Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita jalan kemudahan, kesehatan lahir dan batin dan telah memberikan nilai guna kepada kita semua atas berbagai ilmu yang bermanfaat. Alhamdulillah, dengan dengan hidayah dan ridha Allah, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Jelajah Bumi di Alam Semesta. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan penyusun dan juga pembaca, khususnya teman-teman mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Uniersitas Syiah Kuala 2012. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak selaku dosen pembimbing mata kuliah umum Ilmu Kealaman Dasar Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala yang telah mengarahkan penulisan makalah ini. 2. Teman-teman seperjuangan Prodi Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Universitas Syiah Kuala 2012 yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasa ingin tahu (curiousity) selalu muncul ketika kita dihadapkan pada alam semesta yang di dalamnya mengandung banyak misteri. Curiousity manusia dapat mengubah no thing menjadi know a lot of thing. Rasa ingin tahu jugalah

yang memunculkan pelbagai penelitian serta pengujian dari hipotesa akhir dan bila hal itu terbukti kebenarannya maka akan terbentuk suatu bidang ilmu. Rasa ingin tahu tidak hanya tertanam dalam benak pikiran ilmuan dan peneliti namun juga tertanam subur pada anak-anak. Curiosity tercerdas dimiliki oleh para ilmuan astronom dahulu. Mereka sangat terangsang otaknya dengan melihat sesuatu yang sangat sulit dijangkau jasmani. Namun berkat pemikirannya sekarang kita dapat mengetahui tentang alam semesta terutama bumi yang merupakan satu-satunya planet yang terdapat beragam makhluk hidup di dalamnya. Bumi, merupakan satu-satunya planet yang di dalamnya terdapat kehidupan. Dimana di dalamnya terdapat banyak makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun mencoba meningkatkan curiositas yang tertanam dalam diri penyusun mengenai bumi di alam semesta.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui proses/sejarah terbentuknya bumi. 2. Untuk mengetahui bagian penyusun bumi. 3. Untuk mengetahui pembentuk bumi. 4. Untuk mengetahui cara penentuan umur bumi. 5. Untuk mengetahui akibat rotasi dan revolusi bumi. 6. Untuk mengetahui keistimewaan bumi dibanding planet lain. 7. Untuk mengetahui satelit yang ada di bumi. 8. Untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di bumi.

C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembentukan bumi? 2. Apa sajakah bagian-bagian penyusun bumi? 3. Bagaimanakah stuktur permukaan bumi? 4. Bagaimana cara penentuan umur bumi? 5. Apa sajakah pergerakan yang terjadi pada bumi? 6. Apa keistimewaan bumi dibandingkan planet lain?

7. Fenomena apa sajakah yang terjadi di bumi? 8. Bagaimanakah satelit yang ada di bumi?

PEMBAHASAN
A. Teori Proses Pembentukan Bumi
1. Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet. 2. Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet planet, termasuk bumi. 3. Teori Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper yang mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsurunsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi

sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planetplanet. 4. Teori Whipple dikemukakan oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple. beliau mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet planet. Pada perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu: a. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur. b. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan. c. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

B. Teori Perkembangan Muka Bumi


1. Alfred Lothar Wegener (1880-1930) Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran BenuaBenua pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapat dukungan. Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut.

a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu mempunyai kesamaan. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca. b. Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut. 1) Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri. 2) Samudra Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan. 3) Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, di dekat pantai barat Amerika Serikat. 4) Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya. Pergerakan benua-benua sampai sekarang pun masih berlangsung, hal dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra. 2. Tim Peneliti Amerika Serikat (1969). Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural History Ohio State University, dan Whichita State University,

membuktikan bahwa daerah Alaska terletak di dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar). Fosil seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua besar di planet bumi ini. 3. James Dana dan Eline Baumant ( Kontraksi) Teori ini berpendapat bahwa bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. Massa yang sangat panas bertemu dengan udara yang sangat dingin membuatnya mengkerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lain. 4. Teori Lawrasia-Gondwana ( Edward Suess ) Edward Suess berasumsi bahwa bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukkan dengan adanya pergeseran daerah (benua). Jika merunutkan pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua-benua di muka bumi pernah berkumpul menyatu menjadi sebuah benua besar yang disebut Supercontinent. Benua ini bernama Laurasia di bagian Utara dan Gondwana di Selatan. Kedua benua ini secara perlahan bergerak ke ekuator. Rotasi bumi menyebabkan sebagian benua terakumulasi di ekyator dan di Barat. Pada perkembangannya, benua ini pecah dan saling menjauh. Kemudian membentuk kondisi seperti sekarang.

C. Struktur Penyusun Bumi


Bumi yang kita tempati diselimuti oleh gas yang disebut dengan atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air yang disebut hidrosfer dan pada bagian bumi yang padat terdiri atas kulit bumi dan centrosfer. 1. Atmosfer, Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Atmosfer

merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi atau dalam kehidupan seharihari disebut dengan udara. Tebal atmosfer sekitar 48.000 km dihitung dari permukaan air laut. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gaslainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar a. Troposfer Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 27 derajat calsius , dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada

lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17 sampai -52. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer. b. Stratosfer Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -70oF atau sekitar -57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan

bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 80oCpada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. c. Mesosfer Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa

dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40 km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290oK hingga 200oK, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar -143oC (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Termosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause. d. Termosfer Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu : 1) Lapisan ozon Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan ozon. mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar 70 C sampai +50 C . 2) Lapisan udara F Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara appleton. 3) Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200 C . Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan

bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio. e. Ionosfer Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini. f. Eksosfer Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal. 2. Hidrosfer Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer mempunyai pengaruh yang besar terhadap atmosfer karena air yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya menimbulkan hujan dan kembali ke laut dalam suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, di mana air jatuh sebagai

hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer. Air di alam terbagi menjadi tiga, sebagai berikut: a. Perairan darat Bentuk-bentuk tubuh perairan darat dan pemanfaatannya antara lain sebagai berikut : 1) Sungai Sungai adalah bentuk aliran air yang melalui saluran atau lembah alami dengan bervariasi mulai kecil hingga besar. Jenis-jenis sungai adalah sebagai berikut : a) Sungai hujan adalah sungai yang mendapatkan air dari air hujan. Sebagian besar sungai di Indonesia adalah sungai hujan. b) Sungai gletser adalah sungai yang sumber mata airnya berasal dari pencairan salju. Sungai yang demikian terdapat di daerah kutub dan di daerah gunung bersalju dengan ketinggian sekitar 5.000 m. c) Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan salju. Berdasarkan besar-kecilnya aliran, sungai dibedakan atas berikut ini : a) Sungai permanen, yaitu sungai yang mengalir secara tetap sepanjang tahun. b) Sungai periodik, yaitu sungai yang mengalir secara tidak tetap dan bergantung pada curah hujan. Berdasarkan genetiknya, sungai dibedakan atas berikut. a) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya mengikuti lereng asli. b) Sungai subsekuen, yaitu arah aliran anak sungai tegak lurus pada sungai konsekuen. c) Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya beriawanan dengan sungai konsekuen. 2) Rawa

Rawa merupakan daerah yang selalu tergenang air. Genangan ini bisa berasal dari air hujan, air sungai, maupun dari sumber mata air di dalam tanah. Keberadaan rawa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan baku biogas dan barang kerajinan seperti anyaman tas dan sebagainya. Selain itu, rawa dapat digunakan sebagai lahan pertanian pasang surut perikanan darat dan dikembangkan sebagai daerah wisata. 3) Danau Hampir sama dengan rawa, danau juga merupakan genangan. Namun, genangan ini terjadi karena adanya cekungan (basin) yang terisi air. Cekungan ini bisa terjadi karena beberapa sebab, misalnya karena adanya proses tektonik seperti patahan, yang membentuk danau tektonik seperti Danau Singkarak di Sumatra. Proses vulkanik membentuk danau vulkanik seperti Danau Batur di Bali. Pelarutan batuan karst juga akan menghasilkan danau dolina. Mencairnya es akan membentuk danau glasial. Sementara itu, danau buatan manusia sering disebut waduk atau bendungan. b. Air Tanah Air tanah merupakan bagian dari air di bumi yang berasal dari air hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam tanah kemudian terkumpul pada suatu lapisan batuan yang tidak tembus atau kedap air (impermeable). Meskipun jumlahnya hanya 0,75% dari total air di Bumi, air tanah merupakan air tawar yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti memasak, mandi, dan mencuci. dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah hujan, intensitas curah hujan, pori-pori batuan (porositas), kekedapan batuan terhadap air (permeabilitas), kemiringan lereng, penutupan permukaan lahan, dan kelembapan udara. c. Laut 1) Letak Laut

Berdasarkan letak pulau-pulau atau daratan, laut dapat dibedakan menjadi sebagai berikut : a) Laut tepi, letaknya di tepi benua dan terhalang dari lautan oleh pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan, letaknya terhalang oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina dari Samudra Pasifik; Laut Jepang, letaknya terhalang oleh Kepulauan Jepang dan Samudra Pasifik; serta Laut Utara, letaknya terhalang oleh Kepulauan Inggris dan Samudra Atlantik. b) Laut pertengahan, letaknya di antara dua benua dan mempunyai gugusan kepulauan serta kedalaman laut yang dalam. Contohnya Laut Banda, Laut Sulawesi, dan laut-laut yang berada di antara Asia, Australia, serta Kepulauan Indonesia, laut yang berada di antara Benua Eropa dan Afrika di Kepulauan Yunani. c) Laut pedalaman, letaknya hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut Merah. 2) Zona Laut Laut mempunyai kedalaman dasar yang berbeda-beda. Dasar laut membentuk lereng mulai garis pantai ke arah tengah laut. Kedalaman laut makin bertambah dengan makin jauh jaraknya dari daratan pantai. Berdasarkan zona kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut : a) Zona litoral atau zona pasang surut, merupakan wilayah laut yang berada di antara pasang naik dan pasang surut air laut. Zona ini sering disebut dengan daerah pantai. b) Zona neritik, merupakan wilayah laut yang berada di antara garis pantai kedalaman 200 m. Pada zona ini sinar matahari masih dapat menembus ke dalam. Ikan dan sejenisnya serta tumbuhan laut banyak dijumpai pada zona ini. c) Zona batial, merupakan wilayah laut yang berada pada kedalaman 200 2.500 m. Pada zona ini sinar matahari sudah tidak mampu menembus ke dalam sehingga organisme laut tidak sebanyak pada zona neritik. Zona batial biasanya merupakan lereng benua (continental slope) yang curam dan berbatasan dengan landas benua (continental shelf).

d) Zona abisal, merupakan wilayah laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 2.500 m. Suhu pada wilayah ini sangat dingin. Hewan laut yang dapat hidup hanya terbatas dan tumbuhan laut sudah tidak ada. d. Siklus Hidrologi Jumlah air di Bumi adalah tetap. Perubahan yang dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan padat. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya jatuh menjadi hujan (presipitasi). Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik aliran air bawah tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk). Inilah gambaran mengenai siklus hidrologi. Jadi siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi yang mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak. Siklus Hidrologi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sirkulasi atau peredaran air secara umum. Siklus hidrologi terjadi karena proses-proses yang mengikuti gejala-

gejala meteorologi dan klimatologi sebagai berikut : 1) Evaporasi, yaitu proses penguapan dari benda-benda mati yang merupakan proses perubahan dari wujud air menjadi gas. 2) Transpirasi, yaitu proses penguapan yang dilakukan oleh tumbuhtumbuhan melalui permukaan daun. 3) Evapotranspirasi, yaitu proses penggabungan antara evaporasi dan transpirasi.

4) Kondensasi, yaitu perubahan dari uap air rnenjadi titik-titik air (pengembunan) akibat terjadinya penurunan salju. 5) Infiltrasi, yaitu proses pembesaran atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. Secara umum macam siklus hidrologi berdasarkan jalur yang dilewati air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut : 1) Siklus pedek, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk awan dan akhirnya terjadilah hujan di kawasan laut. 2) Siklus sedang, yaitu proses penguapan dari laut maupun dari darat kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke wilayah daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir lagi ke laut melalui sungai di permukaan. 3) Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir ke laut melalui sungai permukaan dan aliran bawah tanah. 3. Pelapisan Bumi (Kerak Bumi) Kerak bumi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa daratan sebagai tempat tinggal manusia. Lapisan ini adalah lapisan yang paling atas dan tipis (seperti kulit ari) yang disebut dengan litosfer. Lapisan kerak bumi itu terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua (ketebalan sekitar 40 km) dan kerak dasar samudra (ketebalan sekitar 10 km). Ketebalan kerak bumi di bawah benua adalah 30 kilometer, sedangkan di bawah samudra 5 hingga 7 kilometer. Kerak samudra berumur kurang dari 200 juta tahun, terbentuk oleh letusan gunung api sepanjang celah-celah bawah laut (disebut pematang tengah samudra) dengan material penyusun berupa batuan basal. Tersusun dari materimateri padat yang kaya silisium dan uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu: a. Lapisan granitis yaitu lapisan yang kaya akan batuan granit, lapisan ini tidak dijumpai di dasar samudra. b. Lapisan basaltis yaitu lapisan yang kaya akan material basalt.

Kerak bumi (crust), selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung diatas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadi arus konveksi dibawah lapisan crust ini memaksa magma (batuan panas/cair, yang bergerak plastis) untuk bergerak keatas. Pada titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Lapisan kerak bumi berumur 3,8 milyar tahun dan tersusun dari batuan granit ringan, sementara lapisan di bawahnya berupa batuan basal yang lebih rapat yang terbentuk melalui bermacam-macam proses. Batuan tertua dijumpai di masa Prakambrium sedangkan batuan yang lebih muda terbentuk selama zaman-zaman pembentukan gunung. Angin dan hujan menggerus kerak benua dan menciptakan pasir, debu, serta lumpur yang hanyut ke samudra sehingga terbentuk suatu lapisan sedimen yang sangat tebal sehingga menutup lapisan batuan basal, lava bantal, retas vertikal, dan gabro berbutir kasar. a. Dinamika Kerak Bumi Kerak bumi terpecah menjadi sekitar 12 lempeng yang saling bergerak mendatar. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar) tetapi berukuran kecil ada arah vertikal. Pergeseran lempeng yang tidak sama mengakibatkan ada tiga jenis batas pertemuan antar lempeng, yaitu dua lempeng saling menjauh (divergentjunctions), dua lempeng saling bertubrukan (subduction zobes), dan dua lempeng saling berpapasan (transform fault). Berikut adalah penjelasan tentang teori pertemuan lempeng. 1) Dua Lempeng Saling Menjauh (Divergent-Junctions) Peristiwa ini terjadi apabila arah pergerakan lempeng (baik lempeng benua maupun lempeng samudra) saling bertolak belakang. Contoh perbatasan divergent

lempeng samudra adalah punggungan samudra dan perbatasan divergent lempeng benua adalah Lembah Retak Besar Afrika. Kejadian yang dijumpai di daerah divergent junction yaitu : i. ii. iii. Aktivitas vulkanisme laut; Aktivitas gempa.; Perenggangan lempeng yang disertai dengan tumbukan di kedua tepi lempeng; iv. Pembentukan tanggul dasar samudra (mid ocean ridge). 2) Dua Lempeng Saling Menumbuk (Subduction zone) Lempeng dasar samudra yang lebih tipis didesak ke bawah oleh lempeng benua yang lebih tebal dan kaku. Dasar palung merupakan tempat perusakan lempeng benua akibat pergesekan dua lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari laut dalam maupun yang diendapkan dari darat. Endapan campuran itulah yang dinamakan batuan bancuh atau mlange. Bongkahan lempeng benua yang hancur akibat pergesekan akan menambah campuran bancuh tersebut. Di sepanjang zone subduction bermunculan puncak gunung api dan sering terjadi gempa bumi yang kadang-kadang sangat kuat. Di daerah tumbukan dua lempeng terjadi beberapa fenomena, yaitu: i. ii. iii. iv. v. Lempeng dasar samudra menunjam ke bawah lempeng benua. Terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu. Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ektrusi. Merupakan daerah hiposentrum gempa baik dangkal maupun dalam yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik dan gelombang tsunami. vi. vii. Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng. Timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange. Contoh fenomena yang diakibatkan oleh tumbukan dua lempeng, antara lain Palung Jawa (sebelah Selatan Pulau

Jawa), Pegunungan di pantai Barat Amerika, deretan pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. 3) Dua Lempeng Saling Berpapasan/Pergeseran Mendatar Di daerah seperti itu terda-pat aktivitas vulkanisme yanglemah dan gempa yang tidakkuat. Gejala pergeseran itu tam-pak pada tanggul dasar samudrayang tidak berkesinambungan, melainkan terputus-putus. 4. Selimut bumi (mantle) Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000 C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu: a. Lhitosfer, Letaknya paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materimateri yang berwujud padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer. b. Astheonosfer, Lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium, aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km c. Mesosfer, Lapisan yang lebih berat dan tebal, kaya dengan silisium dan magnesium.Tebalnya sekitar 2400-2750 km.

5. Intibumi (core) Inti bumi terbagi menjadi 2, yaitu inti bumi luar (outer core) dan inti bumi dalam (Inner core). 1) Inti Bumi Luar (Outer Core) Inti bumi luar terdapat pada kedalaman 2.900 . 5.100 km terdiri atas besi dan sejumlah Silia, Sulfur dan oksigen. Massa jenis lapisan ini sekitar 8,9. Inti Bumi Dalam (Inner Core) Inti bumi dalam terdapat pada kedalaman 5.100 . 6371 km yang terdiri atas besi padat (solid iron). Massa jenis lapisan ini sekitar 9,6. Mantel (Centrosfer) letaknya pada kedalaman 400 km, terdiri atas 3 bagian. a. Bagian Atas Dicirikan oleh sebaran gelombang gempa rendah, terutama gelombang S. Terletak pada kedalaman 400 . 450 km.Tersusun oleh susunan

batuan Eklogit, Pridotit yang kaya akan mineral-mineral Mg, Ca, Na, Silikat, dan Na. b. Bagian Tengah Dicirikan dengan landasan kecepatan gelombang gempa yang tinggi. Terletak pada kedalaman 450.1000 km. Kaya akan silikat besi padat, Mg, Ca, silikat, dan oksida besi. c. Bagian Bawah Dicirikan dengan kenaikan kecepatan rambat gelombang gempa selaras dengan bertambahnya kedalaman. Terletak pada kedalaman 1000 . 2900 km. Terdiri atas Oksida besi padat, Mg, dan SiO.

D. Cara Menentukan Umur Bumi


Penghitungan dan penentuan umur lapisan Bumi dan fosil banyak dikemukakan oleh teori, antara lain: 1. Teori Sedimen Teori ini berdasarkan pada perhitungan lapisan sedimen yang membentuk batuan untuk mengukur umur bumi. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya, dan dibandingkan dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang, maka diperkirakan Bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu. 2. Teori Kadar Garam Menurut teori ini pengukuran umur bumi didasarkan pada kadar garam di laut. Diduga awalnya air laut adalah tawar. Akibat adanya sirkulasi air dalam alam ini yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut membawa garam. Dengan diketahuinya kenaikan kadar garam tiap tahun, dan dibandingkan dengan kadar garam saat ini yaitu 320, maka dapat diperhitungkan bahwa Bumi telah terbentuk semilyar tahun yang lalu. 3. Teori Termal

Teori ini menguur usia Bumi berdasarkan perhitungan suhu Bumi. Diduga mula-mula Bumi merupakan batuan yang sangat panas yang lama-kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu Bumi saat ini, Elfin (ahli fisika bangsa Inggris) bahwa peristiwa tersebut memerlukan waktu 20 milyar tahun. 4. Teori Radioaktivitas Pengukuran usia Bumi yang dianggap paling akurat adalah perhitungan berdasarkan waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini diperlukan pengetahuan tentang waktu paruh unsur-unsur radioaktif. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan elemen radioaktif untuk meluruh atau mengurai sehingga massanya tinggal separuh. Elemen radioaktif yang digunakan adalah yang memancarkan cahaya alpha, beta dan gamma. Di antara isotop radioaktif yang dapat digunakan untuk maksud ini adalah Uranium-238 (U238), Potasium-40 (K40) dan Karbon-14 (C14). Isotop Uranium dan Potasium untuk memberikan data tentang umur lapisan Bumi, sedangkan isotop Karbon untuk memberikan data tentang umur fosil. Melalui teori ini dapat diperhitungkan bahwa umur lapisan Bumi adalah 3,8 milyar tahun.

E. Revolusi dan Rotasi Bumi


1. Rotasi Bumi Rotasi Bumi yaitu perputaran bumi pada sumbu atau porosnya. Bumi dapat berputar disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi. Bumi memerukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik untuk berotasi (perputaran bumi pada porosnya). a. Bukti-Bukti bahwa Bumi Berotasi 1) Percobaan Berzenberg dan Reich (1802) Percobaan yang dilakukan oleh Berzenberg dan Reich adalah

menjatuhkan peluru-peluru logam dari ketinggian tertentu, yaitu dari menara setinggi 110 m. Ternyata peluru-peluru tersebut tidak pernah bisa jatuh tepat di titik yang tegak lurus, tetapi arah jatuhnya selalu melenceng ke arah timur. Hal ini membuktikan bahwa bumi selalu berputar, karena kalau bumi itu diam, maka peluru-peluru tersebut pasti jatuhnya tepat di bawah titik jatuhnya.

2) Percobaan Ayunan Foucault (1852) Pada tahun 1852 Seorang ilmuwan dari Prancis bernama Foucault melakukan percobaan di kota Paris. Percobaan tersebut dengan menggunakan sebuah bandul besi yang sangat berat, digantungkan pada tali yang panjangnya lebih dari 60 m, dan dikaitkan pada langit-langit kupel di sebuah gedung Pantheon di kota Paris (49 LU). Mula-mula bandul besar ditarik ke samping, kemudian dilepaskan dan dibiarkan berayun. Gerak ayunan dari bandul dapat diteliti dan dicatat, karena ada sebuah pin yang diletakkan di bagian bawah bandul. Pin tersebut akan membuat goresan-goresan kecil pada pasir halus yang diletakkan di dalam bak di bawah bandul tersebut sewaktu bandul berayun. Setelah beberapa saat dapat terlihat dengan jelas, bahwa bidang ayunan bandul tersebut bergeser membuat putaran dengan arah yang sama dengan arah gerak jarum jam. Hal ini menandakan bahwa bumi yang berada di bawah bandul berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah gerak jarum jam. b. Akibat Rotasi Bumi Beberapa kejadian penting sebagai akibat dari rotasi bumi adalah sebagai berikut: 1) Gerakan semu harian matahari Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, matahari tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak bisa kita saksikan, yang dapat kita lihat adalah peredaran matahari. Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit dari sebelah timur ke barat. Karena gerak semu ini dapat diamati setiap hari, maka disebut gerak semu harian matahari. 2) Pergantian siang malam Permukaan bumi yang mengahadap matahari mengalami siang dan yang membelakang matahari mengalami malam. Akibat rotasi bumi, permukaan bumi yang menghadap matahari dan membelakangi matahari saling bergantian. Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-rata 12 jam. 3) Penyimpangan arah mata angin Hal ini sesuai dengan hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari tekanan udara maksimum (tinggi) ke minimum (rendah). Di daerah kutub yang

bertekanan tinggi, maka udara cenderung akan bergerak ke daerah khatulistiwa. Namun akibat rotasi bumi, udara yang bergerak menuju khatulistiwa akan berbelok ke arah timur mengikuti arah rotasi bumi, ini berpotensi membentuk angin siklon. 4) Penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kutub Gerakan rotasi menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir tidak mengalami pergerakan. Akibatnya bumi mengalami perubahan bentuk yaitu mengalami pemepatan di daerah kutub dan penggembungan di daerah khatulistiwa seakan-akan sebagian massa bumi tertumpuk di daerah khatulistiwa. 5) Ada pasang surut dua kali dalam sehari semalam Pasang surut diartikan sebagai naik turunnya permukaan laut secara berakala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. 6) Adanya gaya sentrifugal Gaya sentrifugal yaitu jenis gaya dalam ilmu fisika yang menyebabkan benda akan terlempar ke luar. Hal ini akan terasa pada saat kita menaiki mobil dan melewati tikungan dengan kecepatan agak tinggi, maka penumpang mobil akan merasa terlempar ke samping sebagai akibat dari adanya gaya sentrifugal. 2. Revolusi Bumi Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa,

Bumi berputar mengelilingi sumbunya sekali putaran dalam sehari. Bumi bergerak mengelilingi matahari sekali dalam setahun. Sesuai dengan pendapat Copernicus, maka bumi di samping berputar mengelilingi sumbunya sekali sehari, juga berputar mengelilingi matahari atau yang disebut dengan revolusi. a. Bukti-Bukti bahwa Bumi Berevolusi Bumi berevolusi dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan oleh para ahli, sebagai berikut. 1) Aberasi (Sesatan Cahaya) Orang melihat sebuah bintang S melalui sebuah teropong O, jika teropong diam maka bintang Sakan tampak gambarnya di titik B, tetapi kenyatanya tidak demikian. Orang yang melihat dengan arah OS, bintang tersebut tidak terlihat di B (dengan arah SOB), melainkan melenceng ke

sampingnya yaitu di titik B. Hal ini menunjukkan bahwa teropong tersebut tidak diam, tetapi bergerak mengikuti bumi. Bersamaan dengan berjalannya cahaya dari titik O sampai B, teropong berpindah tempat atau berubah arahnya, berakibat cahaya tidak lagi jatuh di titik B, melainkan di samping titik B.. Dapat dilihat bintang tidak lagi dalam arah OS, tetapi dalam arah OS.. Bintang seolah-olah bergeser dengan arah yang sama dengan gerakan itu. Gejala ini disebut sesatan cahaya, atau aberasi cahaya. 2) Parallaxis (Beda Lihat) Parallaxis adalah sudut dengan seluruh jari-jari lintasan bumi dilihat dari sebuah bintang. Sudut akan semakin kecil jika jarak bintang semakin jauh dari matahari. Bintang-bintang di langit mempunyai jarak yang sangat jauh dari bumi, menyebabkan sudut parallaxis bintang-bintang pun sangat kecil. b. Akibat Revolusi Bumi Beberapa kejadian penting sebagai akibat dari revolusi bumi adalah sebagai berikut. 1) Perubahan musim Belahan bumi utara dan selatan mengalami 4 musim yaitu musim semi,panas,gugur,dan dingin. 2) Terlihatnya rasi bintang yang berbeda Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat revolusi bumi, bintang-bintang yang tampak dari bumi selalu berubah. 3) Adanya perubahan lamanya waktu siang dan malam Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan lamanya waktu siang dan malam. Karena dalam berevolusi, bumi dapat terletak di apotema (titik terjauh bumi dengan matahari) dan hipotema (titik terdekat bumi dengan matahari). 4) Adanya gerak semu tahunan matahari Gerak semu tahunan matahari yaitu gerak berubahnya posisi matahari dari bulan ke bulan dalam satu tahun. 5) Ditetapkannya kalender masehi

Kalender masehi yaitu suatu sistem penanggalan yang pembuatannya berdasarkan gerak revolusi bumi terhadap matahari.

F. Satelit Bumi ( Bulan )


Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Wajah bulan yang tampak terang adalah bagian permukaan bulan yang menghadap ke matahari dan memantulkan cahaya matahari. Jadi, di bulan juga ada bagian siang dan bagian malam. Batas antara bagian itu tampak dari bumi, tetapi karena letak bulan selalu berubah, maka batas itu juga berubah dari waktu ke waktu. Hal inilah yang menyebabkan adanya bulan sabit, bulan separo, bulan besar, bulan purnama, dan bulan mati. Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari ( periode sideris), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-

Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik). Massa jenis Bulan (3,4 g/cm) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi. Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan oleh

gaya sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi Bumi. Besarnya gaya sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun. Bulan berada dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu sisi permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi sama dengan kala revolusinya.

Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di antara kawah terbesar adalah Claviusdengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan. Bulan adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi dan didarati manusia. Obyek buatan pertama yang melintas dekat Bulan adalah wahana antariksa milik Uni Sovyet, Luna 1, obyek buatan pertama yang membentur permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto pertama sisi jauh bulan yang tak pernah terlihat dari Bumi, diambil oleh Luna 3, kesemua misi dilakukan pada 1959. Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan pendaratan adalah Luna 9, dan yang berhasil mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya dilakukan pada tahun 1966. Program Apollo milik Amerika Serikat adalah satu-satunya misi berawak hingga kini, yang melakukan enam pendaratan berawak antara 1969 dan 1972. Bulan purnama adalah keadaan ketika Bulan nampak bulat sempurna dari Bumi. Pada saat itu, Bumiterletak hampir segaris di antara Matahari dan Bulan, sehingga seluruh permukaan Bulan yang diterangi Matahari terlihat jelas dari arah Bumi. Kebalikannya adalah saat bulan mati, yaitu saat Bulan terletak pada hampir segaris di antara Matahari dan Bumi, sehingga yang 'terlihat' dari Bumi adalah sisi belakang Bulan yang gelap, alias tidak nampak apa-apa. Di antara kedua waktu itu terdapat keadaan bulan separuh dan bulan sabit, yakni pada saat posisi Bulan terhadap Bumi membentuk sudut tertentu terhadap garis Bumi - Matahari. Pada saat itu, hanya sebagian permukaan Bulan yang disinari Matahari yang terlihat dari Bumi. Asal - usul bulan tidak diketahui secara pasti, tetapi para ilmuwan menemukan bukti bahwa Bulan berasal dari tubrukan Bumi dengan planet kecil yang bernama Theia sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu, dan menghasilkan debu yang berjumlah sangat banyak dan mengorbit di sekeliling Bumi dan

akhirnya debu mengumpul dan membentuk bulan. Pada awalnya jarak bulan pada pertama kali hanya sekitar 30.000 mil atau 15 kali lebih dekat dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang. Dari hasil penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm per tahunnya Dari hasil foto-foto pesawat antariksa, bentuk raut muka bulan ternyata tidak rata dan mulus seperti yang dilihat dari bumi. bentuk raut muka bulan terdiri dari pegunungan, kawah, lembah, dan laut. Bulan tidak memiliki atmosfer (udara), sehingga tidak ada kehidupan di bulan; suhu di bulan dapat berubah-ubah; suhu bagian permukaan bulan yang terkena matahari dapat mencapai 110 C, sedangkan pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari dapat mencapai 137 C; bunyi tidak dapat merambat di bulan, karena di bulan tidak ada zat perantara (medium) perambatan bunyi yaitu udara; di bulan tidak ada siklus air; langit di bulan tampak hitam kelam. Dalam peredarannya bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu gerakan mengelilingi porosnya sendiri disebut rotasi bulan; gerakan mengelilingi bumi disebut revolusi; bersama bumi mengelilingi matahari, waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengelilingi porosnya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi bumi. Dengan demikian, periode rotasi bulan sama dengan periode revolusinya. Menurut para ahli perbintangan periode peredaran bulan dibagi dua, yaitu periode bulan sideris, yaitu waktu yang dibutuhkan bulan untuk sampai kembali ke tempat semula. Hal itu berarti bulan telah mengelilingi bumi satu kali, yaitu 27,3 hari. Sedangkan periode bulan sinodis, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk munculnya bulan purnama yang satu dengan bulan purnama berikutnya, yaitu 29,5 hari. Satu bulan sinodis disebut juga satu bulan komariyah. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah jika dilihat dari bumi. fase-fase bulan terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi menyebabkan sudut antara matahari, bumi, dan bulan selalu berubah. Bulan tidak memantulkan cahaya sendiri.

G. Gejala Alam di Muka Bumi


1. Gempa Bumi

Gempa bumi bukanlah suatu hal yang baru bagi kita. Gempa bumi bisa disebabkan oleh berbagai sumber, antara lain: a. Letusan gunung berapi (erupsi vulkanik) atau disebut gempa vulkanik b. Tumbukan meteor c. Ledakan bawah tanah (seperti uji nuklir), dan d. Pergerakan kulit bumi. Yang paling sering kita rasakan adalah karena pergerakan kulit bumi, atau disebut gempa tektonik. Berdasarkan Seismologi (ilmu yang mempelajari fenomena gempa bumi), gempa tektonik dijelaskan oleh Teori Lapisan Tektonik atau disebut juga dengan Teori Tektonik Lempeng (Theory of Plate Tetonics) yaitu teori tentang konstruksi lempeng bumi. Kerak bumi terdiri dari lempenglempeng yang membungkus bumi. Teori ini menyebutkan lapisan bebatuan terluar yang disebut lithosfer yang mengandung banyak lempengan dan berupa lapisan keras. Di bawah litosfer ada lapisan yang disebut asthenosphere (astenosfer) yang bersifat lunak (plastis). Lapisan astenosfer ini seakan-akan melumasi bebatuan tersebut sehingga mudah bergerak. Hal ini dipelajari atau dibahas juga dalam Geodinamika (pergerakan lapisan bumi). Di antara dua lapisan ini, bisa terjadi tiga hal, yaitu lempengan bergerak saling menjauh, maka magma dari perut bumi akan keluar menuju permukaan bumi. Magma yang sudah di permukaan bumi ini disebut lava. Lempengan bergerak saling menekan, maka salah satu lempeng akan naik atau turun, atau dua-duanya naik atau turun. Inilah cikal gunung atau lembah, atau lempengan bergerak berlawanan satu sama lain, misalnya satu ke arah Selatan dan satunya ke arah Utara. Prediksi di atas akan menimbulkan getaran yang dilewatkan oleh media tanah dan batu. Getaran ini disebut gelombang seismik (seismic wave) yang bergerak ke segala arah, dan inilah yang disebut gempa. Lokasi di bawah tanah tempat sumber getaran disebut focus/pusat gempa.

Jika fenomena lempengen bergerak saling menekan atau bertemu terjadi di dasar laut, ketika salah satu lempengan naik atau turun, maka volume daerah di atasnya akan mengalami perubahan kondisi stabilnya. Apabila lempengan itu turun, maka volume daerah itu akan bertambah. Sebaliknya apabila lempeng itu naik, maka volume daerah itu akan berkurang. Perubahan volume tersebut akan mempengaruhi gelombang laut. Air dari arah pantai akan tersedot ke arah tersebut. Gelombang-gelombang (tidak hanya sekali) menuju pantai akan terbentuk karena massa air yang berkurang pada daerah tersebut (efek dari hukum Archimedes); karena pengaruh gaya gravitasi, air tersebut berusaha kembali mencapai kondisi stabilnya. Ketika daerah tersebut cukup luas, maka gelombang tersebut mendapatkan tenaga yang lebih dahsyat. Inilah yang disebut tsunami. 2. Tsunami Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang terdiri dari dua kata, yaitu: Tsu = Pelabuhan Nami = Gelombang Ini adalah terminologi untuk menyebutkan fenomena gelombang laut yang tinggi dan besar akibat dari gangguan mendadak pada dasar laut yang secara vertikal mengurangi volume kolom air. Gangguan mendadak ini bisa datang dari gempa yang disebabkan empat hal yang disebutkan di atas. Tsunami menjadi bagian bahasa dunia setelah gempa besar 15 Juni 1896 menimbulkan gelombang besar (tsunami) yang melanda kota pelabuhan Sanriku (Jepang) dan menewaskan 22.000 orang serta merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km. Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut. Gelombang Tsunami bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam di lautan dalam dan dapat

melanda daratan dengan ketinggian gelombang mencapai 30 m atau lebih. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4-24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai. Berdasarkan Katalog Gempa (1629 2002), di Indonesia pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempabumi tektonik. Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (Flores, 1992) dan sebagian kecil tipe normal (Sumba, 1977). Gempa dengan mekanisme fokus strike-slip kecil sekali kemungkinan untuk

menimbulkan tsunami. Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah: 1) Air laut yang surut secara tiba-tiba. 2) Bau asin yang sangat menyengat. 3) Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangat keras. Tsunami terjadi jika: 1) Gempa besar dengan kekuatan gempa > 6.3 SR 2) Lokasi pusat gempa di laut 3) Kedalaman dangkal < 40 Km 4) Terjadi deformasi vertikal dasar laut. a. Potensi Tsunami di Indonesia Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap Tsunami, terutama kepulauan yang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng, antara lain Barat Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Utara Papua, Sulawesi dan Maluku, serta Timur Kalimantan. Tsunami di Indonesia pada umumnya adalah

Tsunami lokal, dimana waktu antara terjadinya gempa bumi dan datangnya gelombang Tsunami antara 20-30 menit. Indonesia merupakan salah satu daerah yang sering diguncang gempa karena letaknya tepat pada pertemuan dua deretan pegunungan lipatan muda Circum Pasific dan Mediterania. Juga merupakan pertemuan tiga lempeng lithosfer, yaitu lempengan India sebelah Barat, lempengan Australia sebelah Barat dan Selatan, dan lempengan Samudera Pasifik sebelah Timur, sehingga daratan Indonesia termasuk tidak tenang.

H. Keistimewaan Bumi
Berkembangnya teknologi membuat manusia selalu ingin menggali dan terus menggali Keistimewaan Bumi Ini. Seperti yang kita ketahui bersama, merupakan satu-satunya planet di Alam Semesta yang dihuni oleh Manusia. Itu lah keistimewaan bumi ini yang sangat mencolok. Namun para ilmuwan telah menemukan beberapa keistimewaan bumi ini yang diantaranya yaitu: 1. Bumi memiliki air dalam jumlah besar dan membentuk sub-sistem hidrosfer sedang planet-planet yang lain tidak memiliki air. Dengan kata lain, hidrosfer hanya dijumpai di Bumi dan tidak dijumpai di planet-planet yang lain. 2. Di Bumi terdapat fenomena tektonik lempeng sedang di planet-planet yang lain tidak ada. Fenomena tektonik lempeng mengindikasikan bagian internal Bumi yang cair dan memiliki energi panas yang tinggi. 3. Berlangsungnya siklus hidrologi, siklus batuan dan siklus tektonik di Bumi berkaitan erat dengan keberadaan dua hal tersebut. Siklus hidrologi tidak dapat berlangsung bila di Bumi tidak ada hidrosfer, sedang siklus batuan dan tektonik tidak dapat berlangsung bila tidak ada tektonik lempeng. Dengan demikian, bila keberadaan hidrosfer dan tektonik lempeng hanya ada di Bumi, maka ketiga siklus tersebut hanya berlangsung di Bumi dan tidak dapat berlangsung di planet-planet yang lain. Hugh Ross, seorang astronom Amerika telah menulis beberapa Keistimewaan Bumi Ini. Diantaranya sebagai Berikut:

1. Jarak bumi dengan matahari Jarak Bumi menuju Matahari adalah 149.669.000 kilometer (93.000.000 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan menjadi 148 juta km. Diameter matahari kira-kira 112 kali Diameter Bumi. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke bumi. Sedikit Berimajinasi planet bumi akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil. Jika lebih dekat planet bumi akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil 2. Gravitasi di permukaan bumi Gravitasi permukaan dari sebuah obyek astronomi (planet, bintang, dll) adalah percepatan gravitasi yang berlaku pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio dengan ketentuan yang berlaku di bumi. Jika lebih kuat: Atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas beracun (amoniak dan methana) Jika lebih lemah: Atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak kehilangan udara 3. Periode rotasi bumi Rotasi Bumi perputaran Planet Bumi pada sumbunya dan gerakan di orbitnya mengelilingi Matahari. Jika lebih lama perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar jika lebih cepat kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi. 4. Albedo Albedo merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (outgoing longwave radiation). Perbedaan panjang gelombang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi matahari yang diserap

oleh permukaan bumi. Jika lebih besar: Zaman es tak terkendali akan terjadi. Jika lebih kecil: Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi. 5. Aktifitas Gempa Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Jika lebih besar: Terlalu banyak makhluk hidup binasa. Jika lebih kecil: Bahan makanan dasar laut tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik. 6. Ketebalan Kerak Bumi Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Jika lebih tebal: Terlalu banyak oksigen berpidah dari atmosfer ke kerak bumi Jika lebih tipis: Aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar. 7. Medan Magnet Bumi Magnetosfer bumi adalah daerah di angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal bumi, plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet. Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan. Jika lebih kuat: Badai

elektromagnetik akan terlalu merusak Jika lebih lemah: Kurangnya perlindungan dari radiasi berbahaya yang berasal dari luar angkasa.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai