Anda di halaman 1dari 8

BATU GINJAL

1.

Epidemiologi Lebih sering pada laki-laki Adanya kecenderungan familial

2.

Etiologi Diduga ada hubungan dengan gangguan urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih idiopatik.

3.

Faktor Predisposisi Faktor intrinsik Genetik Umur paling sering ditemukan pada usia 30-50 tahun Jenis kelamin pria : wanita = 3:1 Very overweight Pernah mengalami infeksi ginjal Pernah mengalami batu ginjal sebelumnya

Faktor ekstrinsik -

Geografi : banyak ditemukan di Amerika Serikat bagian tenggara yang dikenal dengan daerah stone belt Iklim dan temperatur Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih Konsumsi makanan tinggi protein dan garam banyak makan daging, ikan dan ayam dapat menurunkan PH traktus urinarius dan meningkatkan eksresi asam urat Defisiensi vit. B6 meningkatkan pembentukan dan eksresi oksalat.

4.

Tipe batu Batu Kalsium oksalat (fosfat) Hiperkalsiuria idiopatik (50%) Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria (10%) Hiperoksaluria (5%) Enterik (4,5%) Primer (0,5%) Hiperurikosuria (20%) Tidak diketahui terdapat kelainan metabolik (15-20%) Struvit (Mg, NH3, Ca, PO4) Infeksi ginjal Asam Urat Terkait dengan hiperurisemia Terkait dengan hiperurikosuria Idiopatik (50% batu asam urat) Sistin Lain-lain atau tidak diketahui Persentase Semua Batu 75

10-15 6

1-2 10

5.

Patofisiologi Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahn-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dna belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain di endapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastable dipengaruhi oleh Suhu PH larutan Adanya koloid di dalam urine Konsentrasi solut di dalam urine Laju aliran urine di dalam saluran kemih Adanya korpus alineum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu

Jenis batu : Batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Batu asam urat Batu magnesium amonium fosfat (batu infeksi) Batu xanthyn Batu sistein Dll

Meskipun patogenesis pembentukan batu di atas hampir sama, tetapi suasana di dalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu tidak sama. Batu kalsium Faktor terjadinya batu kalsium adalah Hiperkalsiuria kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/24 jam Penyebab : Hiperkalsiuria absobtif akibat adanya peningkatan absorbs kalsium melalui usus Hiperkalsiuria renal karena danya gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium memlalui tubulus ginjal Hiperkalsiuria resorptif karena adanya peningkatan resorpsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor paratiroid Hiperoksaluria ekskresi oksalat urine yg melebihi 45 gram per hari. Banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah : teh, kopi instan, minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam. Hiperurikosuria kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat berlebih dalam urine bertindak sebagai inti batu/nidus untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalam urine berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari metabolisme endogen.

Hipositraturia di dalam kalsium, urine bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat, sehingga menghalangi kalsium dengan oksalat atau fosfat. Hal ini dimungkinkan karena ikatan kalsium sitrat lebih mudha larut daripada kalsium oksalat. Oleh karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat batu kalsium. Hipomagnesuria magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium, karena di dalam urine magnesium bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium dengan oksalat.

Batu asam urat asam urat relatif tidak larut di dalam urine sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali membentuk kristal asam urat, dan selanjutnya membentuk batu asam urat. Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah Urine yang terlalu asam (pH urine < 6) Volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari) atau dehidrasi Hiperurikosuria atau kadar asam urat yang tinggi

Batu magnesium amonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa Batu struvit terbentuk karena adanya infeksi saluran kemih

6.

Manifestasi Klinis Pada batu yang masih berukuran kecil dapat tidak memberikan gejala. Bahkan terkadang batu keluar sendiri saat buang air kecil yang sering terlihat sebagai kencing berpasir. Namun, pada batu yang berukuran lebih besar, maka dapat memberikan keluhan seperti dibawah ini : Nyeri kolik Nyeri yang disebabkan karena usaha untuk mengeluarkan batu, namun tersangkut di saluran kemih. Nyeri ini dirasakan sangat hebat dan hilang timbul. Hematuria (ada darah di urin) Nyeri saat berkemih, terutama saat batu bergerak Buang air kecil sedikit, yang disebabkan tersumbatnya saluran kemih oleh batu Mual dan muntah

7.

DD Nefrokalsinosis

8.

Diagnosis

Keluhan pokok Nyeri pinggang mulai perlahan-lahan, sakit cresendo like ke lateral perut, lipat paha, dan testis (laki-laki) ata labia (wanita) Kolik ginjal sampai paha Hematuria Mual-muntah Keringat Stranguri Demam tanpa infeksi

Tanda penting Pada taraf awal kadang-kadang tidak ditemukan Nyeri ketok pinggang

Pemeriksaan lab Pemeriksaan mikroskopik dari urin, yang dapat menunjukkan adanya protein, sel darah merah, dan kristal-kristal lainnya Kultur dari urin untuk menyingkirkan adanya infeksi Pemeriksaan darah lengkap Pengumpulan urin 24 jam untuk melihat total dari urin yang keluar sehari, serta melihat kandungan magnesium, sodium, asam urat, kalsium, sitrat, oksalat, dan fosfat dalam urin secara kuantitatif.

Pemeriksaan khusus Foto roentgen (x-ray) abdomen Pielografi intravena (IVP) USG

9.

Tatalaksana Non farmakologis Istirahat

Minum banyak (2,5/hari) bila fungsi ginjal masih baik

Diet Rendah protein Rendah garam Disesuaikan dengan jenis batu Batu kalsium, yang perlu dibatasi Ikan teri Bayam Coklat Kacang Teh Strowberry

Batu urat, yang perlu dibatasi Farmakologis Obat pertama Bila ada infeksi, diberi antimikroba yang sesuai Batu urat (hiperurikosuria) Alopurinol 3x100 mg atau 1x300 mg/hari Kalium sitrat Hipositraturia Kalium sitrat Hiperkalsiuria Tiazid Jeroan Otak Makanan lain yang mengandung banyak purin

Batu sistin D-penicillamine

Obat alternatif Analgesik : NSAID, opiat Antispasmodik bila ada kolik

Antimikroba bila ada infeksi

Operasi bila ada obstruksi atau batunya besar (staghorn) Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) cara memecahkan batu dengan gelombang syok demikian ini dilakukan pada batu berukuran < 2 cm sampai sebesar pasir sehingga dapat keluar spontan.

10. Pencegahan Terbentuknya batu o Minum air 2-3 liter/hari o Mengurangi konsumsi garam, cokelat, teh, kopi, dan kacang o Tidak dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kalsium Reduce the risk of making more stones o Batu asam urat Mengurangi konsumsi makan yang mengandung purin (red meat, kacang) o Batu kalsium Tidak mengurangi konsumsi kalsium Mengurangi konsumsi makanan tinggi oksalat (teh, kopi, cola, cokelat, kacang, sayuran berdaun hijau seperti bayam)

11. Prognosis : bonam

12. Komplikasi

Timbul kembali batu ginjal Infeksi saluran urine. Penyumbatan pada ureter. Kerusakan sebagian jaringan ginjal. Menurunnya atau hilangnya fungsi ginjal yang terkena.

13. KDU

Anda mungkin juga menyukai