Anda di halaman 1dari 41

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

O&M BATTERY NICAD 48 VDC. I. 1. Kommisioning I.1.1 Pemasangan Batere Batere stasioner diletakkan di atas penyangga sel-sel dalam rak dihubungkan secara seri atau kadang-kadang dalam seri-paralel apabila kapasitas terpasang tinggi. Periksa bahwa semua sel dapat dicapai dengan mudah bagaimanapun letaknya batere. Periksa bahwa hubungan-hubungannya kencang. I`.1.2 Prosedur Kommisioning Mengisi sel-sel kosong. Siapkan elektrolit cairan dari elektrolit padat, buka penutup dan isi sel-sel, atur levelnya hingga pada 10 mm dibawah level MAX. Kommisioning Charge: a. Charge 12 jam pada 0,2C5 A atau pilihan lain. Charge 15 jam pada 1,65 V/sel bila arus charger terbatas pada 0,2 C 5 A, 20 jam pada 1,65 V/sel bila terbatas pada 0,1 C 5 A. b. Discharge pada 0,2 C5 A hingga 0 V/sel. c. Charge 12 jam pada 0,2 C 5 A atau 15 jam pada 1,65 V/sel, setelah ini batere siap digunakan. Proses charging mengakibatkan discharge dari gas-gas yang mengandung hydrogen dan oxygen untuk itu perlu diperhatikan hal berikut: pastikan bahwa tidak ada lidah api atau percikan api di sekitar sel-sel, khususnya pada tutup pengisi dimana gas-gas tersebut keluar. pastikan bahwa udara di sekitar batere dihubungkan secara alamiah atau dengan ventilasi.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

1
Halaman 1

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

* Kecepatan Charge dan discharge dinyatakan dalam A, sebagai kelipatan atau pecahan dari jumlah C5 yang merupakan kapasitas dari sel-sel dinyatakan dalam A h. Sebagai contoh 0,2 C5 A berarti 20A untuk sebuah batere dengan kapasitas C5 adalah 100 A h. Air dan Elektrolit : Air dan elektrolit yang digunakan pada akumulator harus murni kimiawi. Air : Kwalitas air adalah penting untuk hanya menggunakan air destilasi untuk mempersiapkan elektrolit atau untuk penambahan air, sebab air biasa bahkan air minum mengandung kotoran dimana dalam jangka waktu yang panjang akan mengkontaminasi elektrolit dan mempengaruhi operasi dari sel-sel. Bahaya asam Sulfur : Asam Sulfur merusak sel-sel Alkaline. Maka dilarang mengecek atau mengisi level-level dengan peralatan yang juga digunakan pada batere asam. Sebelum menggunakan air apa saja, bahkan meskipun tercantum Sudah didestilasi harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada reaksi asam, dengan menggunakan kertas indikator. I.1.3 Elektrolit * * Elektrolit harus ditangani dengan hati-hati, karena bisa merusak kulit dan pakaian. Pakailah kacamata dan sarung tangan plastik atau karet. Elektorlit sangat berbahaya bagi kulit, terutama bagi mata. Apabila terkena elektrolit segeralah cuci dengan air yang mengalir atau dengan larutan 10% boric acid.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

2
Halaman 2

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Memindahkan elektrolit dengan menyedot, jangan memulai penyedotan dengan mulut, melainkan dengan bulb (berbentuk seperti bohlam karet).

I.

Prosedur Pemeliharaan Batere NiCd I.2.1 Inspeksi dan Pemeliharaan Berkala. (Gunakan Form Pemeliharaan Rutin). * * * * * * I.2.2 Kebersihan batere, aquaGen, rack dan charger Kekerasan baut inter-cell dan step dan kondisi pengantar dll. Tegangan tiap sel dan tegangan total batere Berat Jenis, suhu dan level elektrolit tiap sel Kandungan K2CO3 di elektrolit (khusus Pocket Plate NiCd) Tegangan boost charge dll (lihat prosedur perawatan charger)

Perhatian Dilarang merokok di ruang batere, uap elektrolit mudah terbakar. Batere NiCd akan segera rusak bila terkena Asam Sulfat. Pisahkan peralatan antara batere NiCd dengan Lead Acid. Jangan meletakkan peralatan terbuat dari besi di atas batere. Gunakan masker dan sarung tangan bila bekerja dengan elektrolit. Gunakan peralatan yang berisolasi.

I.2.3

Parameter Operasi Dari Batere Arus-tetap pengisian awal tidak boleh lebih dari I 5(0,2Cn) Tegangan boost 1,55 1,65 V/sel untuk waktu terbatas. Tegangan float 1,4 1,45 V/sel agar penguapan berkurang. Suhu elektrolit dalam segala kondisi harus 40oC. Untuk kerja optimal pada suhu ruang antara Berat Jenis elektrolit 1,19 kg/l pada level maximum. Data listrik lain umumnya mengacu pada suhu 20 o C. 0 30 o C.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

3
Halaman 3

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

I.2.4

Arsip hasil inspeksi dan pengujian Verifikasi dari prosedur pemeliharaan. Membantu penetapan jadwal pemeliharaan yang optimum Membantu penetapan jadwal rekondisi yang harus dilakukan Membantu pemecahan masalah kerusakan batere Mempermudah penelurusan bila terjadi claim garansi pabrik.

I.2.5

Kondisi instalasi dari batere Rack dan batere duduk pada permukaan yang rata Kekencangan baut terminal 16Nm-M8 dan 20Nm-M10

Pengaman lebur antara charger, batere dan beban Kapasitas charger sesuai dengan kapasitas batere Ruang bebas diatas batere untuk penguapan dll. Spasi antar sel (khusus untuk batere steel container)

I.2.6

Rekommisioning berkala (Gunakan Form Charging & Discharging) Bila kapasitas batere atau beberapa sel 80%. Bila perbedaan tegangan per 0, V dari rata-rata Bila tegangan sel sesaat sebelum akhir Bila sel tidak dipergunakan lebih dari 1 tahun Setelah penggantian elektrolit (khusus Pocket Plate NiCd) charging 1,55 V

I.2.7

Kebersihan dan ventilasi ruang batere Bebas dari kontaminasi oleh batere Lead Acid Memperkecil kemungkinan terjadinya hubung singkat

Untuk kerja batere meningkat pada suhu rendah Memperkecil bahaya korosi dan kebakaran

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

4
Halaman 4

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

I.3

Memperoleh lingkungan kerja yang sehat.

Penanggulangan Masalah Batere NiCd


MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB Vent-plug bocor Sel bocor Tegangan charging terlalu tinggi Tegangan sel tidak Rata PENANGGULANGAN MASALAH Kencangkan vent-plug Beli baru Turunkan tegangan floating hingga 1,4-1,45 V/sel. Batasi boost charging tidak lebih dari 7 jam. Lakukan rekondisi Lakukan boost charging.Bila diperlukan lakukan rekommisioning Batasi level antara MIN-MAX. Setelah charging awal selesai, tambahkan elektrolit sampai batas MAX. Sesuaikan level elektorlit

Penguapan sel terlalu Berlebihan

Penguapan sel terlalu Berlebihan/mendidih

Tegangan sel tidak rata

Float charging dalam waktu lama Level elektrolit terlalu tinggi pada saat charging awal Level elektrolit diatas MAX

Elektrolit berhamburan Keluar

Suhu terlalu tinggi pada saat charging

Hentikan charging bila suhu elektrolit lebih besar dari 40oC

Tegangan charging terlalu tinggi Vent-plug hilang atau Rusak Sel bocor

Batasi tegangan boost = 1,55-1,65 V/sel, float=1,4-1,45 V/sel Pasang vent-plug baru Beli sel baru

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

5
Halaman 5

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB Densitas elektrolit Rendah akibat Penambahan aquades yang Berlebihan Aquades tidak bersih atau bahkan tercemar asam. Densitas elektrolit terlalu pekat karena penambahanelektrolit dengan KOH

Berbusa selama Charging

PENANGGULANGAN MASALAH Discharge sel dan sesuaikan BJ elektrolit kemudian lakukan rekommisioning bila tetap berbusa, beli sel baru. Discharge sel dan Ganti elektrolit dengan Kandungan LiOH rendah dan lakukan rekondisi Discharge sel dan ganti elektrolit dengan kandungan LiOH rendah dan lakukan rekondisi

Tampak benda asing Didalam elektrolit atau Perubahan warna Elektrolit

Tampak rontokan Material aktif didalam Sel Suhu elektrolit terlalu tinggi pada saat charging

Sesuaikan kapasitas charger dengan kapasitas batere. Perhatikan batasan arus charging dan suhu maksimum yang diizinkan oleh pembuat batere

Meledak atau terjadi Deformasi

Elektrolit kosong, Charger gagal sehingga Terjadi tegangan lebih, Vent-plug tersumbat, Terminal kendor dan arcing.

Periksa dan perbaiki charger dan beli sel pengganti

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

6
Halaman 6

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB Kandungan K2CO3 dalam elektrolit (Hanya pocket plate NiCd).

PENANGGULANGAN MASALAH Discharge betere dan ganti elektrolit dengan kandungan LiOH rendah dan lakukan rekondisi (Hanya pocket plate NiCd). Lakukan rekommisioning bila kapasitas < 80% dan tegangan sesaat sebelum akhir charging < 1,55 V/sel.

Penurunan Kapasitas

Float charging dalam waktu lama

Permukaan elektrolit Terlalu rendah

Tambahkan aquades hingga level antara MINMAX. Lakukan recharge kemudian penuhi dengan aquades hingga level MAX.

Penurunan kapasitas atau gagal total Satu atau beberapa sel open circuit Beli sel baru

Konektor/terminal sel karatan atau putus

Bersihkan permukaan kontak dan kencangkan dengan 16NM-M8 dan 20Nm-M10 atau ganti dengan sel konektor baru.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

7
Halaman 7

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB

PENANGGULANGAN MASALAH

Kerusakan pengaman lebur/pemisah

Perbaiki dan ganti dengan yang baru.

II.1 Pemeliharaan batere asam. Hal berikut ini penting untuk menjaga batere dalam kondisi baik: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Discharging tidak boleh melebihi batas minimum setelah kapasitas discharge dicapai. Tidak boleh membiarkan batere sehabis discharge untuk waktu yang lama. Level elektrolit sebaiknya selalu 10 mm sampai 15 mm diatas bagian atas pelat. Tambahkan air murni secara berkala jika terjadi penguapan. Bila tidak terjadi penguapan pada asam tidak perlu ditambah. Ventilasi pada tutup sel harus baik untuk mencegah terjadinya tekanan gas yang tinggi bila tersumbat. Korosi asam pada kutub-kutub batere sebaiknya dibersihkan dengan air. Terminal-terminal batere dan penyangga batere harus dibersihkan dan dilidungi dengan Vaselin.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

8
Halaman 8

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

KERUSAKAN

PENYEBAB

PERBAIKAN

Tingkat elektrolit Peluapan, penguapan Tambahkan air suling terlalu rendah (terutama musim (ke muatan baterai). panas). Voltase pengisian Cek voltase secara muatan terlalu tinggi. teratur dan pasang atau ganti. Tinggi elektrolit terlalu Lepas kelebihan tinggi elektrolit dengan tester asam (hidrometer). Baterai kosong. Charger beroperasi baik. Berat jenis elektrolit terlalu rendah. Hubungan dalam kelistrikan. Isi baterai. tidak Cek charger dengan pendek Cek system kelistrikan. system dicampur

Elektrolit keluar dari sumbat lubang udara.

Elektrolit terlalu larut Elektrolit karena kesalahan ulang. perawatan Tenaga yang Baterai kosong disalurkan baterai terlalu rendah

Isi baterai ulang.

Voltase pengisian Pasang ulang atau baterai kendur rendah. ganti regulator tegangan Voltase turun secara tajam. Penghubung teminial Bersihkan terminal kendur atau teroksidasi penghubung, rapatkan terminal dengan skrup. Kapasitas Ah baterai Pasang baterai lebih terlalu rendah (terlalu besar. banyak beban listrik).

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

9
Halaman 9

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

KERUSAKAN

PENYEBAB

PERBAIKAN

Pangaliran muatan Ganti baterai. sendiri berlebihan, disebabkan elektrolit tidak murni. Baterai bersulfat abu-abu lempeng negatif). mungkin (pelapisan putih pada positif dan Isi baterai dengan arus rendah sehingga pelapisan lambat laun terurai. Jika tenaga dicapai terlalu rendah sesudah pengisian ulang dan pengaliran muatan, baterai harus diganti.

Voltase turun secara tajam

Baterai digunakan, Ganti baterai. bahan aktif pada pelat jatuh. Tingkat elektrolit di Tambahkan air suling/ bawah terlalu sering tanpa mineral di atas dan terlalu dalam. ketinggian khusus. Pengosongan baterai Pasang baterai dengan terlalu sering dan kapasitas lebih tinggi terlalu dalam. As sebisa mungkin sebuah baterai jenis S. Servis keberlangsung- Baterai terlalu panas. an pada baterai terlalu pendek. Baterai sulfat. membentuk Ganti baterai. Pasang ulang baterai dalam tempat lebih baik.

Elektrolit baterai terkontaminasi. Baterai selalu tidak memiliki cukup muatan.

Kerusakan charger, Perbaiki regulator regulator voltase, atau tegangan (ganti jika kabel penghubung. perlu). Buat semua kabel penghubung tertutup rapat.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

10
Halaman 10

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

KERUSAKAN

PENYEBAB

PERBAIKAN

Terlalu banyak beban Pasang baterai besar. listrik dihubungkan Pasang charger besar jika perlu. Kelebihan muatan Kerusakan dalam Regulator terus-menerus. regulator tegangan. setel. Tombol kontak dalam Kabel baterai dihuregulator tegangan. bungkan tidak benar (dengan polaritas tidak benar). tegangan

Hubungan kabel baterai dengan polaritas yang benar ganti regulator tegangan.

PERAWATAN BATERAI A. Baterai Baru Baterai baru diartikan sebagai baterai yang sama sekali belum pernah digunakan. Perlakuan terhadap baterai baru tergantung dari jenis baterai tersebut, apakah jenis tertutup atau jenis terbuka. Baterai tertutup Karena baterai jenis tertutup ini sudah terisi elektrolit dan sudah ada daya listriknya maka baterai tertutup (merupakan baterai bebas perawatan) dapat langsung kita gunakan. Baterai terbuka Jenis ini belum ada daya listrik (muatannya sama sekali karena pada baterai tersebut belum diisi elektrolit meskipun baik pada pelat negative dan pelat positif telah terisi penuh bahan aktif. Sebelum kita menggunakan baterai jenis ini yang harus dilakukan terhadap baterai tersebut yaitu mengisi daya baterai (muatan baterai).

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

11
Halaman 11

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Caranya : 1) Tempatkan baterai pada tempat yang aman. 2) Buka tutup lubang pengisian elektrolit pada masing-masing sel baterai. 3) Ambil atau gunakan corong plastic dan letakkan pada saluran pengisian. 4) Isikan larutan asam pada masing-masing sel sehingga pada ketinggian 10-15 mm di atas pelat-pelat, baterai atau berada di antara tanda batas atas dan bawah apabila pabrik pembuatnya memberikan tanda ini. 5) Biarkan selama 20 menit sehingga larutan meresap pada pelat-pelat maupun separatornya. 6) Periksa kembali ketinggian elektrolit baterai dan jika kurang/menurun, tambahkan lagi larutan asamnya sehingga ketinggiannya sesuai. 7) Tutup kembali saluran pengisian dengan rapat. 8) Bersiahkan baterai dari kemungkinan tumpahan elektrolit. 9) Baterai siap digunakan. B. Baterai Pernah Pakai Pada baterai yang pernah dipakai maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan dan perawatan pada : 1) ketinggian elektrolit, 2) kondisi isi baterai (tegangan dan berat jenis), 3) kondisi fisik baterai (reak/bocor; endapan putih di sekitar kutub baterai; karat pada terminal baterai dan kutub pelat; pipa ventialsi). 1. Ketinggian Elektrolit Tinggi elektrolit harus berada pada ketinggian yang tepat (antara tanda atas dan bawah atau 10-15 mm tingginya dari bagian atas pelat), dengan tinggi elektrolit yang tepat atau sesuai akan membuat reaksi kimia elektrolit terhadap pelat-pelat dengan sempurna dan hasil reaksi yang maksimal. Apabila tinggi elektrolit kurang dari tanda yang ada, tambahkan dengan air suling (air murni) secukupnya dan jangan menggunakan air biasa, air sumur, PDAM, atau air
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

12
Halaman 12

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

hujan). Penggunaan air yang tidak murni akan membuat kotoran yang terbawa akan mengendap di bagian bawah pelat-pelat di samping juga dapat menghalangi terjadinya proses reaksi kimia antara elektrolit dengan bahan aktif yang ada pada pelat positif dan pelat negative dalam baterai. 2. Kondisi Isi Muatan Baterai Kondisi muatan baterai di sini dimaksudkan sebagai kondisi dari tenaga listrik baterai yang memungkinkan dilakukannya pengisian atau tidak. Adapun tenaga listrik yang dihasilkan sangat tergantung dari kondisi fisik yang ada di dalam baterai itu sendiri, seperti misalnya kondisi elektrolit, berat jenis elektrolit yang dipakai, ketinggian elektrolit yang diberikan, serta kondisi pelat-pelatnya (kondisi kisi-kisi, kondisi bahan aktif). Untuk mengetahui seberapa besar tenaga listrik yang ada pada baterai dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Tes daya listrik baterai dengan melihat tegangan baterai Dengan voltmeter atau tester sel dapat digunakan untuk mengetahui daya listrik baterai dilihat dari kondisi tegangannya. b. Tes berat jenis elektrolit baterai Berat jenis elektrolit dapat diketahui dengan menggunakan alat ukut hidrometer. c. Tes daya listrik baterai dengan melihat tegangannya Alat yang digunakan untuk mengetahui daya baterai dilihat dari tegangan baterai yang ada adalah voltmeter. Pada pengetesan daya dengan voltmeter ini dilakukan dengan memberikan beban terhadap baterai/mengambil arusnya selama proses pengukuran berlangsung. Selain voltmeter, terdapat alat lain yang bisa digunakan dan yang mudah dalam penggunaannya yaitu dikenal sebagai tester sel. Dengan alat ini dapat diketahui tegangan listrik baterai pada tiap selanya maupun tegangan totalnya sehingga dapat dipastikan perlu atau tidaknya dilakukan pengisian, kesulitan dari penggunaan tester sel ini adalah bahwa pada berbagai baterai tertentu tidak selalu ada kutub-kutubnya pada masing-masing sel melainkan hanya ada 2 kutub saja (plus dan minus sudah merupakan total tegangan).

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

13
Halaman 13

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Tidak jarang juga dijumpai hasil pengukuran yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya seperti berikut ini. a. Tegangan baterai yang tetap tinggi maupun rendah meskipun baterai sudah penuh, keadaan ini disebabkan oleh karena bahan aktif yang digunakan pada bateari tersebut memang tidak sama ataupun karena salah satu dari bahan aktif yang dipakai tersebut berbeda atau bahkan juga oleh penggunaan elektrolit yang berat jenisnya tidak sama. b. Tegangan baterai tidak sama antara sel satu dengan sel yang lain. Hal ini bisa saj aterjadi oleh karena penggunaan elektrolit dengan berat jenis berbeda pada beberapa sel sehingga diperoleh tegangan sel yang berbeda. c. Tegangan yang lebih rendah pada beberapa sel dapat dipengaruhi oleh perbedaan aktivitas ion dalam elektrolit. Artinya, dengan adanya hamabtan gas-gas akibat reaksi yang bebeda pada tiap-tiap sel maka berakibat pula jumlah ion yang dapat bereaksi menjadi lebih sedikit dan tegangannya lebih kecil pula. Gas yang ditimbulkan oleh reaksi baterai merupakan gas yang sangat mudah terbakar, jangan mencoba mengukur tegangan dengan tester sel atau voltmeter dari pelat-pelat atau sel-sel baterai di dalam ruang baterai atau melalui lubang pengisian. Hal ini disebabkan karena jika terkena letikan bunga api sedikit saja maka mudah terjadi kebakaran. 3. Tes Berat Jenis Kondisi isian (muatan) baterai dengan mudah dapat dilihat dari berat jenis elektrolitnya dan pemeriksaan ini adalah yang paling sering dilakukan. Alat untuk mengetahui berat jenis elektrolit adalah dengan hidrometer. Pengetesan dengan hidrometer ini sebaiknya dilakukan pada saat baterai baru selesai digunakan. Hal ini disebabkan karena baterai tersebut baru saja melaksanakan reaksi kimianya sehingga dimungkinkan sedang bercampur dengan baik. Perlu diketahui bahwa pada saat pengukuran berat jenis elektrolit terdapat factor lain yang juga sangat berpengaruh yaitu factor suhu, setiap kenaikan 1 oC, berat jenis akan turun 0,007 kg/liter, untuk Daerah tropic seperti negara kita adalah 1,225 kg/liter.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

14
Halaman 14

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Penggunaan elektrolit baterai dengan berat jenis yang berbeda antara Daerah non tropik dengan daerah tropik disebabkan kecepatan reaksi kimia bahan aktif pada daerah panas lebih cepat disbanding daerah dingin sehingga perlu berat jenis yang lebih rendah, artinya dengan penggunaan elektrolit yang mempunyai berat jenis lebih rendah pada daerah tropik maka reaksi kimia yang terjadi akibat pengaruh suhu, tidak terlalu cepat. Jika reaksi kimia berlangsung terlalu cepat akan berakibat pelat-pelat menjadi cepat atau mudah bengkok dan rusak. Dalam pengukuran terhadap berat jenis elektrolit baterai ada beberapa hal yang mungkin dapat terjadi yaitu sebagai berikut : a. Berat jenis menjadi terlalu tinggi ataupun terlalu rendah pada keseluruhan sel meskipun baterai penuh. Hal ini bisa disebabkan oleh karena penggunaan elektrolit yang tidak sesuai/salah (lebih besar atau lebih kecil dari 1,225 kg/liter. Peristiwa pensulfatan yang tidak sama pada masing-masing sel baterai berakibat pula reaksi kimia yang terjadi juga akan berbeda sehingga berat jenisnya akan berbeda pula. b. Berat jenis yang rendah pada beberapa sel saja. Keadaan ini bisa terjadi karena pada sel yang diketahui berat jenis rendah, pelat-pelatnya telah rusak atau mengalami pensulfatan sehingga meskipun telah dilakukan proses pengisian maka ion SO 4 tidak mau leaps dari pelatnya dan yang tersisa pada lektrolit hanyalah air atau sedikit asam sulfat. Kerusakan yan glebih besar pada gejala ini dapat dilihat dari lubang pengisian yakni adanya gelembung-gelembung yang banyak sekali pada saat terjadinya proses reaksi kimia baterai. c. Berat jenis yang tinggi pada beberapa sel saja. Ini dapat terjadi karena kesalahan perawatan seperti misalnya menambahkan larutan asam sulfat pada bagian sel yang telah berkurang elektrolitnya, karena dengan menambahkan asam sulfat berarti menambah konsentrasi atau berat dari larutan elektrolit tersebut. Kondisi Fisik Merupakan pemeriksaan dan perawatan dari bentuk fisik baterai yang meliputi kondisi kotak baterai dari kemungkinan retak/bocor, endapatan putih di sekitar kutub baterai, adanya karat pada kutub dan terminal baterai, serta pipa ventialsi.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

15
Halaman 15

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

a. Kondisi dari kotak baterai dari kemungkinan bocor atau retak Jika terjadi demikian maka elektrolit akan cepat habis (keluar) sehingga berakibat rusaknya sel-sel baterai. Jika keadaan tidak terlalu parah maka kotak baterai dapat diperbaiki dengan memberikan perekat atau lem yang tahan terhadap asam pada tempat yang retak. b. Endapan putih di sekitar kutub baterai Keadaan ini dimungkinakn oleh adanya elektrolit atau air pada pelat bereaksi dengan arus pada tempat tersebut. Untuk menghilangkannya bersihkan dengan air hangat dan carilah sebab-sebab terjadinya hal yang demikian (retak, tutup tidak rapat, air, dan lainlain). Untuk menghindari keadaan ini maka berikan lapisan vaselin pada kutub-kutub baterai sebelum baterai dipakai.

c. Adanya karat pada kutub dan terminal baterai Oleh karena suatu hal maka antara kutub dan terminal baterai terdapat karat sehingga kemungkinan antara keduanya tidak dapat dilepaskan, bersihkan dengan campuran air dan bikarbonat atau soda atau air sabun (deterjen). Bikarbonat atau soda NaHCO3 maupun air sabun atau deterjen apabila dicampur dengan air akan menghasilkan molekul NaOH yang dapat menetralkan larutan yang bersifat asam. Hindarkan pelepasan terminal baterai dengan cara memutarnya (terhadap kutub) ataupun dengan memukulnya karena bahan aktif dari pelat-pelat sangat lemah dan tidak tahan terhadap getaran serta kemungkinan kutub juga terlepas dari kotaknya. Setelah keduanya terlepas, bersihkan kutub-kutub dan terminalnya dengan ampelas atau kikir, atau dengan cara lain. d. Pipa ventilasi Baterai yang menggunakan pipa ventilasi umumnya digunakan pada baterai sepeda motor. Kegunaan pipa ventilasi adalah untuk memungkinkan elektrolit tidak keluar jika terjadi goncangan dan sebagai tempat mengalirnya gas sewaktu reaksi kimia baterai terjadi. Oleh sebab itu, periksalah selalu panas dari kemungkinan lepas dan tersumbat karena jika tersumbat dapat menyebabkan baterai meledak oleh gas reaksi.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

16
Halaman 16

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

C. Kerusakan Baterai Kerusakan pada baterai dapat disebabkan karena : 1) akibat pemakaian, 2) akibat kristal sulfat atau pensulfatan, dan 3) akibat pengisian berlebihan (over charging).

1. Akibat Pemakaian Selama baterai mengeluarkan daya (saat pengosongan), bahan aktif pelat positif maupun pelat negatif berubah menjadi timah sulfat (PbSO 4) dan berwarna putih. Timah sulfat ini dapat berubah lagi menjadi bahan aktif jika baterai diisi kembali. Yang terjadi pada pelat selama proses pengisian dan pengosongan baterai yaitu sebagai berikut : a. Pelat negatif (sisi luar) : terjadi konsentrasi bahan aktif sehingga ada bagian-bagian pada pelat yang menggelembung. b. Pelat negatif (sisi dalam) : terjadi bintik-bintik putih akibat reaksi dan mudah terlepas dari pelat dan mengandung elektrolit yang akhirnya bergerombol seperti pohon di bagian atas pelat negative dan memungkinkan terjadinya hubungan singkat dengan pelat positif. c. Pelat positif : karena pengaruh reaksi akan bersifat sangat rapuh dan lembek keadaan ini menyebabkan bahan aktif terlepas dari pelat dan jika terjadi dalam jumlah yang banyak akan mengendap pada bagian bawah baterai sehingga memungkinkan terjadinya hubungan singkat antara pelat positif dan pelat negatif. 2. Akibat Pembentukan Sulfat Jika baterai dibiarkan terlalu lama dan tidak diisi kembali maka akan terjadi reaksi dengan sendirinya (pengosongan diri) mula-mula pelatnya timbul kristal timah sulfat halus dan lama-kelamaan akan mengeras disebut kristal sulfat. Peristiwa demikian dikenal dengan istilah pensulfatan. Pensulfatan dapat menghalangi terjadinya proses
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

17
Halaman 17

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

reaksi karena proses pensulfatan membuat pelat-pelat cenderung bengkok dan kisi-kisi cenderung patah, pensulfatan juga akan mengubah warna pelat positif menjadi putih susu dan pelat negatif menjadi putih abu-abu. Tanda-tanda terjadinya pensulfatan : a. Penurunan kapasitas baterai, karena dengan adanya sulfat keras akan mengakibatkan luas permukaan bahan aktif pada pelat-pelat yang berekasi dengan elektrolit menjadi berkurang. b. Terjadi panas yang berlebihan. Proses reaksi kimia pada baterai kimia pada baterai akan menimbulkan panas dalam ruang baterai dan ini memerlukan pendinginan. Namun, proses pendinginan yang terhalang oleh kristal sulfat sementara proses reaksi berjalan terus akan menyebabkan ruang baterai menjadi panas yang berlebihan. c. Pembentukan gas yang cepat saat diberi arus pengisian yang besar. Gas terbentuk sebagai akibat dari adanya reaksi kimia dalam baterai. Dengan adanya pengisian berarti akan mempercepat bahan-bahan aktif baterai untuk bereaksi. Semakin besar arus yang diberikan selama pengisian berarti semakin mempercepat proses reaksi kimia dan semakin cepat pula terbentuk gas. Untuk menghindari pensulfatan maka dilakukan hal berikut. a. Pelat-pelat harus selalu terendam pada cairan elektrolit. b. Pengisian baterai yang teratur meskipun tidak sedang dipakai antara 1-2 dari nilai kapasitasnya). 3. Akibat Pengisian Berlebihan Pengisian dengan arus berlebihan dapat mengakibatkan rusaknya baterai akibat suhu yang tinggi. Suhu yang tinggi membuat pelat positif mengembang (berubah bentuk) dan oksigen bebas masuk. Hal ini mengakibatkan. PbSO 4 seluruhnya berubah menjadi PBO2. Apabila hal ini berlangsung terus, O 2 akan masuk pada kisi-kisi pelat sehingga PbO2 memerlukan ruangan lagi. Akibatnya rungan pada baterai terbatas, pelat-pelat akan melengkung/bengkok dan bahkan mendesak/menekan ke atas sehingga mampu mengangkat kutub sel. Di samping itu, pengisian berlebihan akan merusakkan separator
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

18
Halaman 18

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

akibat suhu dan reaksi kimia, dan juga pelat negatif rusak akibat bahan aktif yang bersifat menyerah dikenai suhu dan arus yang tinggi. Untuk menghindari rusaknya baterai akibat pengisian berlebihan maka : a. aturlah tegangan regulator, b. usahakan untuk tidak mengisi baterai lemah dengan pengisian secara cepat, c. mengisi baterai sesuai kapasitasnya dengan pengisian lambat atau normal. 4. Akibat Kerusakan Baterai a. Tegangan rendah Kemungkinan kendaraan sulit dihidupkan, penyebabnya adalah system pengisian salah yang menyebabkan baterai bahkan tidak terisi selama mesin hidup. Kemungkinan lain adalah baterai sudah berusia tua adalah baterai cepat menjadi kosong meskipun baru diisi penuh. Perkiraan umur baterai adalah 2-3 tahun, tetapi akan menjadi lebih pendek lagi jika pelat yang terendam elektrolit terlalu rendah, pemakaian elektrolit yang salah atau kotor, baterai dibiarkan terlalu lama tanpa diisi, dan baterai dipakai dengan beban melebihi batas. b. Pengosongan sendiri Meskipun baterai tidak digunakan ia akan tetap melakukan reaksi sendiri (pengosongan sendiri). Reaksi ini menyebabkan berat jenis baterai semakin lama menjadi turun dan daya yang disimpan turun pula. Penurunannya bisa mencapai 1% dari nilai kapasitas per ahrinya. c. Elektrolit cepat habis Dengan cepat habisnya elektrolit maka berakibat tenaga listrik yang dihasilkan oleh baterai berkurang dari ketentuannya dan mengakibatkan pula daya baterai menjadi rendah. Factor penyebabnya adalah baterai bocor dan akibat pengisian yang berlebihan.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

19
Halaman 19

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

D. Keamanan Baterai Untuk menghindari kecelakaan akibat baterai maka perlu diperhatikan beberapa factor pada saat kita sedang menggunakan baterai ataupun tidak sedang menggunakan baterai yaitu : 1) pemasangan baterai, 2) penyimpanan baterai, 3) pemeliharaan baterai, dan 4) tes baterai secara sederhana. 1. Pemasangan Baterai Baterai yang telah siap digunakan perlu diperhatikan cara pemasangannya, baik sata diapsang pada kendaraan umum maupun tidak dipasang pada kendaraan. a. Baterai dipakai pada kendaraan 1) Tempatkan baterai pada posisi dekat dengan system starter dan system pengapian sehingga tidak memungkinkan terjadinya banyak kerugian tegangan akibat penempatan yang jauh. 2) Jauhkan dari tempat yang panas seperti saluran buang. 3) Hubungan terlebih dahulu klem kabel positif, baru kemudian klem kabel negatif. 4) Jangan lupa memberikan Vaseline (yang bersifat tahan asam) pada masingmasing klem kabel dan terminal kabel. 5) Berikan ventilasi secukupnya pada ruangan baterai untuk sirkulasi udara. 6) Pastiakn baterai terpasang dengan kuat pada dudukannya, sehingga tidak tergetar hebat atau jatuh akibat goncangan kendaraan. 7) Pastikan pual tutup-tutup lubang pengisian elektrolit tertutup rapat serta sambungan-sambungan kabel pada baterai terpasang kuat pada kutub-kutubnya. 8) Hindarkan adanya air maupun kotoran yang terjebak pada dudukan baterai dengan memberikan saluran pada dudukan baterai bagian bawah. 9) Secara teratur periksalah baterai dari ketinggian elektrolit dan dari kemungkinan baterai retak atau bocor. 10) Bersihkan baterai dari kotoran, endapan putih pada kotak maupun karat pada kutub dan terminal baterai.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

20
Halaman 20

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

b. Baterai tidak dipasang pada kendaraan 1) Tempatkan baterai pada tempat/ruangan yang dingin (tidak terkena sianr matahari langsung) karena panas bisa mempercepat terjadinya reaksi pada baterai sehingga gas banyak keluar dan elektrolit cepat habis. 2) Hindarkan penempatan baterai pada daerah yang miring atau bergelombang yang memungkinkan elektrolit mengarah pada satu tempat. 3) Jauhkan dari tempat pekerjaan panas seperti pekerjaan las. 4) Berikan alas yang rata (dari kayu) untuk menghindari kemungkinan tumpah elektrolit pada lantai karena akan merusakkan lantai. 5) Hindarkan merokok atau bara rokok di dekat baterai atau rungan yang penuh dengan baterai (ruang pengisian). 6) Lakukan pengontrolan terhadap tinggi elektrolit baterai, jika tinggi berkurang tambahkan hanya dengan air suling/murni. 2. Penyimpanan Baterai Hal-hal yang harus diperhatikan dari baterai yang tidak digunakan untuk jangka waktu yang lama adalah sebagai berikut : a. Apabila baterai tidak segera digunakan dan masih dalam keadaan kering (pada jenis baterai terbuka) maka jagalah agar lubang pengisian tertutup rapat. b. Simpan baterai di tempat yang sejak dan kering. c. Apabila baterai berada pada mesin, lepaskan kedua buah kabel dari kutub-kutubnya agar tidak terjadi sehubungan singkat. d. Lakukan pemeriksaan ketinggian elektrolit baterai, jika tingginya menurun, tambahkan dengan air suling dan jangan menambah asam belerang. e. Jika baterai tidak digunakan untuk waktu yang lama sekali maka simpan baterai dengan kondisi baterai diisi dengan cara atau system pengisian terus-menerus dengan arus pengisian sebesar 1-2% kapasitas baterai. 3. Pemeliharaan Baterai Hal rutin dari baterai yang harus mendapatkan perhatian adalah memelihara baterai itu sendiri. Secara umum pemeliharaan baterai meliputi hal berikut. a. Periksa kotak baterai dari kebocoran.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

21
Halaman 21

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

b. Apabila terminal berkarat, cucilah dengan menggunakan campuran air dan deterjen pada tempat tersebut dan keringkan sebelum dipakai kembali. c. Bersihkan endapatan putih di sekitar terminal baterai dengan menggunakan air hangat, keringkan dan berikan sedikit lapisan vaslin. d. Kontrol secara teratur tinggi elektrolit baterai, jika permukaan elektrolit turun mendekati garis batas bawah (sama tingginya dengan bagian atas pelat tambahkan hanya dengan air suling/air murni saja, janga menambahkan asam belerang untuk memperbaiki ketinggiannya. e. Lakukan segera pengisian daya listrik pada baterai, jika didapat baterai kekurangan muatan, isi dengan cara normal atau dengan cara pengisian cepat. f. Jaga jangan sampai saluran ventialsi lubang udara tersumbat.

4. Tes Baterai Untuk melihat apakah baterai masih baik atau layak digunakan dapat dilakukan dengan cara berikut. a. Buka tutup lubang pengisian dan lihat gelembung-gelembung gas saat reaksi kimia terjadi, misalnya saat baterai diisi dengan cara pengisian normal. Jika gelembung gas yang terjadi sedikit saja berarti baterai masih baik dan jika gelembung banyak sekali berarti ada masalah dalam baterai tersebut. b. Dengan menggunakan alat voltmeter periksa penurunan tegangan baterai saja mesin distarter. Baterai yang masih baik jika tegangan turun menjadi tidak kurang dari 1,75 V per sel selama pemakaian 10 detik dan tidak turun di bawah 1,5 V per sel selama 30 detik. c. Jika elektrolit diisi di atas level secepat mungkin maka bahaya akan timbul sewaktu asam akan mengalir dari sel. E. Instruksi Pemeliharaan 1. Apabila baterai tidak mempertinggi angka kapasitas Ah-nya atau tenaga menstarter yang dikarenakan temperature menjadi terlalu rendah sebagai akibat penyimpangan yang tidak benar atau tidak diapsang dalam kendaraan sekitar 4 minggu sesudah diisi maka harus diisi ulang.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

22
Halaman 22

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

2. Periksa penempatan muatan baterai dengan pengukuran berat jenis elektrolit, jika berat jenis kurang dari 1,21 kg/liter pada 20 oC dari tingkat berat jenis elektrolit baterai harus diisi ulang. 3. Kendurkan semua sumbat penutup lubang sebelum diadakan pengisian muatan. 4. baterai hanya dapat diisi dengan arus searah (DC). Untuk tujuan pengisian baterai diputuskan hubungan dari system kelistrikan dalam kendaraan lalu dihubungkan ke pengisi baterai. Untuk meyakinkannya terminal positif (+) baterai dihubungkan ke terminal positif pengisi baterai dan terminal negatif (-) dihubungkan ke terminal negatif baterai pengisi. 5. Sepersepuluh nilai kapasitas baterai Ah direkomendasikan sebagai arus pengisian muatan, contoh dengan kapasitas 44 Ah, arus pengisiannya 4,4 A. Pengisian ulang membawa arus muatan lebih tinggi (cepat atau ditekan pengisian muatannya) sampai permulaan pembentukan gas 2,4 V per sel, amatai pengaturan khusus baterai yang memerlukan sedikit atau tanpa pemeliharaan. 6. Selama pengisian, temperature elektrolit harus tidak lebih/di atas 55 oC. Jika temperature melebihi tingkat ini, hentikan pengisian muatan atau kurangi arus pengisian muatan sampai temperature turun dibawah 55oC lagi. 7. Lanjtuan pengisian muatan sampai berat jenis diubah oleh 0,01 dengan setiap 15 oC perubahan temperature. Sebagai contoh jika temperature elektrolit menjadi 34 oC nilai berat jenis diukur pada temperature ini harus dikembangkan menjadi 0,01 dalam rangka menyuplai nilai sehingga 20oC. 8. Sesudah pengisian muatan secara lengkap, periksa tingkat elektrolit dan jika perlu tambahkan air murni ke tanda level asam atau ke atas sampai tinggi tertentu di atas batas atas pelat, lalu lepas sumbat lumbag dan rapatkan ke tempatnya. 9. Pasang baterai secar rapi dalam kendaraan dan hubungkan seara benar ke system kelistrikan. 10. Sesudah kabel dipasang ke terminal baterai, kencangkan dan lumasi. Simpan baterai pada tempat yang Bersih dan kering. 11. Periksa tingkat berat jenis elektrolit dengan interval waktu 4 minggu, jika perlu tambahkan air murni dalam rangka untuk mengganti air yang menguap.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

23
Halaman 23

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

DIAGNOSTIC CHART 1
Fuse keluaran charger atau breaker terbuka dengan segera bila battery disambung (Daya AC tidak dipakai)

Periksa hubungan-hubungan antara battery dan charger (positif ke positif) (negatif ke negatif)

Sambungan-sambungan benar

Tidak

Lepas sambungan

Ya Periksa sel battery ke sambungansambungan sel (dari positif ke negatif berikutnya)

Sambungan-sambungan benar

Tidak

Lepas sambungan

Ya Lepas sambungan battery

Periksa tahanan dioda dan SCR dengan Ohm meter

Dioda hubungan singkat

Ya

Ganti dioda yang rusak

Tidak Periksa kapasitor-kapasitor filter untuk hubungan singkat

Hubungan singkat

Ya

Ganti kapasitor-kapasitor yang rusak

Tidak Periksa sisa pengawatan seperti pada skema rangkaian daya

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

24
Halaman 24

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

DIAGNOSTIC CHART 2
Breaker atau fuse terbuka bila daya AC digunakan

Lepas sambungan sekunder trafo T1 dan lepas sambungan card control A1

Pakai daya AC

Fuse terbuka

Ya

Lepas trafo T1

Lepas hubungan daya AC dan Battery, periksa dioda dan SCR untuk hubungan singkat dengan Ohm meter

SCR Atau Dioda Hubungan Singkat

Ya

Lepas trafo T1

Tidak Lepas hubungan terminal sekunder ke T1

Pakai daya AC

Fuse terbuka Tidak

Card Control A1

Lepas hubungan daya AC

Pakai daya AC

Fuse terbuka Tidak Lepas sambungan Charger yang ke battery

Ya

Periksa kapasitor filter untuk hubungan singkat

Tidak Lepas card control dan pakai daya AC

Kapasitorkapasitor hubungan singkat

Ya Lepas hubungan charger yang ke battery Tidak Fuse terbuka Ya Periksa pengamatan lainnya seperti pada skema rangkaian daya Ganti kapasitor rusak atau dilepas

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

25
Halaman 25

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

DIAGNOSTIC CHART 3
Tidak ada keluaran dengan fuse-fuse masukan dan keluaran tertutup

LED H1 pada card control A1 akan menyatu

Tidak

Apakah tegangan masukan AC di sambung pada urutan phase yang sesuai

Ya

Apakah card control A1 sambungannya sesuai tidak

Tidak

Lepas sambungan card control

Ya Sambungan tegangan AC sesuai urutan RST yang benar Periksa tegangan line pada terminal T1 Ya Jumlah dan tipe dari sel benar Tidak

Lihat manual battery

Tegangan line ada

Tidak

Periksa rangkaian pengawatan primer

Ya Periksa tegangan sekunder T1 Tidak

Tegangan sesuai

Lepas T1

Ya

Matikan breaker AC

Ukur tegangan bebas antara dioda

Buka breaker DC atau fuse

Ya

Tegangan battery ada

Tidak

Telusuri pengawatan untuk rangkaian terbuka keterminal battery

Periksa gate katada pada SCR untuk rangkaian terbuka dengan card control A1 di lepas

Rangkaian terbuka

Ya

Lepas SCR-SCR

Tidak Periksa semua dioda-dioda jembatan untuk non konduktor

Periksa pengawatan seperti pada skema rangkaian daya

Tidak

Kurang baik/rusak

Ya

Lepas dioda-dioda

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

26
Halaman 26

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

DIAGNOSTIC CHART 4

Charger beroperasi pada batas arus terus menerus

Tegangan floating tidak benar

Periksa tegangan floating

Setel sesuai bagian prosedur

Tegangan tinggi

Ya

Diarahkan ke bagian penyetelan

Tidak Jumlah dan type dari sel tidak benar Tidak Memberikan charger pada kenaikan battery ke tegangan floating normal Ya Mencari keterangan dari manual battery

Periksa sel-sel battery yang rusak

Periksa beban untuk dampak dari arus yang tidak sesuai pada keluaran rectifier

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

27
Halaman 27

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.

Mengatasi Gangguan (Trouble Shooting) UPS UPS dalam kondisi beroperasi pada bagian dalam cubiclenya mengandung tegangan yang berbahaya. Untuk itu perlu diperhatikan prosedur mengatasi gangguan dari UPS. Berikut ini adalah contoh prosedur mengatasi gangguan yang penjelasannya secara umum. Sebelum melepas setiap Card/module, saklar UPS harus posisi off, tegangan masukan dan batere. Tunggu beberapa menit agar bank kapasitor CB1 yang merupakan masukan DC ke inverter discharge. Gangguan (fault) diindikasikan dengan satu atau lebih dari 7 LED pada panel kontrol. Seperti terlihat pada gambar IV-1 berikut ini 7 prosedur untuk mengatasi gangguan.

ALT. MAINS

MAINS SUPPLY

5
SYNC OVERLOAD

6
INVERTER SUPPLY

MAINS

CHARGER FAULT CHARGE

3 2
BATTERY OPERATION

INVERTER FAULT INVERTER

SSW BLOCKED STATIC SWITCH

BATTERY BREAKER

AUTO

MAN

ON

OFF

NORMAL BOOST CHARGE

CHARGER

ON OFF INVERTER

RESET

MANUAL MAINS SWITCH

7
LAMP TEST COMMON FAULT

Gambar IV-1

II.1.

Prosedur 1. Charger Fault

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

28
Halaman 28

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Mulai

Hubungan ke batere dilepas

Apakah VDC dapat diatur 1 Tidak

Ya

Atur tegangan DC

VDC tinggi 2

Ya

Lihat 3

VDC > batas alarm 4

Ya

Sensor tegangan DC > 20 VDC 5 Ya

Tidak

Periksa sensor tegangan

Tidak Tidak

Pulsa kontrol > 6ms 6 Tidak

Ya

Pulsa gate thyristor > 6 ms 8

Ya

Lepas Isodriver

Tidak Ya Pulsa kontrol > 6ms 6 Ya Tidak

VDC < batas alarm 4

Lepas CU08

Catu tegangan Ok Tidak


10

Ya

Pulsa gate thyristor > 6ms 8 Ya

Tidak

Lepas thyristor

Tidak

Perbaikan Catu iso driver Apakah setelah alarm OK 7 Tidak Atur level alarm Ya

Hubungkan batere

: Lihat Catatan

Catatan untuk prosedur 1. Charger Fault

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

29
Halaman 29

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

1. 2. 3.

Ukur tegangan DC periksa jika tegangan dapat disetel untuk normal charge atau Boost Charge pada card Cu 09. VDC tinggi diindikasikan oleh LED V91 pada Card CU.06. VDC tinggi seperti diindikasikan oleh LED V91 Card CU.06 akan mematikan charger untuk melindungi batere. Saklar inverter dirubah ke posisi OFF untuk melindungi tegangan DC yang tinggi. Hubungkan peralatan pengukuran sebelum saklar charger ke posisi ON dengan menekan tombol Charger ON pada panel kontrol. Jika tegangan DC tetap tinggi charger akan mati 10 detik setelah ON.

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Ukur tegangan DC. Ukur V.23 Pulsa-pulsa diukur. Periksa setelan level-level alarm. Ukur thyristor pada charger waktu pulsa yang ke gate. Tegangan VDC low di indikasikan dengan LED V94 pada card CU06.

10. Catu tegangan OK diindikasikan dengan LED VI pada isolation driver (LED On = OK).

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

30
Halaman 30

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.2.

Prosedur 2. Battery Operation

Mulai

Apakah Saklar Charger On >

Tidak

Saklar Charger di ON kan

Ya

Apakah tegangan mains normal 1 Ya

Tidak

Ini adalah gangguan tegangan mains

Apakah KI evergized 2

Tidak

MCB F16 Tripped 2

Tidak

Tegangan coil KI 220 VAC 3

Tidak

Fuse F11-F12 OK 2

Tidak

Lepas Fuse

Ya

Ya

Ya

Ya Periksa Catu tegangan

Lepas KI

Apakah mungkin F16 riset

Tidak

Apakah ada hubungan singkat 7

Tidak

Lepas MCB F16

Ya

Ya Perbaikan hubungan singkat

Riset F16 Periksa fungtions charger Gangguan fase mains 4 Ya Fuse F3-F4-F5 OK 2 Ya Tidak Tegangan mains di periksa Tidak

Temperatur Charger Tinggi 5

Biarkan heat sink dingin

Apakah thermostate terbuka 6

Ya

Lepas thermostat

Tidak Bersihkan heat sink dari debu dengan udara

Tidak

Indikasi tidak tepat lepas CU06

: Lihat Catatan

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

31
Halaman 31

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Catatan untuk prosedur 2. Battery operation : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ukur tegangan antara x1 : 1 dan x2 : 2, x1 : 2 dan x1 : 3. MCB untuk koil K1 input charger. Ukur koil untuk K1. Mains phase failure di indikasikan dengan LED V96 pada card CU 06. Charger temperature high di indikasikan dengan LED V97 pada card CU07. Ukur tegangan diantara themostat, terbuka : V=12 VDC tertutup V=0 VDC. Catatan : pada fan ada proteksi temperatur lebih. Di dalamnya akan terlepas bila temperatur tinggi. Ukur dengan Ohm meter antara MCB F16 : 2 dan negatif batere x2 : 1 resistan DC > 5 kOhm dengan MCB trip.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

32
Halaman 32

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.3.

Prosedur 3. Inverter Fault

Mulai

Tegangan keluaran deviation 1

Tidak

Fuse F21-F22-F23 Ok 2

Ya

SSW temperatur inverter tinggi


12

Ya

Biarkan SSW thyristor inverter dingin

Apakah thermostat terbuka


13

Ya

Lepas thermostat

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Apakah K3 energized 2 Tidak

Ya

Lepas blok fuse

Tegangan koil K3 = tegangan inverter


14

Ya

Lepas K3

Tidak

Periksa Catu ke K3

MCB F17 trip 2

Ya

Dapatkah F17 reset ?

Ya

Reset F17, periksa fungsinya

Tidak Tidak Apakah ada hubung singkat 9 Tidak Lepas F17

Ya Perbaikan hubung singkat

Catu tegangan iso driver OK


15

Ya

Tegangan kontrol OK 8

Ya

Sinyal gate thyristor OK


16

Ya

Lepas thyristor

Tidak

Tidak

Tidak Lepas SSW Iso driver

Lepas CU06

Periksa Catu iso driver

: Lihat Catatan

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

33
Halaman 33

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Inverter fault (lanjutan)

Saklar daya heat sink temperaturnya tinggi


10

Ya

Biarkan saklar daya dingin

Apakah thermostat terbuka


11

Ya

Lihat catatan
17

Ya Tidak

Lepas thermostat

Apakah dapat disetel ? 3 Tidak

Ya

Setel tegangan keluaran inverter

Vout > dari batas spesifikasi 4 Tidak

Ya

Sensor tegangan AC > 18 VAC 7

Tidak

Periksa sensor tegangan

Ya Vout < dari batas spesifikasi 4 Ya Tidak Lepas CU01, CU02 dan CU03

Apakah sinyal PWM OK 5

Tidak

Lepas CU07

Ya

Apakah iso driver OK 6

Ya

Lepas saklar daya

Tidak

Lepas iso driver

: Lihat Catatan

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

34
Halaman 34

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Catatan untuk prosedur 3. Inverter fault : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Deviasi tegangan keluaran diindikasikan oleh LED V99 pada CU06. Fuse input charger. Ukur tegangan keluaran antara fuse inverter periksa jika ada respon tegangan dengan mengatur R223 pada card CU02. Ukur sepeti catatan 3 dengan batas spesifik. Periksa pulsa kontrol saklar daya. Periksa pulsa saklar daya isolation driver. Ukur pada CU02 sinyal seimbang antara Pin B20 dan B21, B24 dan B25 tegangan mendekati 20 VAC. Ukur sinyal. Ukur dengan Ohm meter MCB F22 : 1-3-5 DC resistan > 500 Ohm dengan MCB trip. pada CU06. 11. Periksa thermostat dengan membuka terminal, lihat dengan Ohm meter. 12. Thyristor inverter SSW temperatur tinggi diindikasikan oleh LED V31 pada CU08. 13. Ukur tegangan termostat : Open : V = 7 VDC, close : V O VCD. 14. Ukur tegangan koil A1 dan A2 V = tegangan AC. 15. Catu tegangan OK diindikasikan oleh VI pada isolation driver static switch (LED ON = OK) . 16. Periksa sinyal gate pada thyristor SSW. 17. Periksa interval bloking. Periksa tegangan sekunder trafo driver adalah > 5 VAC bersihkan heat sink dari debu dengan mengalirkan udara.

10. Saklar daya heat sink tinggi temperaturnya diindikasikan oleh LED V21, inverter shut down

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

35
Halaman 35

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.4.

Prosedur 4. Static Switch Blocked :

Mulai

Apakah indikasi overload menyala

Ya

Kurangi beban tekan Reset

Tidak

Beban inverter > 50% Go to prosedure 3 inverter fault

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

36
Halaman 36

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.5.

Prosedur 5. Mains Supply :

Mulai

Apakah indikasi overload menyala Tidak

Ya

Kurangi beban tekan tombol Reset

Catatan status 1

Apakah mungkin di reset

Ya

Lihat catatan 3

Tidak

Catu + 5V rendah 2

Ya

Masukan ke PSU CU09 keluar batas 6

Tidak

Lepas CU09

Tidak

Ya Periksa catu ke PSU card CU09

Tegangan DC ke inverter tinggi atau rendah 4

Ya

Apakah charger pada posisi Commission jika tidak ke prosedur 1

Tidak

Lihat catatan 5

: Lihat Catatan

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

37
Halaman 37

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Catatan untuk prosedur 5. Mains Supply : 1. LED pada card CU06 menyala. Ini mengindikasikan kegagalan sudah terjadi. Bila tombol Reset ditekan untuk indikasi kegagalan ini akan mati. Tetapi pengetahuan ini akan menolong untuk menemukan alasan kenapa beban pindah ke mains supply. 2. 3. Tegangan +5V rendah diindikasikan oleh LED V41 pada card CU09. Dengan static switch dalam mode manual reset kelebihan beban singkat tidak diindikasikan, saklar pindah ke mains supply. Tekan Reset dan periksa fungsi-fungsi UPS. 4. 5. Diskriminator tegangan DC (Inverter shut down) diindikasikan dengan LED V21 pada CU07. Setelah batere discharge selama mains failure maka inverter stop, inverter tidak dapat start kembali sebelum mains normal kembali. Ini untuk mencegah inverter start kembali pada saat tegangan batere mengalami kenaikan yang tinggi pada saat inverter stop. Jika fungsi ini tidak dapat mengatasi gangguan beralih ke prosedur 3. Inverter fault. 6. Masukan tegangan ke PSU yang diluar batas diindikasikan dengan LED V38 pada CU09.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

38
Halaman 38

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.6.

Prosedur 6. Overload

Mulai

Apakah ada indikasi pada tanpa beban

Ya

Lepas CU05

Tidak

Kurangi beban tekan tombol Reset

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

39
Halaman 39

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

II.7.

Prosedur 7. Common fault

Mulai

V.alt, mains tinggi/rendah 1

Ya

Fuse F9-F10-F11 4 Tidak

Ya

Periksa dan perbaikan catu alternate mains

Tidak

Temperatur thyristor mains SSW tinggi 2

Ya

Biarkan thyristor mains SSW dingin

Apakah thermostat terbuka ? 3

Ya

Lepas thermostat

Seleksi manual mains

Tidak

Apakah kontaktor K4 energiret 4 Tidak

Ya

Tegangan koil K4 OK 5

Ya

Lepas kontaktor K4

Tidak Periksa Catu tegangan

Saklar daya temperatur tinggi 6 Tidak

Ya

Fan bekerja 7 Tidak

Ya

Lihat catatan 8

Fuse F7-F8 OK 4

Tidak

Lepas fuse blown

Ya Periksa kapasitor motor

Kegagalan synchro 9

Ya

Tegangan synchro AC rendah


10

Ya

Fuse F9 OK 4 Tidak 1

Ya

Periksa sinyal synchro

Tidak

Periksa fungsi-fungsi UPS

Lepas CU04

Ada kegagalan lainnya

Ya

Pindah ke prosedur yang relevan

Tidak

Lepas CU06

: Lihat Catatan

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

40
Halaman 40

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI

No Dok : P3B/O&M SCADATEL/001.01 Berlaku Efk :

Catatan untuk prosedur 7. Common Fault : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tegangan alternate mains keluar dari batas diindikasikan pada CU05. Temperatur thyristor tinggi diindikasikan dengan LED V31 pada CU05. Ukur tegangan thermostat. Open V = 7VDC, Close : V = 0 VDC. Lihat fuse input charger. Ukur tegangan koil K4. V = tegangan keluaran AC. Alarm saklar daya temperatur tinggi diindikasikan dengan LED V163 pada CU06. Periksa cubicle bagian atas Fan. Periksa interval blocking. Periksa tegangan sekunder trafo driver adalah > 5 VAC. Bersihkan heat sink dari debu dan kotoran dengan udara yang mengalir ke dalam cubicle. Sync failure diindikasikan oleh LED V16 pada CU04. 10. Tegangan AC sync rendah di indikasikan oleh LED V15 CU04.

PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00

41
Halaman 41

Anda mungkin juga menyukai