Anda di halaman 1dari 9

Indonesia dan ASI

By Amanda Tasya on August 25th, 2008 ASI (Air Susu Ibu), tak terbantahkan lagi merupakan makanan bayi yang terbaik. ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004. Sayangnya, walaupun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9 dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002. Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang di tempat kerja untuk menyusui atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan. Aturan Pemerintah, sudah mendukungkah? Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan peratuan yang bisa mendukung agar Ibu Indonesia bisa terus memberikan ASI kepada buah hatinya. Bahkan, hak menyusui untuk wanita pekerja telah dijamin oleh Pasal 83 Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal tersebut, jelas dinyatakan bahwa pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Yang dimaksud dengan kesempatan yang patut disini adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyusui bayinya, serta ketersediaan tempat yang sesuai untuk melakukan kegiatan tersebut.

Menyusui disini pun harus kita artikan secara luas, yaitu baik menyusui secara langsung maupun tidak langsung (dengan memerah). Namun, sayangnya peraturan tersebut tidak disertai dengan sanksi yang memadai bagi perusahaan yang melanggarnya, dan karenanya hingga saat ini belum masih banyak pekerja perempuan yang tidak dapat melaksanakan haknya untuk memberikan ASI selama ia berada dalam jam kerja. Rendahnya tingkat pemberian ASI di Indonesia juga disebabkan oleh pemasaran agresif perusahaan pembuat susu formula. Sebenarnya, peraturan tentang pemasaran pengganti ASI di Indonesia bukannya tidak ada. Pada tahun 1981, Indonesia telah meratifikasi Kode Internasional tentang Pemasaran Pengganti ASI yang dikeluarkan oleh WHO, dan pada tahun 1997, isi sebagian dari kode tersebut telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 237/KEPMENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu (Kepmenkes 237). Beberapa hal yang diatur oleh Kepmenkes 237 ini antara lain:

Pemasaran susu formula bayi (untuk bayi baru lahir hingga berumur 4-6 bulan), susu formula lanjutan (bayi berumur 6-12 bulan), makanan pendamping ASI dan perlengkapan bagi penggunaan pengganti ASI yang meliputi botol dan dot. Ketentuan-ketentuan pencantuman label pada susu formula bayi dan susu formula lanjutan dan makanan pendamping ASI Larangan mengiklankan susu formula selain dalam media ilmu kesehatan yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan Larangan penggunakan sarana kesehatan untuk kegiatan promosi susu formula Larangan sarana pelayanan kesehatan menerima sampel atau sumbangan susu formula untuk keperluan rutin atau penelitian Larangan sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan untuk meminta maupun menerima pemberian apapun dari produsen susu formula yang memberi peluang promosi susu formula Larangan produsen susu formula untuk memberikan sampel gratis kepada sarana pelayanan kesehatan dan wanita hamil atau ibu yang melahirkan Larangan bagi produsen susu formula untuk menawarkan atau menjual langsung ke rumah-rumah, memberikan potongan harga atau hadiah atas pembelian produk susu formula, menggunakan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang pengganti ASI kepada masyarakat Larangan karyawan produsen susu formula memakai pakaian atau identitas lainnya yang menyerupai dokter, bidan, perawat atau petugas sarana pelayanan kesehatan.

Walaupun telah ada peraturan tentang pemasaran pengganti ASI untuk bayi dibawah 1 tahun berdasarkan Kepmenkes 237 ini, namun dikarenakan tidak efektifnya pengawasan atas pelaksanaan peraturan ini serta sanksi yang tidak maksimal, pelanggaran atas peraturan ini pun terjadi di mana-mana. Banyak sekali kita jumpai rumah sakit-rumah sakit yang menjadi sarana promosi susu formula, sampel gratis dibagikan dimana-mana dan pelanggaran-pelanggaran lainnya.

Selain itu, dikarenakan bentuknya yang berupa keputusan menteri yang berada dalam tingkat yang rendah dalam hirarki perundangan, peraturan ini menjadi kurang mengikat dan tidak ada sanksi yang maksimal yang dapat diberikan atas pelanggaran yang terjadi. Hingga saat ini pun Indonesia belum mempunyai peraturan tentang promosi susu formula untuk anak berumur di atas 1 tahun. Kode WHO yang telah diratifikasi pada tahun 1981, hingga saat ini belum dituangkan dalam bentuk undang-undang, padahal cakupan Kode WHO lebih luas karena mengatur juga promosi susu formula bagi anak di atas 1 tahun. Tidak adanya peraturan mengenai pemasaran susu formula bagi anak di atas 1 tahun ini, Indonesia menjadi lahan subur promosi besar-besaran susu formula. Berbagai iklan susu formula dapat kita jumpai di berbagai media, baik cetak maupun elektronik, dan parahnya, banyak dari iklan-iklan tersebut yang memberi infomasi yang menyesatkan tentang pemberian makan bagi anak, hingga banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula dibanding memberi ASI karena berpikir susu formula lebih bergizi dibanding ASI. Beberapa tahun lalu, Pemerintah sempat membuat Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemasaran Pengganti ASI, namun hingga saat ini pembahasan akan RPP ini terhenti dan tidak diketahui lagi bagaimana nasib RPP ini. Untuk itu, mengingat lemahnya perlindungan bagi pemberian ASI di Indonesia, sudah seharusnyalah konsumen yang menjadi tameng praktek promosi susu formula yang tidak etis. Konsumen harus bisa menentukan apa yang baik dan buruk, serta informasi apa yang tidak seharusnya diberikan oleh produsen susu formula. AIMI, sebagai organisasi beranggotakan ibu-ibu peduli ASI tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mengedukasi para konsumen agar tidak menjadi korban praktek tidak etis promosi susu formula, berbagai upaya tersebut adalah:

Mengedukasi masyarakat tentang hak-hak ibu menyusui dan bentuk-bentuk pelanggaran praktek promosi susu formula, ini biasanya disampaikan dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh AIMI maupun dalam program AIMI goes to office, yaitu program yang diselenggarakan oleh AIMI dimana AIMI memberikan sharing tentang ASI di kantor-kantor yang mengundang, dan dilakukan pada jam kantor AIMI juga mempunyai divisi Advokasi yang senantiasa memantau setiap iklaniklan maupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan susu formula, dan bila dirasa kegiatan tersebut bertentangan dengan kode WHO, maka AIMI mengirimkan surat teguran kepada produsen susu formula yang bersangkutan AIMI juga sejak awal tahun 2007 telah menghimbau masyarakat untuk melaporkan setiap dugaan pelanggaran promosi susu formula melalui e-mail ke lapor@aimi-asi.org AIMI juga turut aktif dalam ASI Joint Force yang berupa gerakan lembagalembaga peduli ASI untuk mendorong pemerintah kembali melanjutkan proses

pembahasan RPP Pemasaran Pengganti ASI, sehingga perlindungan bagi kegiatan menyusui yang lebih luas dapat segera diwujudkan. Tentunya, selain dukungan yang dapat AIMI berikan, dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI. Untuk itu AIMI menyerukan agar dukungan kepada ibu menyusui diberikan oleh berbagai pihak, diantaranya: Suami: Menyusui adalah kegiatan 3 pihak: ibu, bapak dan anak. Keberhasilan ibu menyusui adalah juga keberhasilan ayah, kegagalan menyusui juga merupakan kegagalan ayah. Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati. Keluarga: melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi. Tenaga kesehatan: tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI. Lingkungan kerja/kantor: menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu kerja. Sesama ibu menyusui: saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih. Pemerintah: senantiasa mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia. Sekali lagi, ASI adalah yang terbaik, jadi mari kita lakukan juga yang terbaik untuk mendukung pemberian ASI di Indonesia. (Ditulis oleh Amanda Tasya, Ketua Divisi Advokasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, ibu dari seorang putri berusia 3 tahun.)

Sumber: Koalisi untuk Indonesia Sehat 821 reads Categories: Informasi Tags: ASI, ASI Eksklusif, PP-ASI

MANAGEMEN MENYUSUI
Semoga informasi ini bisa menggugah kesadaran perempuan untuk memberikan yang terbaik untuk anak anaknya dan memberikan hak anak untuk mendapatkan ASI yang secara kodrati payudara adalah organ yang menghasilkan air susu yang mulai berproduksi menjelang ibu melahirkan.Selamat membaca !!! MANAGEMEN MENYUSUI Oleh : dr. TONY WIDYANTO Pengantar Perempuan mendapat anugrah Tuhan untuk dapat mengandung, melahirkan dan menyusui. Kodrat pada perempuan ditandai oleh perangkat reproduksi yakni rahim, kandung telur serta payudara sebagai organ penunjang. Sayangnya tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya, seorang ibu lebih memilih susu formula daripada ASI, padahal s/d sekarang ASI belum ada tandingannya. Beberapa mitos tentang menyusui yang beredar di masyarakat :

Menyusui membuat tubuh ibu sukar kembali ke bentuk semula ( faktanya, timbunan lemak akan mudah lenyap saat menyusui ) ASInya tak mencukupi ( faktanya, ASI diproduksi sesuai dengan permintan,makin sering menyusui makin banyak produksi yang dihasilkan) Ukuran payudara ( >Besar kecilnya payudara tidak berkaitan dengan kemampuan memberikan ASI. >ASI diproduksi oleh jaringan kelenjar susu(alveolus),bukan jaringan lemak (pada payudara besar). Asal normal produksi ASI akan sesuai dengan kebutuhan bayi.) ASI pertama bisa menimbulkan penyakit (Pada hari pertama s/d kelima banyak mengandung protein tinggi,zat kekebalan tubuh,serta laktosa dan lemak yang rendah sehingga mudah dicerna.)

Menyusui membuat bentuk payudara tidak bagus (Bagus tidaknya bentuk payudara dipengaruhi oleh faktor keturunan dan usia) Menyusui itu merepotkan Sebenarnya menyusui lebih praktis,buka payudara tinggal sodorkan ke mulut bayi pasti suhunya pas, takaranya pas daripada membersihkan botol, menakar,membawa perlengkapan susu kemana-mana saat pergi.

Manfaat dan keunggulan ASI Manfaat ASI untuk ibu : 1. Isapan bayi pada payudara merangsang hormon oxytocin yang diproduksi kelenjar hipofise meningkat, sehingga mengecilnya rahim kebentuk semula( involusi )lebih cepat. Mencegah perdarahan pasca melahirkan dan Resiko kanker payudara lebih rendah. 2. Menyusui secara murni ( eklusive ),akan menunda kehamilan karena hormon menyusui akan menghambat proses ovulasi. 3. Kedekatan psikologis dengan anak, kasih sayang lebih tercurah, bayi merasa aman ada di dekapan ibu.
Manfaat untuk keluarga

: 1. Aspek Ekonomis : Lebih menghemat ( Kuranglebih Rp 800.000,0/bln untuk membeli susu Formula ) 2. Aspek Psikologis : Kebahagiaan bertambah dengan kelahiran jarang.

Manfaat untuk negara

: 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak ( ASI mengandung zat kekebalan ) 2. Mengurangi subsidi untuk RS 3. Bayi yang diberi ASI lebih jarang dirawat di RS daripada bayi yang mendapat susu formula. 4. Mengurangi pengeluaran negara untuk import susu formula 5. Kuranglebih Rp 8,6 Milyar/th yang digunakan untuk membeli susu formula. 6. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Kerugian susu formula : 1. Pengenceran yang salah, bila kental terjadi hipernatrium, hipertensi,kegemukan,infeksi usus. Bila encer : Malnutrisi ( kurang gizi dan gangguan pertumbuhan) 2. Kontaminasi mikroorganisme. 3. Alergi. 4. Diare kronis Tehnik menyusui: Posisi dan perlekatan menyusui

Ada beberapa macam posisi menyusui:duduk, berdiri, atau berbaring. Posisi : Bayi lurus sejajar, menghadap ibu, telinga dan lengan pada satu garis lurus, dagu bayi setinggi aerola,ada bonding antara ibu dan bayi.Perlekatan : hidung menempel payudara, sebagaian besar aerola bawah masuk mulut,mulut terbuka lebar, bibir bawah ndower

Langkah menyusui yang benar : 1. sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putimg susu dan aerola sekitarnya.Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. 2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara. 3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau aerolanya saja. 4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara : 1. menyentuh pipi dengan puting susu atau, 2.menyentuh sisi mulut bayi 5. Setelah bayi membuka mulut,dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta aerola dimasukkan ke mulut bayi; a. Usahakan sebagaian besar aerola dapat masuk kemulut bayi,sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola. b. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi

Cara pengamatan Tehnik menyusui Yang Benar : Menyusui dengan tehnik yang tidak benar bisa menyebabkan puting susu menjadi lecet, ASI keluar tidak optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan benar, perhatikan : Bayi tampak tenang Badan bayi menempel pada perut ibu, Mulut bayi terbuka lebar, Dagu bayi menempel pada payudara ibu, Sebagaian besar aerola masuk kedalam mulut bayi,aerola bawah lebih banyak yang masuk, Bayi nampak mengisap dngan kuat dengan irama perlahan, Puting susu ibu tidak terasa nyeri, Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, Kepala agak menengadah. Melepas isapan bayi : Setelah meyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,sebaiknya mengganti denagn payudara yang lain.Cara melepas isapan bayi : # jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut atau, # dagu bayi ditekan kebawah. Setelah selesai menyusui,ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya,biarkan kering dengan sendirinya. Menyendawakan bayi,dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah(gumoh)setelah menyusui.dengan cara: Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau, Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu,kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. Lama dan frekwensi menyusui Sebaiknya bayi disusui secara sesuai keinginan bayi(on demand),karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangssangan produksi berikutnya.menyusui malam hari juga akan memacu produksi ASI. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan BH (kutang) yang dapat menyangga payudara,tetapi tidak terlalu ketat. Pengeluaran ASI Apabila ASI berlebihan, sampai keluar memancar,maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan lebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu.Pengeluaran ASI juga berguna bagi ibu yang bekerja bisa meninggalkan ASI untuk bayinya. Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara :

Pengeluaran dengan tangan : tangan ibu dicuci dengan bersih,menyiapkan cangkir/gelas tertutup yang telah dicuci dengan air mendidih.ibu melakukan pemijatan payudara dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah aerola.dilakukan pemijatan secara merata mengelilingi payudara. Pengeluaran dengan pompa Bila payudara bengkak/ terbendung dan puting susu terasa nyeri,maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa payudara.Pompa baik digunakan bila ASI benar-benar penuh,tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar.Ada dua macam pompa,pompa tangan dan pompa listrik,yang biasa digunakan adalah pompa Payudara tangan.

Penyimpanan ASI ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat.Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan: - Di udara bebas/terbuka : 6-8 jam - Di lemari Es : 24 jam - Di lemari pendingin/beku (-18 C) : 6 bulan ASI yang didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai,karena kualitsnyaakan menurun,yaitu unsur kekebalannya.ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar,agar tidak terlalu dingin,atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah terisi air panas. Pemberian ASI peras Perlu diperhatikan,jangan diberikan dengan botol/dot,karena hal ini akan menyebabkan bayi bingung puting.Berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok,sehingga saat ibu menyusui langsung,bayi tidak menolak menyusu. Cara pemberian dengan menggunakan cangkir : Ibu atau yang memberi minum bayi,duduk dengan memangku bayi. Punggung bayi dipegang dengan lengan. Cangkir diletakkan pada bibi bawah bayi. Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI dari dalam cangkir(saat cangkir dimiringkan). Beri sedikit waktu istirahat saat bayi menelan.

Anda mungkin juga menyukai