Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TERSTRUKTUR KELOMPOK III BLOK NEFROURINARI

Oleh : Kelompok III Jevan Fritz P Andika Khalifah Ardi Masrurotut Daroen Asep Cevy Saputra Purindri Maharani S Femy Indriani Vemy Melinda Suci Nuryanti Akhmad Ikhsan P.P Fitri Yulianti Handiana Samanta Bellindra Putra H G1A007026 G1A009029 G1A009036 G1A009047 G1A009050 G1A009052 G1A009053 G1A009067 G1A009069 G1A009093 G1A009100 G1A009135

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2011

A. KASUS Tn X, 53 tahun, seorang guru PNS, sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, dating dengan keluhan utama sesak nafas sejak 3 hari ini, yang dirasakan semakin memberat. Keluhan lain kaki bengkak disertai mual muntah. Riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, berobat tidak teratur. Pada pemeriksaan fisik : Kesadaran x/mnt, RR : 28 x/mnt, Kepala Leher Cor Paru Abdomen teraba, Ekstremitas : pitting edema tungkai bawah (+). : Hb 9 gr%, lekosit 11000/mm3, trombosit Pemeriksaan lab : konjungtiva tampak pucat, sclera tidak ikterik : JVP tidak meningkat, : suara jantung normal : ronkhi basah (+) minimal, vesikuler +/+ : datar, nyeri tekan -, bising usus +, hepar tidak : kompos mentis, TD180/110 mmHg, N : 96

150000/mm3. Ureum darah 210 mg/dl, kreatinin 10 mg/dl, kalium 5,6 meq/L. Gula darah sewaktu 140 mg/dl. Proteinuria (-), cholesterol 180 mg/dl, trigliserida 160 mg/dl. B. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Apa saja permasalahan (tanda dan gejala) dari pasien diatas? a. Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, yang dirasakan semakin berat b. Kaki bengkak disertai mual muntah c. Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, berobat tidak teratur d. Tekanan darahnya yang tinggi yaitu 180/110 mmHg (N: 120/80 mmHg) e. Respiration rate-nya 28 x/menit yang berarti pasein mengalami hiperkapneu

f. Berdasarkan anemia

pemeriksaan

kepala

didapatkan

hasil

berupa

konjungtiva pucat,yang membuktikan bahwa pasien mengalami g. Pada pemeriksaan paru didapatkan suara ronkhi basah minimal serta suara vaskuler, yang menandakan kemungkinan sudah terjadinya edema pada paru. h. Pada pemeriksaan abdomen di dapatkan suara bising usus positif . i. Pada pemeriksaan ekstrimitas didapatkan adanya pitting edem kedua di ekstrimitas inferior j. Peningkatan kadar ureum darah yaitu 210 mg/dL ( N= 10-38 mg/dL) k. Peningkatan kadar kreatinin yaitu 10 mg/dL (N = 0,7-1,5 mg/dL). l. Peningkatan kadar kalium yaitu 5,6 mEq/L (N =3,5 mEq/L). m. Hasil gula darah sewaktu yaitu 140 mg/dL. : Gagal ginjal kronik 2. Apa diagnosis kerja dan DD nya ? Diagnosis kerja DD : Gagal ginjal akut, Gagal ginjal kronik

3. Apa alasan diagnosis kerja dan cara mengeliminir DD? a. Gagal Ginjal Akut Tanda dan gejala (Barader0,2008 ; Baughman, 2000): 1) Peningkatan BUN dan kretinin plasma 2) Hiperkalemia 3) Riwayat syok/sepsis 4) Riwayat penggunaan NSAID 5) Anemia 6) Uremia 7) Mual 8) Muntah

9) Diare persisten Yang ditemukan pada kasus: hiperkalemia, anemia, uremia, mual, muntah b. Gagal Ginjal Kronik Tanda dan gejala (Baughman, 2000): 1) Edema 2) Anemia 3) Cepat lelah 4) Pusing letargi 5) Riwayat DM 6) Riwayat hipertensi 7) Anorexia 8) Mual 9) Pruritus 10) Uremia 11) Napas pendek Tekanan Yang ditemukan pada kasus: semua kecuali anorexia dan intravaskuler > pruritus. ekstravaskuler Volume cairan tubuh meningkat Retensi natrium dan air

4. Jelaskan patofisiologi dari keluhan utama tersebut! Cairan pindah ke alveolus Keluhan utama : sesak nafas

Pemeriksaan Auskultasi : Ronkhi Basah

Cairan menutup tempat pertukaran udara

Tubuh berusaha mengkompensasi kebutuhan oksigen

SESAK NAFAS

5. Bagaimana rencana selanjutnya (sebagai dokter umum)? Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi (Reeves, Roux, Lockhart, 2001): a. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat. hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila terjadi anemia. c. Dialisis. Penatalaksanaan gagal ginjal kronik juga dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama terdiri dari terapi konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif, kemudian tahap kedua dimulai saat tindakan konservatif tidak lagi efektif. Pada keadaan ini terjadi gagal ginjal d. Transplantasi ginjal. b. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium

terminal dan satu-satunya pengobatan yang efektif adalah dialisis dan transplantasi ginjal. Penatalaksanaan konservatif terdiri dari mengoptimalisasikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan garam, diit tinggi kalori dan rendah protein, kontrol hipertensi, kontrol ketidakseimbangan elektrolit, mencegah penyakit tulang, deteksi dini dan terapi infeksi, deteksi terapi komplikasi. Sedangkan terapi pengganti ginjal yang dilakukan saat ini dengan dialisis dan transplantasi ginjal (Rahardjo, 1996). Penatalaksanaan tergantung diagnosis: a. Hipertensi akibat nefropati diabetik/Hipertensi sekunder (kompetensi 3A) b. Nefropati diabetik/Komplikasi diabetes melitus (akut dan kronik) (kompetensi 3A) c. Selanjutnya ACE inhibitor. d. Merujuk ke spesialis yang relevan/penyakit dalam (bukan kasus gawat) adalah memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, darurat). Terapi pendahuluan untuk hipertensi,

DAFTAR PUSTAKA Baradero, M., Mary Wilfrid Dayrit dan Yakobus Siswadi. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rahardjo, et.al. Penyakit Gagal Ginjal Kronik. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi III. Jakarta: BPFKUI. Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical.2001.Surgical nursing.Jakarta: Salemba Medika. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2006 Sylvia A., Price. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai