Anda di halaman 1dari 3

1. Kenapa saat wanita menstruasi dilarang untuk berhubungan? 2. Sebutkan fungsi masing-masing hormon! 3.

Kenapa hanya progesteron saja dalam jenis-jenis perintangan kontarasepsi tidak dikombinasikan lagi ! 4. Hubungan antara estrogen dan osteoporosis ! 5. Apa yang dimaksud dengan afrodisiata ! 6. Bagaimana kategori obat-obat bagi wanita hamil ! 7. Obat-obat yang menjadi turunan progesterone dan estrogen!

JAWABAN

1. Bila di masa haid dilakukan hubungan suami istri, dikhawatirkan saat senggama terjadi penekanan pada rahim. Darah yang semestinya keluar melalui vagina terhambat dan malah mengalir ke rongga perut, mengendap disana dan mengakibatkan penyakit endometriosis, terdapat jaringan serupa selaput lendir rahim yang tumbuh diluar rongga rahim. Endometriosis tidak hanya menimbulkan rasa sakit yang sangat menyiksa, juga menggangu kesuburan dan berdampak buruk bagi kesehatan organ reproduksi perempuan.

2. Afrodisiaka (obat kuat laki-laki) yang berasal dari tumbuhan, mengandung beragam struktur kimia. Informasi etnofarmakognosi mempunyai peranan dalam membuat ramuan afrodisiaka. Mengingat jamu obat lelaki mempunyai pasaran luas, maka perlu pengawasan yang khusus terhadap produk jamu kuat laki-laki. Untuk pengamanan pemanfaatan obat kuat laki-laki perlu pengujian kebenaran simplisianya, kebersihan pengolahannya, standarisasi proses dan kandungan kimianya, keamanan dan uji manfaat. 3. Osteoporosis disebabkan karena didalam jaringan normal terdapat keseimbangan dinamis antara pembentukan tulang (oleh osteoblast) dan perombakannya (oleh osteclast). Hingga usia lebih kurang 35 tahun pembentukan yang berkuasa dan kepadatan tulang mencapai puncaknya. Dengan meningkatnya usia massa tulang berangsur-angsur menyusut. Faktor-faktor yang menstimulasi terjadinya osteoporosis adalah monopouse pada wanita. Pada wanita monopouse, jatuhnya produksi estrogen mengakibatkan perombakan tulang yang meningkat. Estrogen berdaya memulihkan keseimbangan antara pembentukan dan perombakan sel-sel tulang yang terganggu pada osteoporose. 4. Turunan progesterone

Progestin alami dan esternya contohnya progesterone dan hidroksiprogesteronkaproat. Turuanan progesterone contohnya klormadinon asetat, didrogesteron, medroksiprogesteron asetat danmegestrol asetat. Turunan 19-nonprogesteron contoh amadinon asetat dan nomegestrol asetat.

6. Dalam upaya mencegah terjadinya efek yang tidak diharapkan dari obatobat yang diberikan selama kehamilan, maka oleh U.S. Food and drug Administration (FDA-USA) maupun Australian Drug Evalution Committee, obat-obatan dikategorikan menjadi 5 (lima), yaitu kategori A, kategori B, kategori C, kategori D dan kategori X. 1. Kategori A adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi adalah janin atau pengaruh buruk lainnya. Contoh obatnya parasetamol,

penisilin, eritromisin, glikosida jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan asam folat. 2. Kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Contoh obatnya adalah simetidin, dipiridamol, asetilkistein, spektninomisin, alkaloid tikasilin, amfoterisin, dopamine, belladonna,

karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim dan mebendazol.

3. Kategori C merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomic, semata-mata karena efek obat didalam tubuh. Umumnya bersifat reversible (membaik kembali). Sebagai contoh adalah obat analgetik-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika. 4. Kategori D merupakan kejadian obat-obat malformasi yang janin terbukti pada menyebabkan manusia atau

meningkatnya

menyebabkan kerusakan janin yang bersifat irreversible (tidak dapat

membaik kembali). Obat-obat ini mempunyai efek merugikan bagi janin. Misalnya androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kini, klonazepam, Sedangkan 5. Kategori X adalah obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversible) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Sebagai contoh isotretionin dan dietilbestrol. valproat, steroid anabolic, dan anti koagulansia.

Anda mungkin juga menyukai