O&M BATTERY NICAD 48 VDC. I. 1. Kommisioning I.1.1 Pemasangan Batere Batere stasioner diletakkan di atas penyangga sel-sel dalam rak dihubungkan secara seri atau kadang-kadang dalam seri-paralel apabila kapasitas terpasang tinggi. Periksa bahwa semua sel dapat dicapai dengan mudah bagaimanapun letaknya batere. Periksa bahwa hubungan-hubungannya kencang. I`.1.2 Prosedur Kommisioning Mengisi sel-sel kosong. Siapkan elektrolit cairan dari elektrolit padat, buka penutup dan isi sel-sel, atur levelnya hingga pada 10 mm dibawah level MAX. Kommisioning Charge: a. Charge 12 jam pada 0,2C5 A atau pilihan lain. Charge 15 jam pada 1,65 V/sel bila arus charger terbatas pada 0,2 C 5 A, 20 jam pada 1,65 V/sel bila terbatas pada 0,1 C 5 A. b. Discharge pada 0,2 C5 A hingga 0 V/sel. c. Charge 12 jam pada 0,2 C 5 A atau 15 jam pada 1,65 V/sel, setelah ini batere siap digunakan. Proses charging mengakibatkan discharge dari gas-gas yang mengandung hydrogen dan oxygen untuk itu perlu diperhatikan hal berikut: pastikan bahwa tidak ada lidah api atau percikan api di sekitar sel-sel, khususnya pada tutup pengisi dimana gas-gas tersebut keluar. pastikan bahwa udara di sekitar batere dihubungkan secara alamiah atau dengan ventilasi.
1
Halaman 1
* Kecepatan Charge dan discharge dinyatakan dalam A, sebagai kelipatan atau pecahan dari jumlah C5 yang merupakan kapasitas dari sel-sel dinyatakan dalam A h. Sebagai contoh 0,2 C5 A berarti 20A untuk sebuah batere dengan kapasitas C5 adalah 100 A h. Air dan Elektrolit : Air dan elektrolit yang digunakan pada akumulator harus murni kimiawi. Air : Kwalitas air adalah penting untuk hanya menggunakan air destilasi untuk mempersiapkan elektrolit atau untuk penambahan air, sebab air biasa bahkan air minum mengandung kotoran dimana dalam jangka waktu yang panjang akan mengkontaminasi elektrolit dan mempengaruhi operasi dari sel-sel. Bahaya asam Sulfur : Asam Sulfur merusak sel-sel Alkaline. Maka dilarang mengecek atau mengisi level-level dengan peralatan yang juga digunakan pada batere asam. Sebelum menggunakan air apa saja, bahkan meskipun tercantum Sudah didestilasi harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada reaksi asam, dengan menggunakan kertas indikator. I.1.3 Elektrolit * * Elektrolit harus ditangani dengan hati-hati, karena bisa merusak kulit dan pakaian. Pakailah kacamata dan sarung tangan plastik atau karet. Elektorlit sangat berbahaya bagi kulit, terutama bagi mata. Apabila terkena elektrolit segeralah cuci dengan air yang mengalir atau dengan larutan 10% boric acid.
2
Halaman 2
Memindahkan elektrolit dengan menyedot, jangan memulai penyedotan dengan mulut, melainkan dengan bulb (berbentuk seperti bohlam karet).
I.
Prosedur Pemeliharaan Batere NiCd I.2.1 Inspeksi dan Pemeliharaan Berkala. (Gunakan Form Pemeliharaan Rutin). * * * * * * I.2.2 Kebersihan batere, aquaGen, rack dan charger Kekerasan baut inter-cell dan step dan kondisi pengantar dll. Tegangan tiap sel dan tegangan total batere Berat Jenis, suhu dan level elektrolit tiap sel Kandungan K2CO3 di elektrolit (khusus Pocket Plate NiCd) Tegangan boost charge dll (lihat prosedur perawatan charger)
Perhatian Dilarang merokok di ruang batere, uap elektrolit mudah terbakar. Batere NiCd akan segera rusak bila terkena Asam Sulfat. Pisahkan peralatan antara batere NiCd dengan Lead Acid. Jangan meletakkan peralatan terbuat dari besi di atas batere. Gunakan masker dan sarung tangan bila bekerja dengan elektrolit. Gunakan peralatan yang berisolasi.
I.2.3
Parameter Operasi Dari Batere Arus-tetap pengisian awal tidak boleh lebih dari I 5(0,2Cn) Tegangan boost 1,55 1,65 V/sel untuk waktu terbatas. Tegangan float 1,4 1,45 V/sel agar penguapan berkurang. Suhu elektrolit dalam segala kondisi harus 40oC. Untuk kerja optimal pada suhu ruang antara Berat Jenis elektrolit 1,19 kg/l pada level maximum. Data listrik lain umumnya mengacu pada suhu 20 o C. 0 30 o C.
3
Halaman 3
I.2.4
Arsip hasil inspeksi dan pengujian Verifikasi dari prosedur pemeliharaan. Membantu penetapan jadwal pemeliharaan yang optimum Membantu penetapan jadwal rekondisi yang harus dilakukan Membantu pemecahan masalah kerusakan batere Mempermudah penelurusan bila terjadi claim garansi pabrik.
I.2.5
Kondisi instalasi dari batere Rack dan batere duduk pada permukaan yang rata Kekencangan baut terminal 16Nm-M8 dan 20Nm-M10
Pengaman lebur antara charger, batere dan beban Kapasitas charger sesuai dengan kapasitas batere Ruang bebas diatas batere untuk penguapan dll. Spasi antar sel (khusus untuk batere steel container)
I.2.6
Rekommisioning berkala (Gunakan Form Charging & Discharging) Bila kapasitas batere atau beberapa sel 80%. Bila perbedaan tegangan per 0, V dari rata-rata Bila tegangan sel sesaat sebelum akhir Bila sel tidak dipergunakan lebih dari 1 tahun Setelah penggantian elektrolit (khusus Pocket Plate NiCd) charging 1,55 V
I.2.7
Kebersihan dan ventilasi ruang batere Bebas dari kontaminasi oleh batere Lead Acid Memperkecil kemungkinan terjadinya hubung singkat
Untuk kerja batere meningkat pada suhu rendah Memperkecil bahaya korosi dan kebakaran
4
Halaman 4
I.3
Float charging dalam waktu lama Level elektrolit terlalu tinggi pada saat charging awal Level elektrolit diatas MAX
Tegangan charging terlalu tinggi Vent-plug hilang atau Rusak Sel bocor
Batasi tegangan boost = 1,55-1,65 V/sel, float=1,4-1,45 V/sel Pasang vent-plug baru Beli sel baru
5
Halaman 5
MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB Densitas elektrolit Rendah akibat Penambahan aquades yang Berlebihan Aquades tidak bersih atau bahkan tercemar asam. Densitas elektrolit terlalu pekat karena penambahanelektrolit dengan KOH
PENANGGULANGAN MASALAH Discharge sel dan sesuaikan BJ elektrolit kemudian lakukan rekommisioning bila tetap berbusa, beli sel baru. Discharge sel dan Ganti elektrolit dengan Kandungan LiOH rendah dan lakukan rekondisi Discharge sel dan ganti elektrolit dengan kandungan LiOH rendah dan lakukan rekondisi
Tampak rontokan Material aktif didalam Sel Suhu elektrolit terlalu tinggi pada saat charging
Sesuaikan kapasitas charger dengan kapasitas batere. Perhatikan batasan arus charging dan suhu maksimum yang diizinkan oleh pembuat batere
Elektrolit kosong, Charger gagal sehingga Terjadi tegangan lebih, Vent-plug tersumbat, Terminal kendor dan arcing.
6
Halaman 6
MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB Kandungan K2CO3 dalam elektrolit (Hanya pocket plate NiCd).
PENANGGULANGAN MASALAH Discharge betere dan ganti elektrolit dengan kandungan LiOH rendah dan lakukan rekondisi (Hanya pocket plate NiCd). Lakukan rekommisioning bila kapasitas < 80% dan tegangan sesaat sebelum akhir charging < 1,55 V/sel.
Penurunan Kapasitas
Tambahkan aquades hingga level antara MINMAX. Lakukan recharge kemudian penuhi dengan aquades hingga level MAX.
Penurunan kapasitas atau gagal total Satu atau beberapa sel open circuit Beli sel baru
Bersihkan permukaan kontak dan kencangkan dengan 16NM-M8 dan 20Nm-M10 atau ganti dengan sel konektor baru.
7
Halaman 7
MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB
PENANGGULANGAN MASALAH
II.1 Pemeliharaan batere asam. Hal berikut ini penting untuk menjaga batere dalam kondisi baik: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Discharging tidak boleh melebihi batas minimum setelah kapasitas discharge dicapai. Tidak boleh membiarkan batere sehabis discharge untuk waktu yang lama. Level elektrolit sebaiknya selalu 10 mm sampai 15 mm diatas bagian atas pelat. Tambahkan air murni secara berkala jika terjadi penguapan. Bila tidak terjadi penguapan pada asam tidak perlu ditambah. Ventilasi pada tutup sel harus baik untuk mencegah terjadinya tekanan gas yang tinggi bila tersumbat. Korosi asam pada kutub-kutub batere sebaiknya dibersihkan dengan air. Terminal-terminal batere dan penyangga batere harus dibersihkan dan dilidungi dengan Vaselin.
8
Halaman 8
KERUSAKAN
PENYEBAB
PERBAIKAN
Tingkat elektrolit Peluapan, penguapan Tambahkan air suling terlalu rendah (terutama musim (ke muatan baterai). panas). Voltase pengisian Cek voltase secara muatan terlalu tinggi. teratur dan pasang atau ganti. Tinggi elektrolit terlalu Lepas kelebihan tinggi elektrolit dengan tester asam (hidrometer). Baterai kosong. Charger beroperasi baik. Berat jenis elektrolit terlalu rendah. Hubungan dalam kelistrikan. Isi baterai. tidak Cek charger dengan pendek Cek system kelistrikan. system dicampur
Elektrolit terlalu larut Elektrolit karena kesalahan ulang. perawatan Tenaga yang Baterai kosong disalurkan baterai terlalu rendah
Voltase pengisian Pasang ulang atau baterai kendur rendah. ganti regulator tegangan Voltase turun secara tajam. Penghubung teminial Bersihkan terminal kendur atau teroksidasi penghubung, rapatkan terminal dengan skrup. Kapasitas Ah baterai Pasang baterai lebih terlalu rendah (terlalu besar. banyak beban listrik).
9
Halaman 9
KERUSAKAN
PENYEBAB
PERBAIKAN
Pangaliran muatan Ganti baterai. sendiri berlebihan, disebabkan elektrolit tidak murni. Baterai bersulfat abu-abu lempeng negatif). mungkin (pelapisan putih pada positif dan Isi baterai dengan arus rendah sehingga pelapisan lambat laun terurai. Jika tenaga dicapai terlalu rendah sesudah pengisian ulang dan pengaliran muatan, baterai harus diganti.
Baterai digunakan, Ganti baterai. bahan aktif pada pelat jatuh. Tingkat elektrolit di Tambahkan air suling/ bawah terlalu sering tanpa mineral di atas dan terlalu dalam. ketinggian khusus. Pengosongan baterai Pasang baterai dengan terlalu sering dan kapasitas lebih tinggi terlalu dalam. As sebisa mungkin sebuah baterai jenis S. Servis keberlangsung- Baterai terlalu panas. an pada baterai terlalu pendek. Baterai sulfat. membentuk Ganti baterai. Pasang ulang baterai dalam tempat lebih baik.
Kerusakan charger, Perbaiki regulator regulator voltase, atau tegangan (ganti jika kabel penghubung. perlu). Buat semua kabel penghubung tertutup rapat.
10
Halaman 10
KERUSAKAN
PENYEBAB
PERBAIKAN
Terlalu banyak beban Pasang baterai besar. listrik dihubungkan Pasang charger besar jika perlu. Kelebihan muatan Kerusakan dalam Regulator terus-menerus. regulator tegangan. setel. Tombol kontak dalam Kabel baterai dihuregulator tegangan. bungkan tidak benar (dengan polaritas tidak benar). tegangan
Hubungan kabel baterai dengan polaritas yang benar ganti regulator tegangan.
PERAWATAN BATERAI A. Baterai Baru Baterai baru diartikan sebagai baterai yang sama sekali belum pernah digunakan. Perlakuan terhadap baterai baru tergantung dari jenis baterai tersebut, apakah jenis tertutup atau jenis terbuka. Baterai tertutup Karena baterai jenis tertutup ini sudah terisi elektrolit dan sudah ada daya listriknya maka baterai tertutup (merupakan baterai bebas perawatan) dapat langsung kita gunakan. Baterai terbuka Jenis ini belum ada daya listrik (muatannya sama sekali karena pada baterai tersebut belum diisi elektrolit meskipun baik pada pelat negative dan pelat positif telah terisi penuh bahan aktif. Sebelum kita menggunakan baterai jenis ini yang harus dilakukan terhadap baterai tersebut yaitu mengisi daya baterai (muatan baterai).
11
Halaman 11
Caranya : 1) Tempatkan baterai pada tempat yang aman. 2) Buka tutup lubang pengisian elektrolit pada masing-masing sel baterai. 3) Ambil atau gunakan corong plastic dan letakkan pada saluran pengisian. 4) Isikan larutan asam pada masing-masing sel sehingga pada ketinggian 10-15 mm di atas pelat-pelat, baterai atau berada di antara tanda batas atas dan bawah apabila pabrik pembuatnya memberikan tanda ini. 5) Biarkan selama 20 menit sehingga larutan meresap pada pelat-pelat maupun separatornya. 6) Periksa kembali ketinggian elektrolit baterai dan jika kurang/menurun, tambahkan lagi larutan asamnya sehingga ketinggiannya sesuai. 7) Tutup kembali saluran pengisian dengan rapat. 8) Bersiahkan baterai dari kemungkinan tumpahan elektrolit. 9) Baterai siap digunakan. B. Baterai Pernah Pakai Pada baterai yang pernah dipakai maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan dan perawatan pada : 1) ketinggian elektrolit, 2) kondisi isi baterai (tegangan dan berat jenis), 3) kondisi fisik baterai (reak/bocor; endapan putih di sekitar kutub baterai; karat pada terminal baterai dan kutub pelat; pipa ventialsi). 1. Ketinggian Elektrolit Tinggi elektrolit harus berada pada ketinggian yang tepat (antara tanda atas dan bawah atau 10-15 mm tingginya dari bagian atas pelat), dengan tinggi elektrolit yang tepat atau sesuai akan membuat reaksi kimia elektrolit terhadap pelat-pelat dengan sempurna dan hasil reaksi yang maksimal. Apabila tinggi elektrolit kurang dari tanda yang ada, tambahkan dengan air suling (air murni) secukupnya dan jangan menggunakan air biasa, air sumur, PDAM, atau air
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
12
Halaman 12
hujan). Penggunaan air yang tidak murni akan membuat kotoran yang terbawa akan mengendap di bagian bawah pelat-pelat di samping juga dapat menghalangi terjadinya proses reaksi kimia antara elektrolit dengan bahan aktif yang ada pada pelat positif dan pelat negative dalam baterai. 2. Kondisi Isi Muatan Baterai Kondisi muatan baterai di sini dimaksudkan sebagai kondisi dari tenaga listrik baterai yang memungkinkan dilakukannya pengisian atau tidak. Adapun tenaga listrik yang dihasilkan sangat tergantung dari kondisi fisik yang ada di dalam baterai itu sendiri, seperti misalnya kondisi elektrolit, berat jenis elektrolit yang dipakai, ketinggian elektrolit yang diberikan, serta kondisi pelat-pelatnya (kondisi kisi-kisi, kondisi bahan aktif). Untuk mengetahui seberapa besar tenaga listrik yang ada pada baterai dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Tes daya listrik baterai dengan melihat tegangan baterai Dengan voltmeter atau tester sel dapat digunakan untuk mengetahui daya listrik baterai dilihat dari kondisi tegangannya. b. Tes berat jenis elektrolit baterai Berat jenis elektrolit dapat diketahui dengan menggunakan alat ukut hidrometer. c. Tes daya listrik baterai dengan melihat tegangannya Alat yang digunakan untuk mengetahui daya baterai dilihat dari tegangan baterai yang ada adalah voltmeter. Pada pengetesan daya dengan voltmeter ini dilakukan dengan memberikan beban terhadap baterai/mengambil arusnya selama proses pengukuran berlangsung. Selain voltmeter, terdapat alat lain yang bisa digunakan dan yang mudah dalam penggunaannya yaitu dikenal sebagai tester sel. Dengan alat ini dapat diketahui tegangan listrik baterai pada tiap selanya maupun tegangan totalnya sehingga dapat dipastikan perlu atau tidaknya dilakukan pengisian, kesulitan dari penggunaan tester sel ini adalah bahwa pada berbagai baterai tertentu tidak selalu ada kutub-kutubnya pada masing-masing sel melainkan hanya ada 2 kutub saja (plus dan minus sudah merupakan total tegangan).
13
Halaman 13
Tidak jarang juga dijumpai hasil pengukuran yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya seperti berikut ini. a. Tegangan baterai yang tetap tinggi maupun rendah meskipun baterai sudah penuh, keadaan ini disebabkan oleh karena bahan aktif yang digunakan pada bateari tersebut memang tidak sama ataupun karena salah satu dari bahan aktif yang dipakai tersebut berbeda atau bahkan juga oleh penggunaan elektrolit yang berat jenisnya tidak sama. b. Tegangan baterai tidak sama antara sel satu dengan sel yang lain. Hal ini bisa saj aterjadi oleh karena penggunaan elektrolit dengan berat jenis berbeda pada beberapa sel sehingga diperoleh tegangan sel yang berbeda. c. Tegangan yang lebih rendah pada beberapa sel dapat dipengaruhi oleh perbedaan aktivitas ion dalam elektrolit. Artinya, dengan adanya hamabtan gas-gas akibat reaksi yang bebeda pada tiap-tiap sel maka berakibat pula jumlah ion yang dapat bereaksi menjadi lebih sedikit dan tegangannya lebih kecil pula. Gas yang ditimbulkan oleh reaksi baterai merupakan gas yang sangat mudah terbakar, jangan mencoba mengukur tegangan dengan tester sel atau voltmeter dari pelat-pelat atau sel-sel baterai di dalam ruang baterai atau melalui lubang pengisian. Hal ini disebabkan karena jika terkena letikan bunga api sedikit saja maka mudah terjadi kebakaran. 3. Tes Berat Jenis Kondisi isian (muatan) baterai dengan mudah dapat dilihat dari berat jenis elektrolitnya dan pemeriksaan ini adalah yang paling sering dilakukan. Alat untuk mengetahui berat jenis elektrolit adalah dengan hidrometer. Pengetesan dengan hidrometer ini sebaiknya dilakukan pada saat baterai baru selesai digunakan. Hal ini disebabkan karena baterai tersebut baru saja melaksanakan reaksi kimianya sehingga dimungkinkan sedang bercampur dengan baik. Perlu diketahui bahwa pada saat pengukuran berat jenis elektrolit terdapat factor lain yang juga sangat berpengaruh yaitu factor suhu, setiap kenaikan 1 oC, berat jenis akan turun 0,007 kg/liter, untuk Daerah tropic seperti negara kita adalah 1,225 kg/liter.
14
Halaman 14
Penggunaan elektrolit baterai dengan berat jenis yang berbeda antara Daerah non tropik dengan daerah tropik disebabkan kecepatan reaksi kimia bahan aktif pada daerah panas lebih cepat disbanding daerah dingin sehingga perlu berat jenis yang lebih rendah, artinya dengan penggunaan elektrolit yang mempunyai berat jenis lebih rendah pada daerah tropik maka reaksi kimia yang terjadi akibat pengaruh suhu, tidak terlalu cepat. Jika reaksi kimia berlangsung terlalu cepat akan berakibat pelat-pelat menjadi cepat atau mudah bengkok dan rusak. Dalam pengukuran terhadap berat jenis elektrolit baterai ada beberapa hal yang mungkin dapat terjadi yaitu sebagai berikut : a. Berat jenis menjadi terlalu tinggi ataupun terlalu rendah pada keseluruhan sel meskipun baterai penuh. Hal ini bisa disebabkan oleh karena penggunaan elektrolit yang tidak sesuai/salah (lebih besar atau lebih kecil dari 1,225 kg/liter. Peristiwa pensulfatan yang tidak sama pada masing-masing sel baterai berakibat pula reaksi kimia yang terjadi juga akan berbeda sehingga berat jenisnya akan berbeda pula. b. Berat jenis yang rendah pada beberapa sel saja. Keadaan ini bisa terjadi karena pada sel yang diketahui berat jenis rendah, pelat-pelatnya telah rusak atau mengalami pensulfatan sehingga meskipun telah dilakukan proses pengisian maka ion SO 4 tidak mau leaps dari pelatnya dan yang tersisa pada lektrolit hanyalah air atau sedikit asam sulfat. Kerusakan yan glebih besar pada gejala ini dapat dilihat dari lubang pengisian yakni adanya gelembung-gelembung yang banyak sekali pada saat terjadinya proses reaksi kimia baterai. c. Berat jenis yang tinggi pada beberapa sel saja. Ini dapat terjadi karena kesalahan perawatan seperti misalnya menambahkan larutan asam sulfat pada bagian sel yang telah berkurang elektrolitnya, karena dengan menambahkan asam sulfat berarti menambah konsentrasi atau berat dari larutan elektrolit tersebut. Kondisi Fisik Merupakan pemeriksaan dan perawatan dari bentuk fisik baterai yang meliputi kondisi kotak baterai dari kemungkinan retak/bocor, endapatan putih di sekitar kutub baterai, adanya karat pada kutub dan terminal baterai, serta pipa ventialsi.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
15
Halaman 15
a. Kondisi dari kotak baterai dari kemungkinan bocor atau retak Jika terjadi demikian maka elektrolit akan cepat habis (keluar) sehingga berakibat rusaknya sel-sel baterai. Jika keadaan tidak terlalu parah maka kotak baterai dapat diperbaiki dengan memberikan perekat atau lem yang tahan terhadap asam pada tempat yang retak. b. Endapan putih di sekitar kutub baterai Keadaan ini dimungkinakn oleh adanya elektrolit atau air pada pelat bereaksi dengan arus pada tempat tersebut. Untuk menghilangkannya bersihkan dengan air hangat dan carilah sebab-sebab terjadinya hal yang demikian (retak, tutup tidak rapat, air, dan lainlain). Untuk menghindari keadaan ini maka berikan lapisan vaselin pada kutub-kutub baterai sebelum baterai dipakai.
c. Adanya karat pada kutub dan terminal baterai Oleh karena suatu hal maka antara kutub dan terminal baterai terdapat karat sehingga kemungkinan antara keduanya tidak dapat dilepaskan, bersihkan dengan campuran air dan bikarbonat atau soda atau air sabun (deterjen). Bikarbonat atau soda NaHCO3 maupun air sabun atau deterjen apabila dicampur dengan air akan menghasilkan molekul NaOH yang dapat menetralkan larutan yang bersifat asam. Hindarkan pelepasan terminal baterai dengan cara memutarnya (terhadap kutub) ataupun dengan memukulnya karena bahan aktif dari pelat-pelat sangat lemah dan tidak tahan terhadap getaran serta kemungkinan kutub juga terlepas dari kotaknya. Setelah keduanya terlepas, bersihkan kutub-kutub dan terminalnya dengan ampelas atau kikir, atau dengan cara lain. d. Pipa ventilasi Baterai yang menggunakan pipa ventilasi umumnya digunakan pada baterai sepeda motor. Kegunaan pipa ventilasi adalah untuk memungkinkan elektrolit tidak keluar jika terjadi goncangan dan sebagai tempat mengalirnya gas sewaktu reaksi kimia baterai terjadi. Oleh sebab itu, periksalah selalu panas dari kemungkinan lepas dan tersumbat karena jika tersumbat dapat menyebabkan baterai meledak oleh gas reaksi.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
16
Halaman 16
C. Kerusakan Baterai Kerusakan pada baterai dapat disebabkan karena : 1) akibat pemakaian, 2) akibat kristal sulfat atau pensulfatan, dan 3) akibat pengisian berlebihan (over charging).
1. Akibat Pemakaian Selama baterai mengeluarkan daya (saat pengosongan), bahan aktif pelat positif maupun pelat negatif berubah menjadi timah sulfat (PbSO 4) dan berwarna putih. Timah sulfat ini dapat berubah lagi menjadi bahan aktif jika baterai diisi kembali. Yang terjadi pada pelat selama proses pengisian dan pengosongan baterai yaitu sebagai berikut : a. Pelat negatif (sisi luar) : terjadi konsentrasi bahan aktif sehingga ada bagian-bagian pada pelat yang menggelembung. b. Pelat negatif (sisi dalam) : terjadi bintik-bintik putih akibat reaksi dan mudah terlepas dari pelat dan mengandung elektrolit yang akhirnya bergerombol seperti pohon di bagian atas pelat negative dan memungkinkan terjadinya hubungan singkat dengan pelat positif. c. Pelat positif : karena pengaruh reaksi akan bersifat sangat rapuh dan lembek keadaan ini menyebabkan bahan aktif terlepas dari pelat dan jika terjadi dalam jumlah yang banyak akan mengendap pada bagian bawah baterai sehingga memungkinkan terjadinya hubungan singkat antara pelat positif dan pelat negatif. 2. Akibat Pembentukan Sulfat Jika baterai dibiarkan terlalu lama dan tidak diisi kembali maka akan terjadi reaksi dengan sendirinya (pengosongan diri) mula-mula pelatnya timbul kristal timah sulfat halus dan lama-kelamaan akan mengeras disebut kristal sulfat. Peristiwa demikian dikenal dengan istilah pensulfatan. Pensulfatan dapat menghalangi terjadinya proses
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
17
Halaman 17
reaksi karena proses pensulfatan membuat pelat-pelat cenderung bengkok dan kisi-kisi cenderung patah, pensulfatan juga akan mengubah warna pelat positif menjadi putih susu dan pelat negatif menjadi putih abu-abu. Tanda-tanda terjadinya pensulfatan : a. Penurunan kapasitas baterai, karena dengan adanya sulfat keras akan mengakibatkan luas permukaan bahan aktif pada pelat-pelat yang berekasi dengan elektrolit menjadi berkurang. b. Terjadi panas yang berlebihan. Proses reaksi kimia pada baterai kimia pada baterai akan menimbulkan panas dalam ruang baterai dan ini memerlukan pendinginan. Namun, proses pendinginan yang terhalang oleh kristal sulfat sementara proses reaksi berjalan terus akan menyebabkan ruang baterai menjadi panas yang berlebihan. c. Pembentukan gas yang cepat saat diberi arus pengisian yang besar. Gas terbentuk sebagai akibat dari adanya reaksi kimia dalam baterai. Dengan adanya pengisian berarti akan mempercepat bahan-bahan aktif baterai untuk bereaksi. Semakin besar arus yang diberikan selama pengisian berarti semakin mempercepat proses reaksi kimia dan semakin cepat pula terbentuk gas. Untuk menghindari pensulfatan maka dilakukan hal berikut. a. Pelat-pelat harus selalu terendam pada cairan elektrolit. b. Pengisian baterai yang teratur meskipun tidak sedang dipakai antara 1-2 dari nilai kapasitasnya). 3. Akibat Pengisian Berlebihan Pengisian dengan arus berlebihan dapat mengakibatkan rusaknya baterai akibat suhu yang tinggi. Suhu yang tinggi membuat pelat positif mengembang (berubah bentuk) dan oksigen bebas masuk. Hal ini mengakibatkan. PbSO 4 seluruhnya berubah menjadi PBO2. Apabila hal ini berlangsung terus, O 2 akan masuk pada kisi-kisi pelat sehingga PbO2 memerlukan ruangan lagi. Akibatnya rungan pada baterai terbatas, pelat-pelat akan melengkung/bengkok dan bahkan mendesak/menekan ke atas sehingga mampu mengangkat kutub sel. Di samping itu, pengisian berlebihan akan merusakkan separator
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
18
Halaman 18
akibat suhu dan reaksi kimia, dan juga pelat negatif rusak akibat bahan aktif yang bersifat menyerah dikenai suhu dan arus yang tinggi. Untuk menghindari rusaknya baterai akibat pengisian berlebihan maka : a. aturlah tegangan regulator, b. usahakan untuk tidak mengisi baterai lemah dengan pengisian secara cepat, c. mengisi baterai sesuai kapasitasnya dengan pengisian lambat atau normal. 4. Akibat Kerusakan Baterai a. Tegangan rendah Kemungkinan kendaraan sulit dihidupkan, penyebabnya adalah system pengisian salah yang menyebabkan baterai bahkan tidak terisi selama mesin hidup. Kemungkinan lain adalah baterai sudah berusia tua adalah baterai cepat menjadi kosong meskipun baru diisi penuh. Perkiraan umur baterai adalah 2-3 tahun, tetapi akan menjadi lebih pendek lagi jika pelat yang terendam elektrolit terlalu rendah, pemakaian elektrolit yang salah atau kotor, baterai dibiarkan terlalu lama tanpa diisi, dan baterai dipakai dengan beban melebihi batas. b. Pengosongan sendiri Meskipun baterai tidak digunakan ia akan tetap melakukan reaksi sendiri (pengosongan sendiri). Reaksi ini menyebabkan berat jenis baterai semakin lama menjadi turun dan daya yang disimpan turun pula. Penurunannya bisa mencapai 1% dari nilai kapasitas per ahrinya. c. Elektrolit cepat habis Dengan cepat habisnya elektrolit maka berakibat tenaga listrik yang dihasilkan oleh baterai berkurang dari ketentuannya dan mengakibatkan pula daya baterai menjadi rendah. Factor penyebabnya adalah baterai bocor dan akibat pengisian yang berlebihan.
19
Halaman 19
D. Keamanan Baterai Untuk menghindari kecelakaan akibat baterai maka perlu diperhatikan beberapa factor pada saat kita sedang menggunakan baterai ataupun tidak sedang menggunakan baterai yaitu : 1) pemasangan baterai, 2) penyimpanan baterai, 3) pemeliharaan baterai, dan 4) tes baterai secara sederhana. 1. Pemasangan Baterai Baterai yang telah siap digunakan perlu diperhatikan cara pemasangannya, baik sata diapsang pada kendaraan umum maupun tidak dipasang pada kendaraan. a. Baterai dipakai pada kendaraan 1) Tempatkan baterai pada posisi dekat dengan system starter dan system pengapian sehingga tidak memungkinkan terjadinya banyak kerugian tegangan akibat penempatan yang jauh. 2) Jauhkan dari tempat yang panas seperti saluran buang. 3) Hubungan terlebih dahulu klem kabel positif, baru kemudian klem kabel negatif. 4) Jangan lupa memberikan Vaseline (yang bersifat tahan asam) pada masingmasing klem kabel dan terminal kabel. 5) Berikan ventilasi secukupnya pada ruangan baterai untuk sirkulasi udara. 6) Pastiakn baterai terpasang dengan kuat pada dudukannya, sehingga tidak tergetar hebat atau jatuh akibat goncangan kendaraan. 7) Pastikan pual tutup-tutup lubang pengisian elektrolit tertutup rapat serta sambungan-sambungan kabel pada baterai terpasang kuat pada kutub-kutubnya. 8) Hindarkan adanya air maupun kotoran yang terjebak pada dudukan baterai dengan memberikan saluran pada dudukan baterai bagian bawah. 9) Secara teratur periksalah baterai dari ketinggian elektrolit dan dari kemungkinan baterai retak atau bocor. 10) Bersihkan baterai dari kotoran, endapan putih pada kotak maupun karat pada kutub dan terminal baterai.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
20
Halaman 20
b. Baterai tidak dipasang pada kendaraan 1) Tempatkan baterai pada tempat/ruangan yang dingin (tidak terkena sianr matahari langsung) karena panas bisa mempercepat terjadinya reaksi pada baterai sehingga gas banyak keluar dan elektrolit cepat habis. 2) Hindarkan penempatan baterai pada daerah yang miring atau bergelombang yang memungkinkan elektrolit mengarah pada satu tempat. 3) Jauhkan dari tempat pekerjaan panas seperti pekerjaan las. 4) Berikan alas yang rata (dari kayu) untuk menghindari kemungkinan tumpah elektrolit pada lantai karena akan merusakkan lantai. 5) Hindarkan merokok atau bara rokok di dekat baterai atau rungan yang penuh dengan baterai (ruang pengisian). 6) Lakukan pengontrolan terhadap tinggi elektrolit baterai, jika tinggi berkurang tambahkan hanya dengan air suling/murni. 2. Penyimpanan Baterai Hal-hal yang harus diperhatikan dari baterai yang tidak digunakan untuk jangka waktu yang lama adalah sebagai berikut : a. Apabila baterai tidak segera digunakan dan masih dalam keadaan kering (pada jenis baterai terbuka) maka jagalah agar lubang pengisian tertutup rapat. b. Simpan baterai di tempat yang sejak dan kering. c. Apabila baterai berada pada mesin, lepaskan kedua buah kabel dari kutub-kutubnya agar tidak terjadi sehubungan singkat. d. Lakukan pemeriksaan ketinggian elektrolit baterai, jika tingginya menurun, tambahkan dengan air suling dan jangan menambah asam belerang. e. Jika baterai tidak digunakan untuk waktu yang lama sekali maka simpan baterai dengan kondisi baterai diisi dengan cara atau system pengisian terus-menerus dengan arus pengisian sebesar 1-2% kapasitas baterai. 3. Pemeliharaan Baterai Hal rutin dari baterai yang harus mendapatkan perhatian adalah memelihara baterai itu sendiri. Secara umum pemeliharaan baterai meliputi hal berikut. a. Periksa kotak baterai dari kebocoran.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
21
Halaman 21
b. Apabila terminal berkarat, cucilah dengan menggunakan campuran air dan deterjen pada tempat tersebut dan keringkan sebelum dipakai kembali. c. Bersihkan endapatan putih di sekitar terminal baterai dengan menggunakan air hangat, keringkan dan berikan sedikit lapisan vaslin. d. Kontrol secara teratur tinggi elektrolit baterai, jika permukaan elektrolit turun mendekati garis batas bawah (sama tingginya dengan bagian atas pelat tambahkan hanya dengan air suling/air murni saja, janga menambahkan asam belerang untuk memperbaiki ketinggiannya. e. Lakukan segera pengisian daya listrik pada baterai, jika didapat baterai kekurangan muatan, isi dengan cara normal atau dengan cara pengisian cepat. f. Jaga jangan sampai saluran ventialsi lubang udara tersumbat.
4. Tes Baterai Untuk melihat apakah baterai masih baik atau layak digunakan dapat dilakukan dengan cara berikut. a. Buka tutup lubang pengisian dan lihat gelembung-gelembung gas saat reaksi kimia terjadi, misalnya saat baterai diisi dengan cara pengisian normal. Jika gelembung gas yang terjadi sedikit saja berarti baterai masih baik dan jika gelembung banyak sekali berarti ada masalah dalam baterai tersebut. b. Dengan menggunakan alat voltmeter periksa penurunan tegangan baterai saja mesin distarter. Baterai yang masih baik jika tegangan turun menjadi tidak kurang dari 1,75 V per sel selama pemakaian 10 detik dan tidak turun di bawah 1,5 V per sel selama 30 detik. c. Jika elektrolit diisi di atas level secepat mungkin maka bahaya akan timbul sewaktu asam akan mengalir dari sel. E. Instruksi Pemeliharaan 1. Apabila baterai tidak mempertinggi angka kapasitas Ah-nya atau tenaga menstarter yang dikarenakan temperature menjadi terlalu rendah sebagai akibat penyimpangan yang tidak benar atau tidak diapsang dalam kendaraan sekitar 4 minggu sesudah diisi maka harus diisi ulang.
PANDUAN PEMELIHARAAN SCADA & TELEKOMUNIKASI Edisi : I / 01/ 2004 Revisi : 00
22
Halaman 22
2. Periksa penempatan muatan baterai dengan pengukuran berat jenis elektrolit, jika berat jenis kurang dari 1,21 kg/liter pada 20 oC dari tingkat berat jenis elektrolit baterai harus diisi ulang. 3. Kendurkan semua sumbat penutup lubang sebelum diadakan pengisian muatan. 4. baterai hanya dapat diisi dengan arus searah (DC). Untuk tujuan pengisian baterai diputuskan hubungan dari system kelistrikan dalam kendaraan lalu dihubungkan ke pengisi baterai. Untuk meyakinkannya terminal positif (+) baterai dihubungkan ke terminal positif pengisi baterai dan terminal negatif (-) dihubungkan ke terminal negatif baterai pengisi. 5. Sepersepuluh nilai kapasitas baterai Ah direkomendasikan sebagai arus pengisian muatan, contoh dengan kapasitas 44 Ah, arus pengisiannya 4,4 A. Pengisian ulang membawa arus muatan lebih tinggi (cepat atau ditekan pengisian muatannya) sampai permulaan pembentukan gas 2,4 V per sel, amatai pengaturan khusus baterai yang memerlukan sedikit atau tanpa pemeliharaan. 6. Selama pengisian, temperature elektrolit harus tidak lebih/di atas 55 oC. Jika temperature melebihi tingkat ini, hentikan pengisian muatan atau kurangi arus pengisian muatan sampai temperature turun dibawah 55oC lagi. 7. Lanjtuan pengisian muatan sampai berat jenis diubah oleh 0,01 dengan setiap 15 oC perubahan temperature. Sebagai contoh jika temperature elektrolit menjadi 34 oC nilai berat jenis diukur pada temperature ini harus dikembangkan menjadi 0,01 dalam rangka menyuplai nilai sehingga 20oC. 8. Sesudah pengisian muatan secara lengkap, periksa tingkat elektrolit dan jika perlu tambahkan air murni ke tanda level asam atau ke atas sampai tinggi tertentu di atas batas atas pelat, lalu lepas sumbat lumbag dan rapatkan ke tempatnya. 9. Pasang baterai secar rapi dalam kendaraan dan hubungkan seara benar ke system kelistrikan. 10. Sesudah kabel dipasang ke terminal baterai, kencangkan dan lumasi. Simpan baterai pada tempat yang Bersih dan kering. 11. Periksa tingkat berat jenis elektrolit dengan interval waktu 4 minggu, jika perlu tambahkan air murni dalam rangka untuk mengganti air yang menguap.
23
Halaman 23
DIAGNOSTIC CHART 1
Fuse keluaran charger atau breaker terbuka dengan segera bila battery disambung (Daya AC tidak dipakai)
Periksa hubungan-hubungan antara battery dan charger (positif ke positif) (negatif ke negatif)
Sambungan-sambungan benar
Tidak
Lepas sambungan
Sambungan-sambungan benar
Tidak
Lepas sambungan
Ya
Hubungan singkat
Ya
24
Halaman 24
DIAGNOSTIC CHART 2
Breaker atau fuse terbuka bila daya AC digunakan
Pakai daya AC
Fuse terbuka
Ya
Lepas trafo T1
Lepas hubungan daya AC dan Battery, periksa dioda dan SCR untuk hubungan singkat dengan Ohm meter
Ya
Lepas trafo T1
Pakai daya AC
Card Control A1
Pakai daya AC
Ya
Ya Lepas hubungan charger yang ke battery Tidak Fuse terbuka Ya Periksa pengamatan lainnya seperti pada skema rangkaian daya Ganti kapasitor rusak atau dilepas
25
Halaman 25
DIAGNOSTIC CHART 3
Tidak ada keluaran dengan fuse-fuse masukan dan keluaran tertutup
Tidak
Ya
Tidak
Ya Sambungan tegangan AC sesuai urutan RST yang benar Periksa tegangan line pada terminal T1 Ya Jumlah dan tipe dari sel benar Tidak
Tidak
Tegangan sesuai
Lepas T1
Ya
Matikan breaker AC
Ya
Tidak
Periksa gate katada pada SCR untuk rangkaian terbuka dengan card control A1 di lepas
Rangkaian terbuka
Ya
Lepas SCR-SCR
Tidak
Kurang baik/rusak
Ya
Lepas dioda-dioda
26
Halaman 26
DIAGNOSTIC CHART 4
Tegangan tinggi
Ya
Tidak Jumlah dan type dari sel tidak benar Tidak Memberikan charger pada kenaikan battery ke tegangan floating normal Ya Mencari keterangan dari manual battery
Periksa beban untuk dampak dari arus yang tidak sesuai pada keluaran rectifier
27
Halaman 27
II.
Mengatasi Gangguan (Trouble Shooting) UPS UPS dalam kondisi beroperasi pada bagian dalam cubiclenya mengandung tegangan yang berbahaya. Untuk itu perlu diperhatikan prosedur mengatasi gangguan dari UPS. Berikut ini adalah contoh prosedur mengatasi gangguan yang penjelasannya secara umum. Sebelum melepas setiap Card/module, saklar UPS harus posisi off, tegangan masukan dan batere. Tunggu beberapa menit agar bank kapasitor CB1 yang merupakan masukan DC ke inverter discharge. Gangguan (fault) diindikasikan dengan satu atau lebih dari 7 LED pada panel kontrol. Seperti terlihat pada gambar IV-1 berikut ini 7 prosedur untuk mengatasi gangguan.
ALT. MAINS
MAINS SUPPLY
5
SYNC OVERLOAD
6
INVERTER SUPPLY
MAINS
3 2
BATTERY OPERATION
BATTERY BREAKER
AUTO
MAN
ON
OFF
CHARGER
ON OFF INVERTER
RESET
7
LAMP TEST COMMON FAULT
Gambar IV-1
II.1.
28
Halaman 28
Mulai
Ya
Atur tegangan DC
VDC tinggi 2
Ya
Lihat 3
Ya
Tidak
Tidak Tidak
Ya
Ya
Lepas Isodriver
Lepas CU08
Ya
Tidak
Lepas thyristor
Tidak
Perbaikan Catu iso driver Apakah setelah alarm OK 7 Tidak Atur level alarm Ya
Hubungkan batere
: Lihat Catatan
29
Halaman 29
1. 2. 3.
Ukur tegangan DC periksa jika tegangan dapat disetel untuk normal charge atau Boost Charge pada card Cu 09. VDC tinggi diindikasikan oleh LED V91 pada Card CU.06. VDC tinggi seperti diindikasikan oleh LED V91 Card CU.06 akan mematikan charger untuk melindungi batere. Saklar inverter dirubah ke posisi OFF untuk melindungi tegangan DC yang tinggi. Hubungkan peralatan pengukuran sebelum saklar charger ke posisi ON dengan menekan tombol Charger ON pada panel kontrol. Jika tegangan DC tetap tinggi charger akan mati 10 detik setelah ON.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ukur tegangan DC. Ukur V.23 Pulsa-pulsa diukur. Periksa setelan level-level alarm. Ukur thyristor pada charger waktu pulsa yang ke gate. Tegangan VDC low di indikasikan dengan LED V94 pada card CU06.
10. Catu tegangan OK diindikasikan dengan LED VI pada isolation driver (LED On = OK).
30
Halaman 30
II.2.
Mulai
Tidak
Ya
Tidak
Apakah KI evergized 2
Tidak
Tidak
Tidak
Fuse F11-F12 OK 2
Tidak
Lepas Fuse
Ya
Ya
Ya
Lepas KI
Tidak
Tidak
Ya
Riset F16 Periksa fungtions charger Gangguan fase mains 4 Ya Fuse F3-F4-F5 OK 2 Ya Tidak Tegangan mains di periksa Tidak
Ya
Lepas thermostat
Tidak
: Lihat Catatan
31
Halaman 31
Catatan untuk prosedur 2. Battery operation : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ukur tegangan antara x1 : 1 dan x2 : 2, x1 : 2 dan x1 : 3. MCB untuk koil K1 input charger. Ukur koil untuk K1. Mains phase failure di indikasikan dengan LED V96 pada card CU 06. Charger temperature high di indikasikan dengan LED V97 pada card CU07. Ukur tegangan diantara themostat, terbuka : V=12 VDC tertutup V=0 VDC. Catatan : pada fan ada proteksi temperatur lebih. Di dalamnya akan terlepas bila temperatur tinggi. Ukur dengan Ohm meter antara MCB F16 : 2 dan negatif batere x2 : 1 resistan DC > 5 kOhm dengan MCB trip.
32
Halaman 32
II.3.
Mulai
Tidak
Fuse F21-F22-F23 Ok 2
Ya
Ya
Ya
Lepas thermostat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Lepas K3
Tidak
Periksa Catu ke K3
Ya
Ya
Ya
Tegangan kontrol OK 8
Ya
Ya
Lepas thyristor
Tidak
Tidak
Lepas CU06
: Lihat Catatan
33
Halaman 33
Ya
Ya
Lihat catatan
17
Ya Tidak
Lepas thermostat
Ya
Ya
Tidak
Ya Vout < dari batas spesifikasi 4 Ya Tidak Lepas CU01, CU02 dan CU03
Tidak
Lepas CU07
Ya
Ya
Tidak
: Lihat Catatan
34
Halaman 34
Catatan untuk prosedur 3. Inverter fault : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Deviasi tegangan keluaran diindikasikan oleh LED V99 pada CU06. Fuse input charger. Ukur tegangan keluaran antara fuse inverter periksa jika ada respon tegangan dengan mengatur R223 pada card CU02. Ukur sepeti catatan 3 dengan batas spesifik. Periksa pulsa kontrol saklar daya. Periksa pulsa saklar daya isolation driver. Ukur pada CU02 sinyal seimbang antara Pin B20 dan B21, B24 dan B25 tegangan mendekati 20 VAC. Ukur sinyal. Ukur dengan Ohm meter MCB F22 : 1-3-5 DC resistan > 500 Ohm dengan MCB trip. pada CU06. 11. Periksa thermostat dengan membuka terminal, lihat dengan Ohm meter. 12. Thyristor inverter SSW temperatur tinggi diindikasikan oleh LED V31 pada CU08. 13. Ukur tegangan termostat : Open : V = 7 VDC, close : V O VCD. 14. Ukur tegangan koil A1 dan A2 V = tegangan AC. 15. Catu tegangan OK diindikasikan oleh VI pada isolation driver static switch (LED ON = OK) . 16. Periksa sinyal gate pada thyristor SSW. 17. Periksa interval bloking. Periksa tegangan sekunder trafo driver adalah > 5 VAC bersihkan heat sink dari debu dengan mengalirkan udara.
10. Saklar daya heat sink tinggi temperaturnya diindikasikan oleh LED V21, inverter shut down
35
Halaman 35
II.4.
Mulai
Ya
Tidak
36
Halaman 36
II.5.
Mulai
Ya
Catatan status 1
Ya
Lihat catatan 3
Tidak
Catu + 5V rendah 2
Ya
Tidak
Lepas CU09
Tidak
Ya
Tidak
Lihat catatan 5
: Lihat Catatan
37
Halaman 37
Catatan untuk prosedur 5. Mains Supply : 1. LED pada card CU06 menyala. Ini mengindikasikan kegagalan sudah terjadi. Bila tombol Reset ditekan untuk indikasi kegagalan ini akan mati. Tetapi pengetahuan ini akan menolong untuk menemukan alasan kenapa beban pindah ke mains supply. 2. 3. Tegangan +5V rendah diindikasikan oleh LED V41 pada card CU09. Dengan static switch dalam mode manual reset kelebihan beban singkat tidak diindikasikan, saklar pindah ke mains supply. Tekan Reset dan periksa fungsi-fungsi UPS. 4. 5. Diskriminator tegangan DC (Inverter shut down) diindikasikan dengan LED V21 pada CU07. Setelah batere discharge selama mains failure maka inverter stop, inverter tidak dapat start kembali sebelum mains normal kembali. Ini untuk mencegah inverter start kembali pada saat tegangan batere mengalami kenaikan yang tinggi pada saat inverter stop. Jika fungsi ini tidak dapat mengatasi gangguan beralih ke prosedur 3. Inverter fault. 6. Masukan tegangan ke PSU yang diluar batas diindikasikan dengan LED V38 pada CU09.
38
Halaman 38
II.6.
Prosedur 6. Overload
Mulai
Ya
Lepas CU05
Tidak
39
Halaman 39
II.7.
Mulai
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Lepas thermostat
Tidak
Ya
Tegangan koil K4 OK 5
Ya
Lepas kontaktor K4
Ya
Ya
Lihat catatan 8
Fuse F7-F8 OK 4
Tidak
Kegagalan synchro 9
Ya
Ya
Fuse F9 OK 4 Tidak 1
Ya
Tidak
Lepas CU04
Ya
Tidak
Lepas CU06
: Lihat Catatan
40
Halaman 40
Catatan untuk prosedur 7. Common Fault : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tegangan alternate mains keluar dari batas diindikasikan pada CU05. Temperatur thyristor tinggi diindikasikan dengan LED V31 pada CU05. Ukur tegangan thermostat. Open V = 7VDC, Close : V = 0 VDC. Lihat fuse input charger. Ukur tegangan koil K4. V = tegangan keluaran AC. Alarm saklar daya temperatur tinggi diindikasikan dengan LED V163 pada CU06. Periksa cubicle bagian atas Fan. Periksa interval blocking. Periksa tegangan sekunder trafo driver adalah > 5 VAC. Bersihkan heat sink dari debu dan kotoran dengan udara yang mengalir ke dalam cubicle. Sync failure diindikasikan oleh LED V16 pada CU04. 10. Tegangan AC sync rendah di indikasikan oleh LED V15 CU04.
41
Halaman 41