Anda di halaman 1dari 35

MEGGER & PENGUKURAN PENTANAHAN (PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK) (TE2217) NAMA NIM : PUTU RUSDI ARIAWAN : 0804405050 JURUSAN

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2009

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis aturkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat dan rahmatnya, tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya . Tugas makalah ini merupakan perwujudan usaha saya untuk senantiasa menambah wawasan. D alam pelaksaan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang tida k mungkin disebut satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedal am-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penulisan ini. Pe nulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga p enulis tidak menutup diri untuk menerima kritik dan sarandari pembaca, pada akhi r kata, besar harapan penulisan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca . Denpasar, April 2009 Penulis ii

DAFTAR ISI Hal JUDUL ........................................................... .............................................. KATA PENGANTAR .................. ................................................................ DAFTAR ISI .... ................................................................................ ............ DAFTAR GAMBAR ..................................................... ............................... DAFTAR TABEL ................................... ..................................................... BAB I PENDAHULUAN ........ ..................................................................... 1.1 Latar Belakang ....................................................................... ............... 1.2 Rumusan Masalah ............................................ ...................................... 1.3 Tujuan............................... ..................................................................... 1.4 Manfaa t............................................................................... ................... 1.5 Batasan Masalah......................................... ............................................ 1.6 Sistematika Pembahasan......... ................................................................ BAB II PEMBAHAS AN ............................................................................. . 2.1 Megger.................................................................... .............................. 2.1.1 Apa itu Megger ............................ ..................................................... 2.1.2 Megger Test (Test In sulasi / Insulation Test) ..................................... 2.1.3 Meter Taha nan Pentanahan................................................................ 2 .2 Pentanahan .................................................................. .......................... 2.2.1 Pengertian Pentanahan ......................... ............................................. 2.2.2 Tujuan Pentanahan .......... .................................................................. 2.2.3 Karakte ristik Pentanahan yang Efektif............................................... 2. 2.4 Komponen Utama Sistem Pentanahan ........................................... .... i ii iii v vi 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 5 6 6 7 8 9 RINGKASAN....................................................................... ........................ vii 2.3 Pengukuran Pentanahan....................................................... .................. 11 2.3.1 Resistans Tanah..................................... ............................................ 11 2.3.2 Pengukuran resistans jenis tanah rt .................................................... 13 2.3.3 Pengukur an resistansi pembumian..................................................... 15 2.3.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan ............................................ .......... 21 iii

BAB III PENUTUP ................................................................ ...................... 25 3.1 Simpulan ......................................... ....................................................... 25 3.2 Saran ........... ................................................................................ .......... 25 DAFTAR PUSTAKA ................................................... ................................ 26 iv

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Rangkaian dasar megger............................. ............................................ 2.2 Meter Tahanan Pentanahan....... .............................................................. 2.3 Micro Ohm met er.............................................................................. ..... 2.4 Elektroda Batang...................................................... .............................. 4 5 6 9 2.5 Elektroda pita ............................................................. ............................ 10 2.6 Elektroda plat ............................. ............................................................ 10 2.7 Elektroda Je mbatan ......................................................................... ....... 10 2.8 cara mengukur resistans jenis tanah ............................. ........................... 15 2.9 hubungan elektrode dengan konduktor ......... .......................................... 16 2.10 susunan pengukuran........... .................................................................. 18 2.11 perba ndingan resistans .............................................................. ........... 19 2.12 pembacaan alat ukur pembumian .............................. ........................... 20 2.13 hubungan antara tegangan dan arus........... ........................................... 22 2.14 pengoperasian Earth Tester . ................................................................. 22 2.15 metode perhitungan tahanan pentanahan .............................................. 2 3 v

DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Nilai rata-rata jenis tanah rt ...................... ............................................... 11 2.2 nilai rata-rata dari resi stans pembumian untuk elektrode bumi................. 12 2.3 Rumus untuk menghit ung resitans pembumian untuk macam-macam elektrode bumi ........................ ............................................................................... 13 vi

RINGKASAN Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi a rus searah, yang diputar oleh tangan. Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk: 1. Kabel instalasi pada rumah-rumah/ bangunan 2. Kabel tegangan rendah 3. Kabel tegangan tinggi 4. Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya Pentanahan (grounding) adalah merupakan suatu mek anisme dimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Tujuan utam a dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan re ndah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Unt uk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan harus disiapkan hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk dapat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elekt rode. vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam makalah ini, saya membahas tentang suatu alat ukur yait u megger dan pengukuran pentanahan, alat meger ini sekarang sudah banyak di paka i pada kelistrikan, terutama mengukur tanahan isolasi. Salah satu usaha untuk me mperkecil tegangan permukaan tanah maka diperlukan suatu pentanahan yaitu dengan cara menambahkan elektroda pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi peralatan listrik biasanya tersebar dan berada pada daerah yang kemungkin annya mempunyai struktur tanah berlapis-lapis maka diperlukan perencanaan pentan ahan yang sesuai, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil sehingga tegangan permukaan yang timbul tidak membahayakan baik dalam kondisi no rmal maupun saat terjadi gangguan ke tanah. Dalam makalah ini analisa dilakukan dengan menjelaskan dari system pengukuran pentanahan tersebut 1.2 Rumusan Masala h Dalam makalah ini akan membahas permasalahan tentang : 1. 2. 3. Suatu alat uku r yang bernama megger Pentanahan Pengukuran pentanahan 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Merupaka n tugas pendahuluan dari mata kuliah praktek pengukuran listrik 2. Mengetahui ap a itu megger. 3. Mengetahui sistem pentanahan dan pengukurannya. PUTU RUSDI ARIAWAN 1

1.4 Manfaat Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberi pange tahuan kepada para pembaca agar mengetahui dan memahami megger dan system pentan ahan secara mendalam. 1.5 Batasan Masalah Dalam hal ini saya batasi permasalahan yang di bahas yaitu sebatas tentang alat ukur listrik yaitu megger dan pentanah an serta pengukurannya. 1.6 Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan ini dimulai tentang megger, apa itu megger, fungsi dan kegunaan dan penggunaan dari megger i tu sendiri. Kemudian pembahasan mengenai pentanahan yaitu pengertian pentanahan, tujuan pentanahan dan karakteristik pentanahan yang efektif. Pada pengukuran pe ntanahan pembahasannya mengenai resistansi tanah, pengukuran resistansi jenis ta nah rt, pengukuran resistansi pembumian serta pengukuran tanahan pentanahan PUTU RUSDI ARIAWAN 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Megger 2.1.1 Apa itu Megger Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isola si dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan. Besar tega ngan tersebut pada umumnya adalah: 500, 1.000, 2.000 atau 5.000 volt dan batas p engukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5 sampai 5.000 me ter ohm dan lain-lain sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (sistem tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya. Dewasa ini telah banyak p ula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi, yang didapatkannya dari baterai se besar 8 12 volt (megger dengan sistem elektronis). Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan gen erator yang diputar dengan tangan. Gambar rangkaian dasar megger adalah seperti gambar 2.1. Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi a ntara lain untuk: 1. Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan 2. Kabel tegangan rendah 3. Kabel tegangan tinggi 4. Transformator, OCB dan peralatan listrik lai nnya. PUTU RUSDI ARIAWAN 3

Gambar 2.1 Rangkaian dasar megger 2.1.2 Megger Test (Test Insulasi / Insulation Test) Mengapa kita melakukan penge tesan insulation / megger test ?? Test insulasi dipergunakan untuk mengetahui ko ndisi konduktor di jaringan. Insulasi yang memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit atau ground fault. Buruknya insu lasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan nya wa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api yang bisa mengakib atkan kebakaran. Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaring an line/ phase dengan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesa n terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lam p dengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk penge tesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm. Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya seb uah motor selain masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami penur unan tingkat insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai anta ra 10 ~ 1 Meg Ohm maka perlu dilakukan preventive maintenance. Jika insulasi dib awah 1 Meg Ohm berarti motor dalam kondisi kritis. PUTU RUSDI ARIAWAN 4

Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test 1. Pengukuran tegangan Rendah: Rumu s 1000. E (minimal) Contoh : E =380 V R isolasi = 1000 . 380 = 380.000 = 0.38 M Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih bisa dikatakan ba ik. 2. Pengukuran Tegangan Menengah dan Tinggi : Mengunakan DC Test Rumus R isol ator Arus bocor Max = A 2.1.3 Meter Tahanan Pentanahan Biasa disebut dengan Meger Ta nah atau Earth Tester, digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan kerangka kubi kel dan pentanahan kabel. Terminal alat ukur terdiri dari 3 (tiga) buah, 1 (satu ) dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur nilai tahanan pentanahannya dan 2 (dua) dihubungkan dengan elektroda bantu yang merupakan bagian dari alat ukurn ya. Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi yang ada pada baterai. Gambar 2.2 Meter Tahanan Pentanahan PUTU RUSDI ARIAWAN 5

Meter Tahanan Kontak biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan untuk me ngukur tahanan antara terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung utama kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam besaran micro atau sepersatu juta oh m. Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan men galirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur pad a alat ukurnya adalah jatuh tegangan antara 2 (dua) terminal yang terhubung deng an alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm. Gambar 2.3 Micro Ohm meter. 2.2 Pentanahan 2.2.1 Pengertian Pentanahan Pentanahan (grounding) adalah merupak an suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi jika ada perbedaan pote nsial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu mengalir dari titi k yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi potensial lebih rendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan arah aliran el ektron yang mengalir dari titik dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang mempun yai Ep yang lebih tinggi, mengapa dapat terjadi demikian?, ilmu elektronika yang akan menjawabnya, yakni suatu cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari aliran elektron. Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan ar us listrik (I) PUTU RUSDI ARIAWAN 6

selalu akan mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hamba tan (R) yang paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapat dijawab denga n percobaan dengan mempergunakan zat cair (air) dengan bejana berhubungan, misal nya bentuk setiap bejana yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk dan uku rannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan a ir untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana tersebut akan menjadi penuh secara bersamaan dalam waktu yang sama, hal ini dapat kita analogikan den gan apa yang terjadi pada energi listrik. Dengan demikian ternyata bahwa arus li strik akan mengalir jika ada hambatan atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa ? jawabannya adalah dengan adanya rintangan atau ham batan yang ada akan menyebabkan terjadinya perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehingga menyebabkan terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik ter sebut. Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbed a potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindar i terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar mempunyai tahanan masing-masing atau disebut dengan tahanan jenis, maka untuk m embuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakn i hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akan menyebabkan tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nol sehingga tidak ada perp indahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya. 2.2.2 Tujuan Pentanahan Ada pun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus mis: body/casing, hin gga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi nor mal maupun saat terjadi gangguan, memberikan jaminan keselamatan dari bahaya kej ut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung PUTU RUSDI ARIAWAN 7

maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat mengak ibatkan kebakaran. Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang list rik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan elect rostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transi ent voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut. Jik a terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atau tidak langs ung (induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempat yg aman, mi sal, ke tanah. Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dan kelem baban), semakin basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehingga semakin mu dah mengalirkan arus/tegangan buangan. Jadi simpelnya, usahakan grounding mencap ai permukaan air dan menggunakan kabel khusus grounding (penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa instalasi pompa/mesin air. Tambahan, b erikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenis gangguan listrik yang sering t erjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges, Spike/Lightning. 2.2.3 Karakteristik Pentanahan yang Efektif Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah: 1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdap at pada data center harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya d engan kaidahkaidah tertentu. 2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan. 3. Ses uai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen pada data center. 4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat . PUTU RUSDI ARIAWAN 8

5. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tuju an untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama. 2.2.4 Komponen Utama Sistem Pentanahan Dalam system pentanahan komponen komponen utama yang diperlukan antara lain elektroda pentanahan dan hantaran pentanahan berperan sangat besar. Elektroda Pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan sebagai kontak langsung dengan tanah yang diusahakan sampai mencapai titik air tanah. Bahan elektroda pentanahan ialah tembaga atau baja profil digal vanisir atau pipa galvanis, sedangkan ukuran dan jenis elektroda pentanahan berm acammacam tergantung dari lokasi dan metode pentanahannya. Jenis elektroda penta nahan antara lain : 1. Elektroda Batang / pasak yaitu elektroda dari batang loga m tembaga Cu ( Cupper Rod / Ground Rod ) berdiamater minimum 5/8, atau batang logam baja profil / pipa galvanis berdiameter 1,5 yang dipancangkan tegak dalam tanah sedalam 2,75 meter. (Gambar 2.3) Gambar 2.4 Elektroda Batang 2. Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk lingkaran ditanam minimum 0,5 1m dari permukaan tanah. ( Gambar 2.4 ) PUTU RUSDI ARIAWAN 9

Gambar 2.5 Elektroda pita 3. Elektroda plat ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah. ( Gambar 2.5 ) Gambar 2.6 Elektroda plat 4. Elektroda jembatan ( mesh / grounding bridge ) dibuat dari strip plat yang dirangkai menyerupai jembatan biasanya dipasang dibawah tower transmisi (Gambar 2.6 ) Gambar 2.7 Elektroda Jembatan Hantaran pentanahan yaitu hantaran sebagai penyalur arus, harus jenis penghantar yang baik, kuat secara mekanis dan dilindungi untuk menjaga kemungkinan ganggua n mekanis yang dapat menyebabkan turunnya daya hantar ataupun terputus. PUTU RUSDI ARIAWAN 10

Satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasangan sistem pentanahan adala h cara penyambungan / kontak sambung. Penyambungan harus baik dan benar sehingga memenuhi persyaratan mekanis maupun daya hantar listriknya, sambungan harus dap at dibuka dalam rangka pengujian besarnya tahanan pentanahan dan pemeliharaan. 2 .3 Pengukuran Pentanahan 2.3.1 Resistans Tanah Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat d engan perencanaan sistem pentanahan yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tan ah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau pen gelompokan tahanan jenis dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembab an, dan pengaruh kandungan kimia. 1. Nilai resistans jenis tanah Nilai resistans jenis tanah, rt sangat berbeda tergantung komposisi tanah seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang ditunjukkan pada Tabel 2.1. Jenis Tanah Tanah rawa Tanah liat dan tanah ladang Pasir basah Kerikil basah Pas ir / kerikil kering Tanah berbatu Air laut dan air tawar Resistans jenis tanah r t dalam ohm-m 10....40 20....100 50....200 200..3000 <10000 200030000 10100 Tabel 2.1 Nilai rata-rata jenis tanah rt PUTU RUSDI ARIAWAN 11

Nilai-nilai tersebut pada Tabel 2.1 seluruhnya berlaku untuk tanah lembab sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang bagus, sam a seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungki n dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah y ang basah. 2. Resistans pembumian Resistans pembumian elektrode bumi rt tergantu ng pada jenis dan keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode. Panjang pita Jenis elektrode atau penghantar pilin Resistans pembumian 10m 25m 5 0m 100m 20 10 5 3 Pelat vertikal Panjang batang atau pipa dengan sisi atas + 1 m dalam tanah 1m 2m 3m 5m 70 40 30 20 0,5x1m 1x1m 35 25 Tabel 2.2 nilai rata-rata dari resistans pembumian untuk elektrode bumi Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi sebesar 5 ohm, m aka menurut Tabel 2.1 dan 2.2 untuk tanah liat atau ladang dengan resistans jeni s tanah liat atau tanah ladang dengan rt = 100 ohm-m, diperlukan sesuatu elektro de pita dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang, masingmasing panjangnya 5m, yang disusun dalam lingkaran dengan diameter 15 m. Untuk pasir basah dengan rt= 200 ohm maka terdapat resistans pembumian sama dengan 6 ohm dan panjang pita pem bumian 100m Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila dipakai pelat elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada elektrode pi ta atau batang tanah. Contoh untuk menentukan resistans pembumian suatu elektrod e: PUTU RUSDI ARIAWAN 12

a. Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan panjang L=40 mm. b. Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m. c. Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel 3. 2.3.2 Pengukuran resistans jenis tanah rt Untuk memperoleh nilai tahanan jenis t anah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlu kan di lapangan harus disiapkan hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk d apat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode. Dalam tingkat perencanaan sua tu sistim pembumian dengan elektrode bumi adalah sangat bermanfaat bila dihitung dahulu dengan bantuan resistans jenis tanah supaya mendapat besarnya biaya yang diperlukan. Untuk hal tersebut dalam Tabel 2.3 dapat dilihat rumus-rumus pendek atan untuk resistans pembumian R suatu elektrode bumi untuk beberapa susunan ele ktrode bumi. Resistans pembumian Rt suatu elektrode adalah resistans dari lapisa n tanah antara elektrode bumi atau sistim pembumian dan bumi acuan/referens. Jen is elektrode Perhitungan tepat Batang Pita (ln 4L / d) Rpt = (rt / pL) (ln 2L / d) dst.nya Tabel 2.3. Rumus untuk menghitung resitans pembumian untuk macam-macam elektrode bumi Perbandingan pendekatan pada L > 10m; Rbt=1,5 rt / L x pada L < 10 m; Rpt=2rt / L pada L > 10m; Rpt=3 rt / L Rbt = (rt / 2pL) x pada L < 10 m; Rbt=rt / L Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran untuk menentukan tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan dalam lapisan tanah: PUTU RUSDI ARIAWAN 13

1. Pengukuran dengan elektrode ukur yang tetap Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam lapisan tanah. Dengan alat ukur jembatan-tahanan, d iukur tahanan jenis tanah dalam daerah antara permukaan lapisan tanah dan dalamn ya pemasukan elektrode tersebut. Rumus untuk tahanan pentanahan batang adalah : Rt = (rt / 2pL) x (ln (4L / d)) di mana : Rt = tahanan bentang suatu elektrode d alam ohm, rt = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter, L = panjang elektrode batang dalam m, d = jari-jari batang elektrode dalam m, ln = logarithmus (dasar e=2.71 82818) Tahanan jenis tanah adalah : rt = ( Rt x 2pL ) / (ln 4L/d) = (Rt 6,28 m) / ( ln 157,5) = 1,24 Rt Dapat dilihat bahwa nilai ukur elektrode batang (batang pengukur) dikalikan dengan 1,24 untuk mendapatkan hasil tahanan jenis tanah. Unt uk elektrode dengan ukuran yang lain harus ditentukan faktor yang sesuai. 2. Car a mengukur menurut metode von Werner atau cara 4-batang acuan. Dalam Gambar 2.8 dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah dengan digunakan 4-batang acua n yang dimasukkan dalam tanah dengan jarak a sepanjang satu garis lurus yang sam a dan dihubungkan ke alat ukur resistans pembumian. PUTU RUSDI ARIAWAN 14

Gambar 2.8 cara mengukur resistans jenis tanah Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan pada bagian da lam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam lapisan tanah. Dar i hasil pengukuran perbandingan jembatan dapat dibaca nilai tahanan R, maka resi stans jenis tanah dapat dihitung dengan rumus : Qt = 2 p x a x Rt Bila jarak a d alam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis tanah dalam ohm-m yang diu kur di sini bukan resistans jenis tanah, hanya resistans jenis tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von Werner ini hanya dapat mengukur lapisan tanah sampai jarak sedalam a dari elektrode acuan. Dengan merobah-robah jarak a dapat ditemu kan nilai tahanan jenis tanah dalam beberapa lapisan tanah. Seperti telah ditera ngkan sebelumnya lembab tanah sangat mempengaruhi resistans pembumian. Dalam musim panas dengan terik panas yang panj ang, lapisan tanah sangat kering. Bila diadakan pengukuran dalam periode musim k ering tersebut harus ditanam elektrode acuan yang lebih panjang untuk menembus d alam lapisan yang basah, atau daerah lapisan tanah sekitar elektrode acuan harus dibasahinya PUTU RUSDI ARIAWAN 15

2.3.3 Pengukuran resistansi pembumian Besarnya resistansi pembumian hanya dapat ditentukan dengan pengukuran. Ini tak mungkin dapat dilakukan dengan alat ukur o hm-meter yang biasa, karena alat ohm-meter mempunyai tegangan AS yang kecil dan cara pengukuran ini tidak mungkin, karena logam dalam tanah yang basah menunjukk an elemen galvanis. Untuk mengukur resistansi pembumian suatu elektrode bumi dap at dilaksanakan menurut proses pengukur arus-tegangan atau dengan alat ukur pemb umian menurut pengukuran cara kompensasi: a. Pengukuran dengan metode ukur arus tegangan dalam jaringan dengan titik bintang (netral) yang dibumikan sesuai PUIL 1987 Pasal 323, b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihu bung dengan konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm s ampai 2000 ohm di belakang gawai pengaman dalam sirkuit amperemeter, lihat Gamba r 2.9. Gambar 2.9 hubungan elektrode dengan konduktor PUTU RUSDI ARIAWAN 16

Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1 dari k ira-kira 40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan elektrode bumi bantu dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim pembumian pengam anan didapatkan dari rumus RA = U/1 Keburukan dari metode b) ini adalah: tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh melebihi tegangan sen tuh yang diizinkan, karena dapat terjadi kecelakaan, hanya dapat dilaksanakan da lam jaringan di mana titik netral langsung dibumikan (lihat a), karena bila terd apat arus bocor kecil yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan susut tegangan an tara RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran yang tak tepat.

c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian - metode ukur arus - tegangan dengan su mber tegangan sendiri. Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukur an, jarak antara elektrode bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak ki ra-kira 20m, sedangkan untuk elektrode bumi yang disusun dalam bentuk lingkaran, radial atau kombinasi harus berjarak kira-kira 3 kali diameter sistim pembumian . Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pembumian dengan sumber tegangan tersend iri. Tahan elektrode RE yang akan diselidiki adalah tahanan antara koneksi pembu mian dan elektrode acuan, dan terdiri dari tahanan peralihan dari penghantar dal am lapisan tanah dan tahanan lapisan tanah di sekitar elektrode. Tahanan peralih an ini adalah relatif kecil, karena bagian penghantar adalah sangat pendek. Maki n jauh dari elektrode, makin menurun tahanan dari lapisan tanah, karena penampan g dari lapisan tanah adalah sangat besar. Dalam jarak 20m untuk pengukuran dapat ditanam elektrode acuan dalam tanah. PUTU RUSDI ARIAWAN 17

Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang RE, maka tent u termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode acuan. Kesulitan ini dapat disi ngkirkan dengan susunan sesuai Gambar 2.10. Gambar 2.10 susunan pengukuran Dengan perantara suatu elektrode bantu H, suatu generator G menyuplai ABB dengan umpama 110 Hz dalam lapisan tanah. Susut tegangan (voltage drop) yang terjadi p ada tahanan RE dari elektrode diukur dengan alat ukur tegangan U. Tahanan dari e lektrode bantu RH sama sekali tak mempunyai pengaruh, juga tidak ada dari tahana n elektrode acuan RS, bila arus ukur IS dari alat ukur tegangan adalah nol; atau sangat kecil. Resistans pembumian dapat dihitung dari : RE = U/I Cara yang lain adalah : Pengukuran dengan alat ukur pembumian menurut metode kompensasi Penguk uran resistans pembumian dengan alat ukur pembumian sering digunakan dari pada p engukuran menurut cara ukur arus-tegangan, karena pengukurannya sangat sederhana dan tak tergantung dari tegangan jaringan. PUTU RUSDI ARIAWAN 18

Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan pengukuran denga n rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan perbandingan resistans, maka te gangan antara elektrode pembumian, elektrode acuan dan elektrode bumi bantu diba ndingkan, lihat Gambar 2.11. Gambar 2.11 perbandingan resistans Suatu generator ABB 1-fase membangkitkan arus pembumian, tegangan AS galvanik da lam lapisan tanah tidak mempengaruhinya. Alat penunjuk arus A tidak menunjuk ada nya arus mengalir, bila tegangan U1 pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau pada tahanan perbandingan. Frekuensi generator menyimpang dari 50 Hz ata u 60 Hz, dan mengkontrol rectifier dari amperemeter A, maka tegangan asing dari jaringan disingkirkan. Hasil nilai tahanan dapat langsung dibaca dari alat ukur pembumian, Gambar 2.11 dan 2.12. PUTU RUSDI ARIAWAN 19

Gambar 2.12 pembacaan alat ukur pembumian Gambar 2.11 menunjukkan pengukuran dalam sirkuit 3-konduktor. Tahanan dari pengh antar E1 ke elektrode langsung dapat diukur, sedangkan sirkuit 4-konduktor dalam 2.12 membutuhkan konduktor ke 4, untuk menghubungkan E2 ke bumi. Pengukuran sel uruh tahanan pembumian dalam jaringan TR dibahas juga susunan batang-batang elek trode ditanam dalam tanah dalam jumlah yang banyak (multi-rod). Bila dalam jarin gan yang luas sekali terdapat jumlah elektrode yang banyak yang ingin diketahui seluruh resistans pembumian, maka harus diselidiki menurut cara pengukuran tekni s. Suatu perhitungan tiap-tiap elektrode dalam jaringan hanya akan menghasilkan resistans pembumian total yang terlalu kecil, karena tiap-tiap elektrode dalam j aringan akan saling mempengaruhinya. Pada pengukuran adalah sangat menentukan, t itik pengukur yang mana dipilih, dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, h anya bila diukur dari beberapa titik ukur dari pinggir keliling jaringan. PUTU RUSDI ARIAWAN 20

Jarak antara titik ukur tergantung dari luasnya jaringan dan biasanya terletak a ntara 4000m dan 1000m. Dari tiap-tiap pengukuran tersebut dapat ditentukan jumla h resistans pembumian dari jaringan dengan menghitung secara aritmetik. Pada umu mnya penyimpangan dari nilai yang dihasilkan adalah + 10% dari nilai yang sebena rnya dari jumlah resistans pembumian efektif. Cara mengukur untuk elektrode yang jumlahnya banyak adalah dengan cara atau metode sudut, di mana jarak antara ele ktrode ukur dan elektrode bantu yang paling cocok adalah 200m sampai 300m 2.3.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan Pengukuran perlu dilakukan sebelum sistem dioperas ikan pertama kali, waktu pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka pera latan harus dilepas. Pengukuran dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER. Untuk mendapatkan nilai resistansi R dari elektroda pengetanahan harusla h mempunyai parameter yang meliputi: 1. Resistivitas tanah 2. Resistivitas air t anah 3. Dimensi elektroda pengetanahan 4. Ukuran elektroda pengetanahan PUIL 200 0-3.19.1.4 : Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5 , Maka Ground rood dita mbah, dengan jarak 2 x panjangnya. Hukum OHM (Goerge Simon Ohm-Ahli Fisika Jerma n) Pada percobaan dalam bidang listrik dan menemukan dan menemukan hubungan anta ra tegangan dan arus yang dilewatkan pada suatu tahanan : Apabila dalam suatu ra ngkaian tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt, dan dipasan PUTU RUSDI ARIAWAN 21

tahanan listrik 1 , maka akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang dinyat akan dalam persamaan sbb: Gambar 2.13 hubungan antara tegangan dan arus Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan electro de (di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara 5 sd. 10 m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R-tanah lihat. Gambar 2.14 pengoperasian Earth Tester Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan 5 Ohm. apabila belum mencapai ni lai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel. Pentanahan palin g ideal apabila electrode bias mencapai sumber air atau R-tanah = 0. Contoh: Pem asangan electrode pertama (R1), setelah diukur = 12 Selanjutnya di tanam lagi el ectrode ke 2 (R2), diukur tahanan = 12 , Maka besar tahanan RI diparoleh dengan R 2 = 6 , Karena belum mencapa i 5 , maka ditanam lagi electrode ke 3 (R3). PUTU RUSDI ARIAWAN 22

Maka perhitungan R ekivalennya sbb; Gambar 2.15 metode perhitungan tahanan pentanahan Ada kendala ketika suatu saat kita membangun sistem Grounding, setelah diukur de ngan Earth Tester Nilai yang muncul 100 ohm (maks), kalau acuannya PUIL munkin a nda diWajibkan menurunkannya.. Ada trik sederhana dengan menambah Rods sesuai de ngan rumus mencari Nilai 2 tahanan yang diparalelkan. (Rod dianalogikan sebagai tahanan). Kalau 100/100=50 ohm (2 rod), 50/50=25 ohm (menjadi 4 rod), trus 25/25 =12,5 ohm (menjadi 6 rod), trus 12,5/12,5=6,25 ohm (menjadi 8 rod), trus karena nilainya dianggap bagus kalau PUTU RUSDI ARIAWAN 23

nilai tahanannya >0 dan <5>6,25/6,25= 3,125 ohm.. maka jumlah rods yang dibutuhk an untuk menurunkan dari 100 ohm ke 3,125 adalah 10 buah rods. Setelah Grounding Ring dipastikan terhubung sempurna, cek kembali dengan Earth Tester nilai tahan an harusnya sudah turun drastis. Elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mun gkin dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tana h yang basah. Phasa sequence tester (drivel) : alat ukur untuk mencari urutan fa sa (R, S dan T) pada suatu sumber listrik PUTU RUSDI ARIAWAN 24

BAB III PENUTUP 2.1 Simpulan Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat l istrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tega ngan tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan. Megger ini banyak digunakan p etugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk: kabel instalasi pada ru mah-rumah/bangunan, kabel tegangan rendah, kabel tegangan tinggi, transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya. Pentanahan (grounding) adalah merupakan suat u mekanisme dimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi tegangan pada bag ian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus mis: body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, memberikan jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perli ndungan terhadap suhu berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran. Untuk mempero leh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan harus disiapkan hubungan atau koneksi y ang mudah dilepas untuk dapat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode. 2.2 Saran Bila hendak melakukan pengukuran pentanahan ataupun pengukuran yang lainny a haruslah melakukannya dengan prosedur yang benar dan selalu mengutamakan fakto r keselamatan. Gunakan alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya. PUTU RUSDI ARIAWAN 25

DAFTAR PUSTAKA Elektro Indonesia. 2009. Peraturan Umum untuk Elektrode Bumi dan Penghantar Bumi , (online), (http://www.elektroindonesia.com/ elektro/ener24b.html , diakses 20 Maret 2009). Aslimeri, dkk. 2008. TEKNIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK (Jilid 1), Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Darmanto, Mustafa. 200 9. Pengukuran Pengetanahan, (online), (http://technoku.blogspot.com/2009/01/pengukuran-pengetanahan.html, diakses 20 M aret 2009). Darmanto, 2009). Salmon, 2009). Melky. 2009. Pentanahan (grounding), (online), Mustafa. 2009. Megger Test, (online), (http://technoku.blogspot.com/2008/11/megger-test.html, diakses 20 Maret (http://melkyaiboy.com/2008/08/31/pentanahan-grounding/, diakses 20 Maret PUTU RUSDI ARIAWAN 26

BIODATA PENULIS Nama : Putu Rusdi Ariawan TTL : Denpasar. 19 April 1990 Agama : Hindu Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana Email : turusdi.info@gmail.com www.facebook.com/turu sdi PUTU RUSDI ARIAWAN 27

Anda mungkin juga menyukai