Anda di halaman 1dari 3

Demam reumatik (reumatic fever) Suatu sindrom klinik penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, dan

kronik, diakibatkan oleh infeksi kuman streptokokus hemolitik grup A dengan satu atau lebih gejala mayor. Demam rematik terjadi sebagai sekuele lambat radang non supuratif sistemik yang dapat melibatkan (sendi, jantung, sistem saraf pusat, jaringan subkutan, dan kulit) etiologi : infeksi kuman streptokokus hemolitik grup A (biasanya pada saluran napas atas) Streptokokus beta hemolitikus grup A dengan morfologi coccus dalam bentuk rantai khas ini mempunyai struktur antigen yang sangat kompleks, seperti : Protein M : menghambat fagositosis dan berpotensi rhematogenik Toksin eritrogenik : penyebab terjadinya rash , sehingga orang yang didalam tubuhnya mengandung toksin ini akan timbul bercak kemerahan atau rash. Hemolisin : menyebabkan hemolisis pada sel darah merah Streptokinase : enzim fibrinolisis (kerjanya merubah plasminogen dalam serum menjadi plasmin, dimana plasmin ini sebgai enzim proteolitik yang menghancurkan fibrin dan protein lain). Fibrin yang dihasilkan tubuh berusaha untuk menghambat penyebaran kuman, tetapi karena fibrin tersebut dihancurkan oleh streptokinase, menyebabkan infeksi yang terjadi mudah meluas. Hialuronidase : memecah asam hialuronat (debris jaringan)

Faktor predisposisi : Keadaan sosial ekonomi Penduduk yang padat Faktor genetik Perubahan suhu ekstrem

Epidemiologi : Pada anak usia 5-15 tahun >> sering Dinegara berkembang >> sering

Patogenesis : Demam rematik merupakan respon autoimun terhadap infeksi bakteri streptokokus hemolitikus grup A. Dimana toksin-toksin yang dihasilkan bakteri akan bereaksi dengan banyak jaringan tubuh sendiri. Contoh jaringan yang paling rentan adalah katup jantung. Dikarenakan protein M (yang dikeluarkan oleh bakteri) strukturnya homolog dengan miosin kardiac, keratin, dan laminin (protein ekstrasel yang disekresikan oleh sel endothelial katup jantung). Oleh karena itu biasanya komplikasi dari demam rheuma ini adalah PJR (penyakit jantung rematik). Kriteria diagnosis : (walaupun tidak mutlak digunakan, tetapi kriteria ini digunakan sebagai pedoman untuk diagnosis) Dengan menemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor ditambah dengan bukti adanya infeksi streptokokus sebelumnya, maka biasanya diagnosis rheuma fever sudah bisa ditegakkan. Kriteria Mayor : 1. Karditis 2. Poliartritis 3. Chorea 4. Eritema marginatum 5. Nodulus subkutan Kriteria Minor : 1. Riwayat DR sebelumnya 2. Athralgia 3. Demam 4. Peningkatan kadar reaktan (peningkatan LED, protein C reaktif, dan nilai ASTO) Penatalaksanaan : 1. Tirah baring (wajib dilakukan dirumah sakit) Kurang lebih selama 6-8 minggu. Penderita sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit jika :

Suhu tubuh telah normal (tanpa antipiretik) Denyut nadi normal Fungsi jantung menjadi pulih optimal

2. Eradikasi (segera dilakukan setelah diagnosis) Biasanya dengan pemberian penisilin 3. Obat anti radang 4. Pengobatan chorea 5. Penanganan komplikasi (utamanya pada PJR yang bisa menyebabkan kematian) 6. Diet bergizi Dikarenakan demam rheuma juga bisa terjadi secara berulang (beresiko besar untuk serangan ulang). Oleh karena itu bagi penderita yang pernah terkena demam rheuma, perlu dilakukan pencegahan sekunder. Pencegahan ini bisa diberikan antibiotik secara teratur agar tidak terjadi infeksi lagi. Untuk yang mengalami kelainan katup jantung , harus dilakukan pemberian seumur hidup. Prognosis : tergantung stadium saat di diagnosis, umur, dan gejala jantung.

Anda mungkin juga menyukai