
pemeliharaan).
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 37
Kinerja Ketel Uap
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, dapat berkurang
disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan
buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru s
alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat
mengakibatkan buruknya kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam
mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji
efisiensi boiler dapat membantu dalam menemukan penyimpangan efisiensi
boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir
Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi
masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan
dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah
energi yang dikandung dalam aliran masingmasing. Neraca panas
keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang meninggalkan
boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar 4.9 memberikan gambaran
energi yang terjadi untuk pembangkitan steam.
Gambar IV.9 Diagram neraca energi pada ketel uap
Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari sehingga dapat meningkatkan
efisiensi energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
Kehilangan gas cerobong:
Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang
tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan
pemeliharaan).
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 37
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, dapat berkurang
disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan
yang baru sekalipun,
bahan bakar dan kualitas air dapat
dapat membantu dalam
mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji
ntu dalam menemukan penyimpangan efisiensi
boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir
secara grafis tentang bagaimana energi
diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan
dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah
Neraca panas merupakan
keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang meninggalkan
memberikan gambaran berbagai
Diagram neraca energi pada ketel uap
Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
dari sehingga dapat meningkatkan
efisiensi energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang
operasi (kontrol), dan
38
- Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan
perawatan (pembersihan),
teknologi boiler).
Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi
lebih baik).
Kehilangan dari
kondensat).
Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang
lebih baik).
Gambar IV.10 Contoh
4.3.2 Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai
yang dihasilkan dengan energi
dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:
q =
q =
m (
m
Parameter yang dipantau untuk perhitun
Jumlah steam yang dihasilkan per jam (
Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (
kg/detik.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 38
Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan
perawatan (pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan
teknologi boiler).
Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi
lebih baik).
Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang
kondensat).
Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang
lebih baik).
Contoh neraca energi pada ketel uap berbahan bakar batubara
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai perbandingan antara energi uap
yang dihasilkan dengan energi bahan bakar yang dihabiskan. Efisiensi
dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:
x 1uu% =
( )
( )
x 100%
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler adalah:
Jumlah steam yang dihasilkan per jam (m ) dalam kg/detik
Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (m
.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 38
uhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan
yang lebih baik dan
Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang
(pengolahan air umpan segar, daur ulang
Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang
neraca energi pada ketel uap berbahan bakar batubara
perbandingan antara energi uap
bahan bakar yang dihabiskan. Efisiensi ()
x 100%
gan efisiensi boiler adalah:
) dalam kg/detik
) dalam
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 39
Tekanan kerja (dalam Pa
(g)
), suhu uap panas (
o
C) dan Suhu air umpan
(
o
C) untuk memperoleh nilai Entalpi steam jenuh dalam kJ/kg (h
g
) dan
Entalpi air umpan dalam kJ/kg.
Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar atau Low Heated
Value (LHV) dalam kJ/kg.
Contoh Soal :
Cari efisiensi boiler jika diketahui data sebagai berikut :
Jenis boiler Berbahan bakar batubara
Jumlah steam (kering) yang dihasilkan: 10 Ton/Jam
Tekanan steam (gauge) 10 bar(g), suhu 180
o
C (hg 2800 kJ/kg)
Jumlah pemakaian batubara: 2,25 TPJ
Suhu air umpan : 85
o
C (hf = 360 kJ/kg)
LHV batubara: 13.500 kJ/kg
(Jawaban : 80,3 %)
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA
BAB V
PEMBANGKIT TENAGA UAP
Tujuan Pembelajaran Umum
1. Menjelaskan prinsip kerja, konstruksi dasar, aplikasi dan kinerja boiler / ketel
uap
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi dasar pembangkit tenaga turbin uap
2. Menjelaskan cara menganalisa performa / kinerja pembangkit tenaga turbin uap
3. Menjelaskan aplikasi dan pengembangan pembangkit tenaga uap
5.1 Sejarah Turbin Uap
Ide awal turbin uap ada sejak Hero pada tahun 62 masehi, namun masih
berbentuk mainan dan belum menghasilkan daya poros. Giovan Branca pernah
memperkenalkan rancangan turbin impuls tahun 1629 tetapi tidak pernah dibuat.
Turbin yang pertama dibuat oleh William Avery (Amerika Serikat) pada tahun
1831 untuk menggerakkan mesin gergaji.
