PENDAHULUAN
BIOPSI : tindakan pengambilan jar / sel dr suatu lesi total / sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnostik BAHAN BIOPSI : Jaringan histologi Sale sitologi Perubahan histologi dasar perubahan strktur jaringan lesi biopsi untuk memastikan diagnosa sementara
Kadang digunakan untuk lesi yg tidak dpt dilakukan biopsi dg pembedahan BIOPSI CAKOT : menggunakan tang aligator, jar dicakot sampai lepas dr tempatnya KURETASE / KEROKAN : kerokan dg alat tajam untuk mengambil jar dr tulang, servic, endometrium / rongga tubuh lain HAPUS JARINGAN permukaan patologi (swab) : hapusan dari
BIOPSI ASPIRASI : pengambilan contoh jaringan lesi menggunakan jarum berukuran tertentu & melalui aspirasi . Hampir dapat digunakan pada semua tumor SITOLOGI SENTUH : pemeriksaan sitologi secara kontak. Bahan pemeriksaan diperoleh dr menyentuh atau menekan kaca objek pd masa tumor BIOPSI TREPIN (trephine biopsy) : pemotongan sebagian kecil tulang, terutama tengkorak dgn menggunakan alat yg disebut trefin , berupa gergaji bundar kecil BIOPSI TRUNCUT (drill biopsy) : jar tumor distusuk dg alat khusus berbentuk jarum besar yg dapat memotong dan mengambil jaringan THE SPONGE METHOD : tumor digosok dg kasa lalu kasa tsb dicelupkan ke dlm air sentrifuse diperiksa BIOPSI TAK DISANGKA apendektomi jaringan dicurigai HPA
INDIKASI
1. Lesi putih yg persisten pd mukosa mulut jinak, prekanker, kegananasan 2. Lesi hiperkeratotik / eritroplakia mukosa 3. Ulserasi yg persisten / < 3mg tidak menunjukan perbaikan 4. Kecurigaan suatu keganasan dirujuk ke Sp / sub Sp 5. Pembengkakan yg persisten tanpa diagnosis yg jelas 6. Lesi oral yg tidak menunjukan respon adekuat terhadap terapi
KONTRAINDIKASI
1. Variasi anatomi normal co : linea alba, pigmentasi rasial fisiologis 2. Lesi yg disebabkan trauma yg belum lama terjadi 3. Lesi inflamatorik akut/ subakut co : infeksi bakteri / virus 4. Lesi vaskuler co : hemangioma 5. Lesi radiolusen tanpa aspirasi initial 6. Lesi yg ada karena lokasi / ukuran sangat sulit untuk pembedahan
BIOPSI ENDOSKOPI
Dilakukan melalui endoskop yaitu fiber optic untuk melihat ke dlm tubuh. Dapat dilakukan pada : traktus gastrointestinal (alimentary tract endoscopy) kandung kemih (cystoscopy) rongga abdominal (laparoscopy) ruang sendi (arthroscopy) rongga dada (mediastinocopy), atau trakea dan bronkus atau dapat juga melalui insisi kecil
Daerah menunjukan perubahan jaringan yg komplit. Jgn mengambil jar nekrotik Bahan biopsi dikumpulkan dr tepi lesi agar jar normal diikutsertakan 4. BIOPSI EKSISI Dilakukan dg mengambil lesi scr keseluruhan bersamaan dg dilakukannya prosedur terapi bedah Jar normal disekelilingnya hrs dieksisi untuk memastikan eksisi telah dilakukan scr total Indikasi Biopsi Eksisi : dilakukan pd lesi keci (<2cm) pemeriksaan klinis tampak jinak Prinsip : eksisisi mengikutsertakan seluruh lesi bersama jaringan sekitarnya yang keliatan normal sepanjang 2-3mm yg pd
HEMOSTASIS
Penggunaan suction sedapat mungkin dihindari teraspirasi specimen dan merusak tekstur Perdarahan ditekan dg tampon
STABILISASI JARINGAN
Biopsi dlm RM sering dilakukan pd daerah yg bergerak (bibir, palatum mole, lidah) Bibir menempatkan 2 jari tangan asisten untuk menahan kedua sisi dr area biopsi membantu hemostasis karena adanya tekanan pd arteri labial Lidah diikat dg benang kemudian diretraksi
INSISI
Harus menggunakan scalpel yg tajam Tidak dianjurkan menggunakan elektrosurgical destruksi pd batas jaringan yg diinsisi dan mengubah arsitektur spesimen Lakukan 2 insisi bentuk elips pd permukaan dan bertemu membentuk huruf V pd dasar lesi memberikan specimen yg baik dan meninggalkan bekas luka yg mudah menutup Harus memberikan bahan yg cukup u/ evaluasi histopatologi Diusahakan // jalan saraf, arteri dan vena menghindari kemungkinan trauma Jar normal diikusertakan kira2 2-3mm jar normal disekitar lesi (jika tampak jinak), 5mm (jika tampak ganas) Insisi dilakukan lebih dr 1 jika lesi memiliki karakteristik berbeda
KOMPLIKASI
Perdarahan Infeksi Luka yg tidak membaik Penyebaran sel tumor ganas Rusaknya jaringan / organ sekitar Komplikasi anastesi
Penanganan Jaringan
Pengangan yg tidak baik menyebabkan spesimen hancur menunda diagnosis definitif terapi tertunda pengulangan biopsi Paling baik menggunakan traction suture
EKSODONSIA
Eksodonsia : berhubungan dengan pencabutan gigi Bedah minor anastesi lokal Bedah mayor anastesi umum
PRASYARAT
Penyakit mulut Anatomi gigi Mikrobiologi Anastesiologi Radiologi Farmakologi
INDIKASI EKSTRAKSI
1. Karies besar, tidak dapat dilakukan perawatan endodontik 2. Gigi goyang 3. Fokal infeksi 4. Keperluan ortodonti 5. Keperluan prostetik 6. Granuloma lebih dr 1/3 panjang akar
Penutupan Luka
Luka dpt ditutup secara primer
7. Gigi supernumeray 8. Gigi supraoklusi 9. Gigi yang tidak dapat perawatan ortodonti 10. Fraktur akar 11. Gigi impaksi 12. Gigi yg terletak pd garis fraktur 13. Gigi yg menyebabkan trauma pd jaringan sekitar
Mengeluarkan sisa akar Memecah gigi Mengangkat tulang interradikuler Memisahkan gigi dengan gingiva Bahaya Penggunaan Merusak gigi Fraktur maksila / mandibula Pecahnya tulang alveolar Merusak mukosa Perforasi sinus maksilaris Sisa akar terdorong ke dalam sinus maksilaris Syarat Penggunaan Jangan menggunakan gigi sebagai titik fulkrum Jangan menggunakan dinding bukal sebagai fulkrum Jangan menggunakan Dinding lingual sbg fulkrum Jari tangan sebagai fiksasi Prinsip Kerja Lever principle : mencungkil Wedge principle : mendorong Wheel & axle : memutar Kombinasi
KONTAINDIKASI
1. Infeksi akut gingiva, perikorona, periapikal 2. Infeksi sinus maksilaris akut 3. Terdapat masa tumor di sekitar gigi 4. Memiliki gejala sistemik
PERSIAPAN ALAT
Tang ekstraksi Elevator Strelisasi alat Anestetikum
INFORM CONSENT
Anastesi Ekstraksi gigi Inform Consent Anastesi Sedang dlm perawatan dokter? Batasan aktivitas? Dapat melakukan pekerjaan sehari-hari? Sakit dada? Gangguan pernapasan? Alergi? Penyakit diabetes ? Pengalaman tidak menyenangkan saat anastesi sebelumnya? Inform Consent Ekstraksi Prosedur Resiko Biaya
TEKNIK EKSTRAKSI
Posisi pasien Posisi operator Teknik ekstraksi : close method open method
ELEVATOR
Indikasi Penggunaan Ekstraksi gigi yg tidak dapat menggunakan tang Menggoyangkan gigi
INSTRUKSI PASCAEKSTRAKSI
Gigit tampon 30-60menit
Jangan sering bekumur Jangan sering meludah Jangan menghisap luka ekstraksi Makan pd sisi lain Jangan makan/ minum terlalu panas Cara minum obat Kontrol jika ada keluhan atau alergi obat
SURGICAL EXODONTIA
LANGKAH - LANGKAH
A. B. C. D. E. F. Mengangkat flap Menghilangkan tulang Tooth division Membuang gigi/ fragmen gigi Pembersihan luka (wound toilet) Penutupan primer
A. RAISING A FLAP
Jaringan yg seperti lidah yg terdiri dari pangkal dan ujung /segmen distal yg terangkat dari jaringan sekitarnya Tujuan Menyediakan akses untuk operasi utk melihat akar gigi, memasukkan instrument utk mencabut gigi dan membersihkan jaringan Menyediakan penutupan primer utk melindungi defek pembedahan yg terbentuk Prosedur Flap 1. Incisi 1x sayatan dgn penekanan ke tulang 2. Dasar (yg terfiksasi) lebih luas daripada ujung / segmen distal 3. Flap dipegang dengan lembut agar mencegah penyobekan dan tearing 4. Ujung flap berada diatas tulang yg sehat, agar diakhir operasi, periosteum menempel ke tulang mencegah terbukanya luka
B. REMOVAL OF BONE
Post Operasi Dry socket Perdarahan sekunder Infeksi dan penyembuhan lambat Nekrosis jaringan lunak Pembengkakan dan trismus Sakit yg menetap Meletakkan elevator akses alat cabut gigi Membuat jalan agar giginya dapat keluar Menyediakan jalan yg adekuat untuk keluarnya gigi/ fragmen
C. TOOTH DIVISION
Angulasi / posisi gigi tertentu, tidak diperbolehkan dicabut secara langsung Fragmen yg lebih kecil dgn mudah dapat dikeluarkan dari soket tulang, sehingga meminimalisir kebutuhan untuk pembuangan tulang Pengarahan tooth division Angulasi gigi Jumlah dan bentuk akar Jalur/ kases utk mengeluarkan gigi/ fragmen
Suture Material
Origin material : Natural (silk, linen, catgut) Synthetic polymer (polyprolene, polyester, polyamide) Type of strand (benang) : Monofilament : linen, polydioxanone, polypropylene Multifilament : twist (catgut) & braided/ anyaman (polyester, silk) Breakdown characteristic: Absorbable (diserap): catgut, polydioxanone, polyglicolic acid Non-absorbable (perlu buka jahitan) : nylon, polyester, stainless steel
E. WOUND TOILET
Eksisi jaringan lunak seperti sisa dental follicle Menghilangkan fragmen tulang/ gigi disekitar operasi, termasuk dibawah flap Menghaluskan tepi tulang yg kasar dengan bur/ bone files Irigasi dgn sterile istonoc solution dan suctioning pada area utk membuang debris mikroskopis Pada keadaan tertentu, defek pembedahan dapat dilindungi dgn antiseptic-soaked ribbon gauze
F. PENUTUPAN PRIMER
Penyatuan flap tanpa adanya tension/ tarikan
SURGICAL NEEDLES
circle: ophthalmic & microsurgery 3/8 circle : general use circle: general use 5/8 circle : CVS & kavitas (oral, nasal, pelvis) Straight : general use (hand-end) J-shaped : 5/8 (femoral hernia)
(Higmores Antrum)
Panjang : Lebar : 23 mm Volume : 15 cc Berbentuk pyramidal - Dasar : dinding lateral hidung - Apex : processus zygomaticus maxilla - Atap : dasar orbital - Lantai : procesus alveolar maxilla (gigi P & M) - Dinding posterior : infratemporal & fossa pterygopalatina - Dinding anterior : permukaan facial maxilla - Drainase melalui ostium (hiatus semilunaris) Suplai syaraf: n. infraorbital
Suplai darah: - Bag.atas : a. ethmoidal anterior - Bag.medial : a. sphenopalatine - Bag.dinding anterolateral: a. infraorbita - Dinding posterolateral : a. alveolaris superior anterior Drainase lymphatic : node submandibular & node retropharyngeal
Penanganan Segera Bisa Dengan : Menempatkan kembali ekstraksi gigi dan splint dengan jahitan ekstraksi bedah 4-6 minggu Penutupan primer dengan menurunkan puncak tulang soket Memasukkan dressing pack sutured (dijahit) Penutupan dengan bedah (paling sering dilakukan) Penutupan Secara Bedah a. Buccal advancement flap (paling sering) b. Palatal rotasi flap c. Buccal fatpad pedicled graft (cth : pda implan perforasi ke sinus) d. Caldwell- Luc approach foreign bodies
TERMINOLOGI
Komunikasi oroantral Komunikasi / perforasi Fistula
PERFORASI KE SINUS
OAC (oroantral communication) Fragmen gigi yg masuk dalam sinus Patologi sinus maxilaris PENYEBAB Oroantral Communication 1. Ekstraksi gigi 2. Trauma facial 3. Preprostetic surgery 4. Osteomielitis/ osteoradionecrosis maxilla alveolus 5. Neoplasma malignan menembus ke alveolus Faktor Predisposisi 1. Akar gigi 2. Hipersementosis/ ankylosis 3. Akar bulbous/ bulat 4. Trauma ekstraksi 5. Patologi periapikal 6. Sinus maxilaris yg besar 7. Neoplasma Gambaran Klinis Regurgitasi nasal liquid Perubahan resonansi nasal Tidak dapat menghisap rokok/ sedotan Unilateral nasal discharge Bau mulut Bubbling melalui OAC Untreated OAC Sembuh spontan Pembentukan fistula Sinusitis maxilaris akut Sinusitis maxilaris kronis