Tuberkulosis paru : problem kesehatan di negara berkembang Sumber penularan : pdrt TB BTA (+) batuk,bersin, & dahak Droplet/kuman bertahan dlm suhu kamar terhirup ke sal. pernapasan sistem peredaran darah, sistem limfe, sal.napas usia produktif & sos-ek rendah.
Insiden TB Paru terbanyak: Indonesia urutan ke-4, TB Paru : 0,35-0,52 juta. MDR-TB urutan ke-8
* Sel MN bertambah banyak & membentuk agregat berproliferasi terus. * Makrofag mati sel MN masuk dlm jar & menelan kuman yg terlepas pertukaran sel MN intensif & berkesinambungan.
* Sel MN membesar & pucat disebut sel epiteloid berkelompok & padat.Sebagian membentuk sel datia berinti banyak(sel datia Langhans & sel datia benda asing)
* Granuloma dikelilingi sel limfosit,sel plasma,kapiler & firoblasditengahnya tjd nekrosis(perkejuan).
* Jar.disekitar perkijuan sembab & mikroba simpai jar.ikat(mengelilingi rx.peradangan) & tjd penimbunan garam kalsium pd bahan perkijuan.
Garam kalsium konsentrik disbt cincin Liesegang Mikroba virulen/resistensi rendah,granuloma membesar sentrifugal tbtk granuloma satelit.
* Sel epiteloid & makrofag mhasilkan protease & hidrolase yg dpt mencairkan kaseosa. * Saat isi granuloma mencairkuman tumbuh cepat ekstraselperluasan penyakit.
PATOGENESIS 1.Tuberkulosis Primer * M.Tuberkulosis terhirupbarrier mukosilier sal.napasalveolimultiplikasi di paru disbt Focus Ghonmell aliran limfekel.limfe hilus * Focus Ghon & limfadenopati hilusmembentuk kompleks primermenyebar mell.pemb.darah ke seluruh tubuh. * Perjalanan penyakit ditentukan : - Banyaknya basil TB - Daya tahan tubuh host
Pdrt dgn imunitas buruksakit beberapa bulan kmd. Kompleks primer akan malami salah satu dari ini : Sembuh tanpa meninggalkan cacat. Sembuh dgn meninggalkan bekas(garis-garis fibrotik,kalsifikasi di hilus/kompleks Ghon) Berkomplikasi & menyebar secara : - Perkontuitatum - Secara bronkogen - Secara limfogen - Secara hematogen
2.Tuberkulosis Post Primer(Sekunder) Tjd setelah periode laten (bbrp bulan/tahun) setelah infeksi primer Dapat karena reinfeksi/reaktivasi (tjd akibat kuman dorman bbrp bulan/thn sth infeksi primer bermultiplikasi) krn imunitas yg lemah Karakteristik TB Post Primer : - Kerusakan paru luas dgn kavitas - Hapusan dahak BTA (+) - Tidak tdp limfadenopati intrathorax pd lobus atas
Tuberkulosis post primer dimulai dari region atas paru(apikal posterior lob.superior/inferior) Awal berupa sarang pneumoni kecil3-10 mgg mjd tuberkel(granuloma tdr sel-sel histiosit & datia langhans,dikelilingi sel limfosit & jar.ikat) Tgt dari kuman,virulensi,imunitas sarang : - Diresorbsi kembali & sembuh tanpa cacat - Sarang semula luas,sembuh dgn jar.fibrosis - Sarang dini meluas,granulomamhancurkan jar.sekitarbag.tengah nekrosistbtk jar.keju,bila dibatukkan mjd kavitas sklerotik
Secara keseluruhan terdapat 3 macam sarang : 1.Sarang sdh sembuh (tdk perlu pengobatan lagi) 2.Sarang aktif eksudatif.(Perlu pengobatan lengkap & sempurna) 3.Sarang yg berada antara aktif & sembuh.(Dapat sembuh spontan, tapi mungkin terjadi eksaserbasi kembali.Sebaiknya diberi pengobatan sempurna)
GEJALA TB PARU
1. Gejala respiratorik a. Batuk Produktif 2 minggu b. Batuk darah c. Sesak Nafas d. Nyeri dada 2. Gejala sistemik : Demam, malaise, berat badan turun, keringat malam, mudah lelah
Diagnosis
Mnrt American Thoracic SocietyDx pasti TB paru : Menemukan Mycobacterium tuberculosis dalam sputum/ jar.paru secara biakan. Di Indonesia agak sulit menerapkan diagnosis krn fasilitas laboratorium terbatas untuk px.biakan Dx byk ditegakkan berdasarkan kelainan klinis & radiologis sajakesalahan dx berpengaruh efek tx Krn itu dlm dx TB sebaiknya dicantumkan:status klinis,status bakteriologis, & status radiologis
Batuk Darah
Efusi Pleura
Anemia dll
Pnemotoraks
Komplikasi TBC
Gagal Nafas TBC diluar paru
Meninggal
Kor Pulmonale
V. KOMPLIKASI TBC
Hemoptoe (= batuk darah ) : : Darah yg berasal dari sal. Nafas dibawah pita suara.
masif.
Komplikasi yg terjadi dalam waktu singkat : kehilangan darah, syok, sufokasi MENINGGAL
Batuk berlebihan
Batuk + gelisah Reflek batuk tetap dijaga Posisi penderita
Pemasangan infus cairan : Kemungkinan syok Obat hemostatik : dapat diberikan ( Tranexamine acid )
V. KOMPLIKASI TBC
TBC
Efusi
V. KOMPLIKASI TBC
Kavitas
V. KOMPLIKASI TBC
Pneumotoraks
V. KOMPLIKASI TBC
Penderita TB Paru dengan sesak berat
V
VI VII
KOMPLIKASI
PENGOBATANs MULTI DRUG RESISTANCE ( MDR )
VIII
IX
VI. PENGOBATAN TB
TUJUAN :
a. Menyembuhkan Penderita
b. Mencegah Kematian c. Mencegah Kekambuhan d. Mengurangi Tingkat Penularan e. Mencegah Resistensi Obat
Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol 4 N0. 1 tahun 2007
2. PENGOBATAN PENDERITA
(jaminan penderita harus berobat secara teratur sampai selesai)
3 kali BTA ( - )
Kasus Baru
Kasus Kambuh (Relaps) Gagal Pengobatan Putus Berobat Kasus Kronis
Kasus TBC
Kasus Baru
Kasus TBC
Belum pernah minum obat OAT atau Minum obat OAT < 1 bulan
Kasus TBC
Gagal Pengobatan
Kasus TBC
Setelah Terapi TB selama 5 bulan BTA tetap / mejadi (+) Positip Sebelum Tx TB BTA ( - ) terapi 2 bulan BTA menjadi (+) Positip
Putus Berobat
Kasus TBC
Site of TB
Smear (+)
No
Pulmonary Smear (-)
severe less severe
TB CASES
Extra pulmonary
Yes
Severity of TB
VI. A
Second-line drugs
a. b. c. d.
e.
f. g.
h.
* Not approved by the U.S. Food and Drug Administration for use in the treatment of TB
HIGH
Continuous growth
PZA
Speed of bacteria growth
B D C
RIF
LOW
Dormant
(No cure)
Acid inhibition
Spurts of metabolism
Special bacterial population hypothesis and action of the specific drugs Mitchison, Tubercle 66:219-226
Pop. A
Extra cel Tumbuh cepat
Pop. B
Extra cel Tumbuh lambat
Pop. C
Intra cel pH Asam Tumbuh lambat
Pop. D
Intra cel T Full Dorman
Prinsip Pengobatan :
a. Kombinasi beberapa obat b. Dosis yang tepat c. Kontinue ( 6 - 8 BULAN )
d. Pengawasan langsung
2 Tahap Pengobatan TB
2
VI. B
Kate gori
KRITERIA
a. Penderita baru Sputum BTA (+) b. Sputum BTA (-) ; Foto Ro : Berat c. TBC Diluar Paru Berat 2HRZE
4 H3R3 4 HR 6 HE
II
a. Relaps ( Kambuh )
b. Gagal Terapi ( treatment Failure ) c. Putus berobat ( default ) 2 HRZES / 1 HRZE
5 H3R3E3
5 HRE
III
a. Sputum BTA (-) ; Foto Ro : Ringan b. TBC Diluar Paru Ringan 2HRZ
4 H3R3 4HR 6 HE
IV
Kasus Kronis
Berat
1. Meningitis ( Otak ) TB 2. Millier TB ( Paru ) 3. Peritonitis ( Abdomen ) TB 4. Perikarditis ( Jantung ) TB 5. Efusi bilateral 6. ( Tulang vertebra ) TB
Ringan
1. TB Kel Limfe 2. Efusi unilateral 3. TB sendi perifer 4. TB adrenal
7. Intestinal ( usus ) TB
8. Genitourinariy TB
2 HRZE- 4H3R3
6 - month treatment regimen
M-5 M-6
1. INH
2. Rifampicin 3. Pyrazinamide 4. Ethambutol
1. INH 2. Rifampicin
Obat TB diminum tiap hari Atau Seminggu 3 kali ( dosis > besar )
BTA ( + )
1. INH + Vit B6
1. INH + Vit B6 2. Rifampicin 3. Pyrazinamide 4. Ethambutol 5. Inj Streptomycin
2. Rifampicin 3. Ethambutol
R
Rifampicin
8 12 46 20 30
10 5 25
10 10 35
600 300
H
Isoniazide
Z
Pyrazinamide
E
Ethambutol
15 20
15 - 18
15
15
30
15 1000
750
Sesuai BB
1000
750
1500
1000
S
Streptomycin
Drugs
Isoniazide Rifampicin Pyrazinamide Ethambutol Streptomycin Tablet
Dose form
Tablet / capsul Tablet Tablet Powder for injection vial
Strength
100 mg, 300 mg, 400 mg 150 mg, 300 mg, 450 mg, 600 mg 500 mg 250 mg, 500 mg 1 gram
URAIAN
TINDAK LANJUT
Tahap lanjutan dimulai
kategori 1
BTA ( + )
Dilanjutkan dengan OAT sisipan selama 1 bulan. Jika setelah sisipan masih positif, tahap lanjutan tetap diberikan.
Sebulan sebelum Akhir pengobatan ( 5 bulan ) atau Pada Akhir pengobatan ( AP ) ( 6 bulan )
BTA ( - ) Keduanya
SEMBUH
BTA ( + )
URAIAN
TINDAK LANJUT
Teruskan pengobatan tahap lanjutan
BTA ( + )
Beri sisipan 1 bulan. Jika setelah sisipan masih positif, teruskan pengobatan tahap lanjutan. Jika ada fasilitas, rujuk untuk uji kepekaan obat. SEMBUH
Sebulan sebelum Akhir pengobatan ( 5 bulan ) atau Pada Akhir pengobatan ( AP ) ( 6 bulan )
BTA ( - ) Keduanya
BTA ( + )
Belum ada pengobatan. Disebut kasus kronik, jika mungkin, rujuk kepada unit pelayanan spesialistik. Bila tidak mungkin, beri INH seumur hidup
- Tidak minum obat selama 2 bulan berturut-turut / lebih sebelum pengobatan selesai. A. B. BTA tetap positif (+) / kembali menjadi positif (+) pada 1 bulan sebelum akhir pengobatan atau pada akhir pengobatan Dari awal BTA negatif (-), pada akhir bulan ke2 terapi menjadi positif (+)
GAGAL
MENINGGAL
V
VI VII
KOMPLIKASI
PENGOBATAN MULTI DRUG RESISTANCE ( MDR )
VIII
IX
IBU MENYUSUI Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan Bayi dapat diberi pencegahan dengan INH
Pemakai kontrasepsi
( Pil KB, Suntikan KB, Susuk ) Penderita wanita TB sebaiknya memakai kontrasepsi non hormonal 4 TB dengan HIV/AIDS
Obat TB dengan HIV / AIDS sama dengan penderita TB lainnya
Renal Replacement Therapy Hemodialisis 25-35 mg/kg Setelah dialisis 25-35 mg/kg 3 kali/minggu
Ethambutol
Normal
15-20 mg/kg
15-25 mg/kg 3 kali/minggu 750 mg 2-3 kali minggu 500 mg Tiap 48 jam Tidak dievaluasi
500 mg/hari
Tidak dianjurkan 500 mg Tiap 48 jam Tidak perlu pengaturan 500 mg Tiap 48 jam
Normal
Moxifloxacin
Normal
Pemberian obat baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap hari, Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak Susunan paduan obat TBC anak adalah 2HRZ / 4HR: Tahap intensif terdiri dari isoniasid ( H), Rifampisin ( R ), dan Pirasinamid ( Z ), selama 2 bulan diberikan setiap hari ( 2HRZ ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniasid ( H ) dan Rifampisin
Jenis Obat
BB <10 kg 50 mg
BB 10 20 kg 100 mg
BB 20 33 kg 200 mg
Isoniasid
Rifampisin
75 mg
150 mg
300 mg
Pirasinamid
Berdasarkan rekomendasi IDAI
150 mg
300 mg
600 mg
VI. C
Efek samping
Terjadi Hepatitis ( 0,5 % )
Bila terjadi Ikterus INH stop sampai keadaan ikterus membaik Tanda keracunan saraf tepi ( kesemutan, nyeri otot, gangguan kesadaran ) Efek ini diatasi dengan pemberian piridoksin ( vitamin B6 ) Bila alergi terjadi gatal-gatal Dapat terjadi Hepatitis Terjadi nyeri sendi ( serangan arthritis gout )
Pirazinamide ( PZA )
Efek samping
OAT
STREPTOMICIN
Efek samping
Terjadi kerusakan saraf ke 8 ( keseimbangan & pendengaran ) Gangguan keseimbangan terjadi pada 2 bulan pertama dengan tanda-2 : TELINGA MENDENGING, PUSING, KEHILANGAN
KESEIMBANGAN )
Reaksi allergi : demam, sakit kepala, mual, muntah eritema di kulit, syok. Dapat menembus barier plasenta ( tidak boleh diberikan pada wanita hamil )
Jenis Obat
Rifampicin
Efek Samping
Nausea, Vomiting, Abdominal pain, Hepatitis Nyeri sendi
Terapi
Obat diminum sebelum tidur Aspirin
Pirazinamide
INH
Beri VIT B 6 10 mg
Rifampicin
Efek Samping
Gatal , kulit kemerahan Gangguan pendengaran Gangguan keseimbangan Ikterus Mual, muntah
Penyebab
Semua jenis obat Streptomycin Streptomycin Hampir semua obat Hampir semua obat
Terapi
Hentikan obat, beri antihistamin Obat stop, ganti ethambutol Obat stop, ganti ethambutol Stop obat Stop obat, periksa fungsi liver
Gangguan penglihatan
Purpura, syok
Ethambutol
Rifampicin
Stop Ethambutol
Stop Rifampicin
Hari 1
Hari 4
Hari 7
Hari 10
Hari 13
INH 25 mg
INH 50 mg
INH 100 mg
INH 200 mg
INH 300 mg
Hari 1
Hari 4
Hari 7
Hari 10
Hari 13
VI. D
1.
2.
VI. E
1.
Indikasi mutlak :
2.
Indikasi relatif :
a. Batuk darah berulang. b. Ada kerusakan 1 paru / lobus dengan keluhan. c. Sisa kavitas menetap.
3.
Tindakan Invasif
VI. F
Evaluasi Pengobatan TB
Evaluasi Klinis
Evaluasi Bakteriologi
Evaluasi Radiologi
VI. F
Evaluasi Pengobatan TB
6 - month treatment regimen
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6
1. Klinis 2. Sputum BTA 1. 2. 3. 4. 5. Klinis Foto Toraks Sputum BTA Darah lengkap LFT, RFT 1. Klinis 2. Foto Toraks * 3. Sputum BTA 1. 2. 3. 4. 5. Klinis Foto Toraks Sputum BTA Darah lengkap Kultur BTA **
VI. F
Batuk tidak ada, Sesak tak ada, nafsu makan baik, berat badan naik Ronkhi tak ada, suara nafas normal
Fisik
V
VI VII
KOMPLIKASI
PENGOBATAN MULTI DRUG RESISTANCE ( MDR )
VIII
IX
WHO ( 1999) : Indonesia penyumbang penyakit TB terbesar No. 3 di dunia setelah India % China
5
Directly Observed Treatment Short-course
Lebih aman dan mudah pemberiannya Lebih nyaman untuk penderita ( ok minum obat jumlah lebih sedikit) Meningkatkan kepatuhan minum obat OAT Lebih sesuai antara dosis obat dengan berat badan Pengelolaan obat lebih mudah
Dosis disesuaikan dengan berat badan. Menjamin efektifitas obat. Mencegah penggunaan obat dosis tunggal mencegah resistensi
1)
Kategori 1 Kategori 2
2)
3)
Berat Badan
Tahap Intensif tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/275) 2 tablet 4KDT 3 tablet 4KDT 4 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu selama 16 minggu
30 37 kg 38 54 kg 55 70 kg 71 kg
Catatan: Untuk pasien umur > 60 th dosis maksimal untuk streptomisin adalah 500mg
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabi sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg)
a. b.
c. d. e.
Table . Example of the number of tablets to be taken daily in the initial phase of anti-tuberculosis treatment by a 50-kg patient either drugs or as a fixed dose combination
No.of Tablets
1 1 3 3
Fixed-dose Combination
RHZE (150mg + 75mg + 400mg + 275mg)
No.of Tablets
3
Total
Total
V
VI VII
KOMPLIKASI
PENGOBATAN MULTI DRUG RESISTANCE ( MDR )
VIII
IX
Multidrug-resistant TB is defined : TB resistant to the two most important antiTB drugs, isoniazid and rifampicin
RZE Amikin
6-9
Z Oflox/Ciprox Amikin ZE Oflox/Ciprox Amikin Z Oflox/Ciprox Amikin + 2 E Oflox/Ciprox Amikin + 2 Oflox/Ciprox Amikin + 3
6 - 12 18 24 24 setelah konversi 24 setelah konversi 24 setelah konversi Pertimbangkan pembedahan Pertimbangkan pembedahan Pertimbangkan pembedahan Pertimbangkan pembedahan
NB. Bila resisten terhadap Amikin, K,S dapat diberi Capreomycin OAT lain : ethionamide, cycloserine, PAS. Amoxycillin+clavulanat potensial tetapi belum terbukti.
Dr. Benjamin Y Tanuwiharja, Sp.P.,FCCP
dan Sekunder.
Definisi XDR TB :
TB yang resisten terhadap INH & Rifampicin ( MDR TB ) dengan Fluorokuinolon dan minimal 1 obat suntik ( amikasin, kanamicin, kapreomisin )
Indikator Nasional
1 Angka Penemuam penderita 2 Angka Kesembuhan 3 Angka Konversi
1.
Hindari lingkungan yg disukai kuman TB ( Padat, sanitasi jelek, kurang jendela / sinar matahari )
2.
Jika berhadapan dg penderita TBC, tutup hidung / palingkan kepala saat ia bersin/batuk.
Penderita TBC dianjurkan menutup hidung/mulut
3.
saat batuk/bersin.
4. 5.
Tidak membuang dahak di sembarang tempat Anak kecil/orang tua yg tinggal bersama pend TBC,
sebaiknya di kontrol.
6.
Penyuluhan TBC
Pengertian tentang Penyakit TBC
1.
TB
TARGET BERSAMA TEKAD BERSAMA
TUGAS BERSAMA
Bacteriology
Side of Disease
Previous Treatment
Smear Positif
Pulmonary
No
New Case
Smear Negatif
TB Cases
Extra Pulmonary
Yes
Relapse Failure
Severity Of Disease
Chronic Case
2
DIAGNOSIS TB UTAMA MELALUI PEM. DAHAK (YG BERMUTU )
1
PENCATATAN & PELAPORAN YG BAKU
3
PENGOBATAN JANGKA PENDEK & PENGAWASAN LANGSUNG
PENYEDIAAN OBAT
1)
2) 3)
4)
5)
TIDAK
YA
PARU
DILUAR PARU
TAI
RELAPS
FAILURE
CHRONIC
BTA +
BERAT
KAT II
KAT. II
KAT. IV
KAT I
KAT I
BTA -
TAK BERAT
BERAT
KAT III
KAT I
TAK BERAT
KAT III
5 10
10 10
Ekstraseluler Intraseluler
Pirazinamid (Z)
25
35
Hiperuricemia Hepatotoksik
15
15
Toksik terhadap nervus vestibular (n.8) dan pendengaran Skin rash Gangguan penglihatan warna hijau scotoma
15
30
Patients
Doctors / Simplicity Health Worker Minimal prescription error Decreased likelyhood of inadvertent medical error Increased health worker compliance to standardized and correct treatment Environment Decreased MDR TB Better control of disease Decreased incidency and mortality rates Improved drug management = Ordering / procurement = Distribution = Dispensing
Logistic management
TB + HEPATITIS AKUT
Diabetes harus dikontrol Rifampicin akan mengurangi efektifitas obat diabetes ( Sulfonil urea ) sehingga dosis perlu ditingkatkan Streptomycin dapat menyebabkan neuritis