Anda di halaman 1dari 2

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sekitar 17.508 pulau, panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km memiliki luas wilayah laut 5,8 juta km2 dengan dugaan potensi perikanan sebesar 6,1 juta ton per tahun. Tingkat pemanfaatan potensi ini diduga telah mencapai sekitar 60 % (DKP 2006). Indonesia memiliki potensi di bidang perikanan yang sangat besar. Salah satu komiditi yang menjadi primadona saat ini adalah kerang yang merupakan golongan dari filum mollusca. Kerang memiliki jenis yang bermacam-macam, salah satunya yang sangat terkenal yaitu kerang hijau (Perna viridis). Perna viridis memiliki panjang antara 80 mm sampai dengan 165 mm. Memiliki Periostrakum yang lembut dan berwarna hijau gelap kemudian terus menjadi coklat hingga ke ujung (umbo). Kerang hijau yang masih muda berwarna hijau terang dan menjadi lebih gelap setelah dewasa. Bagian dalam kerang itu mempunyai warna yang biru cemerlang. Kerang tersebut menghasilkan bysus untuk membantunya menempel pada substrat. Komoditas ini sangat diminati di pasar ekspor. Kerang hijau memiliki nilai gizi yang cukup tinggi bila dibandingkan makanan lainnya. Budidaya kerang hijau dapat dilakukan dengan menggunakan 4 macam metoda yaitu: metoda tancap (post method), rakit apung (raft method ), rakit tancap/rak (rack method) dan tali rentang (long line method ) (Anonim 2008a). Kerang hijau biasanya dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi. Tidak hanya itu, budidaya kerang hijau ini juga mempunyai hasil ikutan yang lain, misalnya cangkang yang memiliki warna cukup indah itu dapat digunakan sebagai bahan hiasan dan kerajinan rumah tangga. Daging kerang hijau dapat pula diolah menjadi grit sebagai bahan pakan ternak unggas. Banyaknya permintaan ekspor kerang hijau disebabkan oleh nilai gizi dari kerang hijau yang tinggi. Dagingnya mengandung beberapa mineral seperti kalsium, fosfor, besi, yodium, thiamin, riboflavin, niasin, asam panthothenat, pyridoxine, biotin, B-12 dan asam folic (Anonim 2008 a).

Kerang hijau memiliki rendemen daging sekitar 30 %. Meskipun daging kerang hijau hanya sekitar 30 % dari bobot keseluruhan (daging dan cangkang), tetapi dalam 100 gr daging kerang hijau mengandung 100 kalori yang tentunya sangat bermanfaat untuk ketahanan tubuh manusia. Pada daging kerang hijau terdapat zat yang dapat membantu meningkatkan kerja organ hati dalam tubuh manusia. Ekstrak daging kerang hijau bermanfaat sebagai anti rematik dan arhtritis (penyakit radang sendi). Daging kerang hijau dapat juga digunakan sebagai alternatif pengganti tepung ikan (Anonim 2008a). Berdasarkan penelitian Annamalai et al. (2007) menunjukan hasil bahwa pada ekstrak daging kerang hijau terdapat senyawa bioaktif yang berperan sebagai senyawa antibakteri. Antibakteri adalah senyawa kimia yang dapat membunuh atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Antimikroba sebagai substansi dapat berupa senyawa kimia sintetik atau produk alami (Brock dan Madigan 2003). Senyawa antibakteri merupakan salah satu senyawa antimikroba yang

didefinisikan sebagai senyawa biologis atau kimia yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri (Pelczar dan Chan 1988)

1.2. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengekstrak komponen aktif dari kerang hijau (Perna viridis) melalui metode ekstraksi bertingkat dengan pelarut non polar, semi polar dan polar. 2) Menguji aktivitas antibakteri dari kerang hijau dengan menggunakan dua bakteri uji yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. 3) Mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak kerang hijau dengan menggunakan analisis fitokimia.

Anda mungkin juga menyukai