Anda di halaman 1dari 3

Dominikus Raditya Atmaka 10/299684/KU/13985 Tugas Manajemen 11 Di dalam perencanaan, rencana yang dijadikan pembanding dengan realisasi harus

memiliki berbagai standar atau ukuran yang baku, diantaranya : 1. Standar kualitas (biasanya berkaitan dengan proses pembuatan produk) : dalam hal ini apabila produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang rendah maka kurang disukai oleh konsumen. Untuk itu perlu ditetapkan standar kualitas yang spesifik pada masingmasing jenis produk yang dihasilkan. Contohnya dalam pelayanan bis malam perlu diperhatikan kualitas jasa yang diberikan pada konsumen diantaranya keselamatan, kecepatan sampai tujuan, dan lain sebagainya. Sebaiknya selama proses pembuatan produk perlu diperhatikan standar pembuatannya agar tidak berlebihan atau kekurangan dan tidak menyalahi atau melanggar standar. Standar kualitas sebaiknya melihat juga sasaran konsumen agar dapat tercapai daya belinya. 2. Standar bahan (biasanya berkaitan juga dengan pembuatan produk) : barang yang bagus sebaiknya terbuat dari bahan yang baik pula. Semakin baik bahan yang digunakan maka akan semakin tinggi kualitasnya. Contohnya dalam penjualan emas, emas yang murni 24 karat akan lebih mahal dan berkualitas tinggi dibandingkan dengan emas campuran 18 karat. 3. Standar waktu : standar ini dibuat untuk mengatur kecepatan bekerja dari karyawan. Pembuatan standar waktu bertujuan agar konsumen tidak merasa kecewa dikarenakan keterlambatan proses produksi. Dengan adanya standar waktu maka dapat ditetapkan waktu yang dibutuhkan dalam produksi sehingga tidak terjadi keterlambatan. 4. Standar biaya : standar ini dibuat agar biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi sesuai dengan anggaran. Sehingga tidak terjadi pemborosan oleh karyawan. Perusahaan akan bertindak tegas apabila karyawan melanggar Standar Operational Procedure (SOP). hal ini bertujuan agar sesuai dengan perencanaan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Kelima fungsi manajemen yang ada harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh pemimpin. Dalam menjalankannya, terdapat beberapa macam atau tipe gaya kepemimpinan yang bertujuan supaya tujuan perusahaan dapat tercapai, diantaranya : 1. Tipe otokratik. Tipe otokratik adalah tipe kepemimpinan dimana semua kebijakan atau keputusan sepenuhnya berada dan berasal dari tangan pemimpin. Jadi karyawan hanya berhak untuk melaksanakannya tetapi tidak berhak untuk membuat keputusan sendiri. Keuntungan dari penggunaan tipe otokratik adalah tujuan dapat segera tercapai karena karyawan banyak yang takut akan kuasa pemimpin. Tetapi tipe otokratik ada kelemahannya juga yakni dalam hal ini akan tercipta suasana yang tidak nyaman dimana karyawan dapat kecewa karena tidak dapat ikut serta dalam pengambilan dan pembuatan keputusan. Selain itu hubungan antara pimpinan dan karyawan menjadi tidak harmonis atau tidak langgeng sehingga terkadang kepemimpinan semacam ini tidak akan berjalan lama karena suatu saat emosi karyawan dapat meledak dan timbul suatu bentuk pemberontakan seperti demo dan lain sebagainya.

2. Tipe kharismatik. Tipe kharismatika adalah tipe kepemimpinan yang hamper sama dengan tipe otokratik namun perbedaannya disini suasana dapat berjalan dengan lebih nyaman karena pemimpin memiliki sikap yang karismatik. Jadi pemimpin disenangi oleh karyawannya sehingga apapun keputusan yang diambil oleh pemimpin akan dipatuhi oleh karyawan karena karyawan merasa keputusan itu adalah keputusan yang terbaik. Sehingga akan timbul suatu bentuk pengabdian dari karyawan kepada atasannya walaupun semua keputusan diambil dan dibuat hanya oleh pemimpin. Ciri-ciri pemimpin yang berkarisma adalah pemimpin yang tidak pernah mengkampanyekan dirinya akan tetapi diminta amanahnya langsung oleh karyawannya untuk memimpin. Kelebihan dari tipe kepemimpinan ini adalah tujuan dapat cepat tercapai karena semua keputusan yang diambil oleh pemimpin adalah baik sehingga karyawan dapat dengan cepat melaksanakannya tanpa pikir panjang. 3. Tipe partisipatik. Tipe partisipatik adalah tipe kepemimpinan dimana keputusan dibuat oleh pemimpin akan tetapi keputusan diambil setelah meminta saran dan usulan dari karyawan sehingga suatu keputusan perlu dirapatkan terlebih dahulu sebelum diambil keputusannya. Contohnya anak sekolah mau pergi karya wisata akan ditanyai dulu oleh gurunya mau kemana baru para guru yang akan mengatur keberangkatannya. Dalam hal ini keputusan terbaiklah yang akan diterima dimana setidaknya sebagian aspirasi dari karyawan dapat tercapai dan terpenuhi. Jadi anak buah akan merasa lebih bersemangat kerja karena ada sebagian usulan dari karyawan yang dipenuhi. 4. Tipe demokratik. Dalam kepemimpinan tipe demokratik, keputusan diambil dari gagasan yang mendapatkan dukungan terbanyak. Keputusan belum tentu berasal dari pimpinan walaupun yang akhirnya akan menandatangani dan mengesahkan keputusan adalah pimpinan. Keputusan diambil dari musyawarah antar pimpinan dan karyawan. setiap pilihan yang diajukan akan dianalisis kebaikan dan keburukannya saat musyawarah sehingga dapat diambil keputusan yang terbaik. Selain itu musyawarah bertujuan juga untuk mensosialisasikan gagasan dalam forum untuk mencari keputusan yang terbaik. Sehingga setiap anggota pekerja perusahaan dapat memiliki hak untuk berpendapat dan ikut ambil bagian dalam keputusan. Negara jepang bisa maju perekonomianya karena menggunakan tipe demokratik dalam kepemimpinan selain juga menerapkan teori motivasi Z. sehingga apabila pemimpin merasa gagal dalam melaksanakan tugasnya maka ia akan langsung mengundurkan diri. Manajemen Klasik Ciri-ciri manajemen klasik yang menonjol adalah kekeluargaannya. Jadi didalam manajemen klasik, human relationnya dapat berjalan dengan baik seperti halnya dalam keluarga sendiri. Hal ini bisa menjadi kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaanya. Sisi negative dari kekeluargaan dalam manajemen klasik diantaranya : - Kekeluargaan dapat melemahkan fungsi pengawasan padahal fungsi pengawasan sangat penting dalam pelaksanaannya agar tujuan dapat tercapai. - Dengan kekeluargaan semangat berkompetisi antar karyawan berkurang. Jadi karyawan tidak ingin berkompetisi agar prestasinya dapat menonjol karena memiliki perasaan tidak enak dengan teman yang lain.

Untuk itu dalam pelaksanaan manajemen klasik, jangan sampai kekeluargaan menyebabkan kekurangan tersebut terjadi, agar tujuan perusahaan dapat tetap tercapai dengan baik. Selain kekeluargaannya, ciri yang menonjol dalam manajemen klasik adalah konflik. Jika tingkat kekeluargaannya sudah terlalu tinggi maka perlu diciptakan konflik. Akan tetapi hendaknya konflik dipilih yang positif dan membangun, supaya kondisi kondisi cepat pulih kembali dan tidak terjadi sisi negative dari kekelargaan. Selain itu konflik dibutuhkan agar pengawasan kembali menjadi kuat dan kompetisi antar karyawan dapat kembali tinggi. akan tetapi hendaknya dibuat agar konflik tidak terlalu besar agar kekeluargaan tidak turun dengan drastic. Karena apabila kekeluargaan telah turun dengan pesat maka akan terjadi konflik yang negative seperti kerusuhan atau demo atau tawuran.

Anda mungkin juga menyukai