Anda di halaman 1dari 4

Investasi Provinsi Papua Barat

rovinsi Irian Jaya Barat merupakan provinsi hasil pemekaran Provinsi Papua

menurut letak geografisnya di sebelah utara berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda, sebelah barat berbatasan dengan Laut Seram dan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Papua. Adapun Luas wilayah provinsi ini sekitar 115.363,50 Km yang dihuni oleh 651.958 jiwa (tahun 2006) dengan rata-rata kepadatan penduduknya 6 jiwa per Km. Secara administratif, Irian Jaya Barat terbagi menjadi 8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu Kabupaten Fak-Fak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong, Raja Ampat dan Kota Sorong dengan Manokwari sebagai ibukota provinsi. Tahun 2005 tercatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Irian Jaya Barat berdasarkan harga konstan mencapai Rp. 5,3 triliun, dengan kontribusi terbesar dari sektor pertanian dengan Rp. 1,58 triliun atau sekitar 29,7% dari total PDRB, kemudian sektor pertambangan sebesar 1,1 triliun atau sekitar 20,7% dan sektor industri pengolahan sebesar 747,97 miliar atau sekitar 14,1% dari total PDRB. Perkembangan PDRB provinsi ini dapat dilihat pada Grafik di samping. Provinsi Irian Jaya Barat memiliki beberapa komoditi unggulan untuk sektor pertanian meliputi ubi kayu, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao dan padi. Disamping itu perikanan tangkap juga menjadi salah satu unggulan yang dimiliki oleh Provinsi Irian Jaya Barat. Untuk sub sektor perikanan tangkap, total kapasitas produksi pada tahun 2005 mencapai 87.672 ton. Untuk menunjang kegiatan perekonomian, Provinsi Irian Jaya Barat memiliki sebuah kawasan industri yaitu Kawasan Industri Arar. Perekonomian di provinsi ini juga ditunjang oleh 21 (dua puluh satu) pelabuhan, antara lain Pelabuhan Fak-Fak, Bomberai, Kokas, Seget, Sailoto, Ransiki, Oransberi, Saukorem, Sorong I, Sorong II, Teminabuan, Inawatan, Bintuni, Babo, Kabare , Wasior, Windesi, Kaimana, Saunek, Fataniap, dan Waigama. Selain pelabuhan, provinsi ini juga memiliki 12 (dua belas) bandar udara antara lain Bandara Torea di Fak-Fak dengan panjang landasan 660 Km, Ijahabra di Sorong (500 Km), Rendani di Manokwari (1.850 Km), Kebar di Manokwari (990 Km), Jefman di Sorong (1.650 Km), Inanwatan (600 Km), Ayamasi (600 Km) Kambuaya (600 Km) di Sorong Selatan, Bintuni (650 Km), Babo (1.300 Km) di Teluk Bintuni, Waisor (600 Km) di Teluk Wondama dan Bandar Udara Utarom (1.600 Km) di Kaimana.

Source : http://indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-papua-barat/investasi

ehutanan merupakan sektor non migas yang memberikan kontribusi ekonomi terbesar di Papua Barat.

Luas hutan dan perairannya adalah 9.769.686,91 ha. Di sektor kehutanan, alokasi fungsi hutan terbagi atas hutan lindung seluas 1.819.267 ha, hutan suaka alam dan pelestarian alam seluas 1.885.323 ha hutan produksi terap seluas 1.435.640 hal hutan produksi terbatas seluas 1.046.529 ha, hutan yang dapat dikonversi seluas 2.500.432 ha dan hutan lainnya seluas 327.909 ha. Sedangkan lahan non sawah di antaranya ladang/tegalan seluas 340.275 ha, perkebunan seluas 125.135 ha, permukiman seluas 121.403 ha, usaha lain seluas 332.688 ha, danau/telaga seluas 4.531 ha, dan ranah tandus/ranah rusak alias tidak diusahakan seluas 82.197 ha. Pada 2005, di provinsi ini beroperasi 25 perusahaan pemegang IUPHHK/HPH yang berlokasi di delapan kabupaten (Fakfak, Kaimana, Manokwari,

Raja Ampat, Sorong, Sorong Selatan, Teluk Bintuni, danTeluk Wondama) dengan dominasi lokasi operasi di Kabupaten Kaimana dan Teluk Bintuni. Total areal pengusahaan hutan (HPH) di provinsi ini pada 2005 seluas 3.545.400 ha. Di bidang Industri primer hasil hutan, di provinsi ini bergerak di perusahaan, Dari jumlah itu, tiga perusahaan beroperasi dengan skala di atas 6.000 m/tahun dan dengan skala di bawah 6.000 m/tahun sebanyak 15 perusahaan. Produk kayu olahan yang dihasilkan adalah chip wood, plywood, block board, dan sawmill. Pada sektor pertanian, tahun 2006 tercatat luas areal panen 9.663 ha, jumlah produksi gabah kering giling 34.157 ton, produksi beras giling 32.497 ton, dengan demikian rata-rata produktivitasnya 3.368 ton/ha. Untuk komoditas jagung tahun 2006 tercatat luas areal panen 4.046 ha dengan jumlah produksi 5.052 ton dan rata-rata produksi 139 ton, Sedangkan untuk komoditas kedelai, pada 2006 tercatat luas areal panen 9.884 ha dengan jumlah produksi 11.811 ton dan rata-rata produksi 12 ton. Di sektor perikanan dan kelautan, sejak 2005 tengah dibangun pangkalan pendaratan ikan (PPI) di Kabupaten Sorong,Teluk Wondama, dan Kabupaten Raja Ampat. Juga tengah dikembangkan perikanan budidaya seperti budidaya teripang di Kabupaten Teluk Wondama dan Fakfak; budidaya ikan terapu di Kabupaten Sorong; budidaya rimput laut di Kabupaten Raja Ampat; budidaya kepiting di Kabupaten Kaimana dan pengelolaan Terumbu Karang (Coremap II). Produksi perikanan di provinsi ini berorientasiekspor, mencakup udang, tuna/cakalang, pelagis, demersal, ikan campur dan hasil olahan. Daerah produksi perikanan laut di provinsi ini adalah Kota Sorong, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Fakfak, dan Kabupaten Raja Ampat. Nilai ekspor produksi perikanan tahun 2005 sebesar Rp 116.708.593.523,-. Di sektor peternakan, pada 2006 tercatat populasi sapi potong berjumlah 29.126 ekor, jumlah pemotongan per tahun 30.167 ekor, produksi daging sapi 657 ton/tahun dan rata-rata kepemilikan 4 ekor. Ternak kecil berupa kambing dengan jumlah produksi 18.144 ekor dan jumlah populasi 100,98 ton/tahun dan babi sebanyak 35.977 ekor dengan jumlah produksi 571,96 ton/tahun. Lalu unggas meliputi ayam buras dengan jumlah populasi 534.845 ekor, ayam petelur sebanyak 367.243 ekor/tahun dengan jumlah produksi telur sebanyak 289,67 ton/tahun dan jumlah peternak 35.000 peternak serta rata-rata kepemilikan per peternak 10 ekor/kk, ayam ras pedaging sebanyak 465.765 ekor/tahun dengan jumlah produksi telor sebanyak 33.587 ton/tahun dan jumlah peternak 55.211 peternak serta rata-rata kepemilikan per peternak 80 ekor/kk, itik sebanyak 94.511 ekor/tahun dengan jumlah produksi telur sebanyak 23.251 ton/tahun dan jumlah peternak 409,33 butir/tahun serta rata-rata kepemilikan per peternak 4 ekor/kk. Sementara itu untuk sektor perkebunan, komoditas unggulannya antara lain kelapa sawit, kakao, kelapa dalam, kopi, pala, cengkeh, jambu mete dan pinang. Selain potensi yang telah disebutkan di atas arah pemerintah Provinsi Papua Barat telah mencoba mengembangkan potensi pertambangannya melalui kebijakan umum bidang pertambangan dan energi dengan titik berat pada bidang minyak dan gas bumi, geologi dan sumber daya mineral, kelistrikan dan pemanfaatan energi serta bidang lingkungan hidup. Dalam tahun anggaran 2005, dilaksanakan beberapa kegiatan di bidang geologi dan air bawah tanah, pembinaan usaha pertambangan umum, serta prasarana kelistrikan dan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan energi. Source :

http://indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-papua-barat/sumber-daya-alam

Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Irian Jaya Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat di antara gugusan pulau ini adalah pulau terbesar yaitu:

1. Pulau Waigeo 2. Pulau Misool 3. Pulau Salawati 4. Pulau Batanta Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis pigmy seahorse atau kudalaut mini, wobbegong dan Manta ray. Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Source :

http://indonesia.go.id/in/provinsi-papua-barat/pariwisata/1715-kepulauan-raja-ampat-

1. Papua Barat

Flora : Buah Merah Fauna : Cendrawasih Merah Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua. Oleh masyarakat Wamena, Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan,

namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan. Bagi masyarakat di Wamena, Buah Merah disajikan untuk makanan pada pesta adat bakar batu. Namun, banyak pula yang memanfaatkannya sebagai obat. Secara tradisional, Buah Merah dari zaman dahulu secara turun temurun sudah dikonsumsi karena berkhasiat banyak dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti mencegah penyakit mata, cacingan, kulit

Source :

http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_Merah_Papua

Cendrawasih merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan. Endemik Indonesia, Cendrawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsiIrian Jaya Barat.

Cendrawasih merah adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalamIUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II. Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Cenderawasih_merah

Anda mungkin juga menyukai