PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdullilah, kami telah menyelesaikan bahan kajian bagi peserta PLPG 2013 yang berasal dari guru SD dan sederajat. Bahan kajian Subject Specific Pedagogy (Ssp) berisi tentang rambu-rambu pengembangan Perangkat Pembelajaran, nilia-nilai karakter bangsa, contoh Perangkat Pembelajaran tingkat SD (Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, dan Tematik, ), serta lampiran KKO (kata kerja operasional guna mengembangkan Indikator dan tujuan pembelajaran. Bahan kajian ini telah disusun secara cermat, namun tim penulis menyadari tentu masih ada kekurangannya. Untuk itu saran perbaikan dari pembaca akan kami terima dengan senang hati. Akhirnya kami berharap bahwa bahan kajian ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... Kata Pengantar ....................................................................................................... Daftar Isi ................................................................................................................... BAB. I PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ................... A. Silabi ........................................................................................... B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA ........................................ CONTOH PERANGKAT PEMBELAJARAN ............................. A. Mata Pelajaran IPA ...................................................................... B. Mata Pelajaran Matematika ......................................................... C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ................................................ D. Mata Pelajaran IPS....................................................................... E. Mata Pelajaran PKn ..................................................................... F. Tematik ........................................................................................
i ii iii 1 1 1 6 9 9 27 46 63 76 87
Lampiran
iii
Perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan meliputi (1) Silabi; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (3) Materi Pembelajaran; (4) Media dan LKS; (5) Kisi-kisi Evaluasi; dan (6) Instrumen evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut ini disajikan format Silabi dan penjelasan detail tentang RPP. Untuk mengembangkan Media, LKS, Kisi-kisi Evaluasi, dan Instrumen Evaluai dapat melihat pada contoh perangkat pembelajaran.
A. SILABI Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : : : : Pengalam an Belajar Ditulis bagian pokok sesuai dengan indikator Nonte s Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Pilihan ganda, Isian, Uraian, dsb Format Pengamatan Contoh Instrumen Ditulis salah satu dari instrumen yang dikemban g-kan Alokasi Sumber /
Indikator
Materi Pokok
Waktu Bahan/ Alat Dituli s sesuai denga n yang diruju k pada RPP
Ditulis singkat
Tes
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah :
1. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom petensi.
Item nomor 9 yang berisi Kegiatan Pembelajaran dijabaran sebagai berikut : 1. Kegiatan pendahuluan, guru: a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Aperspi : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. Orientasi : menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. Motivasi : menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a. Eksplorasi (Siswa menggali), guru berupaya : 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang (menjadikan alam dalam lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, tempat berguru) jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. b. Elaborasi (Perluasan / Penjelasan sacara detail), guru berupaya :
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi (Penguatan / penegasan), guru berupaya untuk : 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan, 4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup, guru : a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
BAB II PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Secara umum istilah karakter yang sering disamakan dengan istilah temperamen ,tabiat, watak atau akhlak yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter memiliki berbagai arti seperti : kharacter (latin) berarti instrument of marking, watek (Jawa) berarti ciri wanci; watak (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai. Pendidikan karakter sangat penting dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Bahwa pendidikan karakter merupan pendidikan yang mengandung unsur moral, norma, sikap bahkan perilaku karena untuk menentukan apakah seseorang memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik sehingga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Berikut disajikan table 18 nilai karakter dan deskripsinya. NILAI 1. Religius DESKRIPSI Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
2. Jujur
3. Toleransi
5. Kerja Keras
6. Kreatif
8. Demokratis
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
12.Menghargai Prestasi
13.Bersahabat/ Komuniktif 14. Cinta Damai 15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : SD : IPA : V/1 : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses : 4.1. Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap Materi Pokok Penilaian Pengalaman Belajar Bentuk Teknik Instrumen a.Tes Obyektif Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/ Alat Sumber: Benda dan sifatnya 1. Percobaan menyelidiki sifat benda seperti bentuk, 1. Perubahan warna, kelenturan, sifat benda kekerasan, dan bau sebelum dan sesudah 2. Perubahan mengalami perubahan 1. Buah apel 2 x 35 dapat berubah Mnt sifat secara alami karena proses .. a. Pembusuka n 1. Sulistyanto H. dan Wiyono E. 2008. BSE IPA untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Depdiknas. Halaman 83-90.
Indikator Kognitif 1. Mengidentifikasi sifat benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses. 2. Mendeskripsikan 6
10
Indikator faktor yang menyebabkan perubahan pada benda. 3. Menyebutkan benda yang mengalami perubahan tetap dan sementara masingmasing minimal 3 benda. Afektif 4. Menunjukkan sikap teliti dalam melakukan percobaan Psikomotor 5. Mendemonstrasikan langkah- langkah percobaan
Materi Pokok
Penilaian Pengalaman Belajar Bentuk Teknik Instrumen Contoh Instrumen b. pencampur an dengan air c. Pembakara n d. pemanasan Lembar pengamata n Lampiran 5
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat 2. Asmiyati C dan Kusumawati R. BSE IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Depdiknas. Halaman: 69-76. 3. Rositawati S. dan Muharam A. 2008. BSE Senang Belajar IPA untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Depdiknas. Halaman: 59-68 Alat dan Bahan 1. Alat : korek api, wadah, sendok 2. Bahan : coklat,
wujud yang 2. Diskusi kelompok dapat melakukan kembali identifikasi faktor dan tidak faktor yang dapat menyebabkan kembali perubahan pada benda. 3. Diskusi kelompok b.Non setelah melakukan tes pecobaan. 4. Percobaan menyelidiki sifat benda (bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau) sebelum dan sesudah mengalami perubahan 5. Penugasan pada tiap kelompok mendemonstrasikan
11
Materi Pokok
Penilaian Pengalaman Belajar satu percobaan secara bergiliran. Bentuk Teknik Instrumen Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP ) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / semester Tahun pelajaran Alokasi Waktu I. Standar Kompetensi 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. II. Kompetensi Dasar 4.1 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap. III. Indikator Kognitif 1. Mengidentifikasi sifat benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses. 2. Mendeskripsikan 6 faktor yang menyebabkan perubahan pada benda. 3. Menyebutkan benda yang mengalami perubahan tetap dan sementara masingmasing minimal 3 benda. Afektif Menunjukkan sikap teliti dalam melakukan percobaan. Psikomotorik Mendemonstrasikan langkah- langkah percobaan pada perubahan sifat benda. IV. Tujuan Pembelajaran Kognitif 1. Melalui Pecobaan siswa dapat mendeskripsikan sifat benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses dengan benar. 2. Melalui diskusi kelompok siswa mampu mendeskripsikan 6 faktor yang menyebabkan perubahan pada benda dengan benar. : SD : IPA :V/I : 2011 / 2012 : 2 X 35 menit
13
3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan benda yang mengalami perubahan tetap dan sementara masing-masing minimal 3 benda dengan benar. Afektif Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan sikap teliti dalam melakukan percobaan dengan baik. Psikomotorik Melalui penugasan kelompok siswa dapat mendemonstrasikan langkah-langkah percobaan pada perubahan sifat benda dengan baik.
V.
Materi Pembelajaran
PERUBAHAN SIFAT BENDA Perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud menjadi benda cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini menyebabkan perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk, warna, kelenturan, kekerasan dan baunya. a. Berbagai penyebab perubahan sifat benda. 1) Pemanasan 2) Pembakaran 3) Pendinginan b. Macam-macam perubahan sifat benda. 1) Perubahan sifat benda yang bersifat sementara ( dapat dibalik ) 2) Perubahan sifat benda yang bersifat tetap ( tidak dapat dibalik ) 4) Pembusukan 5) Pelapukan
VI. Metode dan model pembelajaran 1. Metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Eksperimen, Demonstrasi, dan Penugasan. 2. Model pembelajaran Pembelajaran Kontekstual ( CTL )
14
VII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal ( 10 menit ) 1. Menyiapkan kondisi kelas : menyiapkan media dan instrument pembelajaran. 2. Apersepsi Tanya jawab guru dan siswa tentang peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan perubahan sifat benda. 3. Orientasi Menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Motivasi Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. B. Kegiatan Inti ( 50 menit ) 1. Eksplorasi a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang sifat benda. ( questioning ) b. Siswa memperhatikan peragan guru membandingkan satu jenis benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan (misalnya cabe segar dengan cabe yang telah membusuk). (modeling). c. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan setiap eksperimen. d. Guru membagikan lembar petunjuk kegiatan sebagai panduan dalam melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda kepada setiap kelompok. e. Salah satu anggota tiap kelompok diminta untuk mengambil alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan eksperiman perubahan sifat benda. f. Setiap kelompok melakukan eksperimen perubahan sifat benda sesuai dengan lembar petunjuk yang telah dibagikan. ( inquiry ) g. Setiap kelompok mengamati kegiatan eksperimen yaitu: 1) Perubahan wujud lilin, dengan cara membakar lilin. 2) Perubahan wujud kertas, dengan cara membakar kertas. 3) Perubahan wujud lidi, dengan cara membakar lidi. 4) Perubahan wujud coklat dan lilin, dengan cara coklat batang dan lilin batang di taruh di atas sendok kemudian dipanaskan menggunakan api. 5) Perubahan pada proses perkaratan, dengan cara mengamati perbedaan besi yang belum berkarat dengan besi yang telah berkarat.
15
2.
6) Perubahan pada proses pembusukan, dengan cara mengamati perbedaan antara buah belimbing yang masih segar dan buah belimbing yang telah busuk. Elaborasi a. Setiap kelompok diminta untuk mencatat hasil eksperimen di atas pada Lembar Kerja Kelompok. b. Guru meminta setiap kelompok untuk melaporkan semau hasil eksperimen yang telah mereka lakukan (authentic assessment)
c. Kelompok lain menanggapi dan guru membahas hasil eksperimen bersama-sama dengan semua kelompok. d. Setiap siswa diminta untuk berdiskusi secara berkelompok sesuai kelompok eksperimen mengenai penerapan perubahan sifat benda dalam kehidupan sehari-hari. ( Learning community ). 3. Konfirmasi a. Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk hadiah, tulisan, lisan maupun isyarat terhadap keberhasilan peserta didik. b. Siswa diminta mememeriksa laporan yang belum benar, jika siswa diminta untuk mengulang praktik pada bagian yang masih diragukan.(reflection) c. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisi aktif. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit ) 1. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pelajaran mengenai perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (constructivism ) 2. Siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu. (authentic assesment ) 3. Memberikan tindak lanjut dalam bentuk tugas rumah. VIII. Media Pembelajaran Alat dan Bahan 1. Alat : korek api, wadah, sendok 2. Bahan : coklat, lilin, lidi, kertas, paku/besi, belimbing, cabai. IX. Sumber balajar 1. Silabus kelas V
16
2. Sulistyanto H. dan Wiyono E. 2008. BSE IPA untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 83-90. 3. Asmiyati C dan Kusumawati R. BSE IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman: 69-76. 4. Rositawati S. dan Muharam A. 2008. BSE Senang Belajar IPA untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman: 59-68 X. Penilaian 1. Prosedur 2. Tek 3. Jenis a. Tes b. Non tes
: lisan, tertulis, perbuatan : Pengamatan ( motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang dihadapi, serta kegiatan dalam praktek ) 4. Bentuk : subyektif dan obyektif 5. Alat penilaian ( terlampir ) a. Lembar Kerja Siswa b. Lembar Evaluasi c. Lembar Tugas d. Kunci Jawaban e. Lembar Penilaian Mengetahui, Kepala Sekolah Surakarta, Guru Kelas
( NIP :
( NIP :
17
PERUBAHAN SIFAT BENDA 1. Sifat Benda a. Bentuk Benda memiliki bentuk yang bermacam-macam baik yang berbentuk bangun datar maupun bangun ruang. b. Warna Setiap benda memiliki warna yang bermacam-macam. c. Kelenturan Kelenturan adalah sifat benda yang mudah dilengkungkan. Benda yang bersifat lentur dapat dibengkokkan dan tidak mudah patah. d. Kekerasan Kekerasan adalah kemampuan suatu banda untuk menahan goresan. Suatu benda bersifat lebih keras daripada benda lain jika dapat menggores benda tersebut. e. Bau Benda ada yang berbau dan ada yang tidak berbau. Bau benda meliputi harum, bentuk, dan amis. 2. Perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud menjadi benda cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini menyebabkan perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk, warna, kelenturan, kekerasan dan baunya. a. Berbagai penyebab perubahan sifat benda. 1) Pemanasan Pemanasan lilin, pemanasan coklat, pemanasan mentega. Benda padat apabila dipanaskan akan menjadi cair, sedangkan benda cair bila dipanaskan akan menjadi gas. 2) Pembakaran Pembakaran kayu, kayu yang semula bersifat padat dan keras berubah bentuk menjadi arang dan abu yang mempunyai sifat rapuh. 3) Pencampuran dengan air
18
Serbuk semen setelah dicampur dengan air, semen berubah menjadi agak lengket. Jika sudah kering campuran ini akan berubah menjadi keras dan kuat. 4) Pendinginan Air jika didinginkan di dalam lemari es akan menjadi es batu. Jadi pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair akan berubah wujudnya menjadi benda padat. 5) Pembusukan Jika buah dibiarkan dalam udara terbuka selama beberapa hari maka buah tersebut akan menjadi lembek, layu dan berubah warna. Hal ini terjadi karena buah mengalami pembusukan. 6) Pelapukan Logam sepert besi dapat mengalami perkaratan jika terkena air ataupun uap air dan dibiarkan dalm waktu yang lama. Perkaratan ini menyebabkan besi rapuh dan berubah warna. b. Macam-macam perubahan sifat benda. Pada dasarnya perubahan sifat benda dapat dibedakanmenjadi dua: 1) Perubahan sifat benda yang bersifat sementara ( dapat dibalik ) Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke wujud semula. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara disebut juga perubahan fisika. Contoh: air berwujud cair dapat berubah menjadi es yang berwujud padat. Jika es dipanaskan maka berubah wujud menjadi air kembali. 2) Perubahan sifat benda yang bersifat tetap ( tidak dapat dibalik ) Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat tetap disebut juga perubahan kimia. Contoh: perubahan yang bersifat tetap yaitu kertas yang dibakar yang dibakar menjadi abu.
19
Lampiran 2 LEMBAR KERJA KELOMPOK I. PERUBAHAN WUJUD ZAT Tujuan Untuk mengamati perubahn wujud zat yang dapat dan tidak dapat kembali ke wujud semula setelah mengalami suatu proses. Alat dan Bahan Alat Bahan : kaleng bekas, korek api, sendok, gelas bekas air mineral, kayu. : lidi, kertas, coklat, lilin, cabe, belimbing, paku.
Langkah kerja 1. Nyalakan sebuah lilin, amati yang terjadi pada lilin yang dibakar. (Percobaan 1) 2. Bakarlah kertas. Perhatiakan kertas setelah apinya padam. (Percobaan 2) 3. Bakarlah lidi, perhatikan lidi terutama setelah apinya padam. ( Percobaan 3 ) 4. Panaskan coklat dan lilin. Amatilah coklat dan lilin setelah ( Percobaan 4 ) Dipanaskan kemudian didinginkan. 5. Bandingkan paku yang berkarat dan paku yang tidak berkarat ( Percobaan 5 ) Perhatikan proses apa yang terjadi pada paku. 6. Bandingkan belimbing dan cabe yang masih segar dengan belimbing (Percobaan 6 ) dan cabe yang sudah hampir busuk. Tabel hasil pengamatan I Percobaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Benda Lilin Kertas Lidi Coklat dan lilin Paku / besi Cabe Belimbing . . . . . . . .. . . .. Penyebab Perubahan Sifat Benda .. . . Sifat Benda Sebelum Setelah Perubahan Perubahan . . .. .. .
20
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembakaran yaitu: 1. 2. dst Benda yang mengalami perubahan sifat karena pemanasan yaitu: 1. 2. dst Benda yang mengalami perubahan sifat karena perkaratan yaitu: 1. Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembusukan yaitu: 1. 2.
II.
Golongkan peristiwa-peristiwa berikut ke dalam kelompok perubahan benda yang bersifat sementara atau tetap! 1. Balok es mencair 2. Perkaratan pada besi 3. Tepung menjadi roti 4. Kayu diubah menjadi kursi 5. Air dibekukan Isikan jawabanmu dalam tabel Pengamatan II 6. Lilin meleleh 7. Es Cream mencair 8. Buah membusuk 9. Kedelai diolah menjadi tempe 10. Kertas dibakar
21
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I. Tabel Pengamatan I Nama Benda Penyebab Perubahan Sifat Benda Pembakaran Pembakaran Pembakaran Pemanasan Perkaratan Pembusukan Sebelum Perubahan Padat Padat Padat Padat Padat Padat Sifat Benda Setelah Perubahan Mencair kemudian menjadi padat Abu Rapuh Mencair kemudian menjadi padat Rapuh, berubah warna Lembek, layu, berubah warna Lembek, Layu, berubah warna
Percobaan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Belimbing
Pembusukan
Padat
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembakaran yaitu: 1. lilin 2. kertas 3. lidi Benda yang mengalami perubahan sifat karena pemanasan yaitu: 1. es batu 2. mentega 3. coklat 4. lilin
Benda yang mengalami perubahan sifat karena perkaratan yaitu: 1. paku / besi Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembusukan yaitu: 1. tomat 2. cabe
22
II.
Tabel pengamatan II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perubahan Sementara Balok es mencair Lilin meleleh Es krim mencair Air dibekukan Perubahan Tetap Perkaratan pada besi Tepung menjadi roti Kayu diubah menjadi kursi Buah membusuk Kedelai di olah menjadi tempe Kertas dibakar
Kesimpulan: 1. Perubahan Sementara: Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru. 2. Perubahan Tetap: Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapt kembali ke wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru.
23
Lampiran 3
MEDIA PEMBELAJARAN Alat dan bahan 1. coklat 2. lidi 3. korek api 4. jarum / paku yang berkarat dan tidak berkarat 5. sendok 6. lilin 7. kertas 8. buah segar dan buah busuk
Kertas
24
No 1
Keterangan Butir 1, 9
sebelum dan sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses. 2 Mendeskripsikan faktor - faktor yang menyebabkan perubahan pada benda. 3 Menyebutkan benda yang Tes Objektif Butir 4, 5, 6, 7, 10 Tes Objektif Butir 2, 3, 8
mengalami perubahan tetap dan sementara minimal 3 benda. 4 Menunjukkan sikap teliti dalam melakukan percobaan dengan baik. 5 Mendemonstrasikan langkah percobaan langkahpada Nontes Pengamatan Nontes Pengamatan masing-masing
Terlampir (lamp 5)
Terlampir (lamp 5)
25
Lampiran 5. INSTRUMEN EVALUASI A. Kognitif Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut.. a. mencair b. membeku c. menguap d. menyublim
2. Buah apel dapat berubah sifat secara alami karena proses .. a. Pembusukan b. pembakaran c. pencampuran dengan air d. pemanasan
3. Karet dapat mengalami perubahan sifat jika .. a. ditekan b. dicampur dengan air c. ditarik dengan kuat d. dibakar
4. Benda yang dapat kembali kewujud semula setelah dipanaskan yaitu .. a. kayu b. lilin c. kertas d. plastik
5. Perubahan benda yang bersifat sementara yaitu .. a. Buah membusuk b. Es balok mencair c. pembuatan tempe d. besi berkarat
6. Salah satu ciri perubahan benda yang bersifat tetap yaitu.. a. Dapat kembali ke bentuk semula semula b. Tidak menghasilkan zat baru terjadi yaitu.. a. Mentega memanas kembali b. Mentega menguap c. Mentega tidak mengalami perubahan d. Mentega berubah menjadi minyak goreng 8. Plastik tidak dapat kembali ke wujud semula setelah melalui proses .. a. Pencampuran dengan air b. Pelarutan c. pendinginan d. pembakaran d. tidak terjadi perubahan bentuk c. tidak dapat kembali ke bentuk
7. Mentega akan mencair jika dipanaskan. Jika cairan mentega didinginkan, yang
26
9. Contoh perubahan benda yang dapat dibalik yaitu a. Es batu b. Besi berkarat c. arang d. nasi
10. Perubahan bentuk benda yang dapat kembali ke bentuk semula disebut.. a. Perubahan wujud yang tidak dapat dibalik b. Perubahan wujud benda yang dapt dibalik c. Perubahan wujud karena perkaratan d. Perubahan wujud karena pembakaran
KUNCI JAWABAN 1. C 2.A 3.D 4.B 5.B 6.C 7.C 8.D 9.A 10.B
B. Afektif Menunjukkan Sikap teliti dalam percobaan Deskriptor No 1 2 dst Nama Siswa A ya tdk B ya ya C ya ya Jumlah skor 3 2
Deskriptor A. Mengerjakan percobaan sesuai petunjuk B. Melakukan percobaan secara cermat C. Mengulang percobaan bila masih ragu Nilai: 1. Jumlah skor 3 = sangat baik 2. Jumlah skor 2 = baik 3. Jumlah skor 1 = cukup 4. Jumlah skor 0 = Kurang
27
C. Psikomotor PENILAIAN PSIKOMOTOR MENDEMONSTRASIKAN PERCOBAAN Kelas Mata Pelajaran Materi Pokok Hari / Tanggal No 1 2 dst Nama Siswa :V : IPA : Perubahan Sifat Benda : Aspek yang diamati Keaktifan ya tdk Kerjasama ya ya Ketelitian ya ya Jumlah skor 3 2
Keterangan: 5. Jumlah skor 3 = sangat baik 6. Jumlah skor 2 = baik 7. Jumlah skor 1 = cukup 8. Jumlah skor 0 = Kurang
28
Standar Kompetensi : Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas daerah trapesium, belah ketupat dan layang-layang. Alokasi Kegiatan Pembelajaran Waktu Penilaian Teknik Bentuk Instrumen 1. Tertulis 2. Pengamata n 3. Unjuk Kerja Contoh Instrumen Sumber Bahan / Alat
Indikator Kognitif 1. Menentukan rumus luas daerah trapesium. 2. Menghitung luas daerah trapesium Afektif Menunjukkan sikap ketelitian dalam mengukur, memotong-
1. Tanya jawab tentang 2 jam 1. Tes pengertian dan sifat- pelajaran 2. Non sifat trapesium. (2 35 Tes 2. Tanya jawab tentang Menit) rumus luas daerah persegi panjang. 3. Mendemonstrasikan cara memotongmotong bangun trapesium. 4. Praktik memotongmotong bangun trapesium. 5. Praktik merangkai potongan-potongan
Suatu trapesium panjang 1. Sumber sisi-sisi sejajar masing- a. Aep Saepudin masing 18 cm dan 12 cm, dkk. 2009. sedangkan tingginya Gemar Belajar adalah 10 cm. Luas Matematika SD daerah trapesium tersebut Kelas V. adalah .... cm2. Jakarta: Pusat Perbukuan. Halaman: 115116 b. Indriyastuti. 2009. Dunia Matematika Kelas V. Surakarta: PT
29
motong bangun trapesium dan merangkainya menjadi bangun persegi panjang Psikomotor 1. Terampil memotongmotong bangun trapesium 2. Terampil merangkai potonganpotongan bangun trapesium menjadi bangun persegi panjang
bangun trapesium menjadi bangun persegi panjang. 6. Berdiskusi menentukan hubungan ukuran bangun trapesium yang dipotongpotong dan ukuran bangun persegi panjang yang terbentuk. 7. Berdiskusi mengkaitkan besar (luas) daerah trapesium dan besar (luas) daerah persegi panjang yang terbentuk.
c.
2. a.
b.
Tiga Serangkai. Halaman: 102103 Tim Bina Karya Guru.2007. Terampil Berhitung Matematika SD Kelas V. Jakarta: Erlangga. Halaman: 116117. Media Model luas trapesium yang terbuat dari kayu. Dua buah bangun trapesium yang terbuat dari kertas manila.
30
8. Berdiskusi menentukan rumus luas daerah trapesium. 9. Berdiskusi menghitung luas daerah trapesium yang diketahui panjang sisi-sisi sejajar dan tingginya. 10. Presentasi hasil kerja kelompok.
Seorang petani c. Dua buah mempunyai sebidang bangun persegi tanah berbentuk trapsium panjang yang dengan panjang sisi-sisi terbuat dari sejajar 10 cm dan 18 cm, kertas manila. serta tingginya 10 cm. Tanah tersebut akan diberi pupuk. Jika setiap 1 m2 tanah membutuhkan pupuk 0,25 kg pupuk, berapa kg pupuk yang dibutuhkan petani tersebut?
31
A. Standar Kompetensi Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar Menghitung luas daerah trapesium, belah ketupat dan layang-layang
C. Indikator 1. Kognitif a) Menentukan rumus luas daerah trapesium. b) Menghitung luas daerah trapesium. 2. Afektif Pada saat Menunjukkan ketelitian dalam mengukur dan memotong-motong bangun trapesium. 3. Psikomotor a) Terampil memotong-motong bangun trapesium. b) Terampil merangkai potongan-potongan bangun trapesium menjadi bangun persegi panjang.
D. Tujuan Pembelajaran (TP) 1. Kognitif a) Disediakan bangun trapesium dan bangun persegi panjang yang bersesuaian, siswa dapat menemukan rumus luas daerah trapesium dengan benar. b) Disediakan bangun trapesium yang diketahui panjang sisi-sisi sejajar dan tingginya, siswa dapat menghitung luas daerah trapesium dengan benar.
32
2. Afektif Pada saat praktik mengukur, memotong-motong bangun trapesium dan merangkainya menjadi bangun persegi panjang, siswa melakukannya dengan teliti. 3. Psikomotor a) Disediakan bangun trapesium, siswa terampil memotong-motong bangun trapesium menjadi beberapa bentuk bangun datar lain. b) Disediakan potongan-potongan bangun datar yang diperoleh dari bangun trapesium, siswa terampil menyusun potongan-potongan bangun trapesium menjadi bangun persegi panjang.
E. Materi Pembelajaran
F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Quantum 2. Metode Pembelajaran a) Ceramah b) Tanya jawab c) Demonstrasi d) Diskusi e) Inkuiri
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (10 Menit) a. Pengkondisian kelas (mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran). b. Apersepsi. Tanya jawab tentang pengertian dan sifat-sifat trapesium. Tanya jawab tentang benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk trapesium. Tanya jawab tentang rumus luas daerah persegi panjang. Tumbuhkan Penerapan Model Quantum
33
Kegiatan Pembelajaran c. Orientasi: mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan. d. Motivasi: memberi contoh manfaat mempelajari luas daerah trapesium dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan Inti (45 Menit) Eksplorasi a. Membentuk kelompok yang heterogen dan setiap kelompok beranggotakan 4 5 siswa. b. Membagi LKS kepada setiap kelompok. c. Secara berkelompok, siswa menyiapkan bahan dan alat (gunting, kertas manila, lem, mistar). d. Mendemonstrasikan cara memotong-motong bangun trapesium. e. Secara berkelompok, siswa membuat trapesium dari kertas manila dan menentukan unsur-unsur trapesium. f. Secara berkelompok, siswa memotong-motong bangun trapesium menjadi beberapa bangun datar lain. g. Secara berkelompok, siswa mencoba-coba menempelkan bangun-bangun datar yang diperoleh dari bangun trapesium sehingga membentuk bangun persegi panjang. Alami Alami Tumbuhkan Alami
Elaborasi a. Secara berkelompok, siswa berdiskusi mengkaitkan besar (luas) daerah trapesium dan besar (luas) daerah persegi panjang yang terbentuk. b. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menentukan ukuran bangun persegi panjang yang terbentuk. c. Secara berkelompok, siswa berdiskusi mengkaitkan ukuranukuran yang ada pada daerah trapesium dan ukuran-ukuran yang ada pada daerah persegi panjang yang terbentuk. Alami Alami Alami
34
Kegiatan Pembelajaran d. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menemukan rumus luas daerah jajar genjang dengan cara mengkaitkannya dengan rumus luas daerah persegi panjang. e. Secara berkelompok, siswa menuliskan rumus luas daerah jajar yang diperoleh f. Secara berkelompok siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan trapesium. g. Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi.
Namai
Alami
Demonstrasi
Konfirmasi a. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil kerjanya paling baik. b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang rumus luas daerah trapesium yang benar. c. Guru memberi motivasi bagi siswa atau kelompok yang hasil belajarnya belum maksimal. Tumbuhkan Ulangi Rayakan
3. Penutup (15 Menit) a. Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari. b. Siswa mengerjakan tes tertulis. c. Guru memberi umpan balik terhadap hasil tes siswa d. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan permasalahan yang berkaitan dengan luas daerah trapesium. Ulangi
H. Evaluasi 1. Prosedur 2. Teknik : Penilaian proses dan hasil : Tes dan Non Tes
35
3. Bentuk
: a. Tes Tertulis (penilaian hasil). b. Lembar Pengamatan. 1). Lembar pengamatan untuk penilaian afektif. 2). Lembar pengamatan untuk penilaian kinerja
I. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber Belajar 1. Aep Saepudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan. Halaman: 115-116. 2. Indriyastuti. 2009. Dunia Matematika Kelas V. Surakarta: PT Tiga Serangkai. Halaman: 102-103. 3. Tim Bina Karya Guru.2007. Terampil Berhitung Matematika SD Kelas V. Jakarta: Erlangga. Halaman: 116-117
Media Pembelajaran 1. Model luas trapesium yang terbuat dari kayu. 2. Dua buah bangun trapesium dan dua buah bangun persegi panjang yang terbuat dari kertas manila. 3. Lembar Kerja Siswa.
36
MATERI PELAJARAN
b t t t a
Gambar 1
a
Gambar 2
b t t a
Gambar 3
t a
Gambar 4
37
Langkah-langkah: 1) Melaui masing-masing titik sudut atas, dibuat garis tinggi yang tegak lurus alas (lihat Gambar 2). 2) Buat garis horisontal tepat melaui titik tengah tinggi trapesium (lihat Gambar 2). 3) Segitiga kanan atas dipotong dan diletakkan di kanan bawah (lihat Gambar 3). 4) Segitiga kiri atas dipotong dan diletakkan di kiri bawah (lihat Gambar 3). 5) Diperhatikan bangun yang terbentuk (lihat Gambar 4), yaitu berupa bangun persegi panjang dengan ukuran : Panjang Lebar = Jumlah panjang sisi-sisi trapesium yang sejajar, yaitu (a + b). = dari tinggi trapesium, yaitu t.
6) Diperhatikan besar daerah trapesium dan besar daerah persegi panjang yang terbentuk. Ternyata besar kedua daerah tersebut sama (jadi luasnya sama besar).
Jadi berdasarkan rumus luas daerah persegi panjang, luas daerah trapesium dapat dirumuskan sebagai berikut :
L = a b
1 t 2
38
1. Langkah I
2. Langkah II
39
3. Langkah III
4. Langkah IV
40
1. 2. 3.
4.
Anggota
5.
Nilai
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai petunjuk dalam setiap soal! Kegiatan I : Perhatikan gambar trapesium ABCD (daerah yang diarsir hijau pada Gambar 1) dan persegi panjang (Gambar 2) di bawah ini.
A Gambar 1 H
B G
E Gambar 2
41
1) 2)
Potong trapesium ABCD sepanjang sisi-sisinya. Potong trapesium ABCD pada langkah 1) sepanjang garis mendatar dan tepat melalui setengah tingginya, diperoleh ... daerah trapesium.
3).
Potong secara tegak trapesium bagian atas sepanjang tingginya, diperoleh 2 buah ... dan satu buah ....
4)
Himpitkan model yang diperoleh pada langkah 1), 2) dan 3), ke daerah persegi panjang pada Gambar 2. Apakah tepat berhimpit ? (Jawab .............)
5) 6)
Apakah luas daerah trapesium ABCD = luas daerah persegi panjang? (Jawab .........) Perhatikan model daerah persegipanjang yang telah Anda buat! a. Berapakah panjangnya? (Jawab ...........................) b. Berapakah lebarnya ? ( Jawab .........................) c. Berapakah luasnya? (Jawab ....................................................)
5) a.
L=
Kegiatan II : Ulangi langkah 1) 5) pada Kegiatan I utuk suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah 12 cm dan 8 cm, sedangkan tingginya adalah 6 cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2. Kegiatan III : Ulangi langkah 1) 5) pada Kegiatan I utuk suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah a cm dan b cm, sedangkan tingginya adalah t cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2. Berdasarkan Kegiatan 3 diperoleh rumus luas daerah trapesium yang dirumuskan sebagai berikut :
L=
42
Lampiran 4: Kisi-kisi Penilaian Hasil Indikator Kognitif 1. Menentukan rumus luas daerah trapesium. 2. Menghitung luas daerah trapesium 2, 3 Tes Tertulis 1 Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Nomor Soal
Afektif Menunjukkan sikap ketelitian dalam mengukur, memotong-motong bangun trapesium dan merangkainya menjadi bangun persegi panjang Non Tes Lembar Pengamatan Lampiran 7
Psikomotor 1. Terampil memotong-motong bangun trapesium. 2. Terampil merangkai potonganpotongan bangun trapesium menjadi bangun persegi panjang. Non Tes Lembar Pengamatan Lampiran 8
43
Instrumen Evaluasi
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1). Suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah d1 cm dan d2 cm, sedangkan tingginya adalah t cm. Rumus luas daerah trapesium tersebut adalah .... 2). Suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah 18 cm dan 12 cm, sedangkan tingginya adalah 10 cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2. 3). Seorang petani mempunyai sebidang tanah berbentuk trapesium siku-siku seperti gambar berikut.
10 m 10 m
8m
Tanah tersebut akan diberi pupuk. Jika setiap 1 m2 tanah membutuhkan pupuk 0,25 kg pupuk, berapa kg pupuk yang dibutuhkan petani tersebut?
44
KUNCI JAWABAN
d1 cm
1).
t cm
d2 cm
Rumus luas L =
d1 d 2 t
2
2).
12 cm
10 cm
18 cm
a b t
2
10 m
18 12 10
2
= 100
10 m
8m
a b t
2
18 10 10
2
= 90
Jadi luas tanah petani tersebut adalah 90 cm2. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan = 90 0,25 kg = 22,5 kg.
45
PEDOMAN PENSKORAN
Kriteria Menggambar trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah d1 cm dan d2 cm, sedangkan tingginya adalah t cm dengan benar.
Skor 2
Menuliskan rumus luas daerah trapesium dengan benar. Skor Total Maksimum
5 2
2.
Menggambar trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah 18 cm dan 12 cm, sedangkan tingginya adalah 10 cm dengan benar.
2 5 3
3.
L
3
10 18 10
2
= 140 m2. 4
Menghitung banyaknya pupuk yang dibutuhkan dengan benar, yaitu 140 0,25 kg = 35 kg. Skor Total Maksimum
10
Nilai =
46
Lampiran 7: PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF No. Nama Aspek yang Dinilai (Ketelitian) Ketepatan Ketepatan Ketetpatan pengukuran rumus penghitungan
Pengembangan Deskriptor No. 1. Ketepatan pengukuran a. Salah dalam melakukan pengukuran b. Benar dalam melakukan ukuran tetapi hasil berbeda c. Benar dalam melakukan pengukuran dan hasil tepat 2. Ketepatan rumus a. Rumus tidak tepat b. Rumus benar tetapi salah dalam menggunakannya c. Rumus dan cara menggunakannya benar 3. Ketetpatan penghitungan a. Salah dalam melakukan penghitungan Benar dalam melakukan penghitungan tetapi ada langkah yang terlewati b. Cara melakukan dan hasil perhitungan benar 3 1 2 1 2 3 1 2 3 Aspek yang Dinilai Nilai
Nilai =
47
No.
Nama
Cara memotong
Pengembangan Deskriptor No. 1. Cara memotong a. Tidak benar dalam menggunakan alat b. Benar dalam menggunakan alat dan hasil tidak tepat c. Benar dalam menggunakan alat dan hasil tepat 2 Keruntutan langkah a. Langkah-langkah tidak runtut b. Langkah-langkah runtut tetapi langkah ada yang terlewati c. Langkah-langkah runtut dan lengkap 3. Ketepatan pengukuran a. Salah dalam melakukan ukuran b. Benar dalam melakukan ukuran tetapi hasil berbeda c. Hasil dan ukuran tepat 4. Ketepatan hasil a. Hasil tidak membentuk bangun persegi panjang b. Hasil membentuk bangun persegi panjang tetapi ada selisih ukuran c. Hasil membentuk bangun persegi panjang dan ukuran tepat 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Aspek yang Dinilai Nilai
Nilai =
48
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SEKOLAH DASAR (SD) : BAHASA INDONESIA : IV / 1
Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbl atau lambang korps Kompetensi Dasar : Menjelaskan kembali secara lisan atau tertulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps
Indikator
Kegiatan Pembelajaran 1. Menyimak penjelasan guru tentang simbolsimbol lalu lintas. 2. Bermain peran dengan simbolsimbol lalu lintas. 3. Diskusi kelompok mengerjakan LKS 4. Presentasi hasil
Penilaian Bentuk Instrumen 1. Uraian 2. Format pengamat an Contoh Instrumen 1. Gambarlah 2 tanda lalu lintas yang kamu ketahui berikan penjelasan arti tanda lalu lintas tersebut! Sumber Belajar
Kognitif a. Menyebut kan simbol lalu lintas b. Menjelaska n arti simbol lalu lintas Afektif Menunjukka
1. Dra. Sukini & Sri Maryuni, S.Pd. Iva KTSP Standar Isi 2006. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV Semester Gasal. Klaten: Viva Pakarindo 2. Eny, K.K, Sumardi.
49
Indikator
Materi Pokok
nsikap mematuhi peraturan sesuai dengan simbolsimbol lalu lintas. Psikomotor Menggambar kan simbolsimbol lalu lintas
Buku Ajar Acuan Pengejaran Bahasa 2. Apa arti simbol berikut! Indonesia untuk SD dan MI. Solo: Sindunata. 3. Kaswan Darmadi dan Ritha Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan.
50
51
: Sekolah Dasar : Bahasa Indonesia : Simbol atau Lambang Lalu Lintas : IV / 1 : 2 x 35 menit :
A. Standar Kompetensi Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol atau lambang korps. B. Kompetensi Belajar Menjelaskan kembali secara lisan atau tertulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps. C. Indikator 1. Kognitif a. Menyebutkan simbol lalu lintas b. Menjelaskan arti simbol lalu lintas 2. Afektif Menunjukkan sikap mematuhi peraturan sesuai dengan simbol-simbol lalu lintas. 3. Psikomotor Menggambar simbol-simbol lalu lintas D. Tujuan 1. Kognitif a. Melalui ceramah bervariasi, siswa dapat menyebutkan simbol-simbol lalu lintas dengan benar. b. Melalui penugasan, siswa dapat menjelaskan arti simbol lalu lintas dengan benar. 2. Afektif Melalui ceramah bervariasi dan permainan, siswa dapat menunjukkan sikap mematuhi peraturan sesuai dengan simbol lalu lintas dengan baik.
52
3. Psikomotor Melalui kerja kelompok, siswa terampil menggambar simbol-simbol lalu lintas dengan benar. E. Pendekatan/Metode Pendekatan : Kontekstual Metode : Ceramah bervariasi, Kerja kelompok, Penugasan.
F. Media/Alat Peraga 1. Simbol-simbol lalu lintas 2. Gambar denah jalan raya dengan simbol-simbol lalu lintas G. Proses Pembelajaran No Tahap KBM a. Menyiapkan kondisi kelas : menyiapkan media dan instrumen pembelajaran kelas untuk dan guru Waktu 10 menit
1 Pendahu luan
mengkondisikan
persiapan
pembelajaran dan presensi. b. Apersepsi : guru memperlihatkan salah satu simbol lalu lintas, kemudian menanyakan apakah siswa pernah melihat simbol atau mengetahui arti simbol tersebut (konstruktivisme). c. Orientasi : guru menyampaikan tujuan
pembelajaran d. Motivasi : menyanyikan lagu Saiki Aku Wis Gede 2 Inti a. Eksplorasi 1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang simbol-simbol lalu lintas. 2) Siswa dengan bimbingan guru menemukan contoh simbul lalu lintas yang lain (modeling). 3) Beberapa orang siswa ke depan kelas untuk mengartikan beberapa simbol yang terdapat di papan tulis (inquiry). 45 menit
53
b. Elaborasi 1) Siswa melakukan permainan yang berkaitan dengan simbol-simbol lalu lintas. 2) Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, masing - masing kelompok beranggotakan kurang lebih 4 orang siswa (masyarakat belajar). 3) Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS . 4) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. c. Konfirmasi 1) Guru memberi acuan dengan cara membahas LKS secara klasikal (refleksi). 2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami (bertanya). 3 Akhir a. Siswa dibimbing guru menyimpulkan. b. Siswa mencatat hal-hal yang penting c. Siswa mengerjakan soal evaluasi (jika waktu mencukupi evaluasi dibahas secara klasikal) (penilaian otentik) d. Tindak lanjut: PR e. Salam penutup 15 menit
H. Sumber 1. Dra. Sukini & Sri Maryuni, S.Pd. Iva KTSP Standar Isi 2006. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV Semester Gasal. Klaten: Viva Pakarindo 2. Eny, K.K, Sumardi. Buku Ajar Acuan Pengejaran Bahasa Indonesia untuk SD dan MI. Solo: Sindunata. 3. Kaswan Darmadi dan Ritha Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan.
54
I. Penilaian 1. Prosedur 2. Bentuk 3. Jenis a. Tes : Tertulis : Penilaian proses dan hasil : Tes dan Non Tes :
____________________
____________________
55
Lampiran 1. Materi MATERI PENJELASAN SIMBOL / LAMBANG LALU LINTAS Simbol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Simbol adalah gambar/bentuk atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Simbol dibuat dengan tujuan untuk mempermudah kita menemukan tempat atau larangan serta memahami anjuran dalam berbagai hal. Masing-masing simbol mempunyai arti sendiri-sendiri. Arti yang terkandung dalam sebuah simbol kadangkadang tidak selalu kasat mata dapat kita pahami. Arti dari simbol tersebut baru kita pahami apabila kita memperhatikannya dengan seksama atau dengan penjelasan orang lain. Maka dari itu, pada saat mendengarkan penjelasan tentang simbol sebaiknya dilakukan dengan cermat. Di jalan raya biasanya terdapat rambu-rambu lalu lintas. Rambu-rambu lalu lintas itu berguna untuk memberikan petunjuk, larangan, atau peringatan kepada pemakai jalan agar terhindar dari kecelakaan. Rambu lalu lintas mempunyai tiga warna dasar, yaitu kuning, merah, dan biru atau hijau. Warna dasar itu mempunyai arti sebagai berikut: Contoh:
SOLO KLATE N
Warna hijau atau biru berarti petunjuk kepada pemakai jalan. Misalnya warna dasar biru kemudian ada gambar kubah masjid, maka rambu-rambu itu menunjukkan bahwa kurang lebih seratus meter dari rambu-rambu ada masjid.
Warna dasar kuning berarti peringatan kepada pemakai jalan. Misalnya ada gambar jembatan dengan warna dasar kuning, maka rambu-rambu itu memperingatkan kepada pemakai jalan agar berhati-hati.
56
Warna dasar merah berarti larangan kepada pamakai jalan. Misalnya ada huruf P atau S digaris miring dengan warna dasar merah, berarti bahwa pemakai jalan dilarang parkir atau berhenti disepanjang jalan tersebut.
Disepanjang tepi jalan raya terdapat tanda lalu lintas. Fungsi tanda-tanda lau lintas itu dinyatakan dengan simbol-simbol tertentu yang berfungsi untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
57
58
Kerjakan kegiatan berikut secara berkelompok! 1. Gambarlah 3 tanda lalu linta yang kamu ketahui, berikan penjelasan arti tanda-tanda lalu lintas tersebut!
2. Bagaimana sikap kamu ketika sewaktu kamu bersepeda dan ingin masuk pada sebuah gang kecil di seberang jalan kemudian kamu melihat simbol seperti di bawah ini, apa yang akan kamu lakukan? _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________
59
1.
Dilarang Parkir
Dilarang Berhenti
2. Tidak memasuki tempat tersebut! 3. Unjuk kerja dari kerja hasil kelompok
60
Soal No. 1 1. Jika siswa dapat menggambar 3 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol tersebut dengan benar siswa mendapat skor 4. 2. Jika siswa dapat menggambar 2 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol tersebut dengan benar siswa mendapat skor 3 3. Jika siswa dapat menggambar 1 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol tersebut dengan benar siswa mendapat skor 2. 4. Jika siswa dapat menggambar simbol lalu lintas dan tidak dapat menjelaskan arti simbol tersebut siswa mendapat skor 1. 5. Jika siswa tidak mengerjakan sama sekali siswa mendapat skor 0
Soal No. 2 1. Jika siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan arti simbol lalu lintas seperti pada gambar, siswa mendapar skor 1. 2. Jika siswa dapat menunjukkan sikap yang tidak sesuai/kurang tepat dengan arti simbol lalu lintas seperti pada gambar, siswa mendapar skor 0.
Soal No. 3 1. Jika siswa dapat menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa mendapatkan skor 1. 2. Jika siswa tidak dapat menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa mendapatkan skor 0.
61
Lampiran 4. Kisi-Kisi Evaluasi, Evaluasi, Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Evaluasi KISI-KISI EVALUASI Indikator 1. Kognitif a. Menyebut-kan simbol lalu lintas b. Menjelaskan arti simbol lalu lintas 2. Afektif Menunjukkan sikap mematuhi peraturan sesuai dengan simbol-simbol lalu lintas. 3. Psikomotor Menggambar simbolsimbol lalu lintas Tes dan non tes Tertulis dan Observasi LKS No 1 Terlampir Tes Tertulis LKS No. 2 Terlampir Bentuk Penilaian Tes Jenis Penilaian No. Butir Tertulis 1, 2, 3, 4, 5 Kunci Jawaban Terlampir
62
2.
= _______________________________
3.
= _______________________________
4.
= _______________________________
5.
= _______________________________
6. Pilihlah simbol di atas yang menunjukkan larangan! 7. Gambarlah rambu-rambu/simbol yang menyatakan tanda kecepatan laju kendaraan!
63
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF Bila Lampu Merah Berhenti Ya Tidak Menyeberang Jalan di Zebra Cross Ya Tidak Nilai
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR Dapat No Nama Menggambar Ya Tidak Dapat Mengartikan Ya Tidak Menjelaskan Manfaat Ya Tidak Nilai
64
KUNCI JAWABAN EVALUASI 1. Jembatan sempit 2. Hati-hati 3. Tikungan tajam ke kiri 4. Dilarang masuk 5. Batas kecepatan maksimum yang ditentukan 6. Gambar nomor 4 7. Kebijakan guru
1. 1 soal benar siswa mendapat skor 2 2. Jika siswa dapat menjawab semua soal siswa mendat skor 10 3. Jika siswa tidak daat menjawab sama sekali siswa mendaat skor 0
Nilai Akhir =
Kriteria Keberhasilan Ketuntasan individu Ketuntasan klasikan : siswa dikatakan berhasil apabila mendapat nilai > 65 : siswa dikatakan berhasil jika 65% siswa mendapat nilai > 65.
65
Nama Siswa
Skor Pengamatan 1 2 3 4
66
SILABUS
Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia. Kompetensi Dasar : Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu- Budha dan Islam di Indonesia.
Indikator Kognitif a. Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia b. Menyebutkan jenis jenis peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Jenis tes tertulis Bentuk Isian Contoh : Candi Prambanan didirikan oleh Raja dari
Sumber dan Media Pembelajaran Sumber: 1. Buku IPS Kelas V : Reny Yulianti 2. Buku IPS Kelas V : Siti Syamsiyah Media : Gambar candi
a. Pengamatan media 2 x 35 gambar candi dan memberi komentar b. Mengidentifikasi jenis peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia c. Melakukan diskusi mengenai buktimenit
67
c. Mengidentifikasi jenis,-jenis peninggalan pada masa kerajaan Hindu di Indonesia d. Mengklarifikasi kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia Afektif Menghargai jenisjenis peninggalanpeninggalan pada masa kerajaan Hindu di Indonesia Psikomotor Membuat kliping peninggalan sejarah Hindu
68
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SD.. : Ilmu Pengetahuan Sosial :V/1 : 2 X 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia
II. KOMPETENSI DASAR Mengenal makna peninggalan - peninggalan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia
III. INDIKATOR Kognitif a. Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia b. Menyebutkan jenis - jenis peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia c. Mengidentifikasi jenis,-jenis Indonesia d. Mengklarifikasi kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia Afektif Menghargai jenis-jenis peninggalan-peninggalan pada masa kerajaan Hindu di Indonesia Psikomotor Membuat kliping peninggalan sejarah Hindu peninggalan pada masa kerajaan Hindu di
70
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Kognitif a. Melalui pengamatan gambar candi ,siswa dapat menyebutkan macammacam benda peninggalan kerajaan Hindu dengan benar. b. Melalui tanya jawab ,siswa dapat menyebutkan memeluk agama Hindu di Indonesia dengan benar. c. Melalui pengamatan gambar candi, siswa dapat membedakan candi Hindu dan Budha dengan benar d. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjebutkan kerajaan-kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia dengan benar Afektif Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pentingnya menghormati bendabenda peninggalan sejarah di Indonesia dengan baik Psikomotor Melalui pemberian tugas siswa dapat membuat kliping yang berisi macammacam benda peninggalan Hindu dengan baik contoh kerajaan yang
V MATERI PEMBELAJARAN Kerajaan Hindu di Indonesia Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia (terlampir)
VII METODE PEMBELAJARAN Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan, tugas Model Pembelajaran : Koperatif model STAD
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran b. Mengadakan tanya jawab yang berhubungan dengan budaya setempat c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai d. Menyampaikan uraian kegiatan yang akan dilakukan
71
Kegiatan Inti (50 menit ) 1. Eksplorasi a. Guru memaparkan berbagai media candi yang ada di Indonesia b. Siswa mengadakan curah pendapat tentang berbagai peninggalan sejarah agama Hindu. c. Guru mengadakan tanya jawab mengenai kerajaan Hindu beserta rajarajanya. d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok masingmasing terdiri dari 4-5 siswa. e. Guru membagikan lembar kerja siswa dan penjelasan singkatcara mengerjakan 2. Elaborasi a. Siswa melakukan diskusi kelompok mengerjakan tugas masingmasing mengenai kerajaan dan peninggalan Hindu di Indonesia b. Selama diskusi guru memberikan motivasi dan pengarahan apabila ada kelompok yang mengalami kesulitan c. d. 3. Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan diskusi Kelompok lain menanggapi hasil kelompok
Konfirmasi a. b. Bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi Memberi kesempatan kepada siswa kalau masih ada yang bertanya
Kegiatan Penutup (15 menit) a. b. c. d. Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran Menyampaikan pesan moral pada siswa Siswa mengerjakan soal evaluasi Memberi tindak lanjut: membuat kliping bukti-bukti peninggalan sejarah Hindu.
IX MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media : gambar bangunan candi, gambar patung
72
2. Buku IPS Kelas V, Reny Yulianti 3. Buku IPS Kelas V, Siti Syamsiyah .
X.
PENILAIAN a. Prosedur b. Jenis tes c. Bentuk tes d. Alat tes : tes proses, tes hasil : tertulis : tes isian : LKS, soal, kunci jawaban kriteria penilaian.
Surakarta,
2012
(.)
(..)
73
LAMPIRAN I
MATERI PELAJARAN 1. Kerajaan dan Peninggalan Hindu di Indonesia Sebelum masuknya agama-agama di Indonesia nenek moyang kita telah mempunyai kepercayaan. Kepercayaan nenek moyang kita itu disebut animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan kepada roh. Roh-roh itu mendiami suatu benda seperti batu,pohon besar gunung, sungai dan lain-lain. Dinamisme adalah kepercayaan pada benda yang dianggap mempunyai kekuatan atau kesaktian Sampai sekarang kepercayaan itu masih ada Kira-kira abad pertama masehi masuklah kebudayaan Hindu ke Indonesia yang dibawa oleh para pedagang dari India, Agam Hindu percaya kepada trimurti yaitu tiga dewa (dewa Brahma, dewa Wisnu, dewa Syiwa). Kitab sucinya disebut Weda.
Masyarakat Hindu mengenal pembagian tingkatan sosian manusia yang disebut kasta. Kasta dalam masyarakat Hindu adalah : 1 kasta brahmana, golongan para pendeta 2 kasta ksatria, golongan raja dan para bangsawan 3 kasta waisya, para pedagang dan petani 4 kasta sudra, golongan buruh dan budak Peninggalan sejarah Hindu Agama Hindu banyak mempengarui budaya Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan adanya bangunan candi, seni patung, ukir, seni sastra dan upacara keagamaan, Dalam bidang politik juga banyak pengaruhnya seperti kerajaan Hindu. a. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Berdiri pada abd ke 4 ,hal itu didasarkan pada Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang disebut Yupa. Dalam prasasti tersebut tidak berangka tahun tetapi bentuk tulisan
berhuruf Pallawa, huruf Pallawa berasal dari India maka kerajaan Kutai diperkitakan berdiri pada abad ke 4 dalam prasasti disebutkan raja tertua Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman, Aswawarman mempunyai putra Mulawarman. Raja Mulawarman terkenal sebagai raja bijaksana dan dermawan.
74
a. Karajaan Tarumanegara di Jawa Barat Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-5. kerajaan itu diperintah oleh seorang raja bernama Purnawarman. Kerjaan Tarumanegara pusatnya di tepi sungai Citarum, sekitar daerah Bekasi sekarang. Peninggalan kerajaan itu berupa prasasti yang ditemukan di daerah Bogor, Jakarta dan Banten. Ada dua prasasti yang perlu diketahui. Pertama, Prasasti Ciaruten yang berupa batu besar. Isinya menyebutkan bahwa Purnawarman adalah raja yang gagah berani yang ada di dunia. Kedua adalah Prasasti Tugu. Prasasti ini ditemukan di daerah Jakarta. Prasasti ini berisi penggalian sebuag saluran air sepanjang lebih kurang 12 km dalam waktu 21 hari. Keberhasilan pekerjaan itu ditandai dengan selamatan dan pemberian hadiah kepada para brahmana. Pada saat berdiri, Kerajaan Tarumanegara sudah sering disinggahi pendeta Buddha dari Cina, seperti Fa-Hien, yang akan berlayar ke India. Dari pendeta itulah dikabarkan behwa rakyat Tarumanegara telah banyak yang menganut agama Hindhu dan Buddha. Mata pencaharian rakyat terutama bercocok tanam.
b. Kerajaan Mataran Hindu Di Jawa Tengah ditemukan prasati yang mengungkapkan keberadaan Kerajaan Mataram Hindu di desa Canggal, Magelang. Prasasti Canggal ditulis dalam huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sanskerta serta menggunakan angka tahun 732 M. Prasasti Canggal dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya yang berkaitan dengan pendirian sebuah lingga. Lingga itu adalah lambing Dewa Syiwa. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa agama yang dianut adalah Hindu Syiwa. Kemudian, dalam Pasasti Balitung dijelaskan silsilah raja di Kerajaan Mataram Hindu, antara lain : a. Sanjaya b. Rakai Panangkaran c. Rakai Panunggalan d. Rakai Warak e. Rakai Garung f. Rakai Pikatan g. Rakai Kayuwangi
75
h. Rakai Watuhumalang i. Balitung. Setelah wafat, Raja Balitung digantikan oleh Daksa, Tulodong dan Wawa yang memindahkan kerajaan ke jawa Timur. Setelah wafat, Wawa digantikan oleh Mpu Sendok yang menurunkan raja di Jawa Timur.
c. Kerajaan Majapahit Ratu Tribuwana memerintah tahun 1328-1350. Pada masa pemerintahannya, tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng. Untuk menumpasnya, Gajah Mada diangkat sebagai panglima perang. Ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagai penghargaan atas keberhasilannya, Gajah Mada diangkat sebagai perdana menteri. Pada saat pelantikan, ia mengucapkan Sumpah Palapa yang isinya akan mempersatukan wilayah Nusantara di bawah pemerintahan Majapahit. Untuk mewujudkan cita-citanya, gajah Mada dibantu oleh Adityawarman dan Mpu Nala sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit. Dengan armada laut yang kuat, Gajah Mada dapat menaklukkkan Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Sumatra dan Semenanjung Malaya. Untuk memperkuat kekuasaannnya, dia mengangkat Adityawarman sebagai raja di Melayu. Pada tahun 1350-1389 pemerintahan Majapahit dipegang oleh Hayam Wuruk. Kerajaan semakin kuat sehingga mencapai kejayaan. Ia didampingi oleh Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit sampai Semenanjung Malaya, Filipina dan Tumasik (Singapura sekarang). Hubungan dengan negara tetangga semakin baik, antar lain dengan Cina, India, Campa dan Kamboja. Mereka saling mengirim utusan (diplomat). Kebutuhan rakyat tercukupi. Pertanian semakin maju. Bendungan dan saluran irigasi dibangun sehingga hasil pertanian melimpah. Perdagangan semakin maju. Bandar pelabuhan ramai dikunjungi pedagang dari luar. Ujung Galuh di muara sungai Brantas, Tuban, Gresik dan Surabaya banyak didatangi pedagang dari Arab, India dan Cina. Pemasukan keuangan semakin besar sehingga rakyat semakin sejahtera. Untuk menjaga keamanan perairan Nusantara, Majapahit mempunyai angkatan laut yang kuat. Pertanian juga semakin maju sehingga Majapahit menjadi kerajaan
76
agraris dan juga kerajaan maritim. Peninggalan Kerajaan Majapahit di bidang budaya, antara lain: a. Candi Panataran di Blitar b. Candi Surawana di Kediri c. Candi Tikus di Trowulan, Mojokerto d. Candi jabang di Kraksaan Peninggalan Karajaan Majapahit di bidang karya sastra, antara lain: a. Kitab Kutaramanawa yang disusun oleh Gajah Mada berisi tentang aturan hukum Kerajaan Majapahit. b. Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca berisi tentang sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. c. Kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular. Dalam kitab ini terdapat istilah Bhineka Tunggal Ika. Setelah Gajah Mada (1364) dan Hayam Wuruk (1389) wafat, Majapahit mengalami kemunduran. Jatuhnya Majapahit karena perang sodara untuk merebutkan kekuasaan dan masuknya pengaruh Islam di Indonesia.
77
LAMPIRAN II
LEMBAR KERJA Pelajarilah bukti-bukti peninggalan sejarah Hindu di Indonesia dan diskusikan dengan kelompokmu, kerjakan soal-soal di bawah ini! Bukti No Peninggalan Sejarah Hindu 1 Prasasti Kutai Kalimantan Timur 2 3 4 dst Tempat / Lokasi Waktu ditemukan Abad ke 4
Kerajaan
Kerajaan Kutai
LEMBAR PENILAIAN KINERJA No 1 2 3 dst Nama Siswa Aspek yang dinilai Kerja sama Disiplin Gagasan Nilai
78
Lampiran III. KISI-KISI EVALUASI No Indikator Teknik Tes 1 Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia 3 Menyebutkan peninggalan Indonesia 4 Mengidentifikasi jenis,-jenis Tes Objetif Butir 3, 6, 7, 8 jenis kerajaan Hindu jenis di Tes Objetif Butir 4, Tes Bentuk Tes Objetif Butir 1, 10 Keterangan
peninggalan pada masa kerajaan Hindu di Indonesia 5 Mengklarifikasi Hindu di Indonesia 6 Menghargai jenis-jenis peninggalanpeninggalan Hindu di 7 pada masa kerajaan Tes Objetif kerajaan-kerajaan Tes Objetif
Butir 2, 5
Butir 9
LAMPIRAN IV INSTRUMEN EVALUASI A. Evaluasi Kognitif Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar ! 1. Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad 2. Raja Tarumanegara yang terkenal adalah. 3. Candi Prambanan didirikan oleh raja dari. 4. Mpu Tantular menulis buku Sutasoma, yang didalamnya terdapat semboyan.. 5. Kerajaan Majapahit mengalami jaman keemasan sewaktu diperintah oleh.. 6. Prasasti Tugu berisi mengenai pembangunan saluran sepanjang 12 km, yang membuat adalah raja 7. Candi terkenal dari peninggalan kerajaan Majapahit Hindu ialah. 8. Masyarakat Hindu mengenal pembagian tingkatan sosial manusia , disebut.
79
9. Cagar budaya yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan kuno perlu di. 10. Sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada terkenal dengan nama.
KUNCI JAWABAN 1. Abad ke 4 2. Purnawarman 3. Mataram 4. Bhineka Tunggal Ika 5. Hayam Wuruk 6. Purnawarman 7. Candi Panataran 8. Kasta 9. jaga / dilestarikan 10. Sumpah Palapa
KRITERIA PENILAIAN 1. Setiap soal dijawab benar nilainya 1 2. Nilai akhir : Perolehan skor X 1 B. Evaluasi Psikomotor
Lengkapilah klipingmu dengan gambar senjata, gambar patung dan sebagainya yang merupakan peninggalan kerajaan Hindu!
80
SILABUS
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Materi Ajar Pemeri ntahan Kecam atan
: SEKOLAH DASAR (SD) : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : IV :1 : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. : 1.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Penilaian Contoh Instrume n Siapa yang mengangk at camat? Alokasi Waktu (menit) 2 x 35 menit Sumber/Bahan Belajar Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas IV, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.) hlm. 1-10,
Kegiatan Pembelajaran Mengkaji pengertian pemerintah kecamatan Menganalisis tentang unsur-unsur yang berperan penting dalam pemerintahan kecamatan Mendeskripsikan struktur pemerintahan
Indikator Mengkaji pengertian pemerintah kecamatan Menganalisis tentang unsur-unsur yang berperan penting dalam pemerintahan kecamatan Mendeskripsikan struktur pemerintahan kecamatan
81
kecamatan
11-14, 15-16.
82
Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Hari dan Tanggal
I.
Standar Kompetensi 1.1 Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
II. Kompetensi dasar 2.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan III. Indikator 3.1. Menjelaskan pengertian pemerintah kecamatan 3.2. Menganalisis tentang unsur-unsur yang berperan penting dalam pemerintahan kecamatan 3.3. Mendeskripsikan struktur pemerintahan kecamatan IV. Tujuan Pembelajaran 4.1. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian dari kecamatan dengan benar. 4.2. Melalui diskusi siswa dapat menganalisis tiga unsur penting yang terdapat dalam struktur pemerintahan di kecamatan setempat. 4.3. Melalui penugasan siswa dapat membuat bagan struktur pemerintahan kecamatan setempat. V. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Pemerintahan Kecamatan 2. Struktur Pemerintahan Kecamatan
83
VI. Langkah Kegiatan Pembelajaran No 1 Kegiatan Kegiatan Pendahuluan (10 menit. Mengkondisikan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran misal, mengabsen siswa Apersepsi Guru mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang akan disampaikan melalui tanya jawab tentang desa dan kecamatan, contoh: Siapa yang ingat alamat rumahnya dengan lengkap? Di desa mana kamu tinggal? dan seterusnya. Orientasi Guru memberikan orientasi materi yang akan disampaikan yaitu tentang pemerintahan Motivasi Guru memberikan penjelasan mengenai pentingnya mempelajari materimateri pemerintahan yaitu tentang pengertian kecamatan, unsur-unsur penting dalam struktur pemerintahan di kecamatan setempat dan juga susunan pemerintahan dalam kecamatan Kegiatan Inti (45 menit) Eksplorasi Tanya jawab kepada siswa tentang dimana rumah, desa, dan kecamatan. Siswa menemukan hubungan antara rumah, desa, dan kecamatan. Guru memberi informasi bahwa kecamatan itu gabungan dari beberapa desa/ kelurahan. Guru memasang struktur pemerintahan kecamatan Siswa mendiskusikan struktur pemerintahan kecamatan Elaborasi Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi membahas struktur pemerintahan kecamatan Siswa melakukan diskusi tentang tiga unsur yang ada di kecamatan. Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja diskusi Tanggapan dari kelompok lain Konfirmasi Guru memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang disampaikan.
84
Guru memberi penguatan dalam materi pembelajaran tentang kecamatan Guru bertanya kepada siswa apabila siswa mengalami kesulitan guru akan membantu memecahkan masalah
VII.Media dan Sumber Belajar Media : Gambar Struktur pemerintahan kecamatan Sumber belajar : Silabus Kelas IV SD Prayoga, dkk. 2008. Menjadi Warga Negara yang Baik IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Jakarta pusat perbukuan ( halaman 19-21 ) Umar, H. Arsyad. 2006. Pendidikan Kewaganegaraan IV. Jakarta: Erlangga. (halaman 3-6 )
VIII. Penilaian Prosedur Bentuk Jenis : Penilaian proses dan hasil : Tes dan Non Tes : 1. Tes Tertulis 2. Pengamatan Instrumen : Terlampir ........................., 2012 Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Suwarno, S. Pd., MM NIP. 19631111 198304 1 005 NIP. 15967023 200501 2 006
85
LAMPIRAN I
PENGEMBANGAN MATERI
a.
Pemerintahan Kecamatan Pengertian kecamatan, Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga dengan "Sagoe Cut" sedangkan di Papua disebut dengan istilah "Distrik". Tiga lembaga desa dan kecamatan mempunyai peranan penting dalam suatu kecamatan sebagai berikut: 1. Pemerintahan Kecamatan Wilayah kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa dan atau kelurahan. Berbeda dengan kepala desa dan lurah, kecamatan
dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan tugasnya camat dibantu oleh sekretaris camat (sekcam). Adapun seorang camat mempunyai tugas sebagai berikut: Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, Mengoordinasikan pelayanan., penyelenggaraan pemeliharaan prasana dari dan fasilitas kegiatan
Mengoordinasikan
penyelenggaraan
semua
pemerintahan di tingkat kecamatan, Membina penyelenggaraan pemerintahan desa atau kelurahan, Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Juga mengkoordinasikan yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa dan atau kelurahan. Dalam wilayah kecamatan, ada tiga unsur yang mempunyai peranan penting. Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut.
86
Camat Camat merupakan kepala wilayah kecamatan. Tugas camat adalah menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya, pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan, pemberdayaan masyarakat, dan sumber daya kecamatan. Camat diangkat oleh
bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil. Syaratnya, yaitu harus menguasai pengetahuan teknis tentang pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Komando Rayon Militer Harus diketahui bahwa selama ini ada yang menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di kecamatan, tugas untuk menjaga keutuhan wilayah dilaksanakan oleh Komando Rayon Militer (Koramil). Mereka bertugas menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan dan ancaman, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam. Koramil merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kepala Kepolisian Sektor Kamu pasti tahu apa itu polisi. Mereka dapat ditemui di jalan raya, orang menyebutnya Polisi Lalu Lintas. Nah, untuk wilayah kecamatan kantor polisi yang ada di sana biasa disebut dengan Polsek 2. Kepala Desa, Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung jawab, di antaranya: memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa, membina perekonomian desa, membina kehidupan masyarakat desa, memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat desa. 3. Kepala kelurahan, Lurah mempunyai tugas, di antaranya: melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan, memberdayakan masyarakat, melayani masyarakat,
menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tenteram dan tertib, memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat.
87
Dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui camat. Lurah dibantu oleh beberapa perangkat kelurahan yang bertanggung jawab kepada lurah. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa Rukun Warga (RW).
88
Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Development) Metode Pembelajaran : a. b. c. d. e. Tanya jawab Ceramah Diskusi Demonstrasi Pemberian Tugas
89
LAMPIRAN II
LEMBAR KERJA SISWA Petunjuk : 1. 2. 3. 4. Perhatikan gambar-gambar struktur pemerintahan kecamatan! Tempelkan gambar-gambar nama lembaga! Identifikasikan tugas yang dibebankan pada lembaga tersebut! Persiapkan diri untuk kegiatan presentasi hasil kerja di depan teman-teman! Gambar (Nama Lembaga) Tugas
NO 1
dst
Rubrik Penilaian Proses Aspek yang dinilai Ketepatan No 1 2 3 dst Nama 1 2 3 1 Kerja sama 2 3 1 Tanggung jawab 2 3 Partisi pasi 1 2 3 JML NA
90
LAMPIRAN III
MEDIA
91
No
Indikator
Teknik Tes
Bentuk Tes
Keterangan
Tes
Objektif
Butir 3,
Tes
Objektif
Butir 1, 2
Mendeskripsikan
struktur
Tes
Objektif
Butir 4, 5,
pemerintahan kecamatan
LAMPIRAN V Soal Evaluasi Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar! 1. Apakah nama lembaga kepolisian yang terdapat di tingkat kecamatan . . . 2. Siapakah yang dimaksud dengan muspika . . . 3. Siapa yang mengangkat camat . . . 4. Apakah tugas koramil . . . 5. Apakah tugas camat . . .
Kunci Jawaban 1. Kapolsek 2. Camat, Danramil, Kapolsek 3. Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil 4. Menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan dan ancaman, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam 5. Menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah
92
Silabus Pembelajaran Satuan Pendidikan Tema (Mata Pelajaran) Kelas/Semester Standar Kompetensi : SD. : Lingkungan : I/2 : 1. PKn Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah 2. IPS Mendiskripsikan lingkungan rumah 3. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka dalam pemecahan masalah : 1. PKn Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah 2. IPS Mendiskripsikan letak rumah 3. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka KEGIATAN ALOKASI PENILAIAN PEMBELAJARAN WAKTU Guru bertanya15 menit Proses dan hasil jawab dengan dengan tes isian siswa singkat Siswa berdiskusi Contoh: Tugas tentang kewajiban ayah adalah anak di sekolah SUMBER BELAJAR Suliasih, dkk. 2008. PKN 1: SD dan MI Kelas 1. Jakarta. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Kompetensi Dasar
INDIKATOR 1. PKn o Kognitif. Menjelaskan jenisjenis kewajiban murid di sekolah o Afektif. Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal dengan sunguh-sungguh o Psikomotorik
93
Melakanakan piket sesuai jadwal 2. IPS o Psikomotorik Menggambar denah rumah sendiri o Psikomotorik Menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas o Afektif Menggambar dan menjelaskan denah rumah dengan penuh percaya diri 3. Matematika o Kognitif Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan o Afektif Mengerjakan soal dengan penuh percya diri dan tertib o Psikomotorik Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan dengan cekatan Gambar denah rumah Memperhatikan dan fungsi denah dan rumah menggambar denah 15 menit Proses dan hasil dengan tes menggambar denah Contoh: Gambarlah denah rumahmu sendiri Haryanto. 2004. IPS untuk Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: Erlangga. Hernawan, Edi. 2008. IPS untuk SD dan MI Kelas 1. Jakarta: Depdikbud.
15 menit
94
95
Jaring-jaring tema
Lingkungan
96
Sekolah Tema (Mata Pelajaran) Kelas / Semester Alokasi Waktu Hari, tanggal
A. STANDAR KOMPETENSI 1. PKn Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah 2. IPS Mendiskripsikan lingkungan rumah 3. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 1. PKn Mengikuti tata tertib di sekolah 2. IPS Mendeskripsikan letak rumah 3. Matematika Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
C. INDIKATOR 1. PKn o Kognitif. Menjelaskan jenisjenis kewajiban murid di sekolah o Afektif. Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal dengan sunguh-sungguh
97
2. IPS o Psikomotorik Menggambar denah rumah sendiri o Psikomotorik Menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas o Afektif Menggambar dan menjelaskan denah rumah dengan penuh percaya diri 3. Matematika o Kognitif Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan o Afektif Mengerjakan soal dengan penuh percya diri dan tertib o Psikomotorik Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan dengan cekatan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kognitif Dengan disediakan daftar isian tentang jenis-jenis kewajiban siswa, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis kewajiban siswa di sekolah dengan benar. Melalui contoh dari guru tentang soal cerita penjumlahan, siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang mengndung penjumlahan dengan benar. Melalui latihan soal tentang masalah sehari-hari, siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang mengandung pengurangan dengan tepat. 2. Afektif Dengan disediakan jadwal piket kelas, siswa dapat melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Dalam mengerjakan tuga individual siswa penuh keaktifan dan keberanian Dalam mengerjakan tugas kelompok siswa penuh kekompakan
98
3. Psikomotorik Dengan mengamati gambar denah rumah, siswa dapat menyebutkan ruanganruangan yang ada di rumah dengan benar. Dengan mengamati denah rumah, siswa dapat menjelaskan fungsi setiap ruangan dengan benar. Melalui penugasan dari guru tentang denah rumah sendiri, siswa dapat membuat gambar denah rumah sendiri dengan benar. Melalui kegiatan demonstrasi tentang denah rumah sendiri, siswa dapat menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas
E. MATERI PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN Pentingnya Tata Tertib Tata tertib adalah aturan yang harus kita taati agar kita hidup tertib. Tata tertib sangat penting terutama bagi kita. Tata tertib membuat kita hidup teratur dan disiplin. Tata tertib terdapat disetiap tempat di rumah, di sekolah, dan sebagainya.
Rumah adalah tempat tinggal. Rumah juga sebagai tempat berkumpul keluarga. Setiap orang memerlukan rumah untuk berlindung dari hujan dan panas. Letak rumah bermacam-macam. Ada yang berada di perkampungan, di pedesaan, ada juga yang di perkotaan. Rumah di perkotaan jauh lebih ramai dari pada rumah di pedesaan karena pada umumnya orang bekerja di kota lebih banyak.
Penjumlahan Dan Pengurangan Contoh penjumlahan : Adik mempunyai 3 permen. Kemudian kakak memberi adik 2 permen lagi. Maka permen adik bertambah banyak. Contoh pengurangan : Adik mempunyai 5 kelereng. Karena adik baik hati, dia memberikan kelerengnya kepada temannya sebanyak 2 buah. Sekarang kelereng adik tinggal 3 buah.
99
F. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Metode o Ceramah o Tanya jawab o Observasi o Demonstrasi o Penugasan 2. Media o Gambar denah rumah o Lingkungan sekolah
G. LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan a. Pengkondisian kelas Salam pembuka Assalamualaikum wr.wb. Berdoa Sebelum pelajaran hari ini kita mulai, mari kita berdoa terlebih dahulu. Silakan ketua kelas memimpin doa. Mengabsen Kehadiran Siswa Anak-anak, siapa teman kalian yang hari ini tidak masuk? b. Appersepsi Coba sebutkan ruangan-ruangan yang ada di rumah kalian? c. Orientasi Hari ini kita akan mempelajari tentang menggambar denah rumah sendiri. Setelah pelajaran ini selesai, ibu harap kalian dapat menggambar denah rumah sendiri demgan benar. d. Motivasi Anak-anak kita perlu mengenal dan menjaga lingkungan hidup kita, agar kita dapt hidup nyaman, tertib, dan aman
100
2. Kegiatan inti a. Eksplorasi Siswa mempehatikan gambar tentang kewajiban anak di sekolah yang diperlihatkan oleh guru, menyebutkan kewajiban anak-anak di sekolah, disertai tanya jawab. Siswa memperhatikan media denah rumah yang dijelaskan oleh guru dan menyebutkan ruangan-ruangannya. Siswa bertanya jawab tentang fungsi ruangan dari denah yang dijelaskan guru. Siswa dibentuk kelompok untuk berdiskusi tentang kewajiban anak di sekolah. b. Elaborasi Siswa berdiskusi kelompok membahas kewajiban anak di sekolah Siswa melaporkan hasil diskusinya secara perwakilan Siswa menggambar denah sekolah berdasarkan pengamatan langsung Siswa menggambar denah rumah masing-masing. Siswa menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di rumahnya di depan kelas. c. Konfirmasi Guru memberi umpan balik dan penguatan terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi Guru memberikan konfirmasi/ penegasan/pelurusan terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi 3. Kegiatan akhir a. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi pelajaran. b. Siswa bersama guru meyimpulkan materi pelajaran c. Siswa mencatat hal-hal penting dari materi pelajaran d. Siswa melaksanakan evaluasi e. Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa. f. Siswa menjawab salam dari guru.
101
H. SUMBER PEMBELAJARAN Haryanto. 2004. IPS untuk Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: Erlangga. Hernawan, Edi. 2008. IPS untuk SD dan MI Kelas 1. Jakarta: Depdikbud. Suliasih dkk. 2008. PKN 1: SD dan MI Kelas 1.Jakarta: Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional
I. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian a. Penilaian proses No Nama Siswa Aspek yang dinilai Keaktifan Keberanian Kekompakan Skor Akhir Ket
Keterangan: Skor kuantitatif ( skala 50 - 90) Deskriptor: 1) Keaktifan Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan Penuh perhatian dalam KBM Memberikan masukan dalam KBM 2) Keberanian Berani bertanya Berani menjawab pertanyaan Berani berpendapat/memberikan masukan Berani melakukan percobaan/ simulasi 3) Kekompakan Memberikan pendapat /masukan Bekerja sama dengan anggota lain
Bersungguh sungguh dalam melaksanakan tugas Skala Penilaian: > 80 bila terdapat 4 diskriptor 70 - 79 bila terdapat 3 diskriptor 60 - 69 bila terdapat 2 diskriptor 50 - 59 bila terdapat 1 diskriptor
b. Penilaian Hasil: Prosedur Penilaian Jenis Penilaian Bentuk Penilaian : Penilaian proses, dan hasil : Tertulis, dan praktik : Subyektif
103
Lingkungan
Tata tertib adalah aturan yang harus kita taati agar kita hidup tertib. Tata tertib sangat penting terutama bagi kita. Tata tertib membuat kita hidup teratur dan disiplin. Tata tertib terdapat disetiap tempat di rumah, di sekolah, dan sebagainya. Anak wajib berpamitan kepada orang tuanya sewaktu mau berangkat ke sekolah. Ia wajib mengenakan seragam sekolah dan topi untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia wajib menaati peraturan tata tertib sekolah. Waktu bel tanda masuk kelas berbunyi, mereka wajib masuk kelas dengan berbaris dengan rapi Sesampai di dalam kelas duduk dengan tertib dan derdoa sebelum pelajaran dimulai. Kemudian mengikuti pelajaran dengan tertib. Ia wajib memperhatikan penjelasan gurunya. Waktu bel istirahat berbunyi, anak-anak ke luar kelas untuk istirahat, bermain, makan dan minum. Bungkus makanan harus dibuang di tempat sampah. Waktu bel tanda pulang berbunyi, anak-anak meningaalkan ruang kelas dengan tertib. Dalam perjalanan pulang, mereka wajib menaati tata-tertib di jalan agar dapat sampai di rumah dengan selamat
Sesampainya di rumah, ia melepas sepatu dan ganti pakaian. Rumah adalah tempat tinggal. Rumah juga sebagai tempat berkumpul keluarga. Setiap orang memerlukan rumah untuk berlindung dari hujan dan panas. Letak rumah bermacam-macam. Ada yang berada di perkampungan, di pedesaan, ada juga yang di perkotaan. Rumah di perkotaan jauh lebih ramai dari pada rumah di pedesaan karena pada umumnya orang bekerja di kota lebih banyak. Di rumah ada ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, dapur, kamar kecil, gudang, dan garasi. Jadi dalam satu rumah ada beberapa kamar dengan fungsinya masing-masing. Rumah ada yang kamarnya lengkap, ada yang kurang lengkap. Ruang tamu berfungsi untuk melayani tamu. Ruang makan merupakan tempat makan dan minum. Kamar tidur adalah kamar untuk beristirahat dan tidur. Di kamar tidur terdapat tempat tidur. Disana ada bantal, guling, selimut, dan kasur. Dapur tempat
104
untuk memasak dan mencuci piring. Kamar kecil adalah tempat untuk mandi, cuci pakaian, buang air besar dan kecil. Gudang adalah untuk menyimpan berbagai peralatan rumah tangga. Garasi tempat menyimpan kendaraan.
Di rumah, adik sering bermain kelereng dengan temannya. Ia memiliki banyak kelereng. Ia memiliki 15 kelereng. Tadi siang ia member temannya yang bernama Tono 3 buah kelereng. Sehingga jumlah kelereng yang dimiliki berkurang. Paman datang berkunjung. Ia tahu bahwa adik suka kelereng. Ia membelikan kelereng adik 10 buah. Jadi kelereng adik sekarang bertambah banyak
105
Coba kamu sebutkan kewajiban anak di sekolah Kewajiban anak di sekolah No 1 2 3 4 Kewajiban anak
Denah Rumah Gambarlah denah rumah kalian masing-masing dan beri keterangannya !
Coba diskusikan dengan kelompokmu! Jumlah anak yang piket pada hari Senin 4 orang anak, Selasa 5 orang anak, dan Rabu 4 orang anak. Berapa jumlah anak yang piket pada hari Senin sampai dengan Rabu? Tono memiliki 10 buah kelereng, kemudian Riko minta empat kelereng. Berapa kelereng yang dimiliki Tono sekarang?
106
107
108
Lampiran 4 Lembar evaluasi LEMBAR EVALUASI Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan Kelas / Semester :I/2 1. Jawablah soal di bawah ini dengan teliti ! 2. 3. 4. 5. Apa kewajiban anak sebelum berangkat kesekolah? Sebutkan kewajiban anak waktu mendengar bel masuk kelas berbunyi? Apa kewajiban anak waktu guru menjelaskan pelajaran? Sebutkan ruangan-ruangan yang ada di rumahmu !
6. Apa fungsi dari ruang tamu ? 7. Sebutkan benda apa saja yang mungkin ada di kamar tidur !(3) 8. Ruangan apa yang berfungsi untuk memasak dan mencuci piring ? 9. Apa fungsi kamar kecil ? 10. Pada hari senin anak yang piket ada 4 orang, hari selasa ada 5 orang. Berapa jumlah anak yang piket pada hari Senin dan Selasa? 11. Ani mempunyai 10 buah bola bekel, kemudian diberikan kepada Tina 3 buah. Berapa jumlah bola bekel Ani sekarang? Kunci Jawaban : 1. Berpamitan pada orang tua 2. Berkumpul di depan kelas dan berbaris engan rapi, kemudian masuk kelas 3. Duduk dengan tertib dan mendengarkan penjelasan guru 4. Ruang tamu, ruang makan, ruang dapur. 5. Untuk melayani para tamu. 6. Bantal, kasur, selimut. 7. Dapur. 8. Untuk mandi, buang air kecil, dan buang air besar. 9. 9 orang anak 10. 7 buah Penskoran: Jumlah Skor: jumlah jawaban benar X 10 Apabila jawaban semua benar: 10 X 10 = 100
109
I. Daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kata Kerja Operasional Standar kompetensi Kompetensi Dasar Mendefinisikan ' Menunjukkan Menerapkan Membaca Mengkoristruksikan Menghitung Mengidentifikasikan Menggambarkan Mengenali Melafalkan Menyelesaikan Mengucapkan Menyusun Membedakan Mengidentifikasikan Menafsirkan Menerapkan Menceriterakan Menggunakan Menentukan Menyusun Menyimpulkan Mendemonstrasikan Menterjemahkan Merumuskan Menyelesaikan Menganalisis Mensintesis Mengevaluasi Keterangan : 1. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Perbedaannya adalah pada Standar Kompetensi cakupannya lebih luas dari Kompetensi Dasar. 2. Satu butir Standar Kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 butir atau lebih Kompetensi Dasar. 3. Satu butir Kompetensi Dasar nantinya harus dapat dipecah menjadi minimal 2 butir indikator. 4. Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar belum memuat indikator secara rinci.
110
II. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Pengetahuan Pemahaman Penerapan Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indek Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Menperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mmencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Mencegah Mengambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan
Analisis Menganalisis Mengaudit Memecah Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan
Mengombinasikan Memutuskan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Merinci Mengukur Merangkum Membuktikan Mendukung
111
Pengetahuan Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi Kode Menulis
Penerapan Mengadaptasi Menyelidiki Mengopcrasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi
Analisis Menelaah Memaksimalkan Memcrintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer
Sintesis Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatasi Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Mengkostruksi
Menginternalisasikan
112
III. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor Peniruan Manipulasi Artikulasi Pengalamiahan Mengaktifkan x , Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Merimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Mensketsa Melonggarkan Menimbang
Mengkonstruksikan Mencampur IV. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Meyakini Melengkapi Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasikan Mempertahankan Membangun Memadukan Mengelola Menegosiasikan Merembuk Mengubah prilaku Berbuat sesuai akhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Memecahkan Mempertanyaka Membantu n Mengikuti Mengajukan Memberi Menganut Mematuhi Meminati
Mengompromika Meyakinkan n Menyenangi Memprakarsai Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak Mcngimani Mengundang Memperjelas Mengusulkan Menekankan Menyumbang
Oleh : Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd Dra. MG.Dwiji Astuti, M.Pd Dra.Hj.Lies Lestari, M.Pd
PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karuniaNya yang telah melimpahkan kepada kami penulis ini, sehingga penyusunan buku dapat selesai dan terlaksana dengan lancar. Buku ini berisi model-model pembelajaran inovatif yang perlu dikembangkan di SD, dan contoh-contoh membuat RPP. Hal ini dimaksudkan agar guru memiliki
pengetahuan dan ketrampilan untuk merencakan dan menerapkan pembelajaran dengan lebih baik. Penulisan buku ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerja keras penulis dan partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pimpinan fakultas, jurusan dan prodi yang telah mempercayakan penulisan materi, model-model pembelajaran inovatif dan juga kepada rekan-rekan dosen kelompok bidang studi maupun keguruan yang telah banyak memberikan masukan.. Apabila didalam penulisan buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis benar-benar mengakuinya dan menyadarinya oleh karena itu kritik konstruktif demi perbaikan sangat diharapkan semua jenis bantuan dan kritikan konstruktif dari beberapa pihak yang memberikan andil dalam penulisan dan penyelesaian ini. Semoga segala bantuan dan pengorbanan itu semua menjadi amal baik dan dilimpai rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Surakarta,
Mei 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. 3 DAFTAR ISI............................................................................................................ 4 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5 A. Tujuan Penulisan Buku Panduan PLPG ....................................................... 6 B. Manfaat ......................................................................................................... 6 C. Hasil yang Diharapkan.................................................................................. 7 BAB II PENGEMBANGAN PAKEM DI SD ......................................................... 8 A. Pengertian PAKEM ...................................................................................... 8 B. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM ................. 16 C. Penyajian Pembelajaran .............................................................................. 18 D. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ............................ 21 E. Asas-asas Mendasar Pada PAKEM ............................................................ 23 BAB III MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI SD ................. 26 A. Pembelajaran Tematik ................................................................................ 26 B. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 28 C. Pembelajaran Kontektual ............................................................................ 34 D. Pembelajaran Kuantum ............................................................................... 38 BAB IV MEDIA PEMBELAJARAN ................................................................... 47 A. MEDIA: ...................................................................................................... 47 B. MEDIA PEMBELAJARAN: ...................................................................... 47 BAB V EVALUASI PEMBELAJARAN .............................................................. 56 A. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan hasil yang berciri: ................................................................ 56 B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ETIKA PENGUKURAN DAN PENILAIAN .................................................................................................................... 56 C. PENGUKURAN ......................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 75 Lampiran : .............................................................................................................. 77
BAB I PENDAHULUAN
Inovasi (Pembaharuan) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi disegala bidang termasuk bidang pendidikan. Inovasi pendidikan (pembelajaran) diterapkan di dalam berbagai jenjang pendidikan termasuk jenjang pendidikan SD. Pendidikan adalah jabatan dan pekerja profesional, didalam melaksanakan tugasnya pendidik mempunyai tugas mengajar, mendidik, membimbing, melatih dan melaksanakan administrasi. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut pendidik harus memiliki kompetensi / kemampuan antara lain kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagai seorang pendidik, bahwa profesionalisme seorang guru bukannya pada kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Degeng (1998) mengatakan daya tarik pembelajaran terletak dalam dua hal yaitu dalam mata pelajaran dan cara mengajar. Untuk melaksanakan pembelajaran tersebut tidaklah mudah karena dibutuhkan pendidikan, keahlian dan sikap khusus serta pengakuan masyarakat. Menurut Winataputra (2001) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakasanakan aktivitas pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa yang semua itu sudah dirintis dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM yang perlu disebar luaskan dan dikembangkan keseluruh jenjang SD. Dalam pembelajaran di SD untuk meningkatkan mutu pendidikan, model PAKEM yang sudah diterapkan di SD perlu ditindak lanjuti. Maka untuk itu modelmodel yang lain diterapkannya dalam pembelajaran di SD antara lain model pembelajaran tematik, model pembelajaran kuantum, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontektual.
A. Tujuan Penulisan Buku Panduan PLPG Tujuan yang diharapkan dari sajian buku ini bagi guru-guru SD adalah: 1. Memahami berbagai model dan teknik pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan menyenangkan. 2. Memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan menyenangkan. 3. Memahami dan menerapkan model pembelajaran tematik / terpadu. 4. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kontektual 5. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan variasinya 6. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kuantum B. Manfaat Manfaat dari buku ini bagi peserta PLPG adalah : 7. Menambah khasanah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran inovatif menuju pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) 8. Memilih dan menerapkan model-model pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa yang menjadi tanggung jawab profesional pada guru SD 9. Memberikan bekal bagi para peserta agar dapat menerapkan dan
mengembangkan berbagai model pembelajaran baru yang cocok dengan kondisi kelas yang menjadi tanggung jawabnya 10. Memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
C. Hasil yang Diharapkan Setiap guru memerlukan kreatifitas untuk menumbuhkembangkan daya imajinasi dan berpikir bagi peserta didiknya. Terkait dengan hal tersebut diperlukan uji coba secara terus menerus dalam penerapan model-model pembelajaran di kelas. Oleh karena itu diperlukan upaya dari guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Proses pembelajaran di kelas sebagai bagian integral kehidupan masyarakat pendidikan di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal bagi peserta didik. Pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas harus mampu menumbuhkembangkan berbagai kompetensi peserta didik. Hal inilah yang akan mendukung terciptanya keterampilan intelektual, sosial, dan personal yang didasarkan pada logika, inspirasi, kreatifitas, moral dan budi pekerti secara komprehensif antara guru dan siswa. Merujuk pada upaya pembentukan karakter siswa yang kreatif, inovatif dan inspiratif dalam proses pembelajaran di kelas dalam berbagai mata pelajaran maka diperlukan implementasi model-model pembelajaran berbasis PAIKEM secara terus menerus untuk mewujudkan kreatifitas siswa semakin meningkat. Berdasarkan uraian diatas, pembaca(guru) diharapkan dapat menguasai dan menerapkan model-model pembelajaran ini sesuai dengan berbagai situasi pembelajaran yang akan dikelola sehari-hari, serta mengembangkannya lebih lanjut agar dapat memberikan layanan pembelajaran optimal bagi siswanya.
A. Pengertian PAKEM 1. Apa itu PAKEM PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan. Aktif maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memuaskan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut: a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa. c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya Apa itu PAKEM
A K M
Dari segi guru : A = Aktif, guru aktif Memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menanyang, mempertanyakan gagasan siswa. K = Kreatif, guru kreatif Mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar sederhana. E = Efektif, pembelajaran
Mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan M = Menyenangkan, pembelajaran Tidak membuat anak takut (takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap sepele) dan jangan sampai guru menjadi menakutkan. Dari segi siswa : A = Aktif, siswa aktif Bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya K = Kreatif, siswa kreatif Merancang/membuat sesuatu, menulis/mengarang dan lain-lain E = Efektif, siswa Menguasai keterampilan yang diperlukan sesuai yang diajarkan M = Menyenangkan, pembelajaran Membuat anak : berani mencoba / berbuat, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat/gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang lain.
10
Modal K
* Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai * Untuk keberlanjutan pembelajaran Menyenangkan * Senang perhatian terhadap tugas besar / penuh
Senang belajar
Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa pembelajaran model PAKEM diterapkan di Indonesia, yaitu :
11
1. PAKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita mengenal pembelajaran model
konvensional dinilai hanya guru yang aktif (monologis), sementara peserta didiknya pasif, sehingga pembelajaran dinilai menjemukan, kurang menarik dna tidak menyenangkan. 2. PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama kreatif. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya, sehingga pada akhirnya hasil pembelajaran dapat meningkat. Pembelajaran PAKEM dilandasi oleh filsafah kontrustivitisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh peserta didik. Harapannya mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda, sedangkan filsafah lainnya adalah pragmatisme yang menekankan agar dalam pembelajaran peserta didik sebagai subyek aktif dan guru fasilitator.
AKTIF Proses belajar dapat dikatakan aktif dengan mengandung : 1. Komitmen (Kelekatan pada tugas) Materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa (meaningful) sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal). 2. Tanggung jawab (Responsibility) Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk kritis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri. 3. Motivasi
12
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan minat dan inisiatif sendiri bukan karena dorongan. Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (student centred approach), guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan ke ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa. PAKEM memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya. Dalam pembelajaran ini, guru terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, proses
pembelajaran. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
KREATIF Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif yaitu : 1) terbuka terhadap pengalaman baru, 2) fleksibel dalam berpikir dan merespons, 3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan, 4) menghargai fantasi, 5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif, 6) mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, 7) mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, 8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti, 9) berani mengambil resiko yang diperhitungkan, 10) percaya diri dan mandiri, 11) memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, 12) tekun dan tidak mudah bosan, 13) tidak kehabisan akal daam memecahkan masalah, 14) kaya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
13
akan inisiatif, 15) peka terhadap situasi lingkungan, 16) lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu, 17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik, 18) tertarik terhadap hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan mengandung teka-teki, 19) memiliki gagasan yang orisinal, 20) mempunyai minat yang luas, 21) menggunakan waktu yang luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri, 22) kritis terhadap pendapat orang lain, 23) senang mengajukan pertanyaan yang baik, dan 24) memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi. Sedangkan Kirton (1976) membedakan ciri kepribadian kreatif ke dalam dua gaya berpikir : adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan dalam menghadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode, nilai, kebijakan dan prosedur. Mereka percaya pada standard dan consesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi masalah, berpikir. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,
mengimajinasikan, melakukan, inovasi dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Sedangkan yang dimaksud kreatifitas adalah kemampuan (berdasar data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan kemungkinan banyak jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Pembelajaran haruslah membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
EFEKTIF Efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
14
kualitas hasil belajar peserta didik. Jika suatu pembelajaran tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
MENYENANGKAN Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dengan didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor serta istirahat dan jeda secara teratur. Selain itu, pembelajaran akan menyenangkan manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan sadar, menantang peserta didik berekspresi dan berpikir jauh ke depan, serta mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks. Dengan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan, siswa dapat memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut : Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 1. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 2. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca 3. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
15
B. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM 1. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud. 2. Mengenal anak secara perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal. 3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
16
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu). 5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan
17
seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram. 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka. 8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, gagasan mempertanyakan merupakan gagasan orang lain, dan Syarat
mengungkapkan
tanda-tanda
aktif
mental.
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEMmenyenangkan. C. Penyajian Pembelajaran Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by doing), menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok.
18
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran di kelas, dan pembelajaran kerjasama yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggungjawab individu yang mendalam. Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sebelum siswa dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan, keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan. Disamping itu siswa dapat melakukan SSN (senyum, santai dan nikmat) yang artinya siswa dapat melakukan dengan senyum (dalam hati) berarti senang dalam proses kegiatan pembelajaran, santai berarti siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tidak tegang/stress serta siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran. Dengan proses tersebut akhirnya siswa dapat menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan benar. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau dalam bentuk permainan (games), misalnya menghitung huruf a pada satu (lebih) paragraph dengan beberapa kalimat, latihan membayangkan sendiri. Di samping itu guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa bahwa pelajaran tidak ada yang sulit, semua siswa mampu menguasai materi tersebut dengan baik.
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru :
19
Kemampuan Guru 1. Guru merancang dan mengelola Guru untuk berperan aktif dalam pembelajaran
KBM yang mendorong siswa kegiatan yang beragam, misalnya: 2. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam Percobaan Diskusi kelompok Memecahkan masalah Mencari informasi Menulis laporan / cerita / puisi Berkunjung keluar kelas Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri misalnya: gambar, studi kasus, nara sumber, lingkungan dll.
memecahkan
mencari rumus sendiri : menulis laporan / hasil karya lain dengan kata-kata sendiri. 3. Guru memberikan kesempatan Melalui kepada siswa untuk gagasannya mengungkapkan Diskusi Lebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri 4. Guru menyesuaiakan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu) Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut
20
5. Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sendiri 6. Menilai KBM dan kemajuan belajar menerus siswa secara terus
Tugas
perbaikan
atau
pengayaan
memanfaatkan pengalaman sendiri Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik
2. Ruang Gerak Pada Jam Efektif (Pkl. 07.00 12.40) (Bagaimana KBM Berlangsung) Di Luar Jam Efektif Ekstrakurikuler Ko kurikuler Kegiatan pengisi waktu (bagaimana ini berjalan)
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
21
22
E. Asas-asas Mendasar Pada PAKEM 1. Mengapa Belajar Harus PAKEM Tujuan pendidikan dasar pokok - Kognitif, afektif dan psiko motor Perlu diperhatikan : Survival / skils (Kemampuan dasar manusia bertahan hidup) Life Skill - (Keterampilan individu sehingga memungkinkan mendapat kehidupan yang lebih baik) 2. Yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM
1. Mengerti tujuan dan fungsi belajar 2. Mengenal anak secara perorangan 3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian kelas 4. Mengembangkan masalah 5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan yang menarik 6. Memanfaatkan sumber belajar 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar 8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental 9. Menciptakan dan menggunakan metode yang tepat lingkungan sebagai Ciri-ciri PAKEM kemampuan berfikir kritis, kratif dan kemampuan memecahkan
23
3. Ciri-ciri PAKEM a. Menggunakan berbagai metode Bermain peran, diskusi, pemecahan masalah, pemberian tugas, ceramah, expositoring,, tanya jawab dsb. b. Menggunakan berbagai media Media cetak, media elektronik dsb. c. Menggunakan berbagai alat bantu Alam lingkungan, beli dari pabrik, buatan sendiri dll. d. Berisi berbagai kegiatan Percobaan, merangkum bacaan, merancang sesuatu, membuat laporan, menyajikan laporan, tindak lanjut dll. e. Menggunakan berbagai sumber Lingkungan, minat siswa, kehidupan sehari-hari dll. f. Memperhatikan individu siswa Merancang kegiatan sesuai kemampuan siswa g. Membuat anak tidak takut Sikap guru yang ramah h. Tidak menganggap siswa sebagai botol kosong Guru sebagai fasilitator 4. Langkah-langkah PAKEM i. Review Guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau (mencongak, pertanyaan lisan)
24
j. Pengembangan Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep (siswa harus tahu tujuan pelajaran dan memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran). Pembelajaran dilakukan dengan INTERAKTIF. Penggunaan metode, peraga, contoh konkrit tempatnya di sini. k. Latihan terkontrol Siswa merespok soal sambil guru memeriksa kemungkinan terjadinya moskonsepsi. Diajukan dengan kerja kelompok. l. Seat Work Siswa bekerja mandiri atau dalam kelompok untuk latihan atau perluas dan mempelajari konsep pada langkah ke-2 m. Laporan siswa perorangan / kelompok Hasil kerja kelompok maupun individu anak dilaporkan, kalau perlu ada perbaikan diperbaiki. n. Pendalaman melalui permainan Anak diajak bermain-main tujuannya untuk memperdalam materi o. Pemanjangan hasil karya Hasil karya dipanjangkan berfungsi sebagai perpustakaan kelas p. Pemberian PR untuk tindak lanjut Jangan lupa dikoreksi dan dinilai
LATIHAN; Setelah mempelajari konsep pakem di atas, selanjutnya buatlah RPP yang bernuansa PAKEM
25
A. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu materi guna mencari kompetensi tertentu. Tema adalah suatu bidang yang luas yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran. Topik adalah bagian dari tema / sub tema. Jenis tema : infra disciplinary dan inter disciplinary. 2. Rasional Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik menyajikan pendekatan belajar yang bermakna, tema memberikan kerangka berpikir untuk menemukan kaitan antar bidang studi, mengajar dengan tema sebagai suatu cara untuk melakukan keterpaduan, kecenderungan menemukan kaitan dalam pembelajaran yang diorganisasikan secara tematik.
Mengapa Pembelajaran Tematik? Keterbatasan kemampuan siswa kelas 1, 2 dan 3 dalam memahami konsep yang abstrak seperti matematika, IPA, IPS, bahasa dan seterusnya. Siswa usia dini masih melihat segala sesuatu secara utuh / satu kesatuan / holistik sehingga pembelajaran masih tergantung pada obyek yang dekat dengan dirinya (kontektual) sehingga diberikan tema yang telah diketahui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Landasan Pembelajaran Tematik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi (B.2c) pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
26
Pembelajaran Tematik Beranjak dari tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk memahami konsep, menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia anak, mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara simultan, merakit dan menghubungkan sejumlah konsep beberapa mata pelajaran yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Keunggulan Pembelajaran Tematik 1. Pembelajaran lebih mudah memahami apa dan mengapa mereka belajar. 2. Hubungan antara konten dan proses lebih jelas 3. Mempercepat transfer konsep lintas bidang studi 4. Belajar secara mendalam dan meluas 5. Penggunaan waktu efektif 6. Mengembangkan sikap positif
Strategi Pembelajaran 1. Memilih tema 2. Menentukan konsep kunci 3. Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep 4. Menentukan bidang studi yang digunakan sebagai bagian kegiatan 5. Review kegiatan bidang-bidang studi yang berkaitan 6. Mengorganisasi bahan-bahan untuk memudahkan distribusi dan penggunaan 7. Menentukan urutan kegiatan yang disajikan di kelas 8. Diskusi tindak lanjut
Penggalian Tema 1. Tidak terlalu luas dapat digunakan untuk semua mata pelajaran 2. Bermakna, artinya dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
27
3. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak 4. Mampu mewadahi sebagian besar minat anak 5. Mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik 6. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat. B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan
Pembelajaran
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk belajar sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. 2. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. 3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) ketrampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. a. Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.
28
Hubungan
yang
saling
membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui a) saling ketergantungan mencapai tujuan, b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, c) saling ketergantungan bahan atau sumber, d) saling ketergantungan peran, e) saling ketergantungan hadiah. b. Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. c. Akuntabilitas individual Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas ratarata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual. d. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga dari sesama siswa. 4. Beberapa Teknik Pembelajaran Kooperatif
29
e. Metode STAD (Student Achievement Division) Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Langkahnya : 1) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah). 2) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. 3) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. 4) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadangkadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu. f. Metode Jigsaw Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson . Langkahnya : 1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen 2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut 3) Para anggota dari beberapa tim yang berebda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
30
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar (expert group) 4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar 5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi Slavin, pemberian skor dilakukan speerti dalam metode STAD. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru. g. Metode GI (Group Investigation) Dasar-dasar metode GI dirancang oleh Herbert Thelen. Deskripsi mengenai langkah-langkah metode GI adalah sebagai beriku: 1) Seleksi Topik Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented group) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. 2) Merencanakan Kerjasama Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih seperti langkah di atas. 3) Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya, pembelajaran harus melibatkan bebagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
31
luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok memberikan bantuan jika diperlukan. 4) Analisis dan Sintesis Para siswa menganalisis dan mensistensikan berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. 5) Penyajian Hasil Akhir Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai prespektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasikan guru. 6) Evaluasi selanjutnya Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu kesleuruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok atau keduanya. h. Metode Struktural Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kgan dan kawan-kawan. Beberapa teknik dari metode struktural antara lain: menacri pasangan, bertukar pasangan, berkirim soal. Contoh-contoh teknik pembelajaran metode struktural 1) Mencari Pasangan a) Pengertian Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Manch) dikembangkan oleh Larana Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
32
b) Langkah teknik mencari pasangan (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi reviu (persiapan menjelang tes atau ujian) (2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu (3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempnyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan lima akan berpasangan dengan pemegang kartu PERU. Atau pemegang kartu yang berisi nama KOFI ANNAN akan berpasangan dengan pemegang kartu SEKRETARIS JENDERAL PBB. (4) Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4 dan 6x2. (5) Dalam setiap para siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama. (6) Presentasi hasil kelompok atau kuis 2) Bertukar pasangan a) Pengertian Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. b) Langkah-langkahnya (1) Setiap siswa mendapatkan satu pasangan guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa melakukan prosedur / teknik mencari pasangan seperti yang dijelaskan di depan. (2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. (3) Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
33
(4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. (5) Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan semula. 3) Berkirim Salam dan Soal a) Pengertian Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka. Siswa membuat pertanyan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes dan ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik. b) Langkah-langkahnya (1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok. (2) Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya (salam kelompok yang bisa disertai sorak kelompok) (3) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain (4) Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang membuat soal. C. Pembelajaran Kontektual 1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
34
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning-CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makan di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
melakukan pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. 2. Komponen Model Pembelajaran CTL Pembelajaran berbasis CTL menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu Konstruktivimisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Kontruksivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitru obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk mengintrepretasi objek tersebut. Asumsi ini melandsi CTL pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkontruksi pengetahuannya
35
melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang dibangun oleh individu si pembelajar. Inkuiri, artinya propses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan. Penerapan asas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas. Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri. Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada pendapat Vygotsky, bahwa pengetahuan dan prengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam model CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran. Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan
memperagaan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrumen
36
Refleksi
adalah
proses
pengendapan
pengalaman
yang
telah
dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif atau tidak bernilai (negatif). Melalui refleksi siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khazanah pengetahuannya. Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intlektual, mental, maupun psikomotorik. 3. Pola/Skenario Pembelajaran Kontekstual Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh guru-guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL cocok diterapkan mulai dari sekolah dasar hingga universitas.
Contoh Pengaitan dalam CTL di Kelas Di kelas yang sudah tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berpikir secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas di bagai menjadi empat atau lima kelompok. Setiap kelompok memilih sebuah persoalan kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan penelitian di perpustakaan, melakukan survei lapangan, dan mewawancarai pejabat setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuan-penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, diagram, dan gran. Mereka menyampaikan penemuan-penemuan
37
tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman sekelas dan para orang tua. 4. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran f. Lakukan refleksi di akhir penemuan. g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual Pengalaman nyata Kerja sama, saling menunjang Gembira, belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif dan kritis Menyenangkan, tidak membosankan Sharing dengan teman Guru kreatif D. Pembelajaran Kuantum Pengertian Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
38
mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka belajar. Asas Quantum Teaching Asas dari Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Asas ini mengingatkan kita untuk pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertamanya. Untuk
mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching 1. Segalanya berbicara Maksudnya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang belajar 2. Memiliki tujuan Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru yang harus secara hati-hati menyusun pelajaran. 3. Pengalaman sebelum pemberian nama Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Pembelajaran berjalan sukses ketika murid mengalami informasi pada awal pembelajaran. 4. Mengakui setiap usaha Dalam belajar mengandung resiko dan keluar dari rasa nyaman. Pada langkah ini, murid berhak atas pengakuan dari kecakapan dan rasa percaya diri mereka. Murid mengambil resiko dan membangun kompetensi dan kepercayaan diri mereka.
39
5. Layak
dipelajari
maka
layak
dirayakan
(diberi
reward)
Perayaan atau memberikan sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Model Quantum Teaching "Quantum Teaching" shows teachers how to orchestrate their students' success by taking into account "everything" in the classroom along with the environment, the design of the curriculum, and how it's presented. The result: a highly-effective way to teach anything to anybody. Model ini hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika kita menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik kita. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Konteks Konteks yaitu latar belakang pengalaman guru. Jika dalam sebuah orkestra musik, konteks merupakan keakraban ruang orkestra (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan interpretasi dari maestro terhadap lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan menciptakan pengalaman bermusik secara menyeluruh 2. Isi Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian). Isi juga meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas. Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching melakukan langkah-langkah pengajaran dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR, yaitu : 1. Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajaran tersebut bagi guru dan murid. 2. Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
40
3. Namai, untuk ini harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi : yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi si anak 4. Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. 5. Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara-cara mengulang materi dan menegaskan Aku tahu bahwa aku memang tahu ini 6. Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan Dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam Quantum Teaching tersebut terlihat adanya empat ciri sebagai berikut : 1. Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat bahwa dalam Quantum Teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kepada seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran 2. Sebagai akibat dari ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak 3. Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini terlihat dari adanya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak, sehingga secara proporsional 4. Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan. Hal initerlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai si anak 5. Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya.
LATIHAN: Setelah mempelajari materi di atas , buatlah RPP yang mengacu model pembelajaran : a. Tematik b. Kooperatif c. Kontekstual (CTL) d. Quantum
41
EVALUASI: Setelah semua materi dibahas, maka kerjakan soal-soal dibawah ini: 1.Anda seorang guru SD , setelah mengikuti PLPG nanti dan dinyatakan lulus, maka anda akan menjadi guru yang profesional, selanjutnya dalam melaksanakan pembelajaran anda akan menerapkan inovasi dalam pembelajaran yang telah anda miliki. Namun kenyataannya dengan penerapan iniovasi itu akan menimbulkan masalah antara lain : waktu pelaksanaan pembelajaran kurang , sehingga akan molor dan anda pada waktu ada supervisi dari KS maupun PS akan mendapat teguran untuk tepat waktu. PERTANYAAN: Bagaimana sikap anda terhadap keadaan tersebut?
2.Ibu Lita adalah seorang guru SD yang baru 1 tahun mengajar di kelas III. Walaupun termasuk guru baru, Ibu Lita selalu mempersiapkan diri baik fisik maupun psychis setiap kali akan melaksanakan salah satu tugas guru yaitu mengajar. Pada saat akan mengajarkan materi Berbagai macam alat transportasi, Ia mengawalinya dengan mengajak siswanya untuk menyanyikan lagu naik Kereta Api. Ia selalu berusaha untuk menciptakan Kegiatan Pembelajaran yang beragam, seperti memperlihatkan berbagai macam alat transportasi yang tradisional maupun modern lewat tayangan LCD, dan berusaha untuk bertanya pada siswa untuk bisa menggali apa kelebihan dan kekurangan dari kedua macam Alat transportasi tersebut. Begitu pula saat kegiatan berlangsung, ibu Lita ternyata sudah mempersiapkan berbagai macam bahan untuk membuat berbagai contoh alat transportasi sesuai dengan minat anak secara berkelompok.ia selalu mempertanyakan pada sisiwa-siswanya tentang gagasan-gagasan apa yang akan mereka buat dengan bahan-bahan tersebut dan selalu memantaunya. Pada suatu hari ibu Lita tidak bisa mengajar karena sakit, sehingga kelas diajar oleh ibu Susi yang sudah 15 tahun mengajar, sehingga ibu Susi tidak perlu mempersiapkan diri, bahkan mediapun tidak ia siapkan. Agar materi cepat selesai ibu Susi dalam mengajar
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
42
banyak memberikan Informasi pada siswa dan tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya. Siswa diharuskan duduk yang rapi, tenang, dan harus mendengarkan. Ia beranggapan bahwa dengan siswa mendengarkan dan tidak banyak bertanya, materi yang ia ajarkan cepat selesai dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. PERTANYAAN : Berdasarkan paparan di atas, bagaimanakah menurut pendapat Anda sebagai seorang guru SD tentang pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Lita dan Ibu Susi. Apakah sudah menggambarkan pembelajaran yang Pakem ? Berikan Penjelasannya !
3.Sekarang ini pembelajaran di kelas I-III SD dilaksanakan melalui pendekatan Tematik.Siswa kelas rendah melihat segala sesuatu secara Holistik. Melalui Tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk memahami konsep. Untuk itu guru dituntut bisa merakit dan menggabungkan sejumlah konsep beberapa mata pelajaran yang berbeda, karena guru berharap siswa bisa belajar lebih bermakna artinya ada bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. Namun demikian masih banyak guru yang mengalami kesulitan mengajar di kelas rendah, khususnya dalam menyusun RPP, karena dituntut untuk melakukan pemetaan hubungan antara SK, KD, Indikator dengan Tema, sehingga pelaksanaan
pembelajarannya masih Konvensional. PERTANYAAN : a.Menurut pendapat Anda, mengapa pembelajaran di kelas rendah dengan pendekatan Tematik dan di kelas tinggi dengan pendekatan mata pelajaran ? Uraikan b.Bagaimana cara guru melakukan pemetaan hubungan KD, SK, Indikator dengan Tema ? c.Apabila guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Tematik, apa kekuatannya ? Jelaskan !
4.Ibu Surti guru kelas 4 di dalam mengajar tidak pernah mau menghubungkan dengan kehidupan nyata siswa tidak pernah membuat RPP, setiap mengajar sering ditinggal atau mengerjakan pekerjaan lain, kepala sekolah sudah sering menegurnya, bu Surti selalu menjawab bahwa saya sudah hafal, tanpa RPP tidak ada masalah.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
43
Kebiasaan yang dilakukan guru tersebut kurang baik, dapat mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran wawasan anak juga tidak berkembang dan bertambah. PERTANYAAN: Bagaimana tindakan anda kalau anda sebagai kepala sekolah yang menghadapi masalah guru tersebut?
5.Pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial dan meningkatkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois serta meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, tetapi hal itu jarang digunakan oleh guru-guru yang sedang mengajar. Kepala sekolah selalu mengajak dan mengajarkan ke arah pembelajaran yang selalu memupuk hal itu, tetapi guru selalu kembali ke konvensional sehingga pendidikan di Indonesia selalu tertinggal dengan negara-negara berkembang lainnya. Hal tersebut merupakan kasus di bidang pendidikan di Indonesia. PERTANYAAN: Bagaimana pendapat anda sebagai guru menghadapi hal tersebut?
6.Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran diperlukan penyerasian proses pembaharuan pengembangan pembelajaran dengan pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di berbagai bidang. Pembelajaran kuantum berpakal pada psikologi, kognitif dan lebih bersifat humanistik dan konstruktivistis. Pembelajaran memusatkan perkalian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran. Pembelajaran sangat menekankan kealamiah dan kewajaran proses pembelajaran, bukan heartifisialan atau keandalan yang dibuat-buat, kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sedang heartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan. Pembelajaran sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Pembelajaran memiliki model yang memadukan kontek dan isi pembelajaran dan memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
44
Banyak guru yang belum memahami pelaksanaan pembelajaran ini, karena dalam pembuatan perencanaan guru harus memasuki dunia mereka/anak, kemudian membawa mereka ke dunia isi anda / guru, kemudian kembali ke dunia mereka, semua telah berubah. Guru harus mendengarkan siswa mengantisipasi, berpartisipasi, dan memperagakan kejeneusan mereka yang terlepas guru harus merasakan kegairahan saat siswa melaju dalam belajar, yang belum pernah terjadi sebelumnya, relevansi, kejelasan dan ikatan terekatkan dalam pengalaman mereka. Guru harus menyertakan anak menciptakan pengalaman mereka / anak belajar untuk momen-momen yang mengandung pelajaran siswa menangkap informasi saat mereka penataran dan merekapun / anak menyukainya, anak akan dapat menggunakan banyak kecerdasan mereka, sebagaimana guru mensugestikan, melakukan dan melukiskan kesuksesan dalam dunia mereka.
45
PERTANYAAN: Apa saja yang anda lakukan dalam pembuatan perencanaan untuk menyiapkan anak untuk sukses? Bagaimana usaha guru / anda dalam memindahkan mereka / anak dari kelompok besar ke kelompok kecil, kemudian ke perorangan dengan belajar visual auditorial dan kenestitik?
46
BAB IV MEDIA PEMBELAJARAN A. MEDIA: Alat komunikasi yang digunakan membawa suatu informasi Segala sesuatu yang dapat menyalurkam pesan dari pengirim ke penerima pesan
B. MEDIA PEMBELAJARAN: Alat komunikasi (pembelajaran ) yang digunakan untuk menyampaikan pesan /materi pelajaran Teknologi pembawa pesan pembelajaran Manfaat Media dalam PBM Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan Proses pembelajaran lebih menarik Proses pembelajaran lebih interaktif Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi Kualitas belajar dapat ditingkatkan Proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar Peran guru berubah ke arah positif dan produktif
47
48
49
Teleconference : Teknik komunikasi (pembelajaran ) dimana kelompok-kelompok yang berada di lokasi geografis berbeda setiap orang dapat berpartisipasi aktif dalam suatu pertemuan . Telelecture (Kuliah Jarak Jauh ) : Suatu teknik pengajaran dimana seorang ahli bidang tertentu dapat menghadapi/berinteraksi dengan sekelompok pendengar. Computer Assisted Instruction (CAI) : Sistem penyampaian pelajaran yang berbasis mikroprosesor dimana pelajaran / materi ajar dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut. Hipertext : Suatu tulisan yng tak berurutan (sistem menulis)yang mampu menghubungkan informasi dari bagian manapun dalam paket pelajaran.Melalui suatu korpus jalur-jalur materi yang berkaitan dapat memberi keterangan /penjelasan teks Syarat Pengembangan Media : V isibel : Mudah dilihat
50
I nteresting : Menarik S Simple U seful A ccurate : Sederhana : isinya berguna/bermanfaat : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Prinsip Pengembangan / Pembuatan Media Visual (Grafis) Kesederhanaan ( Simplicity) Keterpaduan /Kesatuan (Unity) Penekanan /Penonjolan (emphasis) Keseimbangan (Balance ) Kontras (Contrast) Ritme ( Rhythm )
OHP: Sebagai Perangkat Keras (Untuk memproyeksikan gambar/tulisan) OHT: Sebagai Perangkat Lunak (Untuk Menuangkan materi)
Kelebihan OHP 1.Murah dan praktis 2.Tidak menimbulkan polusi 3. Tidak membutuhkan operator dan ruang yang gelap
4. Dapat memperagakan bentuk dua atau tiga demensi 5. Meningkatkan daya ingat 6. Dapat dikombinasikan dengan media lain 7. Terjadi kontak mata 8. Dapat digunakan tanpa layar
Kekurangan OHP
51
1. Tergantung pada aliran listrik 2. Tidak mudah dibawa-bawa 3. Alat tulisnya harus khusus Kelebihan OHT 1. Penyajian materi sistematis 2. Bisa disajikan secara overlay 3. Dapat digunakan berkali-kali 4. Dapat disimpan dalam waktu cukup lama 5. Materi dapat disajikan dengan : Tulisan tangan Komputer Gambar-gambar
Kekurangan OHT 1. Waktu pembuatan cukup lama 2. Susunannya mudah kacau 3. Ada masalah dalam penyimpanan PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN : Mempertimbangkan aspek yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Ketepatan/kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas (fakta,konsep, prinsip, prosedur atau generalisasi) Tersedianya sarana dan prasarana Karakteristik audience Keterampilan /kemampuan dosen dalam media Taksonomi / Katagori media Menurut Seels & Glasgow Pilihan Media Tradisional Pilihan Media Teknologi menggunakan /mengoperasikan
52
Gambar mati/gambar diam(still picture), Poster, Karikatur, Foto Peta datar, Berbagai jenis papan Flip chart (Bagan lembaran balik) Berbagai jenis grafik,Diagram Berbagai jenis papan Realia dan model Visual diam yang diproyeksikan Proyeksi opaque (tak tembus pandang) Proyeksi overhead Slide (film bingkai) Filmstrips (film rangkai) Overhead projector(OHP) Slide projector Filmstrip projector Karakteristik Media Audio Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan melalui indera pendengaran. Jenis media audio yg bisa digunakan di dalam kelas adalah berbagai jenis alat rekaman,seperti: * open reel tape recorder * cassette tape recorder * piringan hitam * radio Bentuk-bentuk program audio meliputi: a. Program wicara
53
b. Wawan cara c. Diskusi d.Boletin berita e. Warta berita f. Program dukumenter g.Program feature dan majalah udara h. Drama audio Media Tidak diproyeksikan o Realia: benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar o Model: benda tiga demensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya o Bahan grafis :gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan o Dispay : bahan pameran /display yang penggunaanya dipasang di tempat tertentu Media yang Diproyeksikan Over Head Projektor(OHP): alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada transparansi film (OHT) Slide proyektor : alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada film positif Filmstrip/film rangkai Opaque: alat untuk memproyeksikan benda tiga demensi tak tembus pandang
Media Berbasis Komputer: Media yang dioperasikan melalui komputer, yang biasa dikenal sebagai perangkat lunak (Software) Kelebihan 1. Memungkinkan terjadinya interaksi siswa dan materi pelajaran
54
2. Proses belajar secara individual sesuai kemampuan siswa 3. Menampilkan unsur audiovisual 4. Langsung memberikan umpan balik 5. Menciptakan proses pembelajaran yang berkesinambungan Kekurangannya 1. Peralatan untuk memanfaatkannya masih mahal 2. Perlu ketrampilan khusus untuk mengoperasikannya Multi Media Kit Paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media digunakan untuk menjelaskan materi tertentu, yang biasanya dilengkapi dengan buku panduan (study guide,lembar kerja yang moduler) . Atau : Koleksi materi- materi yang melibatkan lebih dari satu jenis media
Prinsip-prinsip Penggunaan Media Tidak ada satu jenis media yang cocok /tepat /sesuai untuk segala macam kegiatan belajar Tidak ada satu jenis media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain. Media harus merupakan bagian yang integral dari seluruh proses kegiatan pembelajaran Perlu persiapan yang cukup untuk menggunakan media(dicoba lebih dahulu sebelum digunakan ) Media harus sesuai dengan kompetensi,sifat materi, dan karakteristik peserta didik (Kematangan, kesulitan, entry behavior).
55
A. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan hasil yang berciri: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi instrinsik pd diri siswa. 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. 3. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya , membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain dan mengembangkan kreativitasnya. 4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya dalam menilai hasil yang dicapainya.
B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ETIKA PENGUKURAN DAN PENILAIAN Guru selalu dihadapkan pada berbagai keadaan untuk mengambil keputusankeputusan yang berhubungan dengan tugas mereka (pembelajaran) sejak anak masuk sampai anak melaksanakan ujian akhir dst. Kualitas keputusan haruslah benar dan adil. Agar benar dan adil harus menggunakan alattes yang baik, tes yang baik hanya dapat dibuat oleh guru yang menguasai ilmu yang khusus membicarakan masalah ilmu evaluasi.dengan penjelasan tersebut nampak bahwa ilmu evaluasi memang memerlukan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
56
C.
PENGUKURAN,PENILAIAN ,TES Pengukuran Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang , hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Pengukuran adalah usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagai mana adanya,pengukuran dapat berupa pengumpulan data tentang sesuatu (Ditjen Dikti Depdikbud,1981:7) Kesimpulan: pengukuran merupakan pengumpulan informasi tentang sesuatu dengan menggunakan angka-angka menurut aturan-aturan tertentu sehingga dapat menggambarkan keadaan benda seperti apa adanya. Angka atau skala dapat diklasifikasikan : Skala nominal,ordinal,interval dan ratio.
D.
TESTING (PENGUJIAN) Tes dapat diartikan sebagai suatu tugas atau rangkaian tugas yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang sistematik tentang sesuatu atribut atau hasil pendidikan yang representatif (Gilbert Sax,1981). Tes sebagai suatu prosedur yang sistematik untuk mengamati tingkah laku seseorang dan melukiskannya dengan bantuan angka atau sistem pengelompokan (Cronbach ,1971 : 26). Kesimpulan:tes adalah seperangkat atau serangkaian tugas yang diberikan kepada siswa yang berisi bahan- bahan uji yang representatif tentang sesuatu bidang studi atau kemampuan psikis.
57
E. ARTI PENTINGNYA PENGUKURAN ,PENILAIAN PENDIDIKAN Dalam kaitannya dengan pengumpulan data, maka peranan pengukuran dan penilaian adalah sangat penting hal ini sesuai dengan pendapat Stanley,Yaitu seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai aspek tentang pengukuran dan penilaian , termasuk bagaimana menyusun alat ukur, melaksanakan, menilai, menggunakan dan memilih mana yang paling tepat untuk berbagai tujuan . Secara umum peranan evaluasi dalam pendidikan: 1. Sebagai alat seleksi 2. Sebagai alat penempatan 3. Sebagai alat diagnosa dan remidi 4. Sebagai alat umpan balik 5. Sebagai alat memotivasi belajar siswa 6. Sebagi alat perbaikan kurikulum Dalam bidang pendidikan dan bidang ilmu sosial dan ilmu lain akan terjadi kesalahankesalahan pengukuran. KESALAHAN PENGUKURAN True score: sekor hasil pengukuran yang tidak kesalahan tidak pernah kita peroleh. dicemari
58
Obtained score = true score + error Kesalahan dalam bidang pendidikan disebabkan karena adanya sebab antara lain : a. Obyek yang kita ukur merupakan aspek internal yang tidak nampak, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. b. Alat ukur yang dipakai belum ada yang baku, yang terandalkan validitas dan reliabilitasnya. c. Banyak guru atau petugas belum mempunyai pengetahuan yang memadai. d. Kesalahan prosedural. Kesalahan pengukuran dapat dibedakan menjadi dua : Kesalahan random /kesalahan rambang Kesalahan sistematik Kesalahan random/rambang yaitu kesalahan yang disebabkan oleh keadaan luar biasa sehingga hasil yang dicapai tidak seperti biasanya (lebih jelek dari biasanya) Contoh :A .biasanya bagus dan termasuk anak pandai tetapi karena sesuatu hal
(misal kehilangan sesuatu yang sangat disenangi) maka hasilnya jelek Kesalahan sistematik yaitu kesalahan -kesalahan yang disebabkan alat ukur /kesalahan prosedural .Karena salah alat ukur /prosedur sehingga setiap pengukuran akan merupakan kesalahan dan dilaksanakan berulang-ulang Contoh : kita membeli jeruk, alat ukurnya timbangan yang diberi ganjal 1 ons
,sehingga jeruk tinggal 9 ons . Sehingga setiap 1X menimbang akan kehilangan 1 ons secar ajeg ( sistemik). Fungsi Tes Tes memiliki dua fungsi Formatif
59
Sumatif
Tes formatif untuk melihat sejauh mana kemajuan siswa dalam suatu program pelajaran yang sedang berjalan. Tes Sumatif nuntuk mengetahui penguasaan siswa dalam suatu akhirprogram pelajaran. Perencanaan Tes Setiap mata pelajaran memiliki penekanan kemampuan yang berbeda.
Salah satu pedoman untuk menentukan item tes adalah taksonomi tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh Benyamin S.Bloom dkk(1956) Ada 3 aspek perilaku: a. Kognitif b. Afektif c.Psikomotor
BEBERAPA ASPEK PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN A. Pendekatan Dalam Penilaian Dalam difinisi penilaian telah disebutkan bahwa dalam penilaian guru melakukan interpretasi terhadap data hasil pengukuran dengan membandingkan dengan patokan patokan atau alat pembanding. Dalam membandingkan /menilai ini ada dua pendekatan yang akan memberikan informasi yang berbeda,yaitu: PAN PAP Penilaian Acuan Norma ,menentukan batas kelulusan siwa menggunakan mean atau rata-rata.
60
Penilaian Acuan Patokan,menggunakan batas kelulusan berdasarkan tingkat penguasaan siswa. PENILAIAN ACUAN NORMA (NORMA REFERENCED EVALUATION) Dalam penilaian ini hasil belajar siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Pendekatan PAN ini menggunakan konsep kurve normal dalam statistik, serta komputasi dalam kurve tersebut digunakan sebagai dasar penilaian .Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan PAN menggunakan standar /patokan relatif.Bila hasil tes kelompok tinggi ,maka batas lulus juga tinggi, tetapi bila hasil tes kelompok rendah maka batas lulusnya juga rendah. Batas lulus dalam PAN ditentukan rerata (mean ) dan simpangan baku.Dengan penilaian PAN seorang guru sudah dapat memperkirakan berapa persen jumlah siswa dalam kelompoknya yang akan lulus dan berapa persen yang akan gagal dengan menggunakan daerah liputan kurve normal.
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (CRITERION REFERENCED EVALUATION) Pendekatan PAP adalah membandingkan prestasi siswa dengan patokan yqang telah ditetapkan sebelumnya .Sebelum tes dilakukan telah ditetapkan persyaratan / patokan tertentu sebagai batas lulus atau pasing grade.Batas lulus ini merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai oleh siswa untuk bisa lulus pada suatu pelajaran tertentu.Untuk membantu siswa mencapai kriteria itu ,maka guru harus
mampumengarahkan kegiatan siswa dengan rencana kegiatan yaqng telah disusun secara terarah.Bila ada siswa yang belum mampu mencapai batas lulus maka diadakan remidi/ ujianpembinaan dalam bentuk formatif test. B. JENIS-JENIS ALAT UKUR DALAM PENDIDIKAN 1.Alat ukur yang berupa tes Alat ukur yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar maupun karakteristik psikologik siswa.Ciri utama tes adalah adanya jawaban yang diberikan oleh siswa terhadap butir-butir pertanyaan tentang sesuatu hal yang akan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
61
diukur,dan siswa tahu/ sadar bahwa dirinya sedang dites.Alat ukur ini dibedakan menjadi: a. Menurut hal yang diukur,yaitu: 1) tes prestasi belajar 2) Psiko tes b. Menurut cara pelaksanaanya 1) tes individual 2) tes kelompok /colective test 2. Alat ukur non test a. Daftar cek (check list ): daftar ini digunakan oleh evaluator untuk
mengevaluasi langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa dalam memamerkan kemampuannya(keterampilannya) b. Ranting-scale :digunakan untukmengukur prosedur maupun keterampilan siswa .Bedanya dengan hasil
telah dicantumkan skala nilai untuk mengukur setiap langkah atau aspek hasil yang akan diukur. c. Pedoman wawancara Untuk keperluan tertentu dibutuhkan hasil berasal dari wawancara secara pengukuran yang
wawancara mengikuti prosedur dan syarat- syarat yang biasa berlaku dalam pengembangan d. Angket Angket adalah pertanyaan pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi C . PENILAIAN BERBASIS KELAS Dalam penilaian berbasis kelas akan dibicarakan: tetang berbagai hal. alat ukur yang baik.
62
1) Pengertian dan keunggulan penilaian berbasis kelas, 2) Tujuan, manfaat,dan fungsi penilaian berbasis kelas, 3) Konteks dan strategi penilaian berbasis kelas, 4) Prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas, 5) Karakteristik penilaian berbasis kelas, 6) Bentuk dan alat penilaian , 7) Implikasi penerapan penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran bahasa.
1.Pengertian dan Keunggulan penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas,2002). Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran (Supranoto dan Hatta). Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didikyang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaiannya dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, Indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum. Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas 1. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun nonformal diadakan secara terpadu , dalam suasana yang menyenangkan . 2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok,tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya . 3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara agar kemajuan siswa dapat terdeteksi secara lengkap. 4. Siswa perlu dituntut agar dapat mengekplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan semua potensi dalam menanggapi , mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri. 2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas Manfaat penilaian berbasis kelas adalah:
63
1) Memberi umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam kegiatan proses belajar . 2) Membantu pembuatan laporan lebih bagus . 3) Mendorong pembelajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan 3.Konteks dan strategi penilaian berbasis kelas, Menurut Subyantoro dkk (2004: 12 17) strategi penilaian kelas meliputi: (1). Mengacu pada ketercapaian standar nasional didasarkan pada indikator,
(2). Memperhatikan keseimbangan tiga ranah, (3). Menilai kecakapan hidup (life skill) (4). Menggunakan berbagai alat, (5). Mengutamakan proses dan produk, (6). Berkelanjutan , 4.Prinsip-prinsip Penilaian berbasis Kelas 1) Valid 2) Mendidik 3) Berorientasi pada kompetensi 4) Adil dan obyektif 5) Terbuka 6) Berkesinambungan 7) Menyeluruh 8) Bermakna 5.Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas , menurut Supranata dan Hatta(2006: 13 15) memiliki dua karakteristik istimewa yaitu: a. Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran , tujuannya tidak lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai usaha untuk membangun proses pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan umpan balik.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
64
b. Umpan balik Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses umpan balik di kelas .Dari hasil penilaian berbasis kelas guru maupun peserta didik dapat melakukan saran perbaikan belajar. 6. Bentuk dan Alat Penilaian Seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan al sbb: (1). Kuis (2). Pertanyaan lisan di kelas (3). Ulangan harian (4). Tugas individu (5). Tugas kelompok (6). Ulangan semester (7) .Ulangan kenaikan
7. Implikasi penerapan PBK dalam pembelajaran Pertama ,esensi dan prosedur penilaian berbasis kelas harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara jelas , untuk itu ,perlu ada upaya dari sekolah atau Dinas Pendidikan maupun upaya proaktif dari guru untuk dapat memahami pengertian ,keunggulan , tujuan , fungsi , prinsip, bentuk dan alat penilaian ,serta pelaporan penilaian berbasis kelas. Kedua ,siswa hendaknya memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam penilaian berbasis kelas .Untuk itu guru perlu menjelaskan esensi penilaian berbasis kelas.Dengan pemahaman itu , siswa diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan penilaian pembelajaran yang akan dilaksanakan.dst D.Penilaian Kinerja
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
65
1. Pengertian Penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Contoh: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktik O R, presentasi diskusi, bermain peran, dll. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan : a. Langkah-langkah kinerja b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yg akan dinilai c. Kemampuan kemampuan khusus yg diperlukan d. Upayakan aspek yg akan dinilai tidak terlalu banyak e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan dengan urutan yg akan diamati 2. Teknik penilaian unjuk kerja untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat/instrumen: a. Daftar cek (Chec-list) b. Skala penilaian (Ranting scale) Contoh Ranting scale,penilaian lompat jauh Nama siswa: ..........Kelas .......... No Aspek yang dinilai 1 1 Teknik awalan Teknik tumpuan Sikap/posisi tubuh saat diudara Teknik mendarat 2 3 4
66
E. Penilaian Sikap 1. Pengertian Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek. Sikap bisa terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif,affektif, konatif.Obyek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah : (1) Sikap terhadap materi pelajaran (2) Sikap terhadap guru/pengajar (3) Sikap terhadapproses pembelajaran (4) Sikap berkaitan dengan nilai /norma yang berkaitan dengan suatu materi pelajaran 2. Teknik penilaia sikap al : observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi F. Penilaian Proyek 1.Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam pereode /waktu tertentu . Tugas tersebut berupa sutu investigasi sejak dari perencanaan , pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Dalam penilaian proyek ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan al : a. Kemampuan pengelolaan b. Relevansi c. Keaslian
67
Beberapa contoh penilaian proyek misalnya membuat penelitian sederhana tentang air dirumah, penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
G.Penilaian produk 1. Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni , seperti: makanan, pakaian hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi tiga tahap,yaitu : tahap persiapan, tahap pembuatan produk (proses), tahap penilaian produk.
2.Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. (1) Cara analitik ,yaitu berdasarkan aspek-aspek produk ,biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prosesw pengembangan . (2) Cara holistik,yaitu berdasarkan kesan-keseluruhan dari produk,biasanya dilakukan pada tahap penilaian produk(apprasial). .Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. (1) Cara analitik ,yaitu berdasarkan aspek-aspek produk ,biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prosesw pengembangan . (2) Cara holistik,yaitu berdasarkan kesan-keseluruhan dari produk,biasanya dilakukan pada tahap penilaian produk(apprasial).
H.Penilaian Portofolio
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta
68
1. Pengertian Menurut Popham (1995:163),portofolio adalah sekumpulan sistematik tentang pekerjaan seseorang Menurut Genesce &Upshur (1977;99 ), portofolio adalah sekumpulan pekerjaan siswa yang dapat menunjukkan kepada mereka (juga bagi yang lain) atas usaha, kemajuan , dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu. Menurut Epstein (2003) portofolio, dalam konteks kelas , adalah kumpulan koleksi pekerjaan siswa yang menunjukkan penguasaan keterampilan dan sikap siswa pengetahuan ,
Penilaian Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu pereode tertentu.Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik , hasil tes (bukan nilai ) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran (Depdiknas ,2006 : 15 16 ).
(b) Portofolio Pameran portofolio jenis ini berisi seluruh pekerjaan siswa dalam bidang tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.Portofolio jenis ini berisi tahapan pengalaman siswa dalam mengerjakan tugas tugas dalam pembelajaran.Bukti bukti proses dan produk terekam dengan lengkap termasuk draf kasar, sketsa, perbaikan perbaikan , serta hasil akhir pendidikansiswa.
Portofolio jenis ini dapat menggambarkan keseluruhan proses dan perkembangan siswa , kesulitan yang dialami siswa , tahapan pengalaman yang dialam siswa , serta kemampuan siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran. (c) Portofolio Refleksi portofolio jenis ini memfokuskan pada refleksi proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan .Portofolio jenis ini berisi kumpulan proses dan hasil pekerjaan dalam bidang tertentu dalam kurun waktu tertentu, penilaian diri oleh siswa terhadap karya yang dihasilkan , penilaian guru terhadap karya siswa , dan simpulan tentang kualitas proses dan
69
hasil.Portofolio ini digunakan oleh guru sebagai alat penilaian dan juga untuk membantu siswa merekflesikan apa yang mereka telah pelajari. Karakteristik portofolio (a) Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kemampuan seseorang dalam satu bidang .misal menulis, musik dll. (b) Portofolio merupakan bukti autentik dari ke3mampuan seseorang . (c) Portofolio dapat menggambarkan kemampuan seseorang secara lebih
komprehensif. (d) Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang tergambar dalam tahapan pengalaman siswa dalam mencapai tujuan . Keuntungan penilaian portofolio (1) Suatu catatan komulatif dan berkesinambungan; (2) Pandangan menyeluruh tentang belajar siswa; (3) Pengetahuan tentang kemajuan siswa secara perorangan ; (4) Kesempatan kolaboratif dengan siswa dalam pengukuran dan penetapan tujuan ; (5) Bukti nyata pelajar siswa untuk orang tua, guru, dan siswa lain ; (6) Kesempatan menggunakan metabahasa untuk berbicara tentang bahasa I.Penilaian Diri Pengertian : Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam pelaksanaan penilaian baik proses maupun produk untuk mewujudkan tujuan pembelajaran secara totalitas maka guru harus mengkaitkan evaluasi dengan nilai nilai karaktar. Adapun deskripsi nilai pendidikan karakter seperti tabel deskripsi berikut ini. Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Nilai Deskripsi
70
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakanajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku
yang
didasarkan
pada orang
upaya yang
menjadikan
dirinyasebagai
3. Toleransi
Sikap
dan
tindakan
yang
menghargai
perbedaan agama,suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuhpada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguhdalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan caraatau hasil baru dari
71
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung padaorang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8.Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai samahak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untukmengetahui meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. lebih mendalam dan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. kepedulian, dan
12.Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna
72
13.Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. CintaDamai
Sikap,
perkataan,
dan
tindakan
yang
15. GemarMembaca
Kebiasaan
menyediakan
waktu
untuk
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegahkerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. upaya-upaya untuk
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuanpada orang lain dan
18. Tanggun-jawab
Sikap
dan
perilaku
seseorang
untuk
73
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2003. Pembelajaran Terpadu : Implementasi Paradigma Kontruktivistik Dalam Rangka Pengembangan Kecerdasan Ganda. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002.
De Porter, Bobbi; Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2002. Quantum Teaching. Editor, Hernacki, Mike. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari, Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mik. 2002. Quantum Learning, Diterjemahkan oleh Alwiyah Adurrahman. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka
Hadisubroto, Tisno dan Herawati, Siti Ida. 2002. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Johnson B. Elaine. 2006. Contextual Teaching and Learning. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan, MLC : Bandung.
Saryono, Djoko. 2007. Pembelajaran Quantum Sebagai Model Pembelajaran yang Menyenangkan.
75
Slavin E. Robbert. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Diterjemahkan oleh Nurulita Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. Sukardi Ujang, dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: CV Duta Graha Pustaka. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Udin, S. Winataputra. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI. Tilaar, H.A.R (1966 ).Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Abat ke -21. Magelang : Indonesia Tora. Wijaya, Cece,Et.Al , (1991 ).Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan .Bandung : Rosdakarya.
76
Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
I. II. III.
V.
B. Kegiatan Inti
(......)
C. Kegiatan Akhir
(......)
VI. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran : A. Media/Alat Pembelajaran B. Sumber Pembelajaran : .................................................. : ..................................................
: Tertulis, lisan, perbuatan : Obyektif, subyektif : Soal, kunci jawaban, kriteria Penilaian, lembar pengamatan dsb.
(.......................................)
(.......................................)
78
I.
II.
III.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................................................... V. DAMPAK PENGIRING ........................................................................................................................... VI. MATERI PEMBELAJARAN ........................................................................................................................... VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Metode 2. Model Pembelajaran : .......................................................................... : ..........................................................................
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No 1. Pendahuluan ........................................................ ........................................................ 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi ........................................................ b. Elaborasi Kegiatan Waktu Metode
79
........................................................ c. Konfirmasi ........................................................ 3. Penutup ........................................................ ........................................................ IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media ........................................................ .............................................................. b. Sumber Belajar ........................................................ .............................................................. X. PENILAIAN a. Prosedur b. Jenis c. Bentuk d. Alat tes Mengetahui Instruktur PLPG : ................................................................................................ : ................................................................................................ : ................................................................................................ : ................................................................................................ Surakarta, Juni 2011 Peserta PLPG
80
I. II. III.
IV.
V. VI. VII.
VIII. No 1 2
3 IX.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH : MAPEL : KELAS/SMT : WAKTU : STANDART KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor DAMPAK PENGIRING MATERI PEMBELAJARAN METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN 1. Metode 2. Model Pembelajaran LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap KBM Pengorganisasian Siswa Pendahuluan Kegiatan Inti a. Eksplorasi b. Elaborasi c. Konfirmasi Penutup MEDIA DAN SEMBER BELAJAR 1. Media 2. Sumber Belajar PENILAIAN 1. Prosedur 2. Jenis 3. Bentuk 4. Alat Tes a. Soal b. Kunci c. Skor Mengetahui Instruktur PLPG ..,
Waktu
X.
81
I. II. III.
IV.
V. VI. VII.
VIII. No 1 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH : MAPEL : KELAS/SMT : WAKTU : STANDART KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor DAMPAK PENGIRING MATERI PEMBELAJARAN METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN 1. Metode 2. Model Pembelajaran LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap KBM Nilai Karakter Pendahuluan Kegiatan Inti a. Eksplorasi b. Elaborasi c. Konfirmasi Penutup MEDIA DAN SEMBER BELAJAR 1. Media 2. Sumber Belajar PENILAIAN 1. Prosedur 2. Jenis 3. Bentuk 4. Alat Tes a. Soal b. Kunci c. Skor Mengetahui Instruktur PLPG Surakarta, Peserta PLPG
3 IX.
X.
82
I. II. III.
IV.
V. VI. VII.
VIII. No 1 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH : MAPEL : KELAS/SMT : WAKTU : STANDART KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor DAMPAK PENGIRING MATERI PEMBELAJARAN METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN 1. Metode 2. Model Pembelajaran LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap KBM Waktu Pendahuluan Kegiatan Inti a. Eksplorasi b. Elaborasi c. Konfirmasi Penutup MEDIA DAN SEMBER BELAJAR 1. Media 2. Sumber Belajar PENILAIAN 1. Prosedur 2. Jenis 3. Bentuk 4. Alat Tes a. Soal b. Kunci c. Skor Mengetahui Instruktur PLPG Surakarta,. Peserta PLPG
3 IX.
X.
83