Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

....................................................................................................................Halaman DAFTAR ISI............................................................................................................1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ................................................................................................2 BAB II SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) A. Pengertian ..........................................................................................4 B. Tujuan SMK3.....................................................................................4 C. Dasar Hukum SMK3..........................................................................4 D. Penerapan SMK3................................................................................5 E. Penilaian SMK3 (Audit SMK3).......................................................11 F. Pengawasan SMK3...........................................................................13 BAB III PENUTUP Penutup .....................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN

1. Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai dari semua pihak dan tingkat kepedulian masyarakat relatif rendah. Total angkatan kerja di Indonesia sejumlah 113,74 juta (BPS, 2009) yang bekerja baik sektor formal maupun informal sejumlah 104,49 juta. Jumlah pengangguran 9,26 juta. Sebagian besar angkatan kerja/tenaga kerja tidak memahami haknya untuk mendapatkan perlindungan K3 2. Estimasi ILO (per tahun) a. b. c. d. 2,3 juta org meninggal terkait dengan pekerjaan 360.000 org meninggal krn kecelakaan kerja 1,95 juta sakit akibat kerja Kerugian USD 1,25 triliun

3. Di Indonesia a. th 2010 (total kasus 96.314) 1) Meninggal : 2.144 org 2) Cacat fungsi : 4.380 org 3) Cacat sebagian : 2.713 org 4) Cacat total : 42 org b. sd November 2011 (total kasus 86.693) 1) Meninggal : 1.965 org 2) Cacat fungsi : 3.662 org 3) Cacat sebagian : 2.313 org 4) Cacat total : 31 org Sesuai dengan fakta di atas, penerapan SMK3 dimaksudkan agar perusahaan dapat meminimalkan resiko dan mengurangi tingkat kecelakaan, serta sakit akibat hubungan kerja secara efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai tuntutan dan persaingan bisnis global. SMK3 berisi pedoman pelaksanaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan SMK3 memberikan gambaran tentang langkah-langkah dan hal-hal yang perlu

dilakukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan SMK3 mulai dari perencanaan awal, proses pelaksanaan sampai dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam pemantauan, dan peninjauan kembali sistem yang telah dilaksanakan. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, sumber dan proses produksi, dan lingkungan kerja yang aman dan sehat, perlu penerapan SMK3. Hal ini seiring dengan perkembangan sistem manajemen yang begitu pesat dalam era globalisasi perdagangan.

BAB II SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) A. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. B. Tujuan SMK3 Tujuan diterapkannya SMK3: 1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dankesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi; 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsure manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; dan 3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktifitas. C. Dasar Hukum Standar SMK3 1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 2. UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Ketenagakerjaan (Pasal 3, Pasal 9, dan Pasal 10)

3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 05/Men/1996 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 50/Men/2012 D. Penerapan SMK3 Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3 guna menjamin terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui SMK3 telah berkembang di berbagai negara baik melalui pedoman maupun standar. Untuk memberikan keseragaman bagi setiap perusahaan dalam menerapkan SMK3 sehingga perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, peningkatan efisiensi, dan produktifitas perusahaan dapat terwujud. Elemen dalam penerapan SMK3 meliputi: 1. Penetapan Kebijakan K3 Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3. Instansi Pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3 sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap perusahaan yang memperkerjakan pekerja paling sedikit 100 orang dan mempunyai tingkat potensi bahaya yang tinggi wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.

Dalam menyusun kebijakan, pengusaha paling sedikit harus: a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi: 1) Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko 2) Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik 3) Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan 4) Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan 5) Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan. b. c. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh. Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi, tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan, serta kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional. 2. Perencanaan K3 Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan. Dalam menyusun rencana K3 pengusaha harus mempertimbangkan: a. Hasil penelaahan awal b. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya. d. Sumber daya yang dimiliki. Pengusaha dalam menyusun rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja/buruh, dan pihak lain yang terkait di perusahaan.

Rencana K3 paling sedikit memuat: a. Tujuan dan sasaran b. Skala prioritas c. Upaya pengendalian bahaya d. Penetapan sumber daya e. Jangka waktu pelaksanaan f. Indicator pencapaian, dan g. Sistem pertanggungjawaban. 3. Pelaksanaan Rencana K3 Pelaksanaan rencana K3 dilakukan oleh pengusaha berdasarkan rencana K3. Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia (SDM) di bidang K3 serta prasarana dan sarana yang memadai. SDM yang dimaksud adalah: a. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat K3 b. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang. Prasarana dan sarana yang disediakan meliputi: a. Organisasi/ unit yang bertanggung jawab di bidang K3 Perusahaan wajib membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), yaitu badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja atau pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. b. Anggaran yang memadai c. Prosedur operasi/ kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian Prosedur operasi/kerja dibuat melalui analisa pekerjaan berwawasan K3 ( Job Safety Analysis)oleh personel yang kompeten. Prosedur informasi K3 harus menjamin pemenuhan kebutuhan untuk mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 dari luar perusahaan.

Informasi yang dikomunikasikan meliputi: 1) persyaratan peraturan perundang-undangan dan indicator kinerja K3, 2) izin kerja, 3) hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian resiko serta sumber bahaya (keadaan mesin, alat kerja, dan peralatan lain) 4) kegiatan pelatihan K3, inspekksi, kalibrasi, dan pemeliharaan, 5) pemantauan data 6) hasil pengkajian kecelakaan, insiden, keluhan dan tindak lanjut 7) identifikasi produk termasuk komposisinya 8) audit dan peninjauan ualang SMK3 d. Instruksi kerja. Instruksi kerja merupakan perintah tertulis atau tidak tertulis untuk melaksanakan pekerjaan dengan tujuan memastikan bahwa setiap pekerjaan dilakukan sesuai persyaratan K3 yang telah ditetapkan.. Kegiatan dalam pelaksanaan rencana K3 meliputi: 1) Tindakan pengendalian Tindakan pengendalian dilakukan dengan mendokumentasikan dan melaksanakan kebijakan standar bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosedur dan instruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produk barang dan jasa. 2) Perancangan (design) dan rekayasa, meliputi pengembangan, verifikasi, tinjauan ulang, validasi, dan penyesuaian. 3) Prosedur dan instruksi kerja dilaksanakan dan ditinjau ulang secara berkala. 4) Pembelian/pengadaan barang dan jasa 5) Produk akhir berupa barang atau jasa 6) Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industry Perusahaan harus memiliki prosedur sebagai upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri, meliputi penyediaan personil dan

fasilitas P3K dengan jumlah cukup dan proses perawatan lanjutan. 7) Rencana dan pemulihan keadaan darurat (pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma). Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko. Pengusaha dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersabut harus: a. b. c. Menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3 Melibatkan seluruh pekerja/buruh Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang terkait d. Membuat prosedur informasi Posedur informasi harus memberikan jaminan bahwa K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan. e. Membuat prosedur pelaporan Prosedur pelaporan terdiri atas: 1) Terjadinya kecelakaan di tempat kerja 2) Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang- undangan dan/atau standar 3) Kinerja K3 4) Identifikasi sumber bahaya 5) Yang diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan, meliputi: 1) Peraturan perundang-undangan di bidang K3 dan standar di bidang K3 2) Indikator kinerja K3 3) Izin kerja 4) Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko 5) Kegiatan pelatihan K3

6) Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan 7) Catatan pemantauan data 8) Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut 9) Identifikasi produk termasuk komposisinya 10) Informasi mengenai pemasok dan kontraktor 11) Audit dan peninjauan ulang SMK3. 4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan meliputi: a. Pemeriksaan, pengujian, pengukuran Prosedur pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran secara umum meliputi: 1) Personil yang terlibat harus mempunyasi pengalaman dan keahlian yang cukup 2) Catatan pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran yang sedang berlangsung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor kerja yang terkait. 3) Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin telah dipenuhinya standar K3. 4) Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan penyebab permasalahan dari suatu insiden. b. Audit internal SMK3 Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan SMK3. Audit dilakukan secara sistematik dan independen oleh personil yang memiliki kompetensi kerja. Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang didapatkan di tempat kerja. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan.

10

5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan untuk pencapaian tujuan SMK3. Pengusaha dan pengurus perusahaan atau tempat kerja harus: a. Melakukan tinjauan ualang terhadap penerapan SMK3 secara berkala b. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap perusahaan. Tinjauan ualang penerapan SMK3, meliputi: 1) Evaluasi terhadap kebijakan K3 2) Tujuan, sasaran dan kinerja K3 3) Hasil temuan audit SMK3 4) Evaluasi efektifitas penerapan SMK3. E. Penilaian SMK3 (Audit SMK3) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan. Tujuan dilaksanakannya audit terhadap penerapan SMK3 adalah: 1. 2. Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya potensial dalam sistem kegiatan operasi perusahaan. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketntuan pemerintah, standar teknis yang ditentukan, standar K3 yang berlaku dan kebijakan yang ditentukan oleh manajemen perusahaan. 3. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, harta, lingkungan maupun gangguan operasi serta rencana respon terhadap keadaan gawat sehingga mutu pelaksanaan K3 dapat meningkat. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan audit: 1. Persiapan sebelum pemeriksaan 2. Pertemuan pra audit dengan pimpinan setempat

11

3. Pemeriksaan lapangan 4. Verifikasi informasi Pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan tingkatan penerapan SMK3 yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan, yaitu: 1. Penilaian tingkat awal (Perusahaan kecil dengan tingkat resiko rendah harus menerapkan 64 kriteria) 2. Penilaian tingkat transisi (Perusahaan sedang dengan tingkat resiko menengah harus menerapkan 122 kriteria) 3. Penilaian tingkat lanjutan (Perusahaan besar dengan tingkat resiko tinggi harus menerapkan 166 kriteria Elemen dan kriteria audit 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen Strategi pendokumentasian Peninjauan ulang perencanaan Pengendalian dokumen Pembelian Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen K3 Standar pemantauan Pelaporan dan perbaikan keuangan Pengelolaan material dan perpindahannya Pengumpulan dan penggunaan data Audit sistem manajemen K3

Tingkat penilaian penerapan SMK3 ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0 59% termasuk tingkat penilaian penerapan kurang dan pelanggaran peraturan perundangan dikenai tindakan hukum.

12

b. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60 84% termasuk timgkat penilaian penerapan baik dan diberikan sertifikat dan bendera perak. c. Untuk tingkat penerapan 85 100% termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan dan diberikan sertifikat dan bendera emas. Selain penilaian terhadap tingkat pencapaian penerapan SMK3 juga dilakukan penilaian terhadap perusahaan berdasarkan berdasarkan criteria yang menurut sifatnya dibagi atas 3 kategori, yaitu: 1. 2. Kategori kritikal Temuan yang mengakibatkan kematian/ fatality. Kategori Mayor Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3, terdapat temuan minor untuk satu criteria audit di beberapa lokasi. 3. Kategori Minor Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundangundangan, standar, pedoman, dan acuan lainya. F. Pengawasan SMK3 Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi dan atau kabupaten/ kota sesuai kewenangannya. Pengawasan SMK3 meliputi: 1. Pembangunan dan terjaminya pelaksanaan komitmen 2. Organisasi 3. Sumber daya manusia 4. Pelaksnaan peraturan perundang-undangan 5. Keamanan bekerja 6. Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3 7. Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industry 8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan 9. Tindak lanjut audit.

13

BAB III PENUTUP Komitmen dan keterlibatan dari semua tingkatan manajemen sangat diperlukan demi keberhasilan penerapan SMK3 yang efektif dan efisien. Setiap elemen dalam SMK3 harus dipelajari dan dipahami secara menyeluruh, karena antara satu elemen dengan elemen lainnya saling berkaitan. Hendaknya sebuah perusahaan skala besar minimal dengan pekerja 100 orang menerapkan SMK3 untuk kenyamanan dan kelancaran bekerja.

14

Soal-soal Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Soal Pilihan Ganda g. UU No 1 Tahun 1970 berisi tentang... h. a. Kedisiplinan c. Keamanan kerja e. Ketelitian kerja i. b. Keselamatan kerja d. Kesehatan kerja j. Kepanjangan dari K3 adalah k. a. Kerja computer l. b. keselamatan kesejahteraan computer m. c. kesehatan, keselamatan computer n. d. keterampilan, kerja computer o. e. Kesehatan, keselamatan kerja 1. Soal Uraian 2. Sebutkan Tugas, Wewenang dan tanggung jawab direktur dalam SMK3! Jawab: a. Bertanggung jawab atas mutu produksi kepada pelanggan b. Bertanggung jawab secara penuh atas hasil produksi c. Bertanggung jawab untuk melakukan pengkajian ulang system manajemen mutu/lingkungan/k3 untuk menjamin kesinambungan dan keefektifan d. Menentukan strategi2 mutu/lingkungan/k3 e. Menyediakan sumber daya yang sangat diperlukan untuk kelangsungan operasi dan pengelolaan dari system manajemen mutu/lingkungan/k3 f. Menyetujui kebijakan mutu/lingkungan/k3, tujuan,sasaran dan program mutu lingkungan k3 g. Berwenang untuk menunjuk seorangmanajemen representative (MR) yang telah menikuti palatihan.

3. Jelaskan tujuan diadakannya audit SMK3 di suatu perusahaan!

15

Jawab : Menilai efektifitas penerapan SMK3 di perusahaan serta memberi masukan untuk rencana pengembangan yang kontinu 4. Apa yang dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja di suatu perusahaan? Jawab : Personalia membuat laporan kecelakaan kerja, Disnaker melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja

16

Anda mungkin juga menyukai