Anda di halaman 1dari 8

wa

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL LANSIA DAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI PROGRAM RUMAH KENANGAN DI KOTA DEPOK

PKM-M (PKM PENGABDIAN MASYARAKAT)

Diusulkan oleh : Adilla Sari /1106010484/2011 Arif Febriyani/1106006852/2011 Farah Chairunnisya Prasevie/1106014482/2011 Kiki Indah Oktari/1106002923/2011 Mulyadi Purnomo/1106006745/2011

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

A. Judul Peningkatan kesejahteraan sosial lansia dan pemberdayaan lansia melalui program Rumah Kenangan di kota Depok. B. Latar belakang Pada tahun 2013, jumlah lansia telah mencapai 18 juta jiwa atau 9.77 % dari total penduduk Indonesia. Pemerintah juga memprediksikan pada 2030 mendatang jumlah lansia mencapai 36 juta jiwa (sumber: http://www.sindotrijaya.com/news/detail/3874/jumlah-lansia-di-indonesiamencapai-181-juta-jiwa#.UcMRgOdHJ40). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah lansia pada tahun 2020 di Indonesia akan terus bertambah mencapai 28,8 juta orang. Jumlah yang terbilang cukup besar ini tentunya menjadi indikator bahwa usia harapan hidup semakin meningkat dan menandakan pembangunan di Indonesia akan bergerak ke arah perbaikan. Namun, pencapaian ini ibarat koin yang memiliki dua sisi. Pada satu sisi, merupakan indikator yang baik bagi pembangunan, disisi lain hal ini menjadi tugas bagi pemerintah untuk memberdayakan penduduknya dari berbagai kalangan usia. Dalam undangundang nomor 13 tahun 1998 mengenai kesejahteraan lanjut usia dijelaskan bahwa pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Selain itu dijelaskan juga dalam undang-undang bahwa masyarakat dan keluarga pun turut bertanggungjawab atas upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Pada kenyataannya, menurut Badan Pusat Statistik tahun 2007 kualitas hidup penduduk lanjut usia di Indonesia masih rendah. Kondisi ini dapat terlihat dari rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya angka buta huruf di kalangan lanjut usia yang mencapai 30.62%. Selain itu, masalah kesehatan juga banyak dialami oleh penduduk lanjut usia, hal ini ditunjukkan oleh meningkatknya angka kesakitan dari tahun ke tahun pada penduduk lansia. Masalah-masalah tersebut akan membuat lansia menjadi beban bagi keluarga maupun masyarakat apabila tidak ditangani dengan baik, bahkan konsekuensi terbesarnya adalah terhambatnya pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan lansia dan memberdayakan lansia agar menjadi manusia yang tetap produktif, sehat dan mandiri. Upaya peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan lansia ini membutuhkan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, sesuai dengan UU no 13 tahun 1998 bab 1 pasal 1 poin 2 yang berbunyi: Upaya Peningkatan Kesejahateraan Sosial Lanjut Usia adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terkoordinasi antara Pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakan lanjut usia agar lanjut usia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai bagian dari anggota masyarakat yang peduli dengan kesejahteraan sosial lansia, kami mengusulkan sebuah program yang dinamakan dengan Rumah Kenangan. Sistem di Rumah Kenangan ini hampir sama dengan sistem di Rumah Belajar

(khusus anak-anak) pada umumnya. Hal yang membedakan adalah peserta dan tema kegiatan yang dikhususkan untuk lansia. Rumah Kenangan terbentuk sebagai upaya untuk merangkul lansia yang masih dapat mengurus dan memelihara diri serta rumah tangganya dalam kehidupan sehari-hari, dan golongan lansia yang keadaan fisik, mental, rohaninya tidak sepenuhnya lagi sehat beserta lansia potensial dan lansia tidak potensial. Keempat golongan lansia inilah yang akan menjadi konsen kegiatan Rumah Kenangan. Rumah kenangan terbentuk karena ada banyak lansia yang membutuhkan perawatan tetapi pihak keluarga atau lansia itu sendiri tidak mampu membayar biaya iuran per-bulan. Rumah Kenangan akan menjadi rumah singgah untuk lansia terlantar dan lansia yang membutuhkan pelatihan keterampilan. C. Perumusan Masalah Kehidupan lansia di Indonesia cukup memprihatinkan, ditandai dengan berkurangnya kemampuan fisik, kurangnya pendidikan dan berkurangnya produktivitas mereka. Sebagian besar lansia kini menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tidak bermanfaat dan produktif. Masalah lainnya adalah kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap kondisi lansia terutama yang berasal dari tingkat ekonomi menengah ke bawah, sehingga pelayanan khusus untuk lansia yang tidak berbayar namun berkualitas dan mencakup banyak aspek belum tersedia. D. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, psikologis dan fisiologis serta memberdayakan lansia melalui pemberian pelayanan kesehatan, wadah untuk menyalurkan hobi dan berbagi, serta menghadirkan seminar motivasi secara berkala dan kegiatan positif lainnya. Dengan demikian, diharapkan kebutuhan para lansia dapat terpenuhi dan tercipta lansia yang produktif, sehat dan bahagia. E. Luaran yang Diharapkan Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat terciptanya kehidupan penduduk lanjut usia yang lebih sejahtera. Secara fisik, hasil dari kegiatan ini diharapkan menghasilkan: a. Bantuan dan pelayanan kesehatan gratis Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap sebulan sekali untuk mengontrol kondisi kesehatan tanpa dipungut biaya. Selain itu, kami juga memberikan bantuan berupa jasa bantuan pengurusan kartu sehat pada lansia yang memiliki penyakit dan menyediakan kegiatan berolahraga bersama dalam rangka menjaga kesehatan dan kebugaran lansia.

b. Pelatihan kreativitas Pemberian pelatihan berupa kegiatan berkebun, memasak, menenun, membatik dan pelatihan teknologi untuk menghasilkan sebuah produk untuk usaha milik lansia bersama. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan untuk tujuan komersil semata tetapi juga dapat dijadikan wadah untuk penyaluran hobi. c. Seminar motivasi Seminar motivasi dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis lansia demi mencapai lansia yang bahagia. Seminar ini dilakukan secara berkala dengan tema yang berkaitan dengan kehidupan lansia berupa pemberian motivasi kepada para lansia. F. Kegunaan Adapun manfaat dari rumah kenangan adalah sebagai berikut: a. Lansia sehat Mampu mengetahui kondisi kesehatan serta menjaga kesehatan lansia yang menjadi anggota Rumah Kenangan dan apabila ada lansia yang memiliki penyakit kritis maka akan diberikan pertolongan segera terhadap penyakitnya tersebut. b. Lansia bahagia Lansia yang bahagia dan hidup seolah tanpa beban dalam hati dan pikirannya dengan sarana dan kegiatan yang disediakan nantinya. c. Perekonomian terjamin Memperbaiki kondisi ekonomi lansia dengan adanya sistem donator dan usaha bersama yang dikelola

G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran G.1. Pengertian dan Klasifikasi Lansia Papalia (2009) menyatakan bahwa dewasa ini ilmuwan sosial yang memiliki spesialisasi dalam proses penuaan dan membagi lansia menjadi tiga kelompok yaitu lansia muda, lansia tua dan lansia tertua. Secara kronologis lansia muda merujuk pada orang berusia 65 sampai 74 tahun yang biasanya masih aktif, sehat, dan masih kuat. lansia tua berusia antara 75 sampai 84 tahun dan lansia tertua berusia di atas 85 tahun. lansia tertua ini mungkin untuk menjadi rapuh dan renta serta mengalami kesulitan mengatur hidup sehari-hari.

Klasifikasi yang lebih bermakna adalah menggunakan usia fungsional. yaitu seberapa berfungsi seseorang dengan lingkungan fisik atau sosial dibandingkan dengan orang lain dengan usia kronologis yang sama. Seseorang berusia 90 tahun yang masih memiliki kesehatan yang baik secara fungsional dapat lebih muda dibandingkan orang berusia 65 yang tidak sehat. oleh karena itu dapat dikatakan bahwa lansia muda adalah lansia yang sehat dan masih aktif, lansia tua untuk para lansia yang sudah renta dan mengalami gangguan minor terlepas dari usia kronologisnya (Neugarten & Neugarten, 1987 dalam Papalia, 2009. Perubahan fisik yang dialami lansia semakin menurun. Fungsi sensorik motorik seperti penglihatan pendengaran, kekuatan ketahanan, dan keseimbangan juga berkurang. Masalah mental dan perilaku yang sering muncul pada lansia adalah depresi, dementia penurunan fungsi ingatan, dan penyakit Alzheimer (Papalia, 2009) G.2. Penentuan peserta Rumah Kenangan Sebelum penentuan peserta, kami akan melakukan survey ke semua kecamatan yang ada di kota Depok dan mengambil data mengenai jumlah lansia dan kondisi lansia di kecamatan tersebut. Selanjutnya kami akan memilih satu kecamatan dengan jumlah dan kondisi lansia yang memenuhi kriteria dari sasaran kami. adapaun jumlah lansia yang kami harapkan berjumlah minimal 25 orang dengan kondisi yang memenuhi beberapa kriteria yaitu lansia berusia 60 tahun keatas yang: - Masih dapat mengurus dan memelihara diri serta rumah tangganya dalam kehidupan sehari-hari. - Lansia yang keadaan fisik, mental, rohaninya tidak sepenuhnya lagi sehat. - Lansia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan da/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. - Lansia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Peserta akan diseleksi berdasarkan hasil survey di beberapa kecamatan di Depok dan kriteria tersebut. H. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: a. Pra-pelaksanaan 1. Pembentukan kepengurusan. Kegiatan ini memerlukan sebuah struktur kepengurusan yang tetap, karena kegiatan ini akan berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya. Pembentukkan kepengurusan akan dilakukan secara close recruitment.

Adapun struktur kepengurusannya yaitu, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, koordinator Acara. 2. Melakukan survey ke beberapa kecamatan di Depok kemudian menentukan peserta Rumah Kenangan. Survey dilakukan untuk mengetahui keadaan lansia di setiap kecamatan di Depok. Hasil survey akan dijadikan pertimbangan dalam memilih anggota Rumah Kenangan yang sesuaikan berdasarkan gambaran lansia yang menjadi sasaran Rumah Kenangan ini. 3. Pencarian tempat untuk Rumah Kenangan. Rumah Kenangan akan diadakan di sebuah rumah kontrak-kan di daerah sekitar UI (Barel, Kutek, Kukel, Kober dst). Uang sewa menggunakan uang sponsor dan donatur. 4. Perencaan program kerja. Sebagai organisasi yang baru Rumah Kenangan akan mengadakan empat program kerja sebagai awal dari kegiatannya yaitu, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis, seminar motivasi, olahraga dan senam lansia, serta Pelatihan kreativitas/ penyaluran hobby. 5. Sosialisasi dan publikasi Sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan rumah kenangan pada masyarakat khususnya penduduk berusia lanjut dan sebagai publikasi sebelum kegiatan dilaksanakan sehingga sasaran kegiatan dapat tertarik menghadiri acara dari rumah kenangan. Sosialisasi dapat dilakukan dengan menggunakan media online (blog, website, twitter, plurk, facebook, messengger dan sebagainya), media cetak (brosur dan poster), dan kunjungan langsung ke lansia. 6. Pencarian sponsor dan donatur. Proposal kegiatan ini akan disebar ke beberapa lembaga yang memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan lansia. Beberapa lembaga yang dapat menjadi sponsor yaitu kementerian sosial, lembaga di FISIP yang peduli lansia, dompet dhuafa, dan sebagainya. Sedangkan untuk donatur, kami akan membagikan formulir kepada masyarakat di kota Depok dan kepada lansia yang memiliki perekonomian menengah ke atas. b. Pelaksanaan 1. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis - Pembuatan proposal kegiatan. - Perekrutan volunteer untuk membantu pelaksanaan kegiatan.

- Kerjasama pihak puskesmas, PMI dan beberaoa lembaga kesehatan lainnya. - Evaluasi kegiatan dan pembuatan laporan untuk donatur dan sponsor (LPJ). 2. Seminar Motivasi untuk Lansia - Pembuatan proposal kegiatan. - Penyebaran undangan ke keluarga lansia. - Hubungi motivator (Psikolog, guru religius dan lain-lain) - Evaluasi kegiatan dan pembuatan laporan untuk donatur dan sponsor (LPJ). 3. Olahraga dan senam lansia - Hubungi instruktur senam. - Senam setiap satu minggu, satu kali. 4. Pelatihan kreativitas, penyaluran hobby - Pembuatan proposal. - Pembuatan kreativitas berdasarkan bakat yang dimiliki lansia. - Berkebun. - Memasak. - Menenun. - Membatik. -Pelatihan teknologi. - Memancing bersama. - Pengajaran membaca dan menulis bagi lansia yang buta huruf. c. Evaluasi dan Laporan Kegiatan

I. Jadwal Kegiatan (Belum pasti) J. Rancangan Biaya (Belum pasti)

Daftar Pustaka ANP & MKS. (2013). Jumlah Lansia Di Indonesia Mencapai 18,1 Juta Jiwa. Diunduh dari http://www.sindotrijaya.com/news/detail/3874/jumlah-lansia-diindonesia-mencapai-181-juta-jiwa#.UcMRgOdHJ40, pada 19 Juni 2013. http://komnaslansia.or.id/d0wnloads/pp432004.doc http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3661/Skripsi%20Le ngkap.doc?sequence=2 http://menegpp.go.id/V2/index.php/datadaninformasi/kependudukan?download=9 %3Apenduduk-lanjut-usia Papalia, Olds, & Feldman. (2009). Human Development 11th Edition. New York: McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai