KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang 3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan pacu pernapasan, pernapasan kusmaul. 4. Risiko tinggi hipovolemik berhubungan dengan volume darah, efek sekunder kehilangan cairan dari gastrointestinal. 5. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan distensi abdomen.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Pantau
tanda
dan
gejala 1. Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit 2. Dehidrasi dapat meningkatkan
elektrolit 2. Pantau intake dan output 3. Timbang berat badan setiap hari 4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 5. Kolaborasi : - Pemeriksaan laboratorium serum
dipertahankan secara maksimal Kriteria hasil : - Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 c, RR : < 40 x/mnt ) Konsistensi BAB
lembek, elektrolit (Na, K,Ca, BUN) - Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur - Obat-obatan : (antise kresin, antispasmolitik, antibiotik)
membersihkan sisa metabolisme. 3. Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt. 4. cairan dan elektrolit yang hilang
secara oral 5. Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi). Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat. anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat
endotoksin. 1. Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus. 2. situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan. 3. Mengurangi pemakaian energi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang
Setelah
dilakukan
tindakan
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin) 2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : Nafsu makan meningkat -BB meningkat atau normal sesuai umur
yang berlebihan
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta 4. Mengetahui jumlah output dapat kurangi kegiatan yang berlebihan. 4. Monitor intake dan out put dalam 5. 24 jam 5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain : a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu b. obat-obatan atau vitamin ( A) merencenakan jumlah makanan. Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan pacu jantung, pernafasan kusmaul
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 6 jam, diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil: 1. Pola nafas normal 2. Tidak terjadinya dispnea 3. RR : < 40x/menit
1. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan termasuk penggunaan otot bantu pernapasan. 2. Auskultasi bunyi nafas. 3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. 4. Ajarkan pasien teknik nafas dalam. 5. Kolaborasi pemberian oksigen.
1. Frekuensi kedalaman pernafasan serta penggunaan otot bantu pernapasan untuk mengetahui apakah pasien mengalami sesak nafas. 2. Bunyi nafas seperti ronki menyertai obstruksi jalan nafas/kegagalan pernafasan. 3. Posisi berbaring dengan kepala lebih tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan
pernafasan. 4. Teknik nafas dalam akan membantu memperlancar pola nafas. 5. Pemberian oksigen akan memaksimalkan kerja paru-paru dan memperlancar pernafasan.
Risiko tinggi hipovolemik berhubungan dengan volume darah, efek sekunder kehilangan cairan dari gastrointestinal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan tidak terjadi syok hipovolemik. kriteria hasil: 1. Tidak terdapat tanda-tanda syok: a. Pasien tidak mengeluh pusing. b. TTV normal TD: 90/60 mmhg N:80x/menit S: 37,3oC RR: 24x/menit
1. Identifikasi tanda-tanda adanya syok dan status dehidrasi 2. Kolaborasi skor dehidrasi
3. lakukan pemasangan dan
1. Parameter penting dalam menentukan intervensi sesuai dengan klinik individu. Pada pasien dengan perubahan akut TTV dan dehidrasi berat, maka pemulihan hidrasi menjadi parameter utama dalam melakukan tindakan. 2. Pasien yang mengalami dehidrasi berat ditandai dengan skor dehidrasi 7-12 dan mempunyai resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik. 3. Intervensi ini hanya bersifat
sementara sebagai bagian resusitasi vaskular apabila akses vena tidak bisa dilakukan setelah melakukan penusukan pada 3 tempat dalam waktu 90 detik.
Gangguan pola istirahat dan Setelah dilakukan tindakan tidur berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 12 jam diharapkan pasien dapat tidur dengan kriteria hasil: 1. Pasien tidur dengan nyaman 2. pasien tampak tenang
3. kebutuhan tidur terpenuhi.
1. Pemberian susu hangat pada anak bertujuan agar cepat mengantuk. 2. Dengan lingkungan yang aman dan tenang, pasien dapat tidur tanpa mengalami gangguan. 3. Cerita dongeng atau sejenisnya akan merangsang pasien untuk dapat tertidur.
distensi abdomen.
dongeng/lainnya.
Hari/Tanggal, Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1. Memantau tanda dan gejala kekurangan S : ibu klien mengatakan feses anaknya sudah cairan dan elektrolit 2. Memantau intake dan output 3. Menimbang berat badan setiap hari 4. Menganjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 5. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain. O : - BAB 7x/hari Warna feses mulai menguning mulai mengeras.
P : lanjutkan Intervensi Selasa, 11 juni 2013 08.00 WIB 1. Mendiskusikan dan menjelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin) 2. Meniptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat 3. Memberikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan.
A : terasi sebagian
4. Memonitor intake dan out put dalam 24 P : lanjut intervensi jam 5. Berkolaborasi dengan tim kesehtaan lain.
1. Mengkaji frekuensi kedalaman pernapasan termasuk penggunaan otot bantu pernapasan. 2. Mengauskultasi bunyi nafas. 3. Meninggikan kepala dan bantu mengubah posisi. 4. Mengajarkan pasien teknik nafas dalam. 5. Berkolaborasi pemberian oksigen.
S : klien mengatakan tidak sesak nafas lagi O: - Klien tampak tenang RR : 24 x/menit t