Anda di halaman 1dari 9

Yang terhormat, 1. Inspektur Jenderal Kemenkes 2. Sekretaris Jenderal Kemenkes 3. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes 4.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes 5. Direktur Jenderal P2PL Kemenkes 6. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes 7. Kepala Badan Litbangkes Kemenkes 8. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes 9. Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kemenkes 10. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia

SURAT EDARAN NOMOR : DM.01.03/I/V.3/4382/2013


TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENERIMAAN CALON PESERTA TUGAS BELAJAR DALAM NEGERI BAGI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2013

I.

UMUM Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu terwujudnya derajat kesehatan manusia Indonesia yang setinggi-tingginya, Kementerian Kesehatan menetapkan Visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Guna mencapai visi tersebut ditempuh melalui misi diantaranya menjamin ketersediaan dan pemerataan SDM yang bermutu dan berkeadilan, serta melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan SDM yang berkualitas. Tahun 2013 Kementerian Kesehatan melalui DIPA Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan dan DIPA Poltekkes Kementerian Kesehatan, menyediakan alokasi dana bantuan tugas belajar yang diprioritaskan bagi SDM yang bekerja di fasilitas kesehatan untuk ditingkatkan kemampuan dan keahliannya guna pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten dan profesional. Untuk tahun 2013 pendidikan Tugas Belajar D-IV (dari lulusan D-III) melalui mekanisme RPL (Recognition Prior Learning) / Pengakuan Pembelajaran Lampau sedang dalam proses pembahasan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga tahun 2013 pendidikan Tugas Belajar D-IV Kesehatan untuk sementara tidak diadakan. Bahwa dalam rangka mengembangkan SDM Kesehatan perlu mendorong setiap SDM Kesehatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan serta profesionalisme berbasis kompetensi melalui pendidikan lanjutan dalam bentuk pemberian tugas belajar

II.

MAKSUD DAN TUJUAN 1. Memberikan pedoman dan kepastian hukum terhadap pelaksanaan pemberian tugas belajar SDM Kesehatan baik dipusat maupun daerah. 2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, serta sikap dan kepribadian SDM Kesehatan berbasis kompetensi guna menunjang kebutuhan organisasi melalui pemberian tugas belajar.

III. RUANG LINGKUP 1. Program Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Dalam Negeri Tahun 2013 meliputi pendidikan akademik (S-1, S-2, S-3). 2. Mengingat keterbatasan anggaran bantuan pendidikan dalam DIPA Pustanserdik SDM Kesehatan tahun 2013, maka pendidikan profesi belum diprioritaskan untuk pemberian bantuan beasiswa bagi tenaga kesehatan. IV. DASAR 1. Undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135) 6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2278); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 9. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil.

V.

KETENTUAN PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SDM KESEHATAN A. PERENCANAAN KEBUTUHAN Rencana kebutuhan tugas belajar SDM Kesehatan disusun oleh masing-masing Unit Utama dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang disusun berdasarkan rencana kebutuhan tahunan yang memuat : 1. Jenjang pendidikan, program studi dan peminatan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan kualifikasi akademik calon peserta 2. Jangka Waktu 3. Sumber pembiayaan 4. Penempatan kembali peserta tugas belajar 5. Prioritas pembangunan kesehatan. Rencana kebutuhan tugas belajar setiap tahun disesuaikan dengan anggaran yang tersedia dalam DIPA tahun berjalan di masing-masing unit kerja, baik di Pusat maupun Daerah. B. PERSYARATAN Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan mengikuti tugas belajar SDM Kesehatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Program Studi/Peminatan yang diambil, sesuai dengan lampiran 1. 2. Untuk Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Program Studi/Peminatan yang diambil dapat menyesuaikan dengan peminatan sesuai kebutuhan Unit Pusat. 3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat dan Daerah 4. Mendapatkan ijin tertulis/surat tugas dari atasan langsung untuk mengikuti seleksi administrasi dan seleksi akademik. 5. Masa kerja paling kurang 1 (satu) tahun terhitung sejak diangkat sebagai PNS 6. Program studi/peminatan yang akan ditempuh harus mempunyai hubungan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi; 7. Usia maksimal dihitung pada saat seleksi administrasi di Pusat : a. Program Strata I (S-1) atau setara berusia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun; b. Program Strata II (S-2) atau setara berusia paling tinggi 37 (tiga puluh tujuh) tahun; c. Program Strata III (S-3) atau setara berusia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun; 8. Untuk daerah terpencil, tertinggal, dan terluar atau jabatan sangat diperlukan (Dosen, Peneliti dan Widyaiswara), usia maksimal dihitung pada saat seleksi administrasi di Pusat : a. Program Strata I (S-1) atau setara berusia paling tinggi 37 (tiga puluh tujuh) tahun; b. Program Strata II (S-2) atau setara berusia paling tinggi 42 (empat puluh dua tahun) tahun; c. Program Strata III (S-3) atau setara berusia paling tinggi 47(empat puluh tujuh) tahun;

9. Program studi yang diikuti pada Pendidikan Tinggi Negeri (PTN) yang terakreditasi minimal B, dan apabila Program Studi dan Peminatan yang dibutuhkan tidak terdapat di PTN, maka calon peserta dapat mengikuti seleksi akademik di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terakreditasi minimal B dari lembaga yang berwenang; 10. Bagi PNS yang menduduki jabatan struktural diberhentikan dari jabatannya; 11. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dibebaskan sementara dari jabatannya; 12. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 1 (satu) tahun terakhir paling kurang bernilai baik; 13. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; 14. Tidak sedang melaksanakan pendidikan dan pelatihan penjenjangan; 15. Jangka waktu pelaksanaan pendidikan : a. Program Strata I (S-1) paling lama 4 (empat) tahun; b. Program Strata II (S-2) paling lama 2 (dua) tahun; c. Program Strata III (S-3) paling lama 4 (empat) tahun; 16. Jangka waktu pelaksanaan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada angka 15, masing-masing dapat diperpanjang paling lama 1 tahun (2 semester) atas persetujuan sponsor dan/atau instansi. 17. Bagi PNS yang belum dapat menyelesaikan tugas belajar setelah diberikan perpanjangan waktu 1 tahun sebagaimana dimaksud pada angka 16, dapat diberikan perpanjangan kembali paling lama 1 (satu) tahun, dengan perubahan status menjadi izin belajar dan tetap dapat meninggalkan tugasnya sebagaimana berlaku bagi tugas belajar. 18. Jangka waktu pemberian bantuan beasiswa adalah selama jangka waktu pelaksanaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada angka 15. 19. Bagi calon peserta telah mengabdikan diri minimal 3 (tiga) tahun, khusus dosen minimal 1 (satu) tahun setelah lulus pendidikan terakhir. 20. Peserta tugas belajar tidak berhak menuntut penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi, kecuali terdapat formasi. 21. Untuk angka 17 Ketentuan Pemberian Izin Belajar bagi SDM Kesehatan yang bekerja di Unit Pusat dan UPTnya diatur dalam ketetapan tersendiri oleh Kementerian Kesehatan cq. Biro Kepegawaian Setjen Kementerian Kesehatan, untuk PNS yang bekerja di Provinsi/Kabupaten/Kota tetap mengikuti ketentuan Pemerintah Daerah masing-masing. 22. Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas belajar wajib membuat laporan kepada pimpinan instansi pemberi tugas belajar dan pemberi bantuan beasiswa, sebagai berikut : a. Laporan kemajuan pendidikan yang sedang dijalani, paling kurang 6 (enam) bulan sekali/per semester; b. Laporan hasil pelaksanaan tugas belajar, pada akhir melaksanakan penugasan. 23. Sehat jasmani dan rohani serta bebas narkoba yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah. 24. Memenuhi persyaratan/ketentuan yang ditetapkan oleh institusi pendidikan. 25. Tidak pernah gagal dalam tugas belajar sebelumnya yang disebabkan oleh kelalaiannya dan atau dibatalkan mengikuti tugas belajar karena kesalahannya. 26. Tidak memperoleh tunjangan struktural/fungsional dan penghasilan lainnya. 27. Ijin dari suami/istri bagi yang sudah menikah.

C.

PROSEDUR PEMBERIAN TUGAS BELAJAR 1. Dokumen Seleksi Administrasi (Sumber Dana DIPA Pustanserdik) Untuk keperluan seleksi administrasi, masing-masing Unit Utama dan Dinas Kesehatan Provinsi mengirimkan rekapituasi calon peserta beserta dokumen masing-masing 1 (satu) berkas untuk S-1 (map warna biru), S-2 (map warna kuning), S-3 (map warna merah), dengan dokumen sebagai berikut : a. Fotocopy SK CPNS dan SK pengangkatan PNS b. Fotocopy SK Jabatan terakhir bagi PNS yang menduduki jabatan Fungsional/Struktural. c. Fotocopy DP3 1 tahun terakhir dengan setiap unsur sekurang-kurangnya baik d. Fotocopy ijazah dan transkrip nilai terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. e. Mengisi biodata peserta tugas belajar (Lampiran 2) f. Surat ijin mengikuti seleksi administrasi tugas belajar dari masing-masing Sekretaris Unit Utama (peserta pusat) dan Kepala SKPD setempat (peserta daerah). g. Surat pernyataan dari Kepala SKPD bahwa calon tidak sedang menjalani pemeriksaan atau sedang menjalani hukuman disiplin (khusus peserta daerah, dikirimkan setelah yang bersangkutan ditetapkan sebagai peserta tugas belajar). h. Surat Ijin dari suami/istri bagi yang sudah menikah. i. Surat pernyataan bersedia melepaskan jabatan struktural/fungsional bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional. j. Surat pernyataan tidak sedang melaksanakan pendidikan dan pelatihan penjenjangan k. Surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari dokter pemerintah l. Surat Keterangan dari Pimpinan unit kerja mengenai bidang studi/peminatan yang akan diambil relevan dengan bidang tugasnya dan disesuaikan dengan perencanaan tugas belajar. m. Surat pernyataan dari atasan calon tidak pernah gagal dalam tugas belajar sebelumnya yang disebabkan oleh kelalaiannya dan atau dibatalkan mengikuti tugas belajar karena kesalahannya. n. Surat Pernyataan wajib bekerja kembali untuk negara setelah selesai mengikuti pendidikan pada unit kerja pada instansi tempat pegawai bersangkutan bekerja semula, dengan ketentuan 2N (N = masa tugas belajar), di atas materai Rp.6.000. o. Surat pernyataan tidak akan pindah program studi/peminatan dan institusi pendidikan lain sesuai dengan pengajuan seleksi administrasi/berdasarkan usulan unit eselon I dan Dinas Kesehatan Provinsi masing-masing calon peserta, di atas materai Rp.6.000. p. Calon peserta yang mengikuti seleksi akademik adalah yang dinyatakan lulus seleksi administrasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi bagi calon peserta daerah dan Unit Eselon I bagi calon peserta Pusat dan UPT-nya, serta dinyatakan lulus seleksi administrasi oleh Tim Pengelola Program Tugas Belajar SDM Kesehatan.

q. Bagi calon peserta yang lulus seleksi administrasi dan akademik melampirkan : 1) Surat keterangan lulus seleksi akademik dari institusi pendidikan bagi yang telah lulus akademik 2) Surat Keputusan/Keterangan mengikuti Tugas Belajar dari BKD yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang (Peserta Daerah) bagi yang lulus seleksi administrasi dan akademik 3) Membuat surat pernyataan bersedia menanggung biaya pendidikan tugas belajar di luar komponen biaya yang dibayarkan dari DIPA penyandang dana. (Lampiran 3) 4) Surat pernyataan rencana penugasan kembali yang dibuat oleh satuan kerja diatas materai Rp 6.000,Seluruh dokumen (sumber dana DIPA Pustanserdik SDM Kesehatan tersebut di atas, segera dikirimkan ke : KEPALA PUSAT STANDARDISASI, SERTIFIKASI DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN c.q. BIDANG PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN JL.HANG JEBAT III BLOK F3 KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN 12120 (MELALUI UNIT ESELON I ATAU DINAS KESEHATAN PROVINSI MASING-MASING) 2. Penetapan Peserta Tugas Belajar : a. Penetapan peserta tugas belajar SDM Kesehatan dengan sumber dana DIPA Pustanserdik SDM Kesehatan dan DIPA Poltekkes Kemenkes akan dilakukan secara bersama dengan Unit Utama dan Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan hasil seleksi akademik. b. Keputusan Penetapan peserta tugas belajar SDM Kesehatan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan atas nama Menteri Kesehatan RI. c. Peserta tugas belajar SDM Kesehatan dari Unit Utama dan UPT-nya yang dibiayai dari sumber dana di luar pendanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a, persyaratan administrasi mengacu pada Surat Edaran ini. D. MONITORING DAN EVALUASI Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilaksanakan oleh penyandang dana dan unit pengusul, baik di pusat maupun daerah yang disesuaikan kebijakan masingmasing. Hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, meliputi : 1. Sasaran Monitoring dan Evaluasi (Monev) a. Pengelola ketenagaan di Dinkes Provinsi/Unit Utama b. Institusi Pendidikan Penyelenggara Tubel c. Peserta Program Pendidikan Tubel

2. Aspek Monev a. Verifikasi data peserta lama, baru dan selesai tubel b. Verifikasi bukti pembayaran terkait dengan pengelolaan keuangan c. Laporan perkembangan mahasiswa (KHS) d. Pendayagunaan Pasca Pendidikan 3. Waktu Monev Dilaksanakan sekurang-kurangnya satu atau paling banyak dua kali dalam setahun,dan atau disesuaikan dengan kebutuhan. E. PEMBIAYAAN 1. Sumber Dana : SUMBER DANA DIPA PUSTANSERDIK DIPA POLTEKKES 2. Komponen biaya : Komponen bantuan beasiswa pendidikan bagi peserta tugas belajar SDM Kesehatan, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 dan ketentuan lain yang berlaku. Komponen bantuan beasiswa pendidikan terdiri dari : a. Bantuan Biaya Hidup dan Operasional b. Uang Buku dan Referensi c. Biaya Untuk Pendidikan terdiri dari SPP, Matrikulasi dan Praktek (dibuktikan dengan SK Rektor) d. Biaya Riset secara at cost dengan melampirkan TOR/Proposal yang sudah disahkan oleh Dosen pembimbing, RAB dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) e. Transport keberangkatan dan kepulangan secara at cost dan uang harian. 3. Jenis pendanaan : a. Biaya penuh, diberikan selama peserta tubel mengikuti proses pendidikan sejak semester awal hingga akhir, sesuai dengan batas masa studi maksimal. b. Biaya parsial, diberikan kepada mereka yang sedang mengikuti proses pendidikan (maksimal semester III bulan September 2013) dan belum memperoleh dana. Dana tubel yang diberikan adalah dana lanjutan selama peserta tugas belajar masih dalam proses belajar mengajar yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Institusi Pendidikan, dan bagi peserta yang diusulkan maka semua ketentuan tetap mengacu dalam Surat Edaran ini. Peserta yang mengikuti pendidikan tahun 2013 sudah dalam penyusunan skripsi/thesis tidak diberikan bantuan beasiswa. S1 v v S2 v v S3 v v KET

F.

KETENTUAN TAMBAHAN 1. Daftar nama calon peserta yang diusulkan oleh Unit Utama/Dinas Kesehatan provinsi kepada Pustanserdik SDM Kesehatan sudah disusun berdasarkan prioritas/ranking pada saat seleksi administrasi masing-masing Unit Utama/Dinas Kesehatan Provinsi (Lampiran 4) 2. Dalam hal tertentu, Tim Pengelola Tugas Belajar SDM Kesehatan di Lingkungan Kemenkes dapat menentukan kebijakan khusus bagi calon peserta tubel sesuai dengan kebutuhan program. 3. Setelah ditetapkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penunjukkan SDM Kesehatan untuk mengikuti Tugas Belajar program S-1, S-2 dan S-3 dalam negeri tidak diperkenankan pindah peminatan dan pindah institusi pendidikan. 4. Untuk informasi lebih lanjut terkait proses seleksi dan sumber dana : a. DIPA Pustanserdik SDM Kesehatan, agar menghubungi Pusat Standarisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan, melalui contact person: Bidang Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Pustanserdik SDM Kesehatan Telpon : 021 70724502 / 021 7245517 Ext. 4045 Email : rekrut_tubelsdmk@yahoo.com. b. DIPA Poltekkes Kemenkes, pada Poltekkes Kemenkes setempat.

Anda mungkin juga menyukai