Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR Rencana Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan Muskulokeletal Fraktur adalah yang disusun oleh

kelompok V sebagai bagian dari proses pembelajaran implementasi serta evaluasi dari pengetahuan akan metodologi riset keperawatan. Kelompok penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Metodologi Riset Keperawatan STIK FAMIKA Makassar Ns. Edison Siringo-ringo,S.Kep. Yang tetap memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna sehingga dengan demikian masukan serta saran-saran yang membangun sangat kami harapkan untuk menambah wawasan serta pengetahuan kami kedepan. Terima kasih. Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1 Daftar isi.2 PENDAHULUAN 3 Konsep Medis 5 a. Definisi 5 b. Etiologi 5 c. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM ...7 d. Penatalaksanaan Medis..11 A. Konsep Dasar Keperawatan a. Riwayat Keperawatan12 b. Pemeriksaan Fisik 12 c. Diagnosa Keperawatan..13 d. Intervensi dan Rasioanal13 B. Penatalaksanaan a. Pengkajian Data umum.. 16 Data Fokus 23 Analisa Data25 29

b. Diagnosa Keperawatan

c. Intervensi Keperawatan... 30 d. Implementasi 30 e. Evaluasi g. Daftar Pustaka 30 f. Catatan Perkembangan

PENDAHULUAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang. Kebanyakan fraktur akibat dari trauma; beberapa fraktur skunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur-fraktur yang patologis (Barret dan Bryant, 1990). Perawatan di rumah sakit dibutuhkan untuk melakukan reduksi fraktur karenanya anestesi umum diperlukan, kecuali untuk fraktur yang sederhana (hairline) yang dapat ditangani dengan rawat jalan. Waktu penyembuhan fraktur bervariasi dari 6-24 minggu, tergantung dari beratnya fraktur. Komplikasi utama yang berhubungan dengan fraktur, khususnya pada tulang panjang adalah emboli lemak, sindrom kompratemen, dan tromboembolisme vena (slye,1991). Sindrom kompratemen adalah komplikasi neurovaskular yang seriusdan sering terjadi pada trauma berat atau fraktur tulang panjang. Ini merupakan konisi dimana tekanan pada area anatomis (atau kompratemen) meninggkat. Ini terjadi bila jaringan dalam kompratemantertekan kedalam fasia, mempengaruhi saraf dan saluran darah. Secara anatomis, tulang dikelilingi oleh otot, saraf, dan pembuluh darah, dibungkus oleh jaringan ikat yang tidak elastic (fasia). Gangguan gangguan neurovaskuler terjadi dibagian distal sumber-sumber yang menyebabkan tekanan, yang dapat juga di bagian eksternal (bila pemasangan gips atau balutan terlalu kencang dan traksi yang terlampau kuat penarikannya) atau secara internal (pembengkakan atau pendarahan). Jika kondisi ini tidak berkurang, dapat terjadi paralisis permanen (Slye, 1991). Kehilangan fungsi motorik permanent merupakan kondisi yang ditakuti oleh sebagian besar pasien. Setelah tulangnya sembuh, pasien dapat melakukan aktifitas tanpa keterbataan. Rerata lama waktu perawatan (RLP) barvariasi sesuai tipe fraktur (Lorenz, 1991). Untuk fraktur ekstremitas bawah dan humerus RLP-nya 4,6 hari tanpa komplikasi (kecuali panggul,telapak kaki, femur), dan 7,2 dengan komplikasi. Pada

tulng lutut rerata RLP tanpa komlikasi 3,9, dan 7,7 hari dengan komplikasi. Sedang untuk tulang bahu, siku, dan ekstremitas atas lainnya adalah 2,5 hari tanpa komplikasi, dan 3,3 hari dengan komplikasi. Untuk telapak kaki, rerata LWP 3,3 hari. Untuk fraktur femur rerata 7,4 hari. Untuk mengangkat alat fiksasi internal re LWP 4,0 hari.

A. KONSEP DASAR MEDIS a. Definisi Fraktur adalah patahnya tulang atau terputusnya kontinuitas dari struktur tulang, Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut daru tenaga tersebut, keadaan tulang ini sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi ini lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktr tidak lengkap melibatkan seluruh ketebalan tulang. b. Etiologi Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung pada tulang. Kecelakaan karena berkendaraan dan jatuh merupakan mekanisme utama cedera. Penyakit tulang misalnya osteoporosis atau metastatis tulang karena kanker dapat melemahkan struktur tulang dan terjadi fraktur. Fraktur dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dan dipengaruhi oleh faktor biologis dan perilaku. Tekanan langsung menyebabkan gerakan objek bersentuhan dengan tulang, tidak langsung disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat pada tulang. Sudut patah Fraktur transversal adlah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbuh panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ke tempat semula, maka segmen-segmen ini akan stabil dan biasanya muda dikontrol dengan bidai gips. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang, fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki. Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstremitas. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak dan cepat sembuh dengan imobilisasi luar.

Fraktur multipel pada satu tulang Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan satu tulang yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dalam suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani, biasanya satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah menjadi silit untuk sembuh dan keadaan ini mungkin memerlukan pengobatan secara bedah. Fraktur Implikasi Fraktur kompresiterjadi ketika 2 tulang menumbuk tulangketiga yang berada diantaranya seperti satu vetebra dengan dua vertebra lainya. Pada orang muda fraktur kompersi dapat disertai dengan perdarahan retroperitoneal yang cukup berat. Fraktur Patologik Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainya. Penyebab paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor baik primer atau tumor metastasi. Fraktur beban lainnya Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka baru diterima untuk berlatih dalam angkatan bersenjata atau orang yang baru mulai latihan lari. Pada saat awitan gejala timbul, radio gram tiak menunjukkan adanya fraktur.tetapi biasanya setelah 2 minggu, timbul garis-garis radio-opak linear tagak lurus terhadap sumbuh panjang tulang. Frakrur Greenstick Frakrur Greenstick fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak, korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian pula periosteum.

Fraktur Avulasi Fraktur Avulasi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen. Fraktur Sendi Cedera semacam ini akan menyebabkan osteoarthritis pasca trauma yang progesit pada sendi yang cedera tersebut.

c. Patofisiologi & Penyimpangan KDM Retensia kontraksi otot yang kuat Dorongan tidak langsung (terpukul benda) Faktor lain-lain : Neuroblastoma metastatik, sarcoma ewing, sarcoma oteogenetik, rakhitis, defisiensi tembaga, osteomielitis, cederaoveruse, Imobilisasi.

9Fraktur Trauma jaringan tubuh Krisis situasi Ggn. Psikologis Kurang Informasi Kurang pengetahuan Cemas Ansietas Ansietas Adanya luka Rangsangan mengeluarkan zat-zat bradikinin, histamin, prostaglandin, serotin, menuju thalamus dan korteks serebri.

Kerusakan Integritas Kulit Kontaminasi dengan lingkungan luar.

Nyeri Pembatasan gerakan tubuh Aktivitas yang dilakukan minimal Gangguan mobilitas fisik Gangguan mobilitas fisik Kurang perawatan diri Gangguan Personal hygene

Resiko tinggi Resiko tinggi infek infeksi

d. Manifestasi Klinis Banyak faktor yang mempengaruhi manifestasi klinik fraktur mungkin sebagai akibat misalnya lokasinya, beratnya, jenis fraktur, jumlah kerusakan dari struktur yang ada. Tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan fraktur : 1. Nyeri yang hilang dengan beristirahat 2. Nyeri tekan 3. Bengkak 4. Kerusakan fx, pincang 5. Gerakan terbatas 6. Ekimosis disekitar lokasi 7. Krepitus disisi fraktur 8. Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat fraktur mengalami penurunan 9. Atrofi distal 10. Deformitas 11. Perdarahan/hematoma. 12. Spasme otot e. Penatalaksanaan Medik 1. Atasi syok dan pendarahan, serta dijaga lapangnya jalan nafas 2. Sebelum penderita diangkut, pasang bidai untuk mengurangi nyeri, mencegah (bertambahnya ) kerusakan jaringan lunak dan makin buruknya kedudukan fraktur. Bila tidak terdapat bahan untuk bidai, maka bila lesi dianggota gerak bagian atas untuk sementara anggota yang sakit dibebatkan ke badan penderita; pada lesi dianggota gerak yang sakit dibebatkan ke anggota gerak yang sehat. Terhadap lesi di daerah vetebra, penderita dibaringkan dialas yang keras.

3. Fraktur Tertutup. a. Reposisi Pada reposisi diperlukan anastesi. Tergantung pada persiapan penderita dan fasilitas yang tersedia, maka anastesi dapat dilakukan secara umum, regional maupun lokal. Kedudukan fragmen distal dikembalikan pada alignment dengan menggunakan traksi.Traksi dapat dikerjakan dengan suatu penarikan tangan yang dikerjakan secara perlahan, cermat dan hatihati. Pada beberapa fraktur tertentu tidak cukup hanya dengan menggunakan tangan, diperlukan traksi kulit (misalnya pada anakanakdan dewasa) atau traksi skeletal (misalnya pada dewasa). b. Fiksasi atau imobilisasi Sendi-sendi diatas dan dibawah garis frakur biasanya diimobilisasi. Pada fraktur yang sudah direposisi dan stabil maka gips berbantal cukup untuk imobilisasi. Bila reposisi dan imobilisasi tidak mncukupi, maka dilakukan traksi kulit atau traksiskeletal. Traksi dapat dipasang secara fixes atau secara balanced. c. Restordasi (pengembalian fungsi) Sedapat mungkin pembidaian dilakukan dalam posisi fungsinal sendi yang bersangkutan. Sesudah periode imobilisasi akan terjadi kelemahan otot dan kekuatan sendi; hal ini diatasi dengan fisioterapi atau aktifitas yang sesuai dengan fungsi sendi tersebut. 4. Fraktur Terbuka a. Tindakan pada saat pembinaan diikuti dengan menutupi daerah fraktur dengan kain streril (jangan dibalut). b. Dalam anastesi, dilakukan pembersihan luka dengan mnggunakan akuadessteril atau larutan garam fisiologi cara irigasi. Pemakaian antiseptic (terutama konsentrasi tinggi) tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan jaringan. c. Eksisi jaringan mati (debridement)

10

Cabikan-cabikan mulai dari kulit lemak subkutan, fasia, otot serpihan tulang dan benda asing lainnya dieksisi dan luka dicuci kembali sedalamdalamnya. d. Reposisi Dilakukan alignment terhadap fragmen tulang. e. Penutupan luka Masa kurang dari 6-7 jam pertama merupakan 'the Golden Period' dimana kontaminasi tidak luas dan dapat dilakukan penutup luka secara primer. Masa lebih dari 7 jam atau luka yang sangat kotor, penutup luka memerlukan jahitan situasi; beberapa hari kemudian (jangan lebih dari 10 hari) dilakukan eksisi dan jahitan kembali (delayed primary closure). Kulit yang hilang luas diganti skin graft. f. Fiksasi g. Restordasi 5. Pengobatan - Antibiotika dosisi tinggi secara oral atau suntikkan. - Anti tetanus serum dan toksoid. - Anti-implamasi. - Analgetik. B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN a. Riwayat Keperawatan Riwayat keperawatan masa lalu Mis, pasien pernah dirawat di RS sebelumnya, dan apa mungkin berhubungan dengan penyakit sekarang. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan, dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri

11

menentukan apakah ada kemungkinan fraktur, dan apakah perlu dilakukan pemeriksaan spesifik untuk mencari adanya fraktur nyari pada fraktur tulang panjang sangat khas. Contoh, pada tempat fraktur tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak, tetapi bagian lainnya, seperti lutut dan pergelanan kaki, hampir dapat dikatakan normal. b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian neuromaskular dari fraktur anggota gerak menyatakan : Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakkan Pembengkakan Pemendekkan ekstremitas yang sakit Paralisis(hilangnya daya gerak

Angulasi ekstremitas yang sakit Krepitasi (sensasi keripik yang ditemukan bila mempalpasi patahanpatahan tulang) Spasme otot Parestesia (penurunan sensasi). Pucat dan tidak ada denyut nadi pada bagian distal pada lokasi fraktur bila aliran darah arteri terganggu oleh fraktur.

12

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI Dx : Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer B/D penurunan/interupsi aliran darah. INTERVENSI Lepaskan perhiasan dari ekstremitas ya ng sakit Evaluasi adanya/kualitas nadi perifer distal terhadap cedera melalui palpasi/ dopler. Bandingkan dengan ekstremitas yang sakit Kaji aliran kapiler, warna kulit, dan ke hangatan distal pada fraktur RASIONAL Dapat membendung sirkulasi bila terjadi edema Penurunan/tak adanya nadi dapat mengevaluasi medik segera terhadap status sir kulasi. Kembalinya warna harus cepat (35 detik) Warna kulit menunjukkan gangguan arterial. Sianosis diduga ada gangguan vena. Dx : Kerusakan Integritas kulit/jaringan B/D : Cedera tusuk : fraktur terbuka INTERVENSI Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan, peru bahan warna, kelabu, memutih Masase kulit dan penonjolan tulang. Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan . tempatkan bantalan air/ bantalan lain sesuai indikasi. Ubah posisi dengan sering. dibawah siku/tumit RASIONAL Mamberikan informasi tentang

sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin diseba kan oleh alat atau pemasangan pembentukan gips/bebat edema atau yang

membutuhkan intervensi medik lanjut Menurunkan tekanan pada area yang peka dan resiko abrasi atau kerusakan kulit

13

Dorong penggunaan trapesia bila mungkin

Mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimalkan resiko kerusakan kulit.. penggunaan trapesia dapat menurunkan abrasi pada siku /tumit.

INTERVENSI Pertahankan tira baring/ekstremitas sesuaiindikasi.Berikan bergerak/membalik. sokongangan sendi di atas dan bawah fraktur bila

RASIONAL Meningkatkan stabilitas, menurunnya kemungkinan posisi/penyembuhan. Tempat tidur lembut atau dapat membuat deformasi yang masih basah, mematahkan gips yang sudah kering. gangguan

Letakkan papan di bawah tempat tidur atau tempat pasien pada tempat tidur ortopedik.

14

PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU 1. Data umum 1.Identitas klien Nama Tempat / Tanggal lahir Status Perkawinan Pendidikan terakhir Pekerjaan Alamat Tanggal masuk RS Umur Jenis kelamin Agama Suku Lama bekerja Tanggal pengkajian Nama Umur Pekerjaan Alamat Hubungan Dengan klien a. Keluhan utama b. Alasan masuk RS c. Riwayat penyakit : Tuan " H " : Wajo 15 november 1977 : M : SD : Swasta : Jl. D. T : 15 oktober 2005 : 29 Thn : Laki-laki : Islam : Bugis : 10 Thn : 17 Oktober 2005 : Ny. " H "

2.Penanggung jawab/pengantar ; 18 Tahun : IRT : Jl. D. T : Suami : Luka di ujung tungkai bawah, nyeri pada tungkai bawah : Ingin sembuh

II. Riwayat kesehatan saat ini

15

- Provocative/palliative - Quality - Region

: Berkurang dengan imobilisasi. : nyeri berat :

Pada area jaringan/kerusakan tulang III. Riwayat Kesehatan masa lalu Penyakit yang pernah dialami - Riwayat perawatan : Pernah dirawat karena kecelakaan dengan riwayat penyakit yang sama. - Riwayat Pengobatan : Pernah - Riwayat kesehatan keluarga : IV. Riwayat kesehatan keluarga Genogram :

45 Thn

335 Thn

45 Thn

35 Thn

29 Thn

28 Thn

20 Thn

10 Thn

18 Thn

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Pasien ---: Tinggal serumah Kesimpulan : 1. Tidak ditemukan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga 2. Tidak ada kecenderungan munculnya penyakit dalam tiap generasi.

16

V. Riwayat psiko-sosio-spiritual a. Pola koping : Keputusan kadang-kadang sendiri atau dibantu orang lain/keluarganya. b. Harapan klien tentang penyakitnya Klien berharap penyakitnya tidak kambuh lagi dan kalaupun kambuh jangan sampai dirawat di RS c. Faktor stressor Merasa cemas dengan penyakitnya karena kurang mengetahui prosedur yang akan dilakukan akibat trauma yang dideritanya. d. Konsep diri Klien tidak merasa rendah diri dengan penyakitnya. e. Pengetahuan klien tentang penyakitnya Sedikit mengetahui tentang penyakitnya f. Hubungan dengan anggota keluarga Baik g. Hubungan dengan masyarakat Baik h. Aktivitas sosial Tidak ada i. Kegiatan keagamaan VI. Kebetuhan dasar/pola biasaan sehari-hari 1. Makan Sebelum masuk RS : Klien makan 3x sehari dan komposisi sesuai diet RS tapi, tidak menghabiskan makanan 1 porsi, karena nafsu makan kurang. klien tidak terganggu, makan pantang sesuai kaidah agamanya. Setelah masuk RS . : 3x sehari makan komposisi sesuai diet RS, pola makannya kurang karena tidak menghabiskan

17

makanan1 porsi, nafsu makan kurang. 2. Minum Sebelum masuk RS Setelah masuk RS 3. Tidur Sebelum masuk RS : Malam : klien tidur tidak teratur malam 8 jam /hari. Siang Sesudah masuk RS 4. Eliminasi : - BAB Sebelum masuk RS : Klien BAB 1x sehari, volume tergantung makanan yang dimakan, konsistensi, lunak/tidak keras, bau tergantung makanan yang dimakan. Setelah masuk RS - BAK Sebelum masuk RS Setelah masuk RS : Klien BAK 5 kali sehari volumenya kadang-kadang banyak. : Klien BAK 5-8 kali/hari, volumenya tergantung makanan klien, konsistensi lunak. 5. Aktivitas dan latihan Sebelum masuk RS Setelah masuk RS 6. Personal Hygene Sebelum masuk RS : Mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x sehari, memotong : Klien tidak bisa beraktivitas karena kecelakaan : Klien tidak bisa baraktivitas karena klien dalam masa percobaan. : Klien 1x sehari, volume tergantung makanan klien, Konsistensi (lunak tidak keras). : Klien tidur 1 jam/hari : Sering minum dengan volume 8 gelas/hari : Sering minum dengan volume 8 gelas/hari

: Malam : Klien tidur 8 jam /hari. Siang : Klien tidur 1 jam/hari.

18

kuku setiap 1x2 minggu, penampilan baik. Setelah masuk RS : Mandi 1x seminggu, cuci rambut 1x seminggu, memotong kuku tidak pernah, tidak rapi penampilan kurang baik, hambatan dalam personal hygene karena aktivitas fisik terbatas akibat trauma/fraktur. . VII. Pemeriksaan fisik Hari senin tanggal 17 oktober 2005 jam 11.36 1. Keadaan Umum : Kehilangan BB Kelemahan Perubahan Vital sign Ciri-ciri tubuh 2. Head to toe Kulit/integument Kepala/rambut : Kulit kering, sianosis pada bagian tungkai dan ada edema (hematoma). : Kepala simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, tidak ada luka, kulit kepala kotor, rambut lurus. Mata : Ikterus (-), pupil icokhor kiri dan kanan, refleks cahaya (+), tanda-tanda endemis tidak dijumpai. Telinga/Pendengaran : Bentuk simetris kiri dan kanan pendengaran tidak terganggu dan tidak ada nyeri, serumen sedikit tidak mengganggu pendengaran dan : sulit dikaji : Mobilitas fisik karena fraktur lnood. : : TD : 120/60, S : 36,6, P : 24x/' N : 100x/'

Tingkat kesadaran : Baik (compos mentis) : Luka pada bagian tungkai bawah

19

tidak ditemui cairan. Hidung baik, Polip(-), tidak ditemui darah/cairan keluar dari hidung, tidak ada tanda-tanda peradangan. Mulut dan Gigi refleks menelan baik, tonsil tidak infeksi, gigi lengkap. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, leher dapat digerakkan bebas. Dada Abdomen Penciuman : Bentuk dan gerakan dada simetris. : Baik : Baik : Bibir baik, sianosis (-), lidah bersih, : Bentuk simetris, fungsi penciuman

Ekstremitas atas/bawah : Ada kekakuan, gerakan terbatas. 3. Pengkajian data fokus Sistem Respiratory bronchi Sistem Kardiovaskuler : TD 120/60, frekuensi 24x/', Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan, mual (-), nafsu makan Konstipasi (-). Sistem Urinaria lancar, tidak ada darah. Sistem Reproduksi : : Ada pembengkakan (edema) : Tidak ada kelainan, miksi (-), urine : Tidak ada sesak, frekuensi 24x/', tidak ada

Sistem Muskuloskeletal

20

Sistem neurologi Sistem Endokrin Sistem Penglihatan Sistem baik

: Kompos mentis, kehilangan memori (-) komunikasi lancar. : Riwayat DM (-), tidak ada gangguan metabolisme. : Tidak ada gangguan penglihatan.

4. Pemeriksaan Diagnostik Tanggal Hasil pemeriksaan : CDS CT BT HB : 105 mg/Ah : 6' : 2 : 12/dl

21

DATA FOKUS Nama Klien Ruang Rawat : Tn. " H " : VIP A DATA OBJEKTIF - Terdapat luka pada tungkai bawah. - Terjadi kerusakan tulang pada area jaringan. - Klien dibantu dalam pemecahan ADLnya. - Ekspresi wajah nampak cemas. - Klien tampak gelisah - Klien tidak dapat menghabiskan setiap porsi makanan yang diberikan. - KLien tidak dapat tidur secara teratur. - Kurang terpajan/mengingat - Klien tampak meringis. - Vital sign : TD : 120/60 mmHg

DATA SUBJEKTIF - Klien mengatakan nyeri pada ujung tungkai bawah. - Klien mengatakan mengatasi bargerak untuk mengurangi rasa nyeri. - Klien sering bertanya tentang Penyakitnya - Klien berharap agar penyakitnya tidak kambuh lagi setelah mendapat perawatan. - Klien mengatakan susah tidur. - Laporan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari

22

N : 100x/i S P : 36,6 c : 24x/i

- Kulit kering - Sianosis pada bagian tungkai - Terdapat edema - Laboratorium : CDS : 105 mg/Al CT BT : 6' :2

HB : 13g/dl - Mandi 1x seminggu - Cuci rambut 1x seminggu - Penampilan kurang baik - Kuku panjang dan kotor. - Badan berbau.

23

ANALISA DATA No. 01 DS Data Etiologi Trauma jaringan Adanya luka, perdarahan Masalah Nyeri

- Klien mengatakan nyeri pada ujung tungkai bawah. DO : - Terdapat luka pada tungkai bawah. - Klien tampak meringis. - Tungkai bawah bengkak -Terjadi kerusakan tulang pada area jaringan. - Sianosis pada tungkai bawah Nyeri Rangsangan pengeluaraan zat-zat bradikinin, serotonin, prostaglandin menuji thalamus dan korteks serebri

02

DS : gerak DO : i kerusakan area jaringan. Klien menga dibantu dalam Terjad tulang pada Klien rasa nyeri. membatasi untuk mengurangi

Fraktur Imobilitas Fisik Nyeri Pembatasan gerakan tubuh

Aktifitas yang dilakukan minimal

24

Pemenuhanya ADLnya. akan pasif. 03 tampak lemah DS : sering bertanya penyakitnya. Kien berharap agar penyakitnya tidak kambuhlagi setelah mendapat perawatan. DO : nampak gelisah teratur Klien tidak dapat tidur secara Ekspre si wajah nampak Cemas. Klien Ansietas Cemas Klien Fraktur Klien tentang Krisis situasi Ansietas Perger Gangguan mobilitas fisik

25

04

DS : sering DO : terpajan menginat. si wajah nampak Ekspre cemas. kurang bertanya penyakitnya. Klien tentang

Fraktur Kurang pengetahuan (kebutuhan).

Krisis situasi

Gangguan fisiologi

Perubahan status kesehatan Koping inefektif Kurang informasi Kurang pengetahuan

05

DS : mengatakan DO : pat i kerusakan tulang /bengkak pada bawah. DS : Edema tungkai luka pada tungkai bawah. Terjad nyeri klien Pada

Luka, perdarahan Kerusakan integritas kulit Kontaminasi lingkungan luar Resiko tinggi infeksi.

ujung tungkai bawah Terda ujung Resiko tinggi infeksi

06

Fraktur

26

mengatakan bergerak. DO : pat kering. pat edema. luka pada bawah.

Klien membatasi Trauma jaringan Terda tungkai Kulit Terda Sianos is pada bagian tungkai Luka, perdarahan

Kerusakan integritas kulit

Kerusakan integritas kulit

07

bawah. DS : Nyeri Klien mengatakan membatasi gerak untuk mengurangi Pembatasan gerakan tubuh rasa nyeri. - Klien mengatakan tidak mampu melakukan ektivitas Aktivitas yang sehari-hari. dilakukan terbatas/minimal DO : 1x seminggu rambut 1x seminggu pilan kurang baik. Kuku panjang dan kotor. DIAGNOSA KEPERAWATAN Penam Cuci Gangguan personal hygene Mandi Kurang perawatan diri

Gangguan personal hygene

27

Nama Klien

: Tuan " H "

Nama mahasiswa : Kelompok v Nim : 102490324

Ruang Rawat : VIP A

Urutan masalah keperawatan sesuai dengan prioritas diagnosa keperawatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Masalah / Diagnosa Kerusakan Integritas Kulit B/D luka pada jaringan. Nyeri B/D trauma jaringan Imobilitas Fisik B/D fraktur Gangguan Personal Hygene B/D Imobilitas fisik. Ansietas B/D krisis situasi Kurang pengetahuan (keburuhan belajar) B/D kurangnya informasi Resiko tinggi infeksi B/D kontaminasi lingkungan luar Tgl. ditemukan 17 Oktober 2005 17 Oktober 2005 17 Oktober 2005 17 Oktober 2005 17 Oktober 2005 17 Oktober 2005 17 Oktober 2005

28

Anda mungkin juga menyukai

  • Icra
    Icra
    Dokumen7 halaman
    Icra
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • App
    App
    Dokumen1 halaman
    App
    Silfa Silfa
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Sindrom Nefrotik
    Tinjauan Pustaka Sindrom Nefrotik
    Dokumen15 halaman
    Tinjauan Pustaka Sindrom Nefrotik
    Achoonk Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Undangan
    Undangan
    Dokumen2 halaman
    Undangan
    susi_lestari14
    Belum ada peringkat
  • MiomaUteri
    MiomaUteri
    Dokumen1 halaman
    MiomaUteri
    -Chy Luph Holand-
    100% (1)
  • Leaflet Anak Autisme
    Leaflet Anak Autisme
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Anak Autisme
    perawatnanggroe
    100% (1)
  • GNAPenyimpangan
    GNAPenyimpangan
    Dokumen2 halaman
    GNAPenyimpangan
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • Sampul ANC Pato
    Sampul ANC Pato
    Dokumen4 halaman
    Sampul ANC Pato
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • KDM
    KDM
    Dokumen28 halaman
    KDM
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • P - KDM Scabies
    P - KDM Scabies
    Dokumen2 halaman
    P - KDM Scabies
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • Penyimpangan KDM Ileus Paralitik
    Penyimpangan KDM Ileus Paralitik
    Dokumen1 halaman
    Penyimpangan KDM Ileus Paralitik
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Klp.8
    Jurnal Klp.8
    Dokumen18 halaman
    Jurnal Klp.8
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen1 halaman
    HIPERTENSI
    Hery Hamid
    100% (1)
  • Tuna Grahita
    Tuna Grahita
    Dokumen14 halaman
    Tuna Grahita
    Regina Natalia
    Belum ada peringkat
  • Askep Asma 4
    Askep Asma 4
    Dokumen13 halaman
    Askep Asma 4
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • Terapi Oksigen
    Terapi Oksigen
    Dokumen3 halaman
    Terapi Oksigen
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • SP2P DPD
    SP2P DPD
    Dokumen3 halaman
    SP2P DPD
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • RPL Minimarket
    RPL Minimarket
    Dokumen13 halaman
    RPL Minimarket
    Kyouzi HighTech
    Belum ada peringkat
  • Penyimpangan KDM Ileus Paralitik
    Penyimpangan KDM Ileus Paralitik
    Dokumen1 halaman
    Penyimpangan KDM Ileus Paralitik
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Penyimpangan KDM
    Patofisiologi Penyimpangan KDM
    Dokumen1 halaman
    Patofisiologi Penyimpangan KDM
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • Askep Asma 4
    Askep Asma 4
    Dokumen13 halaman
    Askep Asma 4
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat
  • LP Lagofthalmus
    LP Lagofthalmus
    Dokumen11 halaman
    LP Lagofthalmus
    Susilawaty Lestari
    Belum ada peringkat