Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR BAHAYA KIMIA DI PARKIRAN PPNS

Oleh :
1. Miftachul Jannah 2. Farida Dewi P. 3. Gangga Rafshandi 4. M.Irhas Sukarno 6511040068 6511040078 6511040091 6511040096

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern seperti saat ini, kehidupan kota yang sudah penuh tampaknya memiliki beberapa permasalahan dengan udara. Bahkan saat ini kejadian-kejadian tentang polusi udara sudah sangat sering terjadi. Polusi udara dapat diartikan sebagai berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan normalnya, dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga akan mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tanaman. Sejalan dengan perkembangan industri pada daerah perkotaan, kesetimbangan komposisi udara terganggu bahkan komposisinya berubah yaitu dengan masuknya gas-gas pencemar seperti polutan. Pemanasan global dan efek rumah kaca (ERK) semakin dibicarakan oleh para ahli. Sebagai calon seorang ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3), pada kesempatan kali ini kami mencoba untuk mengidentifikasikan faktor-faktor bahaya kimia yang ada di tempat parkiran. Yang akan kami lihat pada kesempatan ini adalah bahaya kebakaran dan polusi udara yang dihasilkan dari zat hasil buangan kendaraan bermotor. Pada umumnya terdapat dua sumber polusi udara yang terjadi, antara lain adalah polusi udara yang terjadi akibat sumber yang alami atau dari sumber daya alam (natural resources), seperti polusi akibat letusan gunung berapi, kemudian gempa dan lain-lain. Kemudian adalah polusi udara yang terjadi akibat kegiatan manusia, dan disebabkan secara langsung oleh manusia (anthropogenic sources), antara lain adalah emisi pabrik dan akibat dari sumber-sumber kegiatan manusia, seperti dari transportasi. Transportasi sebagai sarana dan fasilitas yang diciptakan oleh teknologi masa kini ternyata menambah permasalahan dalam polusi udara. Pada masa sekarang ini, pencemaran udara di Indonesia 70% nya diakibatkan oleh emisi kendaraan bermotor, karena kendaraan bermotor memiliki zat-zat yang berbahaya bagi udara disekitar kita. Gas-gas itu adalah timbal/timah hitam (Pb), nitrogen dioksida (NO2), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Dari data hasil gas-gas tersebut dapat dikatakan bahwa keadaan udara yang ada disekitar kita memang sudah terkontaminasi dengan gas-gas seperti Suspended Particulate Matter (SPM), yang menyumbang banyak timbal/timah hitam pada udara disekitar kita, dan masih ada gas-gas lainnya seperti hydrocarbon (HC), karbonmonoksida(CO) dan oksida fotokimia (Ox), seperti tertera pada kutipan diatas tersebut. Sedangkan sebagai manusia kita seharusnya tidak menghirup udara-udara tersebut. Sudah banyak studi yang dilakukan berkaitan dengan pencemaran timbal.

Pada tahun 2001 anak-anak pernah dijadikan sampel riset dampak timbal. Dari sampel darah sebanyak 400 yang diambil dari siswa SD kelas II dan III di Jakarta, hasilnya sekitar 35 persen sampel ternyata memiliki kadar timbal dalam darah di atas normal. Angka ini berarti melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC (Center for Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter. (alamendah,2009) Karena begitu menariknya untuk dipelajari lebih lanjut dan sangat pentingnya dalam kehidupan sehari-hari, maka secara otomatis diperlukan pemahaman yang lebih detail tentang zat-zat kimia yang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Untuk kepentingan tersebut maka perlu kiranya dilakukan identifikasi faktor bahaya kimia pada tempat parkiran ini.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang timbul adalah : 1. Bagaimana cara mengetahui adanya faktor kimia di tempat parkiran PPNS? 2. Apa saja bahaya - bahaya kimia yang ada di tempat parkiran PPNS? 3. Bagaimana cara meminimalisir bahaya kimia dari gas hasil buangan kendaraan bermotor?

1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor bahaya kimia di tempat parkiran PPNS 2. Untuk meminimalisir polusi udara akibat adanya bahaya gas hasil buangan kendaraan bermotor

1.4 Batasan Masalah 1. Pengidentifikasian faktor bahaya kimia ini dilakukan di tempat parkiran PPNS pada : 3 9 Mei 2012 2. Pengidentifikasian ini membahas faktor- faktor bahaya yang mungkin timbul ditempat parkiran PPNS

BAB II DASAR TEORI

2.1 Kendaraan Bermotor . Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk

pergerakkannya dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam namun mesin listrik dan mesin lainnya juga dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan diatas jalanan. Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak. Dengan karakteristik yang demikian, penyebaran pencemar yang diemisikan dari sumber-sumber kendaraan bermotor ini akan mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang meluas. Faktor perencanaan sistem transportasi akan sangat mempengaruhi penyebaran pencemaran yang diemisikan, mengikuti jalur-jalur transportasi yang direncanakan. 2.2 Gas Buang Kendaraan Bermotor 2.2.1 Nitrogen dioksida (NO2) Nitrogen dioksida termasuk gas yang berbahaya bagi manusia. Gas NO2 yang berada di udara jika berlebihan merupakan polusi udara yang beracun. Sumber pencemaran gas NO2 terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak atau batubara), pada mesin-mesin penggerak transportasi maupun industry. Penelitian menunjukan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO.(Sumber : http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF ) Nitrogen dioksida dalam kadar yang tinggi mempunyai cirri-ciri berwarnamerah kecoklatan dan beracun. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru-paru.Keracunan gas NO2 yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf yang mengakibatkan kejangkejang dan apabila keracunan tersebut berlanjut akanmenyebabkan kelumpuhan dan gejalagejala pembengkakan paru (edma pulmonari). Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Selain itu Pencemaran udara oleh gan NO2 juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates(PAN). PAN ini menyebabkan iritasi pada mata yangmenyebabkan mata menjadi terasa

perih dan berair. Campuran PAN bersamakimia lainnya yang ada diudara dapat menyebabkan kabut foto kimia atau photochemistry smog yang sangat mengganggu lingkungan 2.2.2 Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak memiliki aroma yang khusus. Senyawa CO dapat bereaksi dengan hemoglobin darah membentuk karboksi hemoglobin (HbCO) yang tidak bisa mengangkut oksigen dalamsirkulasi darah. Celakanya kemampuan CO dalam mengikat Hb ternyata 210 kali lebih kuat dibandingkan oksigen, sehingga oksigen akan kalah bersaing.Seseorang yang teracuni gas CO akan mengalami gejala sakit kepala, gangguan mental (mental dullness), pusing, lemah, mual, muntah, kehilangan kontrol otot,diikuti dengan penurunan denyut nadi dan frekuensi pernapasan, pingsan, dan bahkan meninggal. Kasus pingsan atau bahkan meninggal akan terjadi bila kadar Hb-CO dalam darah mencapai 60 persen dari total Hb darah atau lebih. Penelitianmenyebutkan, CO dengan konsentrasi 250 ppm dapat membuat orang pingsan.Bahkan pada konsentrasi 1.000 ppm, dapat menyebabkan kematian seketika

2.4 Dampak Pencemaran Udara 2.4.1 Pada Kesehatan Dari segi kesehatan, pencemaran udara dapat berakibat pada terganggunya kesehatan dan pertumbuhan anak-anak. Misalnya anemia. Memang, di masa pertumbuhan sel-sel darah merah terus diproduksi. Namun, karena masuknya timbal akan merusak sel darah merah, maka jumlahnya makin lama makin berkurang dan akhirnya anak menderita anemia. Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga akan merusak sel-sel darah merah yang mestinya dikirim ke otak. Akibatnya, terjadilah gangguan pada otak. Hal yang paling dikhawatirkan, anak bisa mengalami gangguan kemampuan berpikir, daya tangkap lambat, dan tingkat IQ rendah. Dalam hal pertumbuhan fisik, keberadaan timbal ini akan berdampak pada beberapa gangguan, seperti keterlambatan pertumbuhan dan gangguan pendengaran pada frekuensi-frekuensi tertentu. Pada orang dewasa, timbal dapat mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan. Zat ini dapat mengurangi jumlah dan fungsi sperma sehingga menyebabkan kemandulan. Timbal

juga mengganggu fungsi jantung, ginjal, dan menyebabkan penyakit stroke serta kanker. Ibu hamil akan menghadapi risiko yang tinggi jika kadar timbal dalam darahnya di ambang batas normal. Timbal ini akan menuju janin dan menghambat tumbuh-kembang otaknya. Risiko lain adalah ibu mengalami keguguran. Yang perlu diketahui, timbal la yaknya musuh dalam selimut. Awalnya, kadar timbal yang tinggi dalam darah tidak akan menunjukkan gejala penyakit. Dampak baru muncul dalam jangka panjang. Sudah banyak studi yang dilakukan berkaitan dengan pencemaran timbal. Pada tahun 2001 anak-anak pernah dijadikan sampel riset dampak timbal. Dari sampel darah sebanyak 400 yang diambil dari siswa SD kelas II dan III di Jakarta, hasilnya sekitar 35 persen sampel ternyata memiliki kadar timbal dalam darah di atas normal. Angka ini berarti melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC (Center for Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter. 2.4.2 Pada Lingkungan 1. Menghambat fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis. 2. Menyebabkan hujan asam. pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, serta Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan. 3.Meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan

berakibat pada; Pencairan es di kutub, Perubahan iklim regional dan global, Perubahan siklus hidup flora dan fauna. 4.Kerusakan lapisan ozon. Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkankanker kulit serta penyakit pada tanaman. 2.5 Pengendalian Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Bermotor Pengendalian pencemaran akibat kendaraan bermotor akan mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tak langsung, yang dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif. Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya, seperti : 1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara

kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak. 2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan

sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara. 3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan

tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara. 4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering

diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.

5.

Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi

meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain. 6. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama

yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Sistematika Penelitian

Latar Belakang

Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam identifikasi bahaya ini adalah: 1. Bagaimana cara mengetahui adanya faktor kimia di tempat parkiran PPNS? 2. Apa saja bahaya - bahaya kimia yang ada di tempat parkiran PPNS? 3. Bagaimana cara meminimalisir bahaya kimia dari gas hasil buangan kendaraan bermotor? 1. 2. 3. Apakah para pengguna parkiran PPNS sudah merasa nyaman dengan kondisi parkiran yang disediakan pihak kampus?

Data primer 1. Keluhan warga PPNS terhadap tempat parkiran 2. Hasil gas buangan kendaraan bermotor 3. Dampak hasil gas buangan kendaan bermotor 4. Standar efisiensi gas hasil buangan bagi kesehatan Metode Penelitian

Data sekunder 1. Jumlah tempat parkiran 2. Jumlah kendaraan bermotor yang diparkir tiap harinya

Analisis 1. Analisis faktor kimia yang ada di tempat parkiran PPNS 2. Analisis bahaya kimia yang ada di tempat parkiran PPNS 3. Analisis cara meminimalisir bahaya kimia yang ada di tempat parkiran PPNS

Kesimpulan dan Saran

3.2 Langkah kerja Dalam penelitian ini langkah kerja yang dilakukan yaitu: 1. Melakukan observasi kepada orang orang yang terlingkup di tempat parkiran antaranya: petugas keamanan, dosen, staff , mahasiswa

Pertanyaan yang diajukan pada narasumber antaranya: 1. Apankah selama ini Anda nyaman dengan kondisi parkiran di PPNS ? 2. Keluhan apa yang Anda rasakan saat berada di tempat parkiran ? 3. Apa yang Anda lakukan jika merasa mual atau pusing saat berada di tempat parkiran ? 4. Biasanya berapa lama Anda berada di tempat parkiran ? 5. Apakah ada faktor bahaya kimia di tempat parkiran ? 6. Bagaimana cara untuk meminimalisir adanya bahaya kimia tersebut? 7. Kasus apa yang pernah terjadi di tempat parkiran PPNS ?

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, didaptkan hasil bahwa : Rata-rata para dosen , staff , petugas keamanan dan mahasiswa nyaman dengan kondisi tempat parkiran di PPNS. Mereka nyaman karena kondisi dari pada tempat parkir di PPNS sudah memenuhi standart seperti berada di daerah terbuka dan juga memiliki sirkulasi udara yang bagus, sehingga jika terjadi kebakaran, warga yang kebetulan berada ditempat parker tidak mengalami sesak napas

Anda mungkin juga menyukai