Jembatan wheatstone terdiri dari dua cabang hambatan paralel dengan masing-masing cabang terdapat dua elemen, biasanya

adalah resistor. Sebuah sumber tegangan DC dihubungkan di seberang rangkaian hambatan untuk menyediakan sumber arus yang mengalir pada rangkaian hambatan. Sebuah detektor nol, biasanya galvanometer, dihubungkan di antara cabang paralel untuk mendeteksi kondisi setimbang. Rangkaian ini pertama kali dirancang oleh S. H. Christie pada tahun 1833. Tetapi, rangkaian ini belum banyak digunakan sampai tahun 1847 ketika Sir Charles Wheatstone, mengakui rangkaian tersebut sebagai rangkaian yang sangat akurat dalam mengukur hambatan. Jembatan wheatstone telah digunakan lebih lama dari hampirkebanyakan alat ukur lainnya. Jembatan wheatstone tetap sebuah alat yang akurat dan terpercaya dan digunakan juga pada industri. Akurasi 0,1% cukup umum dengan jembatan wheatstone sementara ketidakpastian 3% sampai 5% umum terjadi untuk ohmmeter biasa yang digunakan untuk mengukur hambatan. Dalam menggunakan jembatan untuk mencari nilai dari resistor yang tidak diketahui nilainya, sebut saja R4, kita mengubah satu dari resistor yang tersisa sampai arus yang melewati detektor nol berkurang sampai nol. Dan kemudian jembatan ini berada dalam keadaan setimbang, yang berarti tegangan resistor yang berseberangan dengan R3 akan sama dengan tegangan resistor R4, maka dapat kitas katakan bahwa, I3R3 = I4R4 Pada keadaan setimbang, tegangan yang bersebrangan pada R1 dan R2 akan menjadi sama, I1R1 = I2R2 Karena tidak ada arus yang melalui galvanometer G ketika jembatan dalam keadaan setimbang, kita menyatakan, I1 = I3 Dan I2 = I4 Substitusi I1 untuk I3 dan I2 untuk I4 menghasilkan I1R3 = I2R4 Sekarang jika kita membagi kedua persamaan tersebut kita mendapatkan R1/R3 = R2/R4 Dan dapat ditulis dengan R1R4 = R2R3 Persamaan di atas menunjukkan keadaan setimbang untuk jembatan wheatstone dan berguna untuk menghitung nilai dari resistor yang tidak diketahui nilainya ketika kesetimbangan tercapai.