Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 TINJAUAN TEORI 1.1 Tinjauan Medis 1.1.

1 Definisi Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Air merupakan pelarut dari semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan. Air tubuh total merupakan persentasi dari berat air dibandingkan dengan berat badan total bervariasi menurut jenis kelamin, umur dan kandungan lemak tubuh Cairan tubuh terdiri dari air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut) 1) Air Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Faktor utama yang mempengaruhi air tubuh adalah. (1) Sel lemak Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh (2) Usia Kebutuhan air atau air tubuh akan menurun sesuai dengan peningkatan usia kebutuhan air atau air tubuh menurut tingkat usia adalah sebagai berikut : Usia Bayi prematur 3 bulan 6 bulan 1-2 tahun 11-16 tahun Dewasa Dewasa gemuk Kg Berat Badan (%) 80 70 60 59 58 58-60 40-50

Dewasa kurus 70-73 (dr. Groes MCV : Pshysiology dan pathofisiology of the body / fluid (1) st. Louis, 1981).

Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia Usia 3 hari 1 tahun 2 tahun 6 tahun 10 tahun 14 tahun 18 tahun (dewasa) 2) Jenis Kelamin Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, 55 % dari berat badan, seorang laki-laki, 60 % dari berat badan karena wanita lebih banyak mengandung lemak 3) Aktivitas Aktivitas menyebabkan proses metabolisme tubuh dan otot mengalami peningkatan, sehingga kebutuhan cairan juga meningkat. Peningkatan laju nafas, kehilangan cairan yang tidak nampak (insesible water loss) 4) Iklim (1) Suhu lingkungan atau iklim mempengaruhi JWL (2) Seseorang yang tinggal di lingkungan dengan suhu tinggi dapat kehilangan cairan dan elektrolit lebih tinggi 5) Diit Diit yang tidak adekuat tubuh berusaha memecah simpanan protein albumin berkurang tekanan osmotik menurun perpindahan cairan dari darah ke ruang interstisial odem 6) Stress Bila seseorang stress peningkatan metabolisme selluler, meningkatkan konsentrasi glukosa darah glikosis otot retensi air dan natrium stress peningkatan produksi hormon anti diuretik penurunan produksi urine 7) Penyakit (1) Jaringan yang mengalami trauma kehilangan cairan dan elektrolit (misal L pada luka bakar, luka robek) (2) Pada diare (3) Gangguan jantung dan renal BB 3 kg 9.8 kg 11.8 kg 20 kg 28.7 kg 45 kg 54 kg Kebutuhan / 24 jam 250-300 1150-1300 1350-1500 1800-2000 2000-2500 2200-2700 2200-2700

Kemampuan pompa jantung menurun aliran darah ke ginjal turun penumpukan natrium retensi cairan hipervolemia odem paru 8) Pengobatan (1) Penggunaan obat laxatif, diuretik kehilangan cairan tubuh defisit cairan tubuh (2) Kortikosteroid retensi natrium dan air 9) Solut (terlarut) Zat terlarut dapat dibedakan menjadi : (1) Elektrolit Elektrolit adalah partikel kecil yang dipecah dari molekul-molekul berbagai garam yang larut dalam air Elektrolit berdisosiasi (terpisah) menjadi ion positif (kation) dan negatif (anion) (2) Kation Kation ekstra utama adalah na+ sedangkan kation intra seluler utamanya adalah K+ (3) Anion Anion ekstra seluler utama adalah Cl- dan anion intra seluler adalah PO42(fosfat) Non elektrolit Substansi seperti glukosa dan vena tidak dapat berdisosiasi dalam konstan non elektrolit lain yang penting adalah kreatinin dan bilirubin 1.1.2 Etiologi Kekurangan volume cairan : 1) Peningkatan permeabilitas kapiler (alergi, terbakar) 2) Intake tidak adekuat (mual, muntah) 3) Output berlebihan (diare, muntah terus menerus) 4) Ketidakcukupan cairan karena olah raga dan cuaca 5) Menurunnya motivasi untuk minum 6) Disfagia 1.1.3 Fisiologis Pengaturan pengeluaran air Ginjal dan otak hipotalamus antio deureti hormon merangsang ginjal untuk menyerap dan mengedarkan air ke seluruh tubuh bila terlalu ion

banyak yang keluar volume cairan dan TD menurun pengeluaran renin angitensin hormon aldosteron (vasokonstriksi TD meningkat) melalui ginjal akan menahan Na dan air akibatnya bila dibutuhkan lebih banyak air akan dikeluarkan dari tubuh 1.1.4 Pathofisiologi Toksin Obat-obatan Rasa takut dan cemas infeksi Meningkatkan sekresi usus Kondisi asam di usus

Malabsorbsi makanan besi, beracun, alergi makanan Imunodefisiensi Penurunan peristaltik usus Kegagalan penyerapan makanan non elektrolit

Meningkatkkan peristaltik usus Pergerakan usus meningkat

Penumpukan Cairan di usus

Perkembangbiakan bakteri Suhu meningkat meningkat Hipertermi

Waktu kontak dengan makanan berkurang di usus halus

Mual dan muntah

Anoreksia

Peradangan usus

Makanan masuk kelumen kolon

Resiko tinggi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Iritasi usus Penggosongan kolon prematur Nyeri akut Volume dan konsistensi feces encer dengan membawa ion-ion elektrolit

Resti Kekurangan volume cairan dan elektrolit

1.1.5

Klasifikasi Kompartemen cairan :

1) Cairan Intraseluler (CIS)

CIS adalah cairan yang terkandung dalam sel pada orang dewasa 2/3 dari cairan tubuh adalah CIS sama dengan 25 L (rata-rata pria dewasa > 10 kg) dan dari cairan tubuh bayi adalah CIS. 2) Cairan Ekstraseluler (CES) CES adalah cairan dari luar sel, ukuran relatif sel CES menurun dengan peningkatan usia, yaitu 1/3 dari volume total, CES dibagi menjadi : (1) Cairan Interstisial (CIT) CIT relatif terhgadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira 2 x lebih besar pada bayi (2) Cairan Intravaskuler (CIV) Adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (3) Cairan Transeluler (CTS) Adalah cairan yang terkandung dalam rongga khusus tubuh (serebrospinal, perikardial, pleura, sinovial, cairan intraokuler, sekresi lambung) 1.1.6 Manifestasi Klinis Kekurangan cairan : 1) Lemas 2) Peningkatan heart rate 3) Penurunan TD 4) Tanda-tanda dehidrasi Kulit : (1) Mukosa bibir kering (2) Lidah kering (3) Turgor turun (4) Warna pucat atau merah (5) Kelembaban menurun Keluaran urine : (1) Jumlah bervariasi (banyak atau sedikit) (2) Warna (kuning tua) (3) BB turun 1.1.7 Pemeriksaan Penunjang Adanya kuman patogen, intoleransi gula 1.1.7.2 Pemeriksaan darah tepi Na, K, Ca kurang dari normal 5

1.1.7.1 Pemeriksaan Tinja

1.1.7.3 Duodenal inkubation untuk mengetahui kuman penyebab 1.1.8 Penatalaksanaan

1) Meningkatkan masukan oral 2) Therapy IV 3) Mengawasi TTV 4) Observasi intake output 1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan 1.2.1 Pengkajian 1.2.1.1 Anamnesa 1) Data Subyektif (1) Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien lemas (2) Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak nafsu makan (3) Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien BAB terus 2) Data obyektif (1) Turgor kulit menurun (2) Bising usus 14 x/mnt (3) Adanya nyeri tekan pada abdomen (4) Mukosa mulut tampak kering (5) Pasien tampak lemas (6) Mata pasien tampak cowong (7) Makanan habis porsi 1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik 1) Rambut (1) Keadaan kesuburan rambut (2) Keadaan rambut yang mudah rontok (3) Keadaan rambut yang kusam (4) Keadaaan tekstur 2) Kepala (1) Botak atau alopecia (2) Ketombe (3) Berkutu (4) Adakah eritema (5) Kebersihan

3) Mata (1) Apakah sklera ikterik (2) Apakahg konjungtiva pucat (3) Kebersihan mata (4) Apakah gatal atau mata merah 4) Hidung (1) Adakah pileks (2) Adakah alergi (3) Adakah perdarahan (4) Adakah perubahan penciuman (5) Adakah septum deviasi (6) Kebersihan hidung (7) Bagaimana membran mukosa 5) Mulut (1) Keadaan mukosa mulut (2) Kelembaban (3) Adakah lesi (4) Kebersihan 6) Gigi (1) Adakah karang gigi (2) Adakah karies gigi (3) Kelengkapan gigi (4) Pertumbuhan (5) Kebersihan 7) Telinga (1) Adakah kotoran (2) Adakah lesi (3) Bagaimana bentuk telinga (4) Adakah infeksi 8) Kulit (1) Kebersihan (2) Adakah lesi (3) Keadaan turgor (4) Warna kulit (5) Suhu (6) Tekstur (7) Pertumbuhan bulu 7

9) Neurologi (1) Reflek (apakah normal atau menurun) (2) Irritable 10) Berat badan Over weight, underweight 1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan

1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan 1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan : (1) Intake tidak adekuat (2) Output berlebihan (3) Peningkatan permeabilitas kapiler (4) Penurunan peristaltic usus sekunder 2) Kemungkinan dibuktikan oleh : (1) Dehidrasi (2) Turgor kulit menurun (3) Peningkatan suhu (4) Pasien tampak lemas (5) Nyeri tekan pada abdomen (6) Mukosa mulut kering 1.2.2.2 Batasan karakteristik 1) Data Mayor : (1) Ketidakcukupan masukan cairan per oral (2) Tidak adanya keseimbangan antara masukan dan keluaran (3) Membran mukosa atau kulit kering (4) Berat badan menurun 2) Data minor (1) Meningkatkan natrium darah (2) Menurunkan keluaran urine atau berlebihan (3) Sering berkemih (4) Turgor kulit menurun (5) Haus atau mual atau anoreksia 1.2.2.3 Tujuan 1) Untuk mengatasi dehidarasi 2) Turgor kulit elastis 3) Menyeimbangkan kebutuhan cairan 8

4) Menyeimbangkan permeabilitas kapiler 5) Memulihkan kembali keadaan pasien yang lemas 1.2.2.4 Kriteria hasil : 1) Mempertahankan masukan cairan dan elektrolit 2) Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal 3) Membran mukosa lembab 4) Turgor kulit baik 5) Suhu tubuh dan TTV dalam batas normal 1.2.2.5 Intervensi dan Rasional : 1. Pantau masukan dan keluaran R : Indikator keseimbangan cairan tubuh 2. Observasi tanda-tanda vital R : Mengetahui keadaan pasien, peningkatan suhu tubuh dan penurunan TD menunjukkan kekurangan volume cairan 3. Pertahankan lingkungan yang tenang, berikan kewaspadaan keamanan R : Menurunkan stimul SSP dan resiko cidera dari komplikasi neurologis 4. Hilangkan faktor-faktor penyebab R : Mencegah kehilangan cairan lebih lanjut 5. Kolaborasi cairan IV R : Menambah intake cairan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh 6. Kolaborasi anti emetik R : Mengatasi mual muntah bila menerima masukan PO 7. Pantau elektrolit dalam osmolalitas serum dan urine R : Evaluasi kebutuhan atau keefektifan 1.2.3 Evaluasi

1) Pasien terlihat segar dan tidak lemas 2) Pasien merasa nyaman 3) TTV normal 4) Frekuensi BAB normal

Anda mungkin juga menyukai