Anda di halaman 1dari 33

Trauma Maxillofacial

Mohamad Athaullah Ismail 10-2008-310 Pembimbing : Dr Budi Suanto, Sp. B

Definisi
Trauma yg menyebabkan cedera pada jaringan lunak serta jaringan keras di daerah wajah, mulut dan dentoalveolar.
Cedera jaringan :abrasi, kontusio, luka bakar dan laserasi.

Cedera dentoalveolar : fraktur tulang alveolar serta fraktur pada gigi geligi;dapat disertai dengan kegoyangan gigi, pergeseran letak gigi, dan avulsi.
fraktur wajah meliputi fraktur mandibula, fraktur midface dan laserasi wajah.

Definisi
Cedera pada wajah atau rahang yang disebabkan oleh tekanan fisik, adanya benda asing, gigitan binatang ataupun manusia.
Luka bakar disebabkan oleh karena benda panas, gesekan, elektrik, radiasi, atau zat kimia

Bentuk2 Luka
luka sayat (vulnus scisssum) disebabkan oleh benda tajam
luka tusuk (vulnus punctum) akibat benda runcing

luka robek atau laserasi (vulnus laceratum), tepinya tidak rata atau compang-camping yang disebabakan oleh benda yang permukaannya tidak rata
luka lecet akibat gesekan (eskoriasi) luka akibat panas dan zat kimia menyebabkan vulnus kombusi.

Etiologi
KLL
Kecelakaan kerja Olahraga Alus listrik Bahan kimia

Klasifikasi
Fraktur kerangka wajah
Cedera jaringan gigi. Cedera jaringan lunak.

Anatomi
Neuroccranium :
Os. Frontale Os. Parietale

Os. Temporale
Os. Sphenoidale Os. Occipitalis

Os. Ethmoidalis

Anatomi
Viscerocranium :
Os. Maksilare Os. Palatinum Os. Nasale Os. Lacrimale Os. Zygomatikum Os. Concha nasalis inferior

Vomer
Os. Mandibulare

Anatomi
Buttress pada maksila : menghasilkan suatu sistem penyangga unit-unit fungsi pada oral, nasal dan orbital.
Tulang nasomaksilaris - medial Tulang zigomatikomaksilaris - lateral Tulang pterygomaksilaris posterior

Diagnosis : Anamnesis
Identitas
Kapan Dimana Bagaimana Perawatan

Diagnosis : Anamnesis
Status kesehatan pasien
Mual, muntah, pingsan, amnesia, sakit kepala, gangguan penglihatan, atau kebingungan

gangguan oklusi

Pemeriksaan Fisik : Primary Survey


Airway : bebas, ada benda asiang
Breathing : RR, sesak Circulation : Tekanan Darah, Nadi, Capillary refill Disablity : GCS

Kepala
Luka bagian mana
Karekteristik luka Ada tidaknya steap atau jarak,diskontiniu, pergeseran, hilangnya penonjolan Palpasi secara hati-hati

Wajah Bagian Tengah


Mobilitas Maxilla
Tulang nasal dan saluran nasofrontalis, vestibulum dan Septum

Mata : penglihatan, pupil, gerak bola mata


Telinga : laserasi, nyeri, darah

Nyeri tekan, baal bagian mana

Mandibula
Pergeseran lateral, inferior
Diskontiniu Nyeri tekan

Fraktur Mandibula

Fraktur Mandibula

Tenggorokan & Mulut


Oklusi
Gigi : avulsi Mulut : luka, kontusio, abrasi, ekimosis,hematom

Radiologi
memerlukan dua atau lebih gambaran
Panoramik proyeksi Towne

proyeksi posteroanterior
proyeksi oblik lateral kiri dan kanan

CT scan kepala

Penatalaksanaan : Emergency
Airway
Breathing Circulation Disability

Penatalaksanaan
Fiksasi dan stabilisasi yang cukup stabil pada daerahdaerah yang tidak stabil.
Rekonstruksi 3 dimensi yaitu vertikal, horisontal dan transversal. prinsip umum :
bottom to top (bawah ke atas)

top to bottom (atas ke bawah)

Penatalaksanaan
Apabila kranium frontalis masih intak atau terdapat fraktur pada fossa kranial anterior atau fronto-orbital bar tanpa adanya kehilangan tulang atau dimana struktur-struktur tulang tersebut di atas telah terekonstruksi dengan kuat, regio midfasial dapat direkonstruksi dalam arah atas ke bawah.
bila terdapat diskontinuitas pada lengkung mandibula, hilangnya tulang pada tulang kranial dan diskontinuitas pada dasar fosa kranial anterior atau hilangnya titik referensi, pendekatan dilakukan dalam arah bawah ke atas.

Bottom to top
Rekonstruksi dimulai dari mandibula (lenkung mandibula) Fraktur kondilus perlu reduksi segera dan fiksasi internal untuk mempertahankan ketinggian fasial.

maksila yang mengalami disimpaksi dapat dikoreksi dengan menyesuaikan oklusi pada rahang bawah dan dilakukan fiksasi intermaksilaris. Perbaikan dapat dilanjutkan dalam arah atas ke bawah dan bertemu dengan segmen maksilomandibula yang telah terfiksasi.

Bottom to top
fraktur sagital pada maksila dilakukan reduksi dan fiksasi untuk mendapatkan kembali lengkung maksila sehingga koreksi terhadap lebar wajah tengah dapat tercapai, menempatkan miniplate secara transversal pada maksila. Kerugian : rekonstruksi dilakukan dimulai dari jarak yang cukup jauh dari elemen simetris yang stabil yaitu basis kranial.

Ketidakakuratan dalam mereduksi dan mereposisi fraktur kondilus akan menyebabkan asimetri wajah.

Top to Bottom
1. Rekonstruksi bagian luar rangka fasial pada fraktur panfasial meliputi lengkung zygomatik, kompleks malar dan tulang frontalis.
2. rekonstruksi dilakukan pada bagian dalam rangka fasial atau pada kompleks naso-orbitho-ethmoidal, sutura zygomatikofrontalis dan orbital rim. Setelah itu dilakukan rekonstruksi pada maksila pada Le Fort I dengan menggunakan plat pada buttress.

3. reposisi pada fraktur mandibula


4. fiksasi intermaksilaris

Cangkok tulang
merekonstruksi dinding orbital dan hidung.
koreksi sekunder bila dibutuhkan untuk menambah kontur pada regio tertentu dan memperbaiki kesimetrisan wajah

SEKIAN, TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai