Anda di halaman 1dari 8

Pakar manajemen, George Terry dalam LAN (1999) menyatakan bahwa pencapaian tujuan (out put) dalam proses

suatu kegiatan di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a. Pencapaian (planning) b. Pengorganisasian (Organizing) c. Pelaksanaan (Actuating) d. Pengawasan (Controlling) Menurut Gibson dkk (1996), bahwa kinerja individu dapat di artikan sebagai perilaku dan prestasi kerja individu yang di pengaruhi oleh variable individu, variable organisasi dan variable psikologis. Teori harapan mengatakan bahwa kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta pada dayaterik hasil tersebut bagi individu. Dalam hal ini ada tiga variable yang dikemukakan, yaitu (Robbins, 2002): a. Daya tarik : Pentingnya individu mengharapkan out come dan penghargaan yang mungkin dapat dicapai dalam bekerja. Variabel ini mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpuaskan. b. Kaitan kinerja-penghargaan : keyakinan individu bahwa dengan mewujudkan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome yang diinginkan.

c. Kaitan Upaya-kinerja : Probabilitas yang diperkirakan oleh individu bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu akan

menghasilkan kinerja. Menurut Maryoto (2000) mengutip pendapat Maslow (1970)

menyatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia berdasarkan adanya motif (kebutuhan tertentu). Disebut pula bahwa motif memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Motif terendah adalah kebutuhan psikologis seperti makan, minum, seks, dan sebagainya. Diatas kebutuhan dasar adalah kebutuhan aman, kebutuhan akan rasa disukai dan menyukai, kebutuhan akan kedudukan dan status, dan yang tertinggi adalah kebutuhan akan meningkatkan peran serta diri atau pengabdian. Rasa pengabdian sesungguhnya dimiliki oleh orang yang telah mencapai kebutuhan tinggi. Menurut para ahli dan beberapa peneliti tentang kader antara lain Hartono (1978) dan Sumardilah (1985) di Kebayoran Baru Jakarta menemukan cirri-ciri kader yang aktif adalah berumur 25-34 tahun, ibu rumah tangga, tidak bekerja, pendidikan tamat SLTP sederajat, mempunyai rasa tanggung jawab dalam tugasnya, dapat mengukuti kegiatan sosial bermasyarakat, inovatif, tinggal di RT/RW Posyandu berada dan mempunyai motivasi yang positif. Ries dan Elder (2000) melaporkan adanya kasus drop out dan rendahnya motivasi kader / tenaga kesehatan didalam memberikan pelayanan kesehatan. Mereka lebih suka mencari pekerjaan yang lain di

industry / pabrik sekaligus membantu keluarga dari lilitan ekonomi. Scrimshaw (1992) mengatakan selain itu factor lain yang berkontribusi dalam perbaikan pervormance kader adalah pengetahuan dan

keterampilan kader dalam melakukan tugasnya. Hal yang dianggap paling sulit oleh kader adalah menginterprestasikan grafik KMS dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat (sugeng, 2008). Melihat beberapa faktor penyebab keaktifan kader diatas, maka faktor-faktor keaktifan kader dapat dikelompokkan kepada tiga faktor yaitu : Faktor Predisposisi 1. Umur Umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak mulai lahir sampai dengan batas akhir hidupnya. Umur sangat

mempengaruhi seseorang didalam melaksanakan suatu kegiatan ataupun bahwa aktifitas. kader Menurut yang Nilawati lebih (2008) banyak

menyatakan

muda

memberikan kontribusi semangat, motivasi, dan inovasi didalam melaksanakan waktu luang dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader membantu masyarakat. 2. Pendidikan Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh dan dimiliki seorang kader dan mendapatkan bukti kelulusan yang diakui oleh Negara. Selain itu pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri

dari masukan (input), dan keluaran (output) didalam mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu perubahan perilaku (Notoatmojo,2005). Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar umum, pemgetahuan, kemampuan teori dan logika, serta

pengetahuan

analisa

pengembangan kepribadian. H.L.Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional tujuannya dibedakan kedalam tiga aspek yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan aspek

keterampilan (psikomotor). 3. Pekerjaan Pekerjaan adalah tugas utama atau kegiatan rutinitas yang dimiliki oleh seorang kader untuk membantu, dan membiayai kehidupan keluarga serta menunjang kebutuhan rumah tangganya. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seseorang didalam kesehatan dengan menjaga kesehatan, baik individu yang maupun

keluarga.

Karakteristik

berhubungan pekerjaan tugas dan

pekerjaan

karena ibu

kesibukan lupa

akan

terkadang

membuat

terhadap

tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Sebaiknya seorang kader posyandu itu tidak memiliki pekerjaan yang

tetap, dan mempunyai pengalaman yang lama menjadi kader dan tidak adanya pergantian kader dalam satu tahun (Suegianto,2005). Disamping itu terlihat bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan keaktifan sebagai kader, misalnya saja seorang ibu yang dengan kesibukan tertentu akan mempengaruhi keaktifan kader tersebut didalam pelaksanaan Posyandu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan setiap bulannya. 4. Status Perkawinan Status perkawinan adalah suatu bentuk perkawinan antara laki-laki dan perempuan secara syah dipandang dari segi agama dan tata Negara yang dibuktikan dengan surat nikah yang dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk pemerintah. Status perkawinan sangat mempengaruhi kegiatan seorang kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu, dimana dukungan dari keluarga pada umumnya menunjang

keaktifan kader didalam menjalankan tugasnya. Faktor Enabling (Pendukung) 1. Pelatihan Menurut Frank Sherwood dan Wallace dalam Moekijat (1988) pelatihan adalah proses membantu pegawai untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang

sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan pikiran, tindakan dan keterampilan. Adapun tujuan umum dari pelatihan sebenarnya menurut Moekijat adalah : a. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif. b. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional. c. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pekerja dan dengan pemimpin. Pelatihan kader merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam rangka mempersiapkan kader agar mau dan mampu berperan serta dalam melaksanakan kegiatan UPKG/Posyandu di desanya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan kader yang diperlukan harus disesuaikan dengan tugas mereka dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan UPKG/Posyandu tersebut (Depkes RI, 1992). 2. Pembinaan Pembinaan merupakan suatu kegiatan berkala dengan tujuan agar kader dapat melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan tugasnya dan tercapainya tujuan dari tugas kader tersebut. Pembinaan yang dilakukan meliputi peningkatan

pengetahuan dan keterampilan kader serta pembinaan administrasi yang mencakup penyelenggaraan kegiatan dan keuangan. Pembinaan ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain rapat koordinasi berkala dengan Pokja Posyandu (Camat, petugas puskesmas, kepala desa, TP, PKK, dan BKKBN) yang bertujuan untuk membahas kemajuan dan kendala yag

dihadapi kader, kunjungan bimbingan dan fasilitas yang bertujuan untuk melihat operasional kegiatan kader, ataupun dengan melakukan studi banding ke Posyandu lain (Depkes RI, 2006). 3. Kelengkapan infrastruktur Kelengkapan infrastruktur merupakan salah satu hal yang terpenting didalam menunjang keaktifan kader melakukan tugasnya. Kelengkapan infrastuktur ini meliputi sarana (bangunan) dan prasarana pendukung (timbangan berat badan, alat ukur tinggi/panjang badan, buku registrasi, buku KIA, KMS, dll) didalam melakukan kegiatan (Din.Prov. NAD,2006). Faktor Reinforcing (penguat) 1. Penghargaan Sebagai salah satu aspek di dalam mendorong seseorang didalam melakukan suatu pekerjaan ataupun kegiatan adalah adanya pengakuan ataupun penghargaan yang diberikan baik dari pimpinan maupun kelompok. Penghargaan tersebut dapat berupa pengakuan ataupun dalam bentuk materi. Salah satu pengaruh yang paling kuat atas prestasi seseorang didalam melakukan suatu kegiatan adalah adanya imbalan. Selain itu imbalan ataupun penghargaan dapat pula dijadikan sebagai daya tarik didalam merekrut anggta sebuah organisasi. Karena dengan adanya perhatian tersebut mengarah kepada rasa tanggung jawab, memiliki, otonomi dan keberanian didalam mempertahankan prestasi yang telah dicapai (Gibson, 1996). 2. Dukungan

Dukungan social adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan dan bantuan yang diberikan dan dirasakan oleh orang lain atau kelompok. Menurut Yusuf (2007) mengutip pendapat Daravino (1990), dukungan merupakan suatu upaya yang diberikan kepada kader posyandu, baik secara moril maupun materil untuk mendorong kader di dalam melakukan tugasnya. Berkaitan dengan hal tersebut, mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh kader, maka keberhasilan akan sangat tergntung dari sejauh mana upaya petugas ataupun pihak-pihak terkait didalam melakukan pendampingan maupun pembinaan kepada kader tersebut.

C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang Diteliti

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Banjir
    Makalah Banjir
    Dokumen22 halaman
    Makalah Banjir
    Imha Andi Hikmawaty
    100% (3)
  • Posyandu
    Posyandu
    Dokumen4 halaman
    Posyandu
    Imha Andi Hikmawaty
    Belum ada peringkat
  • Inka MTK
    Inka MTK
    Dokumen24 halaman
    Inka MTK
    Imha Andi Hikmawaty
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    mikumiku
    Belum ada peringkat
  • Kartu Kontrol Pa
    Kartu Kontrol Pa
    Dokumen1 halaman
    Kartu Kontrol Pa
    Imha Andi Hikmawaty
    Belum ada peringkat
  • Maping Imha
    Maping Imha
    Dokumen1 halaman
    Maping Imha
    Imha Andi Hikmawaty
    Belum ada peringkat
  • KLMPK 3 (GGK)
    KLMPK 3 (GGK)
    Dokumen30 halaman
    KLMPK 3 (GGK)
    Imha Andi Hikmawaty
    Belum ada peringkat