Anda di halaman 1dari 2

Nama NIM Makul

: Willy Dimas Saputra : 121.33.1020 : Agama Islam RINGKASAN PERNIKAHAN DINI MENURUT PANDANGAN ISLAM

A. Hukum Menikah dan Menikah Dini Menikah hukum asalnya adalah sunah (mandub). Namun dapat berubah menjadi wajib atau haram, tergantung keadaan orang yang melaksanakan hukum nikah. 1. Wajib : Jika seseorang tidak dapat menjaga kesucian (iffah) dan akhlaknya kecuali dengan menikah. 2. Haram : pernikahan untuk menyakiti isteri, atau pernikahan yang akan membahayakan agama isteri/suami. Adapun menikah dini hukumnya menurut syara' adalah sunnah (mandub). (Taqiyuddin an Nabhani, 1990, An Nizham Al Ijtimai fi Al Islam, hal. 101). B. Hukum yang Bertalian dengan Menikah Dini Kesiapan nikah dalam tinjaun fiqih diukur dengan 3 hal : 1. kesiapan ilmu yaitu kesiapan pemahaman hukum-hukum fiqih yang berkaitan dengan urusan pernikahan, baik hukum sebelum menikah, seperti hukum khitbah (melamar), pada saat nikah, seperti syarat dan rukun aqad nikah, maupun sesudah nikah, seperti hukum nafkah, thalak, dan ruju. 2. kesiapan materi/harta yaitu harta sebagai mahar (mas kawin) dan harta sebagai nafkah. 3. kesiapan fisik/kesehatan khususnya bagi laki-laki yaitu mampu menjalani tugasnya sebagai laki-laki, tidak impoten. Hukum menikah dini bagi mahasiswa : 1. Sunnah bagi mahasiswa yang masih dapat mengendalikan diri, selama dia masih dapat memelihara kesucian jiwa dan akhlaqnya, dan tidak sampai terperosok kepada yang haram meskipun tidak menikah. 2. Wajib

bagi mahasiswa yang tidak dapat lagi mengendalikan diri, yaitu jika tidak segera menikah maka dia akan terjerumus kepada perbuatan maksiat, seperti zina. Menikah dini dalam dua keadaan tersebut mensyaratakan adanya kesiapan ilmu, harta (nafkah), dan fisik, di samping mensyaratkan tetap adanya kemampuan melaksanakan kewajiban kuliah (menuntut ilmu). C. Kewajiban Menjaga Pergaulan Pria-Wanita Untuk Menjaga Kesucian Jiwa (Iffah) Syariat Islam sebenarnya telah secara preventif menetapkan hukum-hukum yang jika dilaksanakan, kesucian jiwa dan akhlaq akan terjaga, dan para pemuda terhindar dari kemungkinan berbuat dosa, seperti pacaran dan zina. Berikut ini beberapa hukum tersebut : 1. Islam telah memerintahkan baik kepada laki-laki maupun wanita agar menundukkan pandangannya serta memelihara kemaluannya. 2. Islam telah memerintahkan kaum laki-laki maupun kaum wanita agar menjauhi perkaraperkara yang syubhat 3. Bagi mereka yang tidak mungkin melakukan pernikahan disebabkan oleh keadaan tertentu, hendaknya memiliki sifat 'iffah, dan mampu mengendalikan nafsu 4. Islam melarang kaum laki-laki dan wanita satu sama lain melakukan khalwat. khalwat adalah berkumpulnya seorang laki-laki dan seorang wanita di suatu tempat yang tidak memberikan kemungkinan seorang pun untuk masuk tempat itu kecuali dengan izin kedua orang tadi, seperti misalnya berkumpul di rumah, atau tempat yang sunyi yang jauh dari jalan dan orang-orang. 5. Islam melarang kaum wanita melakukan tabarruj (menampakkan perhiasannya). 6. Islam memerintahkan kepada kaum wanita untuk mengenakan pakaian sempurna, yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya. 7. Islam melarang seorang wanita melakukan safar (perjalanan) dari suatu tempat ke tempat lain selama perjalanan sehari semalam, kecuali apabila disertai dengan mahramnya. 8. Islam sangat menjaga agar dalam kehidupan khusus hendaknya jamaah kaum wanita terpisah (infishal) dari jamaah kaum pria 9. Islam sangat menjaga agar hubungan kerjasama antara pria dan wanita hendaknya bersifat umum dalam urusan muamalah, bukan hubungan yang bersifat khusus seperti saling mengunjungi antara wanita dengan pria yang bukan mahramnya, atau jalan jalan bersama.

Anda mungkin juga menyukai