Anda di halaman 1dari 2

Adaptive Response Disease Sel memiliki kemampuan beradaptasi pada perubahan lingkungannya.

Adaptasi tersebut berupa : Adaptasi metabolisme fisiologis Adaptasi struktural fisiologis Meningkatnya aktivitas seluler sel Menurunnya aktivitas seluler sel Perubahan morfologi sel Perubahan lingkungan sel disebut pathological stimuli. Respon sel terhadap pathological stimuli, sel berperan dalam serangkaian perubahan metabolisme yang disebut respon stres sel, yang merupakan dasar sel untuk mampu bertahan di lingkungan yang buruk. Stress sel dapat mengubah kode genetik struktur normal protein dan meningkatkan ekspresi kode genetik protein yang mengorganisasi sel dan memiliki fungsi perlindungan (cell stress genes) yang sebagian besar disebut HSPs atau disebut cell stress protein. Cell stress protein penting dalam pertahanan sel. Pembagian cell stress protein berdasarkan ukurannya: Small HSPs, sebagai molekul chaperones, terikat dengan proten normal atau protein rusak untuk melindungi dari kerusakan. Ubiquitin, sebagai protein berlebih(abundant) di normal sel dan memiliki peran sebagai cofactor untuk proteolysis. Di sel yang mengalami stress kronik, kumpulan unsur abnormal sel dan ubiquitin membentuk inclusion body. Cell stress protein meminimalisasi kerusakan sel dan menjamin kelangsungan sel. Namun, cell stress protein hanya mampu memproteksi sel pada level tertentu. Selanjutnya sel merespon perubahan dengan memperluas proses adaptasi. 3 respon adaptasi fisiologis normal : Meningkatkan aktivitas seluler Hyperplasia, meningkatnya jumlah sel di jaringan akibat dari meningkatnya pembelahan sel. Terjadi di jaringan yang memiliki kapabilitas untuk pembelahan sel. Tidak dijumpai pada sel otot rangka, sel otot jantung dan sel saraf. Hypertrophy, meningkatnya ukuran sel diiringi meningkatnya kapasitas fungsi sel. Fungsi sel meningkat diakibatkan meningkatnya sintesis komponen struktural dan aktivitas metabolisme sel. Mengurangi aktivitas seluler Atrophy >> Berkurangnya ukuran dan volume individual sel, menurunnya metabolisme seluler dan sintesis protein struktural. Involution >> Matinya sel penyusun jaringan/organ disebabkan reduksi sejumlah sel fungsional. Disebut kematian terprogram (apoptosis). Apoptosis terjadi melalui 4 fase : Induksi/signaling phase, sinyal sel mati dan sinyal sel bertahan saling berhimpitan pada sel, jika sinyal sel mati lebih dominan maka sistem molekuler memicu apoptosis teraktivasi. Effector phase, sel berkomitmen kepada kematian sel melalui sebuah aktivitas yang disebut cell executioner pathway (jalur exekusi sel). Setelah itu membran mitokondria menjadi permeabel, faktor yang menyebabkan terjadinya apoptosis masuk ke mitokondria dari sitosol. Degredation phase, sistem enzim teraktivasi yang membawa biochemical dan kompones struktural apoptosis. Enzim utama yang terlibat yaitu protease yang disebut caspases. Sistem enzim mendegradasi DNA, memaparkan phosphatidylserine pada membran luar sel dan merubah bentuk morfologis sel. Phagocytic phase, fragmen sel dari proses apoptosis dikenali oleh makrofag dan sel

fagosit lainya yang kemudian ditelan. Terdapat 4 sistem yang memicu terjadinya apoptosis : Jalur Transduksi Sinyal, pengikatan ligan spesifik di permukaan reseptor sel mimicu transduksi sinyal yang mengalir kebawah dan mulai mengaktivasi caspases. Reseptor memiliki domain pengenal kematian yang berinteraksi dengan homolognya, disebut adaptor protein, kemudian membawa sinyal ke bagian awal jalur apoptosis. Jalur Kerusakan Sel, sel yang rusak memulai apoptosis mengakibatkan perubahan pada membran mitokondria yang permeabel yang mengaktivasi caspases dan menyebabkan apoptosis. Jalur Kerusakan DNA, kerusakan DNA mengakibatkan akumulasi p53 protein di sel dan ini memfasilitasi perbaikan DNA. Jika sistem tidak berhasil, maka akan memodulasi transkripsi faktor appoptosis. Jalur Kerusakan Membran Sel, kerusakan membran sel berakibat pada aktivasi enzim sphingomyelinase yang kemudian mengahislakn ceramide yang memberi sinyal untuk melakukan apoptosis. Mengubah morfologi sel Saat lingkungan tidak cocok untuk sel spesifik tertentu, sebuah respon adaptatif terbentuk dengan melakukan perbanyakan sel dan perubahan bentuk. Adaptasi sel dengan berdiferensisasi menjadi tipe sel baru yang stabil dan matang yang mampu melengkapi tekanan lingkungan. Proses ini disebut metaplasia. Cell Injury and Death

Anda mungkin juga menyukai