Anda di halaman 1dari 18

BLOK PRINSIP DASAR BIOMEDIK METABOLISME PROTEIN

TUGAS REFERAT RAHMAH 61109014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BATAM 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan AnugerahNya, maka penulis dapat menyelesaikan referat yang bertajuk Metabolisme Protein ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen dosen pembimbing dari Fakultas Kedokteran Universitas Batam yang dengan sabar terus membimbing para mahasiswanya kearah yang lebih baik setiap harinya.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga dan rekan rekan sejawat yang tidak pernah bosan memberikan dukungan terhadap penulis, baik dukungan materil maupun moril selama proses penulisan referat ini. Referat ini sendiri bertujuan untuk memenuhi kriteria yang diberikan untuk kelulusan blok II, yaitu Blok Biomedik dari fakultas kedokteran universitas Batam angkatan 2009 dan mengenalkan lebih dalam lagi tentang Biologi Molekular kepada setiap pembaca. Tiada satu manusiapun yang sempurna didunia ini,begitu juga penulis. Oleh karena itu penulis juga meminta maaf jika ada sedikit atau banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan karya tulis ini. Penulis mengharapkan partisipasi dari para pembaca, untuk memberikan kritik dan saran yang bertujuan membangun, sehingga pada kesempatan selanjutnya penulis dapat menghasilkan referat yang lebih baik dari sebelumnya. Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih dan selamat membaca kepada para pembaca referat ini, dan semoga para pembaca merasa puas sehingga karya tulis ini membawa manfaat bagi setiap insan yang membacanya.

Batam, 30 Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................................. 2 Daftar Isi ............................................................................................................................................................. 3 I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4 I.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 4-5 I.3 Tujuan .................................................................................................................................... 5 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................................ 6-11 Pembahasan ............................................................................................................................... 12-16 Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 17

II. III. IV.

I.

Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Protein yang terdapat dalam makanan kita, dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme pretein dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan aam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Oleh karena itu sangatlah diharapkan melalui referat ini pembaca dapat mengetahui dan memahami lebih dalam tentang Metabolisme Protein didalam Tubuh Manusia.

I.2

Identifikasi Masalah Nyonya Ani yang Gaya


Nyonya Ani (53 tahun) seorang anggota legislatif yang sibuk menghadiri menghadiri pertemuan dan acara jamuan makan. Akhir-akhir ini, Ny Ani merasa otot dan jemari tangannya kebas-kebas dan kadang-kadang terasa semutan dan nyeri. Ia berkonsultasi pada dokter yang bertugas di poliklinik kantor dan dari anmnesis diketahui bahwa sudah 1 (satu) minggu terakhir ia sering buang air kecil, di samping itu, ia dari kecil sudah agak gemuk dan semua keluarga seibu juga gemuk. Oleh dokter, Ia dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan kadar asam uratnya 8 mg % dan gula darah 180 mg %, kolesterol darah

meningkat signifikan, ureum darah normal meskipun pada pemeriksaan urin dijumpai pemeriksaan reduksi (+++). More Info: - Tinggi badan 160 cm - Berat badan 72 kg - Total kolesterol 240 mg/dl - HDL kolesterol 150 mg/dl - LDL kolesterol 55 mg/dl - Trigliserid 180 mg/dl

I.3

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan referat ini adalah: 1. Untuk memenuhi syarat kelulusan blok Biomedik fakultas kedokteran Universitas Batam 2. Untuk memperkenalkan tentang Metabolisme Protein kepada para pembaca 3. Untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang Metabolisme Protein kepada para pembaca yang sudah tahu terlebih dahulu 4. Untuk menyelesaikan masalah yang tertera diatas

II.

Tinjauan Pustaka
Definisi. Protein berasal dari kata protos atau proteos (Yunani) yang berarti paling utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Protein adalah makromolekul yang terdiri dari subunit yang disebut asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Diketahui terdapat ratusan jenis asam amino, baik yang alami maupun buatan, tetapi hanya dua puluh yang sering dijumpai dalam protein alami. Setiap molekul asam amino memiliki tiga bagian penting, yaitu sebuah gugus fungsional asam karboksilat (-COOH), sebuah gugus fungsional amino (-NH2), dan sebuah rantai sisi khas atau gugus R. Sifat-sifat Asam Amino yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Fungsi Protein. Protein berfungsi sebagai sumber energi, pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan, Sebagai sintesis hormon, enzim, dan antibodi, dan Pengaturan keseimbangan asam basa dalam sel. Sumber Protein. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan (Protein Hewani) atau tumbuhan (Protein Nabati). Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, Keju, Bandeng, Udang segar, Kerang, Tepung terigu, Pisang Ambon, dan Durian.

Struktur Protein.

Struktur protein terdiri dari empat tingkatan yaitu Tingkat pertama struktur protein disebut struktur primer. Struktur ini hanyalah urutan pengikatan asam-asam amino untuk membentuk rantai protein. Asamasam amino sering diwakili oleh singkatan yang terdiri dari tiga huruf, misalnya Gly untuk glisin dan Arg untuk arginin. Tingkat kedua struktur protein, yang disebut struktur sekunder, terjadi jika terbentuk ikatan hidrogen antara hidrogen amino dari satu asam amino di rantai primer dan oksigen karboksil. Tingkat ketiga struktur protein adalah struktur tersier. Menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungan, dan dengan demikian membentuk struktur kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya beberapa ikatan antara gugus R pada molekul asam amino yang membentuk protein. Beberapa jenis ikatan tersebut misalnya (a) ikatan elektrostatik, (b) ikatan hidrogen, (c) interaksi hidrofob antara rantai samping non polar, (d) interaksi dipol-dipol, dan (e) ikatan disulfida yaitu suatu ikatan kovalen. Tingkat keempat struktur protein adalah struktur kuartener. Menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein. Sebagian besar protein globular terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Rantai polipeptida ini saling berinteraksi membentuk persekutuan.

Penggolongan Protein. Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Protein sederhana adalah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan protein gabungan adalah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat. Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu protein fiber dan protein globular. Protein fiber terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Protein globular umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Pada umumnya gugus R polar terletak di sebelah luar rantai polipeptida, sedangkan gugus R yang hidrofob terletak di sebelah dalam molekul protein. Protein globular pada umumnya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amoniumsulfat hingga jenuh. Albumin antara lain terdapat pada serum darah dan bagian putih telur. Globulin mempunyai sifat sukar larut dalam air murni, tetapi dapat larut dalam larutan garam netral, misalnya larutan NaCl encer. Globulin juga dapat terkoagulasi oleh panas. Globulin antara lain terdapat dalam serum darah, pada otot, dan jaringan lain. Histon adalah protein yang mempunyai sifat basa dan dapat larut dalam air. Pada proses hidrolisis histon menghasilkan banyak arginin dan lisin. Histon terdapat dalam inti sel dalam bentuk ikatan dengan asam nukleat. Histon juga dapat diperoleh dari jaringan kelenjar pankreas. Protamin adalah suatu protein yang bersifat basa seperti histon, tidak mengandung tirosin dan triptofan, tetapi mengandung banyak arginin sehingga mempunyai kadar nitrogen antara 25-30 %. Protamin berikatan dengan asam nukleat dan terdapat dalam sel sperma ikan. Protein gabungan adalah protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nukleoprotein. Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Mukoprotein yang mudah larut terdapat antara lain dalam bagian putih telur, dalam serum darah dan urine
8

wanita yang sedang hamil. Protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar heksosamina kurang dari 4%. Lipoprotein adalah gabungan antara protein yang larut dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antara lain lesitin dan kolesterol. Nukleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel. Sifat- sifat Protein. Ionisasi Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Denaturasi Enzim adalah suatu protein yang mempunyai aktivitas biokimiawi sebagai katalis dalam tubuh. Oleh perubahan suhu atau pH, aktivitas enzim akan mengalami perubahan. Karena itu tiap enzim mempunyai pH dan suhu tertentu yang menyebabkan aktivitasnya mencapai keadaan optimum. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 derajat celcius atau lebih. Koagulasi ini hanya terjadi apabila larutan protein berada pada titik isolistriknya. Protein yang terdenaturasi pada titik isolistriknya masih dapat larut pada pH di luar titik isolistrik tersebut. Air ternyata diperlukan untuk proses denaturasi oleh panas. Putih telur yang kering dapat dipanaskan hingga 100 derajat celcius dan tetap dapat larut dalam air. Disamping oleh pH, suhu tinggi dan ion logam berat, denaturasi dapat pula terjadi oleh adanya gerakan mekanik, alkohol, aseton, eter, dan detergen.

Viskositas Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gerakan antara molekulmolekul di dalam zat cair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya. Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolut, tetapi ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair tertentu. Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viskometer Ostwald. Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui suatu pipa tertentu. Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta suhu larutan. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu. Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang, mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat. Kristalisasi Proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar. Beberapa enzim antara lain pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk kristal. Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam amoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Penambahan ini dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik. Metode Pembuktian Protein. Tes UV-Absorbsi Reaksi Xanthoprotein Reaksi Millon Reaksi Ninhydrin Reaksi Biuret Reaksi Bradford Tes Protein berdasar Lowry Tes BCADampak Kekurangan Protein.

10

Kekurangan Protein bisa menyebabkan kerontokan rambut, dan yang paling buruk adalah kwasiorkor , yang biasa terjadi pada anak-anak kecil yang terlihat dari busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem. Simptom yang dapat dikenali adalah hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak. Dan kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian. Sintesis Protein. Dari makanan yang kita makan. Kita memperoleh protein, didalam sistem pencernaan protein ini diuraikan menjadi peptid-peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Penguraian ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Asam amino ini tidak dapat disintesa oleh tubuh (asam amino esensial) sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa tubuh (asam amino non esensial). Setelah asam amino ini diserap usus maka akan dilanjutkan ke darah. Kemudian darah akan membawa asam amino ini ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino non esensial dapat di sintesa oleh DNA yang disebut DNA Transkripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi diproses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma yang disebut dengan translasi.

11

III.

Pembahasan

Penguraian protein dalam tubuh. Asam amino yang dibuat di dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaanya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati, dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu: 1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel-sel baru. 2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati. 3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru. Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti proses dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh
12

tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut, yang dinamakan asam amino esensial, harus diperoleh dari makanan. Asam-asam amino esensial yang dibutuhkan oleh manusia ialah histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, arginin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatif lebih besar daripada orang dewasa. Makanan yang mengandung protein hewani, misalnya daging, susu, keju, telur, ikan dan lain-lain, merupakan sumber asam amino esensial. Protein nabati seringkali kekurangan lisin,metioni, dan triptofan. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram berat badan per hari. Asam Amino dalam Darah. Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase. Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorbsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorbsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamano di absorpsi lebih lambat daripada asam amino netral. Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Konsentrasi ini akan turun kembali setelah 4 sampai 6 jam. Konsentrasi asam amino dalam jaringan kira-kira 5 sampai 10 kali lebih besar. Perpindahan asam amino dari dalam darah ke dalam sel-sel jaringan juga proses transpor aktif yang membutuhkan energi. Reaksi Metabolisme Asam Amino. Tahap awal reaksi metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangkan karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino, yaitu transaminasi dan deaminasi. Transaminasi Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada
13

salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, alpha ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis. Reaksi transaminasi bersifat reversibel. Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin sebagai satu pasang substrat, tetapi tidak terhadap asamasam amino yang lain. Dengan demikian alanin transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino menjadi alanin, selama tersedia asam piruvat. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat karena itu enzim ini dapat mengubah asam-asam amino menjadi asam glutamat. Apabila alanin transaminase terdapat dalam jumlah banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi transaminasi akan diubah menjadi asam glutamat.
Alanin + aam alpha glutamat asam piruvat + asam glutamat

Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi tersebut ialah alanin-glutamat transaminase. Dari reaksi-reaksi di atas dapat dilihat bahwa walaupun ada beberapa jalur reaksi transaminasi, namun asam ketoglutarat merupakan akseptor gugus amino yang terakhir. Dengan demikian hasil reaksi transaminasi keseluruhan ialah asam glutamat. Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain. Deaminasi Oksidatif. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis. Oleh karena itu asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino. Dua jenis dehidorogenase lain yang penting ialah L-asam amino oksidase dan D-asam amino oksidase. L-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai gugus prostetik flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalam sel hati pada endoplasmik retikulum dan bukan merupakan enzim yang penting. D-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein dan merupakan katalis. Enzim ini mempunyai FAD sebagai gugus prostetik dan terdapat dalam sel hati. Oleh karena D-asam amino jarang

14

terdapat pada tubuh manusia, maka fungsi D-asam amino oksidase belum diketahui dengan jelas. Disamping melalui metabolisme gugus amino, asam amino dapat mengalami reaksireaksi yang mengakibatkan berubahnya rantai karbon. Memperlihatkan metabolisme rantai karbon asam amino yang dikaitkan dengan siklus asam sitrat. Pembentukan Asetil Koenzim A. Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. Ada dua jalur metabolik yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui aam asetoasetat. Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, glisin, serin, dan treonin. Alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam alpha ketoglutarat. Serin mengalami reaksi dehidrasi dan deaminasi oleh enzim serin alpha dehidratase. Treonin diubah menjadi glisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metil, hidroksi metil dan formil. Koenzim yang bekerja di sini ialah tetrahidrofolat Siklus Urea. Dari untaian tentang metabolisme asam amino telah diketahui bahwa NH3 dapat dilepaskan dari asam amino melalui reaksi transaminasi dan deaminasi. Pada reaksi transaminasi gugus NH2 yang dilepaskan diterima oleh suatu asam keto, sehingga terbentuk asam amino baru dan asam keto lain, sedangkan pada reaksi deaminasi, gugus NH2 dilepaskan dalam bentuk amonia yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam urine. Amonia dengan kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia. Hans krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari amonia dan karbondioksida melalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung dalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Biosintesis urea terdiri atas beberapa tahap reaksi yang merupakan suatu siklus urea. Reaksi 1: Sintesis Karbamil fosfat Dalam pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol amonia bereaksi dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Reaksi 2: Pembentukan sitrulin.

15

Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbamil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati. Reaksi 3: Pembentukan asam argininosuksinat. Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP. Reaksi 4: Penguraian asam argininosuksinat. Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi 5: Penguraian arginin. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi kembali dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin. Demikian seterusnya reaksi berlangsung secara berulang-ulang sehingga merupakan suatu siklus. Adapun urea yang terbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui urine. Reaksi keseluruhan siklus urea: 2 NH3 + CO2 + 3 ATP + 2 H20 Urea + 2 ADP + AMP + 2 Pi + Ppi

Oleh karena pirofosfat yang terbentuk dalam reaksi ini (Ppi) terhidrolisis lebih lanjut menjadi fosfat, maka pembentukan satu molekul urea membutuhkan empat ikatan fosfat berenergi tinggi. Proses kimia dalam siklus urea ini terjadi dalam hati karena enzim-enzim yang bekerja sebagai katalis terutama terdapat pada mitokondria dalam sel hati.

16

IV

Daftar Pustaka
Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 2th ed. Jakarta: EGC, 2001. Guyton & Hall. Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC, 2008. Robert K. Murray,Daryl K. Granner, Victor W. Rodwell. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: EGC, 2009. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati. Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: FKUI, 2006. Poedjiaji,Anna, Dasar Biokimia, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-press),1994.

17

18

Anda mungkin juga menyukai