Turbin Uap modern pertama kali dibuat oleh Charles Parsons (Inggris) pada
tahun 1884, jenis turbin reaksi, turbin aksial, bertingkat dan menghasilkan daya
poros 10hp pada 18.000 rpm. Selanjutnya dia berhasill membuat turbin radial
aliran keluar pada tahun 1897 yang dapat menghasilkan 2000hp pada 2000 rpm,
digunakan untuk propulsi kapal laut.
Selanjutnya Charles G. Curtis mengembangkan turbin impuls kecepatan
bertingkat pada tahun 1896; juga Carl Gustav Patrik de Laval pada tahun 1897
membuat turbin impuls dengan putaran 30.000 rpm. Sedangkan di Perancis,
Auguste Rateau membuat turbin impuls aksial tekanan bertingkat pada tahun
1900. Kemudian tahun 1912 Berger Ljungstrom (Swedia) memperkenalkan
turbin radial-aliran keluar, bertingkat dan putaran berlawanan.
Turbin uap industri dengan daya besar baru dapat diproduksi setelah tahun 1958.
Saat itu telah dapat dibuat turbin uap dengan daya poros efektif lebih dari 500
MW, hal ini terjadi karena kemajuan teknologi material turbin yang pesat.
5.2 Prinsip Kerja dan Komponen Utama Pembangkit Tenaga Turbin Uap
Sistem tersebut terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu : pompa air boiler,
ketel uap (boiler), turbin uap yang menghasilkan daya poros, dan kondensor.
Skema sebuah turbin uap untuk pembangkit listrik dapat dilihat pada Gambar
41
5.1. Jadi turbin hanyalah merupakan salah satu komponen dari suatu sistem
tenaga uap. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja turbin dihasilkan oleh ketel
uap (boiler), sebuah alat yang berfungsi mengubah
Gambar V.1 Komponen utama pembangkit tenaga uap sederhana untuk aplikasi
5.2.1 Pompa
Pompa merupakan komponen yang berfungsi mengalirkan dan menaikkan
tekanan air yang keluar dari kondensor agar masuk kedalam boiler dalam
tekanan tinggi. Pompa merubah kerja mekanis menjadi energi fluida (tekanan
dan debit aliran), sehingga membutuhkan energi dari luar untuk
mengoperasikannya.
Bab VII.
5.2.2 Ketel Uap (Boiler)
Boiler (ketel uap) merupakan komponen yang berfungsi merubah air menjadi
uap dengan memanfaatkan energi panas yang berasal dari hasil pembakaran
bahan bakar yang dapat berupa gas (LNG, LPG), cair
maupun padat (Batu bara, kayu, sekam,dll).
dapat dilihat kembali Bab IV.
Air bertekanan tinggi dipompa masuk kedalam boiler dan kemudian dipanaskan
hingga berubah fasa menjadi uap. Untuk industri
bisa langsung dimanfaatkan, namun untuk aplikasi
tersebut akan di panaskan lanjut hingga mencapai uap sempurna dalam kondisi
superheated.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 41
Jadi turbin hanyalah merupakan salah satu komponen dari suatu sistem
tenaga uap. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja turbin dihasilkan oleh ketel
uap (boiler), sebuah alat yang berfungsi mengubah air menjadi uap.
Komponen utama pembangkit tenaga uap sederhana untuk aplikasi
pembangkit listrik (PLTU)
Pompa merupakan komponen yang berfungsi mengalirkan dan menaikkan
kanan air yang keluar dari kondensor agar masuk kedalam boiler dalam
tekanan tinggi. Pompa merubah kerja mekanis menjadi energi fluida (tekanan
dan debit aliran), sehingga membutuhkan energi dari luar untuk
mengoperasikannya. Penjelasan lebih rinci tentang pompa akan dibahas pada
Ketel Uap (Boiler)
Boiler (ketel uap) merupakan komponen yang berfungsi merubah air menjadi
uap dengan memanfaatkan energi panas yang berasal dari hasil pembakaran
bahan bakar yang dapat berupa gas (LNG, LPG), cair (Solar, minyak tanah),
maupun padat (Batu bara, kayu, sekam,dll). Penjelasan lebih rinci tentang boiler
dapat dilihat kembali Bab IV.
Air bertekanan tinggi dipompa masuk kedalam boiler dan kemudian dipanaskan
hingga berubah fasa menjadi uap. Untuk industri proses umumnya uap tersebut
bisa langsung dimanfaatkan, namun untuk aplikasi pembangkit
tersebut akan di panaskan lanjut hingga mencapai uap sempurna dalam kondisi
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 41
Jadi turbin hanyalah merupakan salah satu komponen dari suatu sistem
tenaga uap. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja turbin dihasilkan oleh ketel
air menjadi uap.
Komponen utama pembangkit tenaga uap sederhana untuk aplikasi
Pompa merupakan komponen yang berfungsi mengalirkan dan menaikkan
kanan air yang keluar dari kondensor agar masuk kedalam boiler dalam
tekanan tinggi. Pompa merubah kerja mekanis menjadi energi fluida (tekanan
dan debit aliran), sehingga membutuhkan energi dari luar untuk
pompa akan dibahas pada
Boiler (ketel uap) merupakan komponen yang berfungsi merubah air menjadi
uap dengan memanfaatkan energi panas yang berasal dari hasil pembakaran
(Solar, minyak tanah),
Penjelasan lebih rinci tentang boiler
Air bertekanan tinggi dipompa masuk kedalam boiler dan kemudian dipanaskan
proses umumnya uap tersebut
pembangkit turbin uap
tersebut akan di panaskan lanjut hingga mencapai uap sempurna dalam kondisi
42
5.2.3 Turbin Uap
Uap panas bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh boile
ke komponen turbin. Turbin merupakan komponen yang merubah energi panas
dan tekanan uap menjadi energi mekanis berupa daya poros.
merupakan turbin impuls atau turbin reaksi
5.2.3.1 Turbin Impuls
Turbin impuls atau diseb
(penurunan tekanan) fluida kerjanya hanya terjadi didalam baris sudu tetap
(stator) saja. Sedangkan turbin reaksi adalah turbin dimana proses ekspansi
fluida kerjanya terjadi baik didalam baris sudu
geraknya (rotor).
Turbin impuls dapat merupakan turbin impuls sederhana (bertingkat tunggal)
seperti diperlihatkan pada Gambar 5.2
(turbin curtis) seperti diperlihatkan Gambar 5.3
bertingkat (turbin Rateau)
terdiri dari satu baris sudu tetap (stator) yang berbentuk nosel dan satu baris
sudu gerak (rotor) yang akan merubah energi uap menjadi energi mekanis
berupa daya poros.
Gambar V.2
Kecepatan uap naik karena nosel adalah alat yang berfungsi menaikkan
kecepatan uap. Setelah itu uap mengalir kedalam bariss
konstan, tetapi kecepatan absolutnya turun karena energi kinetik uap diubah
menjadi kerja memutarkan roda turbin. Uap yang keluar dari turbin masih
berkecepatan tinggi, jadi masih mengandung energi.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 42
Uap panas bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh boiler selanjutnya akan masuk
ke komponen turbin. Turbin merupakan komponen yang merubah energi panas
dan tekanan uap menjadi energi mekanis berupa daya poros. Turbin uap dapat
merupakan turbin impuls atau turbin reaksi.
Turbin Impuls
atau disebut juga turbin aksi adalah turbin dimana proses ekspansi
(penurunan tekanan) fluida kerjanya hanya terjadi didalam baris sudu tetap
Sedangkan turbin reaksi adalah turbin dimana proses ekspansi
fluida kerjanya terjadi baik didalam baris sudu tetap (stator) maupun baris sudu
geraknya (rotor).
Turbin impuls dapat merupakan turbin impuls sederhana (bertingkat tunggal)
seperti diperlihatkan pada Gambar 5.2 atau turbin impuls kecepatan bertingkat
seperti diperlihatkan Gambar 5.3 atau turbin impuls tekanan
bertingkat (turbin Rateau) seperti diperlihatkan Gambar 5.4. Satu tingkat turbin
terdiri dari satu baris sudu tetap (stator) yang berbentuk nosel dan satu baris
sudu gerak (rotor) yang akan merubah energi uap menjadi energi mekanis
upa daya poros.
Gambar V.2 Turbin impuls sederhana (satu tingkat)
Kecepatan uap naik karena nosel adalah alat yang berfungsi menaikkan
kecepatan uap. Setelah itu uap mengalir kedalam barissudu gerak pada tekanan
konstan, tetapi kecepatan absolutnya turun karena energi kinetik uap diubah
menjadi kerja memutarkan roda turbin. Uap yang keluar dari turbin masih
berkecepatan tinggi, jadi masih mengandung energi. Untuk mencegah kerugian
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 42
r selanjutnya akan masuk
ke komponen turbin. Turbin merupakan komponen yang merubah energi panas
Turbin uap dapat
adalah turbin dimana proses ekspansi
(penurunan tekanan) fluida kerjanya hanya terjadi didalam baris sudu tetap
Sedangkan turbin reaksi adalah turbin dimana proses ekspansi
tetap (stator) maupun baris sudu
Turbin impuls dapat merupakan turbin impuls sederhana (bertingkat tunggal)
atau turbin impuls kecepatan bertingkat
au turbin impuls tekanan
Satu tingkat turbin
terdiri dari satu baris sudu tetap (stator) yang berbentuk nosel dan satu baris
sudu gerak (rotor) yang akan merubah energi uap menjadi energi mekanis
Kecepatan uap naik karena nosel adalah alat yang berfungsi menaikkan
udu gerak pada tekanan
konstan, tetapi kecepatan absolutnya turun karena energi kinetik uap diubah
menjadi kerja memutarkan roda turbin. Uap yang keluar dari turbin masih
Untuk mencegah kerugian
43
energi yang terlalu besar adalah dengan mengekspansikan uap secara bertahap
didalam turbin yang bertingkat ganda atau lebih, sehingga energi fluida kerja
yang tidak terserap oleh suatu baris sudu gerak masih dapat diserap oleh baris
sudu pada tingkat berikutnya.
Gambar 5.3 melukiskan perubahan tekanan dan kecepatan absolut dari uap
didalam turbin impuls kecepatan bertingkat. Dalam hal tersebut, uap hanya
diekspansikan didalam nosel (baris sudu tetap yang pertama) dan selanjutnya
tekanan konstan. Namun demikian, turb
turbin impuls karena didalam baris sudu gerak tidak terjadi ekspansi (penurunan
tekanan).
Gambar V.3
Meskipun tekanan uap didalam sudu gerak konstan, kecepatan absolut turun
karena sebagian dari energi uap diubah menjadi kerja memutar roda turbin
Kecepatan uap didalam baris sudu tetap berikutnya tidak naik karena tekanannya
konstan. Hal tersebut disebabkan sudu tetap dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi ekspansi.
Pada turbin impuls tekanan bertingkat
bahwa tekanan uap turun secara bertahap didalam baris sudu tetap saja, sedang
didalam baris sudu gerak tidak terjadi penurunan tekanan, sehingga masuk
dalam kategori turbin impuls. Semua baris sudu tetap berfungsi sebagai nosel,
jadi disini kecepatan uap naik karena tekanan turun. Dengan mengekspansi uap
secara bertahap, maka turbin
tidak terlampau besar, sehingga kerugian gesek pada sudu turbin akan berkurang
sehingga memperpanjang umur komponen turbin
keLerangan :
= Lekanan
C = kecepaLan absoluL
v = kecepaLan relaLlf
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 43
g terlalu besar adalah dengan mengekspansikan uap secara bertahap
didalam turbin yang bertingkat ganda atau lebih, sehingga energi fluida kerja
yang tidak terserap oleh suatu baris sudu gerak masih dapat diserap oleh baris
sudu pada tingkat berikutnya.
melukiskan perubahan tekanan dan kecepatan absolut dari uap
didalam turbin impuls kecepatan bertingkat. Dalam hal tersebut, uap hanya
diekspansikan didalam nosel (baris sudu tetap yang pertama) dan selanjutnya
tekanan konstan. Namun demikian, turbin ini masih termasuk dalam golongan
turbin impuls karena didalam baris sudu gerak tidak terjadi ekspansi (penurunan
Gambar V.3 Karakteristik turbin impuls kecepatan bertingkat /
turbin Curtis (tiga tingkat)
Meskipun tekanan uap didalam sudu gerak konstan, kecepatan absolut turun
karena sebagian dari energi uap diubah menjadi kerja memutar roda turbin
Kecepatan uap didalam baris sudu tetap berikutnya tidak naik karena tekanannya
konstan. Hal tersebut disebabkan sudu tetap dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi ekspansi.
Pada turbin impuls tekanan bertingkat, seperti diperlihatkan Gambar 5.4,
bahwa tekanan uap turun secara bertahap didalam baris sudu tetap saja, sedang
didalam baris sudu gerak tidak terjadi penurunan tekanan, sehingga masuk
dalam kategori turbin impuls. Semua baris sudu tetap berfungsi sebagai nosel,
jadi disini kecepatan uap naik karena tekanan turun. Dengan mengekspansi uap
secara bertahap, maka turbin akan bekerja dengan kecepatan absolut uap yang
tidak terlampau besar, sehingga kerugian gesek pada sudu turbin akan berkurang
sehingga memperpanjang umur komponen turbin tersebut.
keLerangan :
= Lekanan
C = kecepaLan absoluL
v = kecepaLan relaLlf
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 43
g terlalu besar adalah dengan mengekspansikan uap secara bertahap
didalam turbin yang bertingkat ganda atau lebih, sehingga energi fluida kerja
yang tidak terserap oleh suatu baris sudu gerak masih dapat diserap oleh baris
melukiskan perubahan tekanan dan kecepatan absolut dari uap
didalam turbin impuls kecepatan bertingkat. Dalam hal tersebut, uap hanya
diekspansikan didalam nosel (baris sudu tetap yang pertama) dan selanjutnya
in ini masih termasuk dalam golongan
turbin impuls karena didalam baris sudu gerak tidak terjadi ekspansi (penurunan
urbin impuls kecepatan bertingkat /
Meskipun tekanan uap didalam sudu gerak konstan, kecepatan absolut turun
karena sebagian dari energi uap diubah menjadi kerja memutar roda turbin.
Kecepatan uap didalam baris sudu tetap berikutnya tidak naik karena tekanannya
konstan. Hal tersebut disebabkan sudu tetap dibuat sedemikian rupa sehingga
, seperti diperlihatkan Gambar 5.4, terlihat
bahwa tekanan uap turun secara bertahap didalam baris sudu tetap saja, sedang
didalam baris sudu gerak tidak terjadi penurunan tekanan, sehingga masuk
dalam kategori turbin impuls. Semua baris sudu tetap berfungsi sebagai nosel,
n uap naik karena tekanan turun. Dengan mengekspansi uap
kan bekerja dengan kecepatan absolut uap yang
tidak terlampau besar, sehingga kerugian gesek pada sudu turbin akan berkurang
keLerangan :
= Lekanan
C = kecepaLan absoluL
v = kecepaLan relaLlf
44
Gambar V.4
Dalam beberapa hal sebuah turbin dapat pula terdiri dari kombinasi baris sudu
impuls kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat seperti terlihat pada
5.5. Hal tersebut ditujukan untuk memperoleh segi yang menguntungkan dari
kedua jenis turbin terse
yang lebih kompak dan murah.
didepan baris sudu Rateau supaya tekanan uap dapat segera diturunkan pada
tingkat pertama, untuk melindungi rumah turbin da
temperatur tinggi.
Gambar V.5 Karakteristik turbin impuls kombinasi kecepatan bertingkat
(2 tingkat) dan turbin tekanan bertingkat (3 tingkat)
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 44
Gambar V.4 Karakteristik turbin impuls tekanan bertingkat /
turbin Rateau (empat tingkat)
Dalam beberapa hal sebuah turbin dapat pula terdiri dari kombinasi baris sudu
impuls kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat seperti terlihat pada
. Hal tersebut ditujukan untuk memperoleh segi yang menguntungkan dari
kedua jenis turbin tersebut, salah satu alasannya adalah untuk mendapatkan unit
yang lebih kompak dan murah. Selain itu, baris sudu Curtis dipasang dipasang
didepan baris sudu Rateau supaya tekanan uap dapat segera diturunkan pada
tingkat pertama, untuk melindungi rumah turbin dan rotor terhadap tekanan dan
temperatur tinggi.
5 Karakteristik turbin impuls kombinasi kecepatan bertingkat
(2 tingkat) dan turbin tekanan bertingkat (3 tingkat)
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 44
urbin impuls tekanan bertingkat /
Dalam beberapa hal sebuah turbin dapat pula terdiri dari kombinasi baris sudu
impuls kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat seperti terlihat pada Gambar
. Hal tersebut ditujukan untuk memperoleh segi yang menguntungkan dari
but, salah satu alasannya adalah untuk mendapatkan unit
Selain itu, baris sudu Curtis dipasang dipasang
didepan baris sudu Rateau supaya tekanan uap dapat segera diturunkan pada
n rotor terhadap tekanan dan
Karakteristik turbin impuls kombinasi kecepatan bertingkat
(2 tingkat) dan turbin tekanan bertingkat (3 tingkat)
45
5.2.3.2 Turbin Reaksi
Didalam turbin reaksi, proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik didalam
baris sudu tetap maupun sudu gerak
Turbin reaksi juga dikenal dengan nama turbin Parsons sesuai dengan nama
pembuatnya yang pertama, yaitu Sir
untuk turbin dengan aplikasi tekanan tinggi sedangkan turbin reaksi cocok untuk
turbin dengan aplikasi tekanan yang relatif rendah. Pada beberapa turbin
bertekanan tinggi mengkombinasikan turbin impuls dan turbin reaksi
impuls diletakkan dibagian depan karena tekanan masih tinggi dan turbin reaksi
diletakkan setelah turbin impuls karena tekanan sudah diturunkan di turbin
impuls pada tahap sebelumnya
Gambar V.7 Karakteristik turbin kombinasi impuls (turbin Curtis) dan
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 45
Turbin Reaksi
turbin reaksi, proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik didalam
baris sudu tetap maupun sudu gerak, seperti diperlihatkan oleh Gambar 5.6
Turbin reaksi juga dikenal dengan nama turbin Parsons sesuai dengan nama
pembuatnya yang pertama, yaitu Sir Charles Parsons. Turbin impuls cocok
untuk turbin dengan aplikasi tekanan tinggi sedangkan turbin reaksi cocok untuk
turbin dengan aplikasi tekanan yang relatif rendah. Pada beberapa turbin
bertekanan tinggi mengkombinasikan turbin impuls dan turbin reaksi
impuls diletakkan dibagian depan karena tekanan masih tinggi dan turbin reaksi
diletakkan setelah turbin impuls karena tekanan sudah diturunkan di turbin
impuls pada tahap sebelumnya, seperti diperlihatkan oleh Gambar 5.7.
Gambar V.6 Karakteristik turbin reaksi
.7 Karakteristik turbin kombinasi impuls (turbin Curtis) dan
turbin reaksi (turbin Parson)
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 45
turbin reaksi, proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik didalam
, seperti diperlihatkan oleh Gambar 5.6.
Turbin reaksi juga dikenal dengan nama turbin Parsons sesuai dengan nama
Turbin impuls cocok
untuk turbin dengan aplikasi tekanan tinggi sedangkan turbin reaksi cocok untuk
turbin dengan aplikasi tekanan yang relatif rendah. Pada beberapa turbin
bertekanan tinggi mengkombinasikan turbin impuls dan turbin reaksi. Turbin
impuls diletakkan dibagian depan karena tekanan masih tinggi dan turbin reaksi
diletakkan setelah turbin impuls karena tekanan sudah diturunkan di turbin
, seperti diperlihatkan oleh Gambar 5.7.
Karakteristik turbin kombinasi impuls (turbin Curtis) dan
46
5.2.3.3 Konstruksi Turbin
Turbin uap termasuk kedalam mesin rotasi (rotating equipment) yang berputar
dengan kecepatan tinggi sehingga memiliki konstruksi yang kompleks seperti
diperlihatkan Gambar 5.8.
Gambar
1. Penggerak pompa oli utama dan regulator.
2. Bantalan tekan dan bantalan dukung rotor turbin
3. Tabung paking poros
4. Kelompok turbin tekanan tinggi : turbin curtis 2 tingkat
5. Kelompok turbin tekanan menengah : 11 tingkat
6. Kelompok turbin tekanan rendah : 4 tingkat
7. Saluran uap tekanan tinggi untuk labirinth seal
8. Tabung paking turbin tingkat tekanan rendah
9. Bantalan dukung penghantar
10. Kopling turbin uap dan generator
11. Bantalan dukung generator
20. Regulator.
21. Rumah bantalan
22. Cerobong uap tabung paking bagian tekanan tinggi
23. Katup pengatur laju aliran massa uap
24. Rumah katup
25. Rumah turbin tekanan tinggi
26. Pelat pembungkus
27. Cerobong uap tabung paking tingkat tekanan rendah
28. Saluran uap bekas
29. Rumah bantalan
30. Generator
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 46
Konstruksi Turbin Uap
Turbin uap termasuk kedalam mesin rotasi (rotating equipment) yang berputar
dengan kecepatan tinggi sehingga memiliki konstruksi yang kompleks seperti
diperlihatkan Gambar 5.8.
Gambar V.8 Contoh konstruksi turbin uap
Penggerak pompa oli utama dan regulator.
Bantalan tekan dan bantalan dukung rotor turbin
Tabung paking poros
Kelompok turbin tekanan tinggi : turbin curtis 2 tingkat
Kelompok turbin tekanan menengah : 11 tingkat
Kelompok turbin tekanan rendah : 4 tingkat
Saluran uap tekanan tinggi untuk labirinth seal
Tabung paking turbin tingkat tekanan rendah
Bantalan dukung penghantar
Kopling turbin uap dan generator
Bantalan dukung generator
Rumah bantalan
ong uap tabung paking bagian tekanan tinggi
Katup pengatur laju aliran massa uap
Rumah turbin tekanan tinggi
Pelat pembungkus
Cerobong uap tabung paking tingkat tekanan rendah
Saluran uap bekas
Rumah bantalan
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 46
Turbin uap termasuk kedalam mesin rotasi (rotating equipment) yang berputar
dengan kecepatan tinggi sehingga memiliki konstruksi yang kompleks seperti
47
5.2.4 Kondensor
Kondensor merupakan komponen yang berfungsi mengembalikan wujud uap
yang keluar dari turbin agar kembali ke wujud cair sehingga dapat dinaikkan
tekanannya oleh pompa. Kondensor merupakan Heat Exchanger atau penukar
kalor yang akan merubah fasa uap menjadi cair de
mengunakan sirkulasi air dingin seperti diperlihatkan
Gambar
Fluida panas akan melepaskan kalor dan diserap oleh fluida
membawa panas / kalor keluar sistem. Untuk Kondensor dengan ukuran besar
umumnya dilengkapi dengan menara pendingin (
penyerapan panas bisa lebih efektif.
5.3 Kinerja Pembangkit Tenaga Uap
Analisa kinerja pembangkit
Rankine. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen utama sebuah
pembangkit tenaga uap adalah pompa, boiler, turbin uap dan kondensor dengan
susunan instalasi seperti terlihat pada Gambar 5.10. Prinsi
pompa menaikkan tekanan air dan mengalirkannya masuk kedalam boiler/k
uap. Didalam ketel uap, dengan memanfaatkan panas hasil pembakaran bahan
bakar, air diubah fasanya dari cair menjadi uap dan dipanaskan lanjut menjadi
uap superpanas/superheated
dikonversi menjadi daya poros. Uap sisa keluaran turbin akan diubah kembali
fasanya menjadi cair oleh kondensor dengan menyerap panas uap menggunakan
berupa alat penukar kalor (
pembangkit tenaga uap dapat dilihat pada G
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 47
or merupakan komponen yang berfungsi mengembalikan wujud uap
yang keluar dari turbin agar kembali ke wujud cair sehingga dapat dinaikkan
tekanannya oleh pompa. Kondensor merupakan Heat Exchanger atau penukar
kalor yang akan merubah fasa uap menjadi cair dengan cara menyerap panas uap
mengunakan sirkulasi air dingin seperti diperlihatkan Gambar 5.9.
Gambar V.9 Prinsip kerja penukar kalor
Fluida panas akan melepaskan kalor dan diserap oleh fluida
membawa panas / kalor keluar sistem. Untuk Kondensor dengan ukuran besar
umumnya dilengkapi dengan menara pendingin (cooling tower) agar proses
penyerapan panas bisa lebih efektif.
Kinerja Pembangkit Tenaga Uap
Analisa kinerja pembangkit tenaga uap dapat didekati dengan analisa siklus
Rankine. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen utama sebuah
pembangkit tenaga uap adalah pompa, boiler, turbin uap dan kondensor dengan
susunan instalasi seperti terlihat pada Gambar 5.10. Prinsip kerjanya adalah
pompa menaikkan tekanan air dan mengalirkannya masuk kedalam boiler/k
uap. Didalam ketel uap, dengan memanfaatkan panas hasil pembakaran bahan
bakar, air diubah fasanya dari cair menjadi uap dan dipanaskan lanjut menjadi
s/superheated. Uap superheated masuk kedalam turbin uap
dikonversi menjadi daya poros. Uap sisa keluaran turbin akan diubah kembali
fasanya menjadi cair oleh kondensor dengan menyerap panas uap menggunakan
berupa alat penukar kalor (heat exchanger). Urutan proses yang terjadi pada
pembangkit tenaga uap dapat dilihat pada Gambar 5.11.
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 47
or merupakan komponen yang berfungsi mengembalikan wujud uap
yang keluar dari turbin agar kembali ke wujud cair sehingga dapat dinaikkan
tekanannya oleh pompa. Kondensor merupakan Heat Exchanger atau penukar
ngan cara menyerap panas uap
5.9.
Fluida panas akan melepaskan kalor dan diserap oleh fluida dingin dan
membawa panas / kalor keluar sistem. Untuk Kondensor dengan ukuran besar
cooling tower) agar proses
tenaga uap dapat didekati dengan analisa siklus
Rankine. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen utama sebuah
pembangkit tenaga uap adalah pompa, boiler, turbin uap dan kondensor dengan
p kerjanya adalah
pompa menaikkan tekanan air dan mengalirkannya masuk kedalam boiler/ketel
uap. Didalam ketel uap, dengan memanfaatkan panas hasil pembakaran bahan
bakar, air diubah fasanya dari cair menjadi uap dan dipanaskan lanjut menjadi
masuk kedalam turbin uap untuk
dikonversi menjadi daya poros. Uap sisa keluaran turbin akan diubah kembali
fasanya menjadi cair oleh kondensor dengan menyerap panas uap menggunakan
Urutan proses yang terjadi pada
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 48
Gambar V.10 Diagram instalasi pembangkit tenaga uap sederhana
Gambar V.11 Diagram proses pembangkit tenaga Siklus Rankine ideal
Gambar V.12 Siklus Rankine Irreversibile
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 49
Daya Pompa
Daya Pompa Ideal (w
Ps
) = h
2s
h
1
= p
2
v
2
p
1
v
1
= v (p
2
- p
1
) [kJ/kg]
Daya Pompa Aktual (w
Pa
) = h
2a
h
1
= [kJ/kg]
W
Pa
= . w
Pa
= (h
2a
h
1
) [kW]
Kalor Masuk ke Boiler
Merupakan kalor hasil pembakaran bahan bakar yang masuk kedalam system
boiler.
q
in
= h
3
h
2
[kJ/kg]
Q
in
= (h
3
h
2
) [kW]
Daya Turbin
Daya Turbin Ideal (w
Ts
) = h
3
h
4s
[kJ/kg]
Daya Turbin Aktual (w
Ta
) = h
3
h
4a
=
T
(h
3
h
4s
) [kJ/kg]
W
Ta
= . w
Pa
= (h
3
h
4a
) [kW]
Daya Netto
Merupakan daya termal netto (bersih) yang dapat dibangkitkan oleh suatu
pembangkit tenaga uap.
Daya netto (w
net
) = w
T
w
P
[kJ/kg]
W
net
= (w
T
w
P
) [kW]
Efisiensi Siklus
Efisiensi termal siklus
Siklus =
=
Contoh Soal :
1. Sebuah Pembangkit Tenaga Turbin Uap sederhana mempunyai data-data
sebagai berikut :
Air masuk ke pompa pada 90kPa, 40C
Air keluar pompa dan masuk ke boiler pada 30 bar, 50C
Uap keluar bolier pada 30 bar, 350C
Uap keluar turbin pada 100kPa, 100C
Efisiensi pompa dan turbin adalah 80% dan 85%
Laju aliran massa uap adalah 20 ton/jam
DASAR MESIN KALOR DAN FLUIDA 50
Berdasarkan data diatas:
a. Buatlah diagram instalasi dan diagram proses (T-s)
b. Hitung Daya Pompa aktual (W
Pa
)
c. Hitung Kalor yang dibutuhkan boiler (q
in
)
d. Hitung Daya Turbin Aktual (W
Ta
)
e. Hitung W
net
f. Hitung Efisiensi siklus
g. Hitung Daya yang dapat dibangkitkan dalam satuan kW
2. Sebuah PLTU menggunakan siklus Ramkine sederhana dirancang dapat
menghasilkan daya output 200MW. Jika efisiensi PLTU tersebut adalah
40%, hitunglah laju aliran kebutuhan bahan bakar jika menggunakan
batubara dengan nilai kalor 35.000 kJ/kg.

Anda mungkin juga menyukai