Mycobacterium Tuberculosis
ORDO FAMILI GENUS SPESIES : Actinomycetales : Mycobacteriaceae : Mycobacterium : M. Tuberculosis
M. tuberculosis
Pewarnaan Ziehl-Neelsen (BTA Positif)
MORFOLOGI
Bentuk batang langsing, agak bengkok kadang-kadang coccoid, seperti benang panjang bahkan seperti tambang (cord) 0,4-3 . BTA (+) (ZN), Gram (+) (sukar)
BIAKAN
Gliserol (in) sumber C Garam ammunium sumber glikogen Asparagin (camp. Asam amino) penyesuaian hidup Lipida kuning telur (L.j) > KUDOH Serum Albumin mengikat asam lemak bebzo Dalam perbenihan cair (Dubos) tumbuh berkelompok, terapung (O2), mudah kontaminasi Obligat aerob Tumbuh lambat baik dalam media cair / padat membelah setiap 12 jam 40 hari (+ 3 mm) M. Saprofit + 1 minggu Bakteri lain membelah 1/3 atau 1/4 jam
VIRULENSI
Sputum baru (+) cavia 1-6 bulan Dari seorang penderita TBC kulit cavia (Lopur vulgaris) Pasasi invivo virulensi invitro virulensi Pasasi invitro dari strain lemah ratusan kali BCE TBC tipe Bivirue avirulen vakinasi aktif Strain virulen/tidak tergantung dari: 1. Morfologi 2. Koloni seperti jalinan rambut (cord factor lemak) NR (+) 3. Uji serologi (ELISA)
LEMAK
20-40% (60% pada dinding sel) Hidrofobik Pada perbenihan cair menempel dan terapung Relatif tidak dapat ditembus zat warna Tahan asam Resisten terhadap asam (alkalik) Multiplikasi lambat
Sarjana Block Cord Factor diasingkan melalui extruksi Menghalangi migrasi PMN Leukosit Pada tikus putih SC Hewan percobaan (HP) muda lebih virulen dari biakan tua Toksis terhadap makrofag
STRUKTUR ANTIGEN
1. Spesifik 2. Mikobakteria lain 3. Reaksi silang antara mikobakteria nokardia dan Corinebakteria.
RESISTENSI
1. Terhadap asam dan basa metode konsentrasi 2. Pemanasan UV 3. Fenol
PATOGENITAS
Patogenitas tergantung pada : Virulensi kuman Resistensi orang ybs Besarnya tempat yang diserang Lokalisasi tempat penyerangan
EPIDEMIOLOGI
1. Primer Tuberkulosis 1 x 2. Post primer tuberkulosis 2 x (endogen/eksogen) 3. Subprimer tahap 1: menghebat komplikasi hematogen - Meningitis, pleuritis, peritonitis, pericarditir, miliar (Tuberkel kecil dimana-mana)
KOCH PHENOMENON
Kontak ulangan dengan kuman TBC yang sama yang reaksinya lebih hebat tapi lebih cepat dan sembul Percobaan R. Koch IC 10-14 hari, benjolan pecah (ulkus menyebar, pecah nekrosis suntikan II sembuh KP kumannya mati, filtrat biakan cair (E. bakter) Tuberkulin Psitif/FPD a. Sembuh dari TBC b. Menderita TBC laten c. Menderita T Akut
VAKSINASI BCG
Tujuan Imunitas Tidak berbahaya Tidak menimbulkan komplikasi
MACAM VAKSIN
1. 2. 3. 4. Vaksin virulen dosis bahaya Vaksin mati yang imunitas spesifik Vaksin A virulen tidak memuaskan Vaksin BGE TBC Bovinus (hidup) ratusan
Pengobatan
INH, Pas (Etam butol) Streptomisin, rifamfisin
Catatan :
M. Humanus M. Bovinus M. Avium M. Ulcerans M. Leprae seperti bunga kol Licin patogen (TBC kelenjar) OPT 41OC B. Anti TBC TBC kulit > 33OC Masa inkubasi 7-15 tahun B. Hansen
M. LEPRAE
Morfologi : Batang tahan asam Ditemukan oleh Hansens Belum bisa dibiak pada TLPK tikus dan armadilo
PATOGENITAS
Mirip TBC (kronis dan peradangan) Lesi Granulomatik kronis Sel-sel epiteloid Intraseluler dalam Proses pada kulit benjolan-benjolan di muka tidak normal Masa inkubasi 5-7 bulan/5 tahun Kuman ditemukan pada mukosa hidung dan kulit sakit
Gejala :
Benjolan di kulit, pucat, mati rasa ulkus lepromatous
LABORATORIUM
BP kerokan kulit (makula) septum nasi (mukosa tulang rawan dan cuping telinga Preparat Zn (alkohol 70%, HCl / H2S/persen Batang berwarna merah di dalam sel
TERIMA KASIH