Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBEDAAN HEAD DI DALAM TANAH PADA KEDALAMAN SERAGAM MENGGUNAKAN MEDIA PASIR PADA KONDISI JENUH

Kirana Ayu Pratiwi Sidik1, Mochamad Rizky Ramadhan2, Achmad Fachrie Afifie3, Almasul Auzan4, Margaretta Puspasari5 1) Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Raya Dramaga, Bogor, Jawa Barat, 16003 Email: tiwy.kaps@gmail.com1, mochamad.rizkyramadhan.sil48@gmail.com2, fachrie.twelve@gmail.com3, masul_doch@yahoo.com4 2) Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Raya Dramaga, Bogor, Jawa Barat, 16003 Email: puspasari.margaretta@yahoo.com5 Abstrak: Air mengalami proses infiltrasi dalam siklus hidrologi, infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Perkolasi adalah proses meresapnya air yang mengalir ke bawah daerah perakaran tanaman menuju lapisan jenuh air ( saturated zone). Penelitian ini menggunakan pasir sebagai media infiltrasi dan perkolasi dalam kondisi yang jenuh, selang, ember, dan bak percobaan yang berisi media pasir jenuh. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui perbedaan head di setiap titik dalam media pasir yang jenuh pada kedalaman yang sama. Penjenuhan pasir dengan air dilakukan untuk membuat perkolasi menjadi konstan sehingga debit air yang turun ke bawah melalui pori-pori tanah menjadi konstan dan tidak terlalu berpengaruh terhadap perbedaan head di setiap titik pada media. Data pengukuran head yang didapat dari selang yang paling jauh dari kran outlet sebesar 3,7 cm, sedangkan head yang didapat pada selang yang paling dekat dari kran outlet sebesar 1,3 cm. Hal ini menunjukkan adanya penurunan head. Perbedaan head inilah yang menyebabkan adanya aliran karena timbulnya perbedaan tekanan antara daerah hulu (titik terjauh dari kran outlet) dengan daerah hilir (titik terdekat dari kran outlet) sehingga air mengalir dari titik terjauh dari kran outlet menuju titik terdekat dari kran outlet. Kata kunci: Head, infiltrasi, lapisan jenuh air, perkolasi. Abstract: Water occuring the infiltration process in hydrology cycle, infiltration is the process of the entry of water into the soil through soil surface. Percolation is the process of the entry of water that flow downward into the rooting zone to the saturated zone. This research use sand as the media of infiltration and percolation in saturated condition, pipe, and basin experimentation that contain the media of saturated sand. The purpose of this research is to know the different of head in every spot in saturated sand in constant condition. Saturating sand with water did to make percolation become constant thus the discharge go down through soil porous become constant and not too affect different head in every spot in media. Data of head measurement that obtained from pipe which the farthest from outlet spigot is 3,7 cm, whereas the head that obtained at pipe that the nearest from the pipe is 1,3 cm. This indicate the decrease of head. The different of head cause the flow because the appearing of different pressure between upper course (the farthest spot from outlet spigot) with lower course (the nearest spot from outlet spigot) whereas water flow from the farthest spot from outlet spigot into the nearest spot from outlet spigot. Keywords: Head, infiltration, percolation, saturated water layer.

PENDAHULUAN
Air adalah kebutuhan pokok seluruh mahluk hidup. Air menutupi 71% permukaan bumi, 97,5% air asin dan 2,5% tawar. Air mengalami proses infiltrasi dalam siklus hidrologi, infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Proses infiltrasi dilanjutkan dengan perkolasi. Perkolasi adalah proses meresapnya air yang mengalir ke bawah daerah perakaran tanaman menuju lapisan jenuh air (saturated zone). Air dapat bergerak akibat aksi kapiler

atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut masuk kembali ke sistem air permukaan. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah, terutama sifat fisik tanah (permeabilitas, porositas, dan tekstur tanah), kedalaman air tanah dan topografi daerah tinjauan (Rokhma, 2008). Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir yang jenuh digunakan untuk mengatahui laju perkolasi. Pasir jenuh adalah kondisi saat udara yang mengisi pori-pori tanah telah sepenuhnya digantikan oleh air. Pasir jenuh digunakan supaya laju perkolasi yang didapatkan konstan. Laju perkolasi dapat diukur dari head tiap titik pada kedalaman tertentu.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pasir sebagai media infitrasi dan perkolasi dalam kondisi yang jenuh, selang, ember, dan bak percobaan yang berisi media pasir jenuh. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui perbedaan head di setiap titik di dalam media pasir yang jenuh pada kedalaman yang sama. Pertama, air dialirkan melalui selang ke dalam bak percobaan yang berisi pasir sampai kondisi pasir menjadi jenuh. Penjenuhan pasir dengan air dilakukan untuk membuat perkolasi menjadi konstan sehingga debit air yang turun ke bawah melalui pori-pori tanah menjadi konstan dan tidak terlalu berpengaruh terhadap perbedaan head di setiap titik pada media. Kedua, disiapkan selang dengan tinggi yang lebih tinggi dari tinggi media pasir dengan diameter kurang lebih 3 mm dengan jumlah 9 selang. Selang-selang ini dipasang dan dihubungkan langsung dengan media pasir pada kedalaman yang seragam dari tiap selang. Selang-selang ini berfungsi untuk mengetahui head di tiap titik pada media pasir pada kondisi kedalaman yang seragam. Ketiga, kran outlet dibuka secara perlahan sehingga air di dalam media pasir keluar, dan disaat yang bersamaan tinggi dari setiap muka air pada masing-masing selang diukur menggunakan penggaris tiap 1 menit sekali. Tidak hanya ketinggian muka air di dalam selang, namun ketinggian air pada bak berisi air (BM) yang terletak di sebelah media pasir juga dihitung ketinggiannnya setiap 1 menit sekali. Ketika kran dibuka, stopwatch dinyalakan. Ketinggian air pada selang diukur tiap menitnya hingga menit ke-15. Data yang didapatkan saat penelitian dimasukkan ke dalam program Microsoft Excell, untuk kemudian dibuat dalam bentuk grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Head adalah konsep yang mengkorelasikan antara energi pada fluida inkompresibel dengan tinggi kolom ekuivalen statis fluida tersebut. Pengertian yang paling sederhana mengenai head adalah tinggi suatu cairan. Misal pada suatu wadah terdapat cairan setinggi 10 cm, maka head cairan tersebut adalah 10 cm. Bak yang digunakan dalam percobaan sebagai tempat media pasir memiliki spesifikasi atau dimensi dengan lebar 15,5 cm, tinggi 60 cm, dan panjang 100 cm.

Data hasil praktikum yang didapat dari pengukuran head pada setiap selang (termasuk BM) dalam rentang waktu satu menit sebanyak lima belas kali adalah sebagai berikut:
Waktu (detik) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 BM 0 11 10,5 10,5 10,3 10,2 9,9 9,7 9,4 9,2 9 8,8 8,4 8,2 8 7,7 7,1 Tabel 1. Data head tiap selang per menit Head (cm) Selang 1 2 3 4 5 6 10 10 10 10 10 10 9 9,5 9 8,5 8,5 8 8,5 8,5 8 7,7 7,3 6,5 7,5 7,5 7,2 6,6 6,5 6 6,8 6,6 6,2 6 5,8 5,3 6,3 6,2 5,9 5,6 5,1 4,8 5,9 6 5,4 5,3 4,7 4,3 5,5 5,5 5 5 4,5 4,1 5,2 5,1 4,7 4,6 4,2 3,8 4,9 4,9 4,3 4,2 4,1 3,6 4,8 4,5 4,2 4,1 3,8 2,2 4,5 4,2 3,9 3,8 3,5 2,2 4,4 4 3,6 3,6 2,8 2,2 4 3,7 3,4 3,4 2,8 2,2 3,9 3,5 3,3 3,2 2,7 2,1 3,7 3,4 3 2,9 2,1 2

7 10 5,5 5 4 3,3 3 3 2,5 2,2 2 2 2 2 2 2 2

8 10 4,3 3,5 2,5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9 10 3,5 2,2 2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3

Berdasarkan data pengukuran yang terdapat pada tabel, seiring bertambahnya waktu, maka head pada setiap selang mengalami penurunan. Laju penurunan head di setiap selang berbeda-beda, tergantung pada jarak horizontal tiap selang dengan letak keran outlet. Laju penurunan head tiap selang relatif konstan dari BM menuju selang ke-9. Semakin menuju ke selang 9, maka laju penurunan head-nya perlahan-lahan menjadi berhenti pada head tertentu, misal pada selang ke-7 yang head-nya berhenti dan konstan di 2 cm, selang ke-8 yang head-nya berhenti dan konstan di 2 cm, dan selang ke-9 yang head-nya berhenti dan konstan di 1,3 cm. Semakin dekat letak selang dengan kran, maka penurunan head yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan letak selang yang jauh dari kran outlet. Contohnya dapat dilihat pada selang yang paling dekat dengan kran, yang mengalami penurunan head dari 10 cm ke 1,3 cm dalam waktu 4 menit dan konstan hingga menit ke-15. Sedangkan selang terjauh dari kran yang memiliki head awal 10 cm, pada menit ke-15 head yang terbaca adalah 3,7 cm. Hal ini menunjukan bahwa salah satu penyebab air bergerak adalah adanya perbedaan tekanan. Tekanan yang lebih rendah saat kran dibuka menyebabkan air yang lebih dekat dengan kran mengalir turun lebih cepat. Sedangkan air yang berada jauh dari selang turun tidak terlalu cepat karena perubahan tekanan yang tidak secepat perubahan tekanan pada titik dekat kran. Berdasarkan data dari tabel, maka perbedaan head dari tiap selang dapat disajikan dalam bentuk grafik, sehingga dapat terlihat visualisasi dari laju penurunan head dari tiap selang. Berikut grafik hubungan antara waktu dengan head dari tiap selang:

12 BM 10 8 6 4 2 0 0 5 10 15 20 Selang 1 Selang 2 Selang 3 Selang 4 Selang 5 Selang 6 Selang 7 Selang 8 Selang 9

Gambar 1. Grafik hubungan antara waktu (sumbu x) dengan head (sumbu y) pada 10 selang (termasuk BM)

Dari grafik di atas, terlihat bahwa tiap selang mengalami penurunan head akibat pembukaan kran outlet. Semakin dekat selang dengan kran outlet, maka grafik penurunan head-nya semakin curam, tetapi semakin jauh selang dari kran outlet, maka grafik penurunan head-nya semakin landai. Hal ini menunjukkan bahwa head di tiap titik tidak sama walaupun dengan kondisi kedalaman yang seragam. Keluarnya air melalui kran outlet menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan di dalam media pasir. Aliran air terjadi karena adanya perbedaan tekanan maupun perbedaan head antara daerah hulu dengan daerah hilir. Di akhir waktu percobaan, terlihat bahwa perbedaan head antara daerah hulu dengan daerah hilir sebesar 2,4 cm. Perbedaan head inilah yang menyebabkan terjadinya aliran di dalam media pasir yang terindikasi dengan keluarnya aliran melalui kran outlet.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, head di tiap titik menghasilkan nilai yang berbeda, hal ini bergantung pada jarak horizontal tiap selang dengan kran outlet. Data pengukuran head yang didapat dari selang yang paling jauh dari kran outlet sebesar 3,7 cm, sedangkan head yang didapat pada selang yang paling dekat dari kran outlet sebesar 1,3 cm. Hal ini menunjukkan adanya penurunan head. Tekanan yang lebih rendah saat kran dibuka menyebabkan air yang lebih dekat dengan kran mengalir turun lebih cepat. Sedangkan air yang berada jauh dari selang turun tidak terlalu cepat karena perubahan tekanan yang tidak secepat perubahan tekanan pada titik yang berada didekat kran. Perbedaan head inilah yang menyebabkan adanya aliran karena timbulnya perbedaan tekanan antara daerah hulu (titik terjauh dari kran outlet) dengan daerah hilir (titik terdekat dari kran outlet) sehingga air mengalir dari titik terjauh dari kran outlet menuju titik terdekat dari kran outlet.

DAFTAR PUSTAKA
Bear, J.1972.Dynamics of Fluids in Porous Media.New York:Dover Publciation, inc. Rokhma, Novrida Mulya. 2008.Menyelamatkan Pangan dengan Irigasi Hemat Air. Kanisius : Yogyakarta.

LAMPIRAN 1. BAK PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